Pemberdayaan Relawan Dalam Upaya Penganggulangan Kekerasan Terhadap Anak di Pimpinan Cabang Aisyiyah Kraton Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak mempunyai hak yang bersifat asasi sebagaimana yang dimiliki

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa transisi dari akhir masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Prodikmas Hasil Pengabdian Masyarakat ISSN: Vol. 1 No. 2 Juli 2017 e-issn:

Banyak orangtua menganggap kekerasan pada anak adalah hal yang wajar. Mereka beranggapan kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak.

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekerasan seksual anak (KSA) adalah masalah kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya menikah. Pada hakikatnya pernikahan adalah ikatan yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kasus-kasus kekerasan terhadap anak akhir-akhir ini menunjukkan adanya

PEMBENTUKAN KELOMPOK PENDUKUNG AIR SUSU IBU (ASI) MUHAMMADIYAH KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan dari kekerasan dan diskriminatif. Sebaliknya, mereka bukanlah. manusiawi dari pihak siapapun atau pihak manapun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. kekerasan dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Survei tahun 2009 di Provinsi

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

A. Judul. B. Analisis Situasi

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

Wajib Lapor Tindak KDRT 1

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

BAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada setiap pasangan. Tak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak

Harkristuti Harkrisnowo KepalaBPSDM Kementerian Hukum & HAM PUSANEV_BPHN

BAB 1 PENDAHULUAN. Mendengar terjadinya sebuah kekerasan dalam kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. dan diantaranya adalah tindak kekerasan dan pelecehan seksual yang mengarah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat

Perlakuan Salah Pada Anak (Child Abuse)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini merupakan masalah sensitif yang menyangkut masalah-masalah

BAB III PENUTUP. kesimpulan sebagai jawaban permasalahan sebagai berikut : a. Aspek Yuridis, dengan memberikan fasilitas dengan lawyer baik dalam

PEKERJA KEMANUSIAAN: SITUASI SULIT & TANTANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa di sekitarnya. Ironisnya kasus kekerasan seksual sulit diidentifikasi karena

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kejahatan yang semakin marak terjadi di kalangan masyarakat, dimana

2015 PENGARUH PROGRAM BIMBINGAN INDIVIDUA TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

ROMANTISME PADA WANITA KORBAN KEKERASAN SEKSUAL PADA MASA KANAK- KANAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KEKERASAN IBU PADA ANAK USIA 6-10 TAHUN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pembahasan mengenai anak merupakan suatu kajian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

DINAMIKA KONSEP DIRI PADA NARAPIDANA MENJELANG BEBAS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kalangan pakar pakar ilmu pengetahuan, ilmu hukum, dan juga ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Venny Risca Ardiyantini

BAB I PENGANTAR. A. Latar belakang. Negara Indonesia adalah Negara yang menjunjung tinggi penegakan hukum

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama beberapa tahun terakhir Bangsa Indonesia banyak menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan terhadap anak merupakan tanggung jawab orang tua, keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan mereka telah dilukai dengan senjata. Guru-guru banyak mengatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa di masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan

Kata kunci: kekerasan seksual, CSA, tingkat pengetahuan, orang tua, media massa, sekolah dasar

5 Penyuluhan Hukum Penyelesaian Masalah Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di Desa Kamal Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember

BAB I PENDAHULUAN. dan menyenangkan bagi anggota keluarga, di sanalah mereka saling

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah-masalah ini akan mendorong tumbuh dan berkembangnya fisik, mental,

Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan. Namun, sangat disayangkan akhir-akhir ini berbagai fenomena

BAB III GAMBARAN UMUM PENANGGANAN PERLINDUNGAN PELAKU ANAK DI PPT SERUNI SEMARANG. A. Gambaran Umum PPT Seruni Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 dan telah diratifikasi oleh Indonesia pada tahun 1990.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu yang berkeluarga mendambakan kehidupan yang harmonis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Meningkatnya tingkat kekerasan seksual terhadap anak di Kota Bekasi pada

STRATEGI KOPING ANAK DALAM PENGATASAN STRES PASCA TRAUMA AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA

BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan terbagi menjadi laki-laki dan perempuan. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan hanyalah fisiknya dan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tindakan kekerasan merupakan tindakan yang. melanggar hak asasi manusia dan di Indonesia kejadian

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran Kepuasan..., Dini Nurul Syakbani, F.PSI UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. keperluan materil anak, pemberi kasih sayang dan bertanggung jawab

Sekolah Petra (Penanganan Trauma) Bagi Anak Korban Bencana Alam

PROGRAM PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN CALON GURU. Wita Setianingsih Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI KELURAHAN SADAR BENCANA (KELURAHAN BANJAR-SERASAN KEC.PONTIANAK TIMUR)

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan fisik dan juga kelainan fisik yang sering disebut tunadaksa.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Transkripsi:

Pemberdayaan Relawan Dalam Upaya Penganggulangan Kekerasan Terhadap Anak di Pimpinan Cabang Aisyiyah Kraton Yogyakarta Triani Marwati* Rochana Ruliyandri Solikhah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Kekerasan anak di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Tahun 2011 terjadi 2178 kasus kekerasan, 2012 ada 3512 kasus, 2013 ada 4311 kasus, 2014 ada 5066 kasus (KPAI, 2015).Hal ini terjadi salah satunya karena dari sisi kelembagaan gerakan perlindungan anak belum berjalan optimal karena pemahaman akan pentingnya perlindungan anak dari para pemangku kepentingan (stakeholder), baik dari para pengambil kebijakan, penyelenggara, dan masyarakat, masih terbatas. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini membentuk kelompok relawan perlindungan kepada anak dari ibu-ibu pengurus PCA Kraton sehingga relawan tersebut dapat mengkampanyekan tentang perlindungan anak kepada orangtua maupun kepada masyarakat umum dan meningkatkan pemahaman dan kemampuan relawan mempraktekkan ilmu terkait hak-hak anak. Materi yang disampaikan antara lain dampak kekerasan terhadap anak, mengenali tanda-tanda kekerasan terhadap anak, ketahanan keluarga dengan konsep keluarga sakinah, paralegal, parenting orang tua & anak korban kejahatan seksual, prinsip dasar dalam kerja pendampingan anak korban kekerasan & kode etik, prinsip dasar dalam kerja pendampingan anak korban, faktor resiko dan penyebab kekerasan, peran keluarga untuk pencegahan, langkah-langkah pendampingan terhadap kekerasan anak, pertolongan pertama psikologis dan alur layanan pendampingan anak korban kekerasan melalui power point dan modul pelatihan. Metode pelaksanaan kegiatan ini menggunakan TOT atau training relawan perlindungan anak di wilayah PCA Kraton. Pelatihan pemberdayaan relawan dalam upaya penanggulangan kekerasan terhadap anak di Pimpinan Cabang Aisyiyah Kraton Yogyakarta mampu meningkatkan dan kemampuan relawan mempraktekan ilmu terkait hak-hak anak. Hal ini dibuktikan setelah dilakukan ToT terbentuk relawan perlindungan anak yang dinama GACA (Gerakan Aisyiyah Cinta Anak) terdiri dari berbagai unsur majelis seperti majelis hukum dan HAM, majelis soial, majelis tableq, majelis dikdasmen, majelis kebudayaan dll serta telah menetapkan program kerja. Kata Kunci: penanggulangan kekerasan, anak korban kekerasan Pendahuluan Kekerasan anak di Indonesia yang semakin meningkat setiap tahunnya, yaitu dari tahun 2011 terjadi 2178 dan tahun 2014 ada 5066 kasus (KPAI, 2015). Dari sejumlah kasus tersebut, kasus tertinggi yaitu anak berhadapan dengan hukum dengan 6006 kasus, Hal tersebut sangan memprihatinkan bagi semua pihak. Dimana perlu diketahui pula bahwa fokus kekerasan anak itu ada 3 yaitu : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Tindakan kekerasan tersebut dapat menimbulkan dampak baik fisik maupun psikologis. Dampak fisik seperti perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, anak menderita patah tulang, lebam, sampai cacat permanen. Dampak secara psikologis anak bisa menderita ketakutan, kemarahan, sedih, merasa bersalah, malu, bingung, hilangnya percaya diri dan atau penderitaan psikis berat bahkan berontak pada seorang anak, serta penghindaran terhadap lingkungan sosial. * Penulis Korespondensi : triyani.marwati@ikm.uad.ac.id 24

Dampak jangka panjang yang dapat dialami anak yang mendapat kekerasan adalah akan munculnya perasaan malu/menyalahkan diri sendiri, cemas atau depresi, kehilangan minat untuk bersekolah, stres pasca-trauma seperti terus-menerus memikirkan peristiwa traumatis yang dialaminya, dan dapat pula tumbuh sebagai anak yang mengisolasi diri sendiri dari lingkungan di sekitarnya. Trauma mendalam akan dialami oleh anak kurban kekerasan dan kejahatan seksual sepanjang hidupnya. Bahkan banyak kasus menunjukkan para korban kekerasan seksual pada usia anak mengalami perkembangan penyimpangan seksual pada usia dewasanya, dan itu sangat sulit untuk disembuhkan. Kondisi tersebut jelas sangat memprihatinkan dan memerlukan tindakan pencegahan untuk terjadinya korban berikutnya yang melibatkan berbagai pihak. Pemerintah memang harus mengambil bagian utama dari usaha pencegahan itu, baik melalui rumusan kebijakan yang memihak maupun programprogram operasional yang aplikabel. Di samping itu berbagai organisasi kemasyarakatan juga harus terlibat secara serius dalam usahanya mengantisipasi terjadinya lagi tindak kekerasan dan kejahatan seksual terhadap anak. Gerakan perlindungan anak berbasis masyarakat yang ditujukan untuk membekali kader sebagai relawan dengan pemahaman dan skill dasar untuk melakukan perlindungan terhadap hak-hak anak, pencegahan dan identifikasi kekerasan dan melakukan fasilitator awal terhadap kasus-kasus kekerasan terhadap anak. Gerakan sosial ini secara spesifik berfokus pada penyelesaian masalah tersebut. Dari sisi kelembagaan gerakan perlindungan anak belum berjalan optimal karena pemahaman akan pentingnya perlindungan anak dari para pemangku kepentingan (stakeholder), baik dari para pengambil kebijakan, penyelenggara, dan masyarakat, masih terbatas. Padahal peranan stakeholder akan sangat penting. Rendahnya komitmen terhadap perlindungan kepada anak tersebut menyebabkan kurang aktifnya masyarakat juga. Di wilayah PCA Kraton juga masih sedikit relawan yang berkomitmen tinggi dalam membantu dalam penyelesaian kekerasan pada anak, sehingga jika terdapat kasus kekerasan anak masih kurang pendampingan. Berdasarkan permasalahan ini maka penting sekali dilakukan suatu pemberdayaan ibu-ibu menjadi relawan dalam upaya penanggulangan kekerasan agar memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat mengarahkan pada perilaku yang dapat membantu mencegah terjadinya kekerasan terutama pada anak. Pengabdian masyarakat dilakukan dengan pemberian penyuluhan dan praktek. Metode Pelaksanaan Materi yang disampaikan antara lain dampak kekerasan terhadap anak, mengenali tanda-tanda kekerasan terhadap anak, ketahanan keluarga dengan konsep keluarga sakinah, paralegal, parenting orang tua & anak korban kejahatan seksual, prinsip dasar dalam kerja pendampingan anak korban kekerasan & kode etik, prinsip dasar dalam kerja pendampingan anak korban, faktor resiko & penyebab kekerasan, peran keluarga untuk pencegahan, langkah-langkah pendampingan terhadap kekerasan anak, pertolongan pertama psikologis dan alur layanan pendampingan anak korban kekerasan melalui power point dan modul pelatihan. Metode pelaksanaan kegiatan ini menggunakan TOT atau training relawan perlindungan anak di wilayah PCA Kraton. Hasil dan Pembahasan Luaran yang akan dihasilkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah pengetahuan dan kemampuan warga, khususnya ibu-ibu pengurus PCA Kraton dalam mengkampanyekan tentang perlindungan anak kepada orangtua maupun kepada masyarakat umum dan meningkatkan 25

pemahaman dan kemampuan relawan mempraktekkan ilmu terkait hak-hak anak. Secara rinci, kegiatan penyuluhan ini telah dilaksanakan dengan baik dan lancar dalam tiga kali pertemuan. Kegiatan tersebut diikuti sekitar 25 peserta dalam bentuk TOT dikantor PCA Kraton. Berikut rincian hasil pelaksanaan penyuluhan pada pertemuan 1, 2dan 3. Pertemuan pertama telah dilaksanakan pada Sabtu tanggal 20 Januari 2018 betempat dikantor PCA Kraton. Dalam pertemuan pertama ini, peserta diingatkan mengenai dampak kekerasan terhadap anak, mengenali tanda-tanda kekerasan terhadap anakdan ketahanan keluarga dengan konsep keluarga sakinah. Dalam pertemuan pertama ini juga dilakukan diskusi dimana peserta banyak bertanya mengenai bagaimana cara mudah mengenali tanda-tanda kekerasan terhadap anak (Gambar 1). Dalam hal ini tim pengabdi menjelaskan secara rinci mengenai tanda-tandanya dan cara berkomunikasi dengan anak. Pengenalan tindak kekerasan seksual pada anak dan cara berkomunikasi yang mudah dengan anak ini di jelaskan dengan sangat jelas oleh Dr. Triani Marwati, S.E., AK., CA., M. Kes. Materi yang disampaikan sesuai dengan hasil penelitian Noviana (2015) bahwa kekerasan seksual akan menimbulkan dampak trauma akibat kekerasan seksual yang dialami oleh anak-anak, antara lain: pengkhianatan atau hilangnya kepercayaan anak terhadap orang dewasa (betrayal); trauma secara seksual (traumatic sexualization); merasa tidak berdaya (powerlessness); dan stigma (stigmatization). Secara fisik memang mungkin tidak ada hal yang harus dipermasalahkan pada anak yang menjadi korban kekerasan seksual, tapi secara psikis bisa menimbulkan ketagihan, trauma, bahkan pelampiasan dendam. Bila tidak ditangani serius, kekerasan seksual terhadap anak dapat menimbulkan dampak sosial yang luas di masyarakat. Dimana orangtua memegang peranan penting dalam menjaga anak-anak dari ancaman kekerasan seksual. Selain itu hasil penelitian Mutiah (2015), menemukan bahsa dampak kekerasan terhadap anak menimbulkan damak secara psikologis bagi anak yaitu harga diri dan agresitivitas. Gambar 1. Kegiatan diskusi ke-1 26

Pertemuan kedua dilaksanakan pada Minggu tanggal 21 Januari 2018 yang juga dilaksanakan di Kantor PCA Kraton (Gambar 2). Pada pertemuan kedua ini dilanjutkan penyuluhan dengan memunculkan beberapa topik. Diantaranya adalah topik mengenai Paralegal, Parenting orang tua & anak korban kejahatan seksual dan Prinsip dasar dalam kerja pendampingan anak korban kekerasan dan Kode etik. Dalam topik ini pemberi materi adalah Puji Utami, SH.. Dalam topik ini dibahas dengan jelas mengenai pendampingan hukum terhadap anak korban kekerasan. Dalam diskusi ini, warga banyak bertanya mengenai bagaiamana cara memberikan perlindungan hukum terhadap anak korban kekerasan bagi pendamping yang pengetahuannya minim hukum. Tim pengabdi kemudian memberikan jawaban dan keterangan lengkap mengenai cara pendampingan hukum yang tepat. Materi yang disampaikan sesuai dengan hasil penelitian Ristianto (2010), bahwa kekerasan terhadap anak dalam keluarga apapun bentuk dan alasan-alasannya adalah sesuatu yang dilarang dan bertentangan dengan hokum dalam perspektif undang-undang Perlindungan Anak, akrena merupakan salah satu tindakan yang melanggar HAM. Gambar 2. Kegiatan diskusi ke-2 Pada pertemuan kedua, selain topik paralegal, dibahas pula mengenai bagaimana melakukan Parenting orangtua& anak korban kejahatan seksual dan Prinsip dasar dalam kerja pendampingan anak korban. Dalam hal ini dimaksudkan agar orang tua mampu memberikan komunikasi yang baik. Pemberian materi ini disampaikan oleh Dr. Tri Sunarsih, SST., M. Kes.. Pada pertemuan kedua ini warga juga memberikan sambutan yang baik dan masih antusias dalam bertanya mengenai topik-topik yang berkaitan. Materi yang disampaikan didukung oleh hasil penelitian Mutiah (2015) bahwa kepribadian dan parenting practices memberikan sumbangan sebesar 21% terhadap kekerasan anak. Pertemuan ketiga telah dilaksanakan pada Minggu tanggal 28 Januari 2018 betempat di Kantor PCA Kraton. Dalam pertemuan ini, peserta diingatkan kembali mengenai materi-materi yang lalu oleh moderator. Dalam pertemuan ini juga dilakukan diskusi kembali dimana peserta banyak bertanya mengenai kekerasan terhadap anak. Materi pada pertemuan ketiga disampaikan oleh Rochana Ruliyandri, S.E., M. Kes. dengan beberapa materi berikut, faktor resiko & penyebab kekerasan dan peran keluarga untuk pencegahan, langkah-langkah pendampingan terhadap kekerasan anak, pertolongan pertama psikologis dan alur layanan pendampingan anak korban kekerasan. Pada pertemuan ketiga ini peserta sangat antusias dan menyambut rencana tindak lanjut kegiatan ini dengan pembangunan shelter. Materi yang disampaikan didukung oleh hasil penelitian Mutiah (2015) bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kekerasan terhadap anak, yaitu kepribadian neuroticisme dan praktek pengasuhan anak (parenting practices) sebesar 21%. 27

Dari kegiatan diskusi yang telah dilakukan pada pengabdian masyarakat tersebut, diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan peserta terkait kekerasan terhadap anak. Hal ini dibuktikan dengan peserta mampu menjawab pertanyaan dari moderator pada Minggu 28 Januari 2018 terkait materi yang telah diberikan pada Minggu 21 Januari 2018. Peserta masih merekam materi yang telah diberikan dengan baik. Ini sejalan dengan teori Edgar Dale dalam Suyono (2012) dan Daryanto (2010), bahwa diskusi memberikan kontribusi daya ingat sebanyak 50%. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Fariani A., & Ira P. (2015), bahwa menunjukkan ada perbedaan pengetahuan kader yang signifikan sebelum dan sesudah pelatihan dengan pemberian ceramah pada agen Pencegahan Primer Tindakan Kekerasan Seksual pada Anak. Selain itu peserta yang telah mendapatkan tambahan informasi dari hasil kegiatan pengabdian juga termotivasi dalam menyusun rencana tindak lanjut setelah dilakukan kegiatan pengabdian tersebut. Hal ini dibuktikan dengan rencana pembangunan shelter di Kantor PCA Kraton untuk anak korban kekerasan. Ini didukung oleh hasil penelitian Maemunah dkk (2016), bahwa terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan ibu terhadap sikap pencegahan sexual abuse pada anak usia 3-6 tahun. Dilakukannya kegiatan pengabdian tersebut juga diharapkan mampu mempraktekan ilmu terkait hak-hak anak. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Saputri (2017), bahwa pengetahuan tentang kekerasan pada anak sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap perkembangannya baik psikis maupun fisik. Kesimpulan Melalui kegiatan ini diharapkan terbentuknya relawan-relawan perlindungan anak yang berasal dari Aisyiyah yang siap terjun dilapangan apabila terjadi potensi maupun kasus yang terkait dengan perlindungan anak, disamping itu juga kegiatan ini mampu menekan atau mengurangi kejadian kekerasan terhadap anak sehingga kedepannya Asiyiyah sebagai suatu organisasi perempuan berkemajuan mampu berpartisipasi dan berkiprah terhadap masalah kekerasan terhadap anak. Hal ini dibuktikan setelah dilakukan ToT terbentuk relawan perlindungan anak yang dinama GACA (Gerakan Aisyiyah Cinta Anak) terdiri dari berbagai unsur majelis seperti majelis hukum dan HAM, majelis soial, majelis tableq, majelis dikdasmen, majelis kebudayaan dll serta telah menetapkan program kerja dan tupoksi untuk relawan dalam pendirian shelter. Referensi Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap Anak, Nuansa Cendekia, Bandung, 2012, hal. 47. "Child Abuse and Neglect Statistics". National Committee to Prevent Child Abuse. 1998.Diarsipkan dari versi asli tanggal 1998-05-15. Anisa Fariani A. & Ira P. 2015. Kader Posyandu sebagai Agen Pencegahan Primer Tindakan Kekerasan Seksual pada Anak. Yogyakarta : GADJAH MADA JOURNAL OF PROFESSIONAL PSYCHOLOGY VOLUME 1, NO. 2. Anonymous. 2009. Dampak negative kekerasan terhadap anak. https://fadec.wordpress.com/2009/07/29/dampak-negatif-kekerasan-terhadap anak/.diakses tanggal 10 Oktober 2017. Anonymous.https://id.wikipedia.org/wiki/Kekerasan_terhadap_anak. diakses tanggal 9 Oktober 2017 Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Perencannya sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta. Gava Medika Maemunah, N., Atti Y., &Eko P. 2016. Hubungan Pengetahuan Ibu terhadap Sikap Pencegahan Sexual Abuse Pada Anak 3-6 Tahun. Malang: STIKes Universitas Tribuana Tungga Dewi. P- ISSN: 2086-3071, E-ISSN: 2443-0900. Volume 7, Nomor 2, Mutiah, D. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekerasan Terhadap Anak. Medan : USU Press (Prosiding Seminar Nasional Kesehatan Mental dan Prespektif Kultural). Noviana, Ivo. 2015. Kekerasan Seksual Terhadap Anak : Dampak Dan Penanganannya. Jakarta: Pusat 28

Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Kementrian Sosial RI. Volume 1. No 1. Pasalbessy, J. D. 2010. Dampak Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak Serta Solusinya. JurnalSasi Vol.16. No.3 BulanJuli - September Ristianto, E. 2010. Kekerasan Terhadap Anak Dalam Keluarga. Yogyakarta : UIN. Skripsi. Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran: Teori Konsep Dasar.Bandung.Remaja Rosdakarya Saputri, S.A. 2017. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kekerasan Pada Anak Usia 0-5 Tahun di Kelurahan Semampir RT 03 RW 05 Kota Kediri. Kediri :STIKES Ganesha Husada. JuKeVol.1 No.1. 29

Jurnal SEMAR Vol. 8 No. 1, 2019 hal. 24 21 14