Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Firm Size dan Keputusan Investasi. Terhadap Nilai Perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Keputusan Investasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

: Suriana Juniarti NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sugiharti Binastuti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian. menggunakan rasio return on asset (ROA).

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

DEWI JUNIARTI HONDRO JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Garment dan Subsektor otomotif dan Komponen tahun Metode

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan adalah Laporan Laba-Rugi, Laporan Posisi Keuangan, dan Catatan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR. Arif Siswanto ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Data Penelitian Descriptives

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI DAN ARUS KAS PENDANAAN TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ukuran perusahaan, dan good corporate governance terhadap kebijakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudah dipahami dan diinterprestasikan. Pengujian ini bertujuan untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

1 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Firm Size dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Liana Sari lianasari89@gmail.com Panubut S panubut.perbanas.id Abstract Many previous researchers have conducted research on firm value. Some of these research results show inconsistent results. This study aims to confirm how the influence of profitability, level of debt, company size and investment decisions on firm value by taking a company object with a relatively large asset value, namely the mining sector. The period used is 5 (five) years, from 2014 to 2018. The analytical test tool used is multiple linear regression. The results of statistical tests illustrate that profitability has an effect on firm value. The level of debt has no effect on firm value. Firm size has no effect on firm value. PER has an effect on firm value. At the end, the researcher suggests that the following researchers add other variables such as liquidity. Keywords: Firm Value, Profitability, Leverage, Firm Size, Investment Decision Abstrak Telah banyak peneliti terdahulu melakukan penelitian terhadap nilai perusahaan. Beberapa hasil penelitan tersebut menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan konfirmasi bagaimana pengaruh profitabilitas, tingkat utang, ukuran perusahaan serta keputusan investasi terhadap nilai perusahaan dengan mengambil objek perusahaan dengan nilai asset yang tergolong besar yakni sektor pertambangan. Periode yang digunakan adalah 5(lima) tahun yakni dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018. Alat uji analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil uji statistik menggambarkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Tingkat utang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. PER berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pada bagian akhir peneliti memberikan saran agar peneliti berikut menambahkan variable lain seperti likuiditas. Kata kunci : Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Firm Size, Keputusan Investasi

2 1. PENDAHULUAN Persaingan industri mendorong upaya manajemen untuk senantiasa melakukan terobosan dalam rangka survive maupun untuk mencapai keunggulan. Berbagai inovasi dan pengamatan atas investasi mempengaruhi nilai perusahaan, hal ini disebabkan karena pada saat melakukan investasi, maka entitas harus memastikan bahwa investasi tersebut akan memberikan return yang di ekpektasi. Begitu pula pada saat entitas menarik minat para investor maupun potensial investor. Kepada investor maupun calon investor mesti diberikan keyakinan bahwa nilai perusahaan merupakan jaminan atas investasi yang mereka lakukan. Nilai perusahaan dapat menggambarkan keadaan perusahaan. Menurut Karnadi (1993) dalam Yangs (2011:1), bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan dapat ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran di bursa, yang tercermin di listing price. Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen mengelola kekayaannya, hal ini juga dapat dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh, suatu perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan nilai perusahaannya. Peningkatan nilai perusahaan dapat terjadi apabila ada kerja sama antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder maupun stakeholder dalam membuat keputusan keuangan dengan memaksimumkan modal kerja. Peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga saham di pasar.

3 Nilai perusahaan diartikan sebagai harga yang dibayar oleh investor seandainya suatu perusahaan akan dijual. Nilai perusahaan dapat mencerminkan aset yang dimiliki seperti surat-surat berharga. Saham merupakan salah satu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan, tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh emiten. Menurut Jogiyanto (2003:88) dalam Nia Hardiyanti (2012:3) ada dua macam analisis yang digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya dari suatu saham yaitu analisis fundamental (fundamental analysis) atau analisis perusahaan (company analysis) dan analisis teknikal (technical analysis). Analisis fundamental menggunakan data fundamental, yaitu yang berasal dari laporan keuangan perusahaan sedangkan analisis teknikal menggunakan data perdagangan (misalnya: harga dan volume transaksi). Untuk analisis fundamental umumnya digunakan Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value Approach) atau Metode Kapitalisasi Laba (Capitalization of Income Methode). Present Value Approach menyatakan nilai intrinsik suatu saham adalah nilai sekarang dari penjumlahan arus kas yang diharapkan akan diterima oleh pemegang saham di masa yang akan datang. Arus kas tersebut di diskontokan dengan menggunakan tingkat biaya modal (cost of capital) yang mencerminkan tingkat resiko saham yang bersangkutan. Bagi pemegang saham, arus kas yang diterima adalah dalam bentuk dividen. Nilai intrinsik saham menunjukkan nilai sekarang dari seluruh dividen yang akan dibayar perusahaan di masa yang akan datang.

4 Menurut Weston dan Copeland (1999) dalam Nia Hardiyanti (2012:4), ada dua macam rasio penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai intrinsik suatu saham, yaitu: Price to Earning Ratio (PER), Market to Book Ratio atau disebut Price to Book Value Ratio (PBV). Price book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan ke depan. Price book value (PBV) digunakan untuk menilai harga suatu saham dengan membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku perusahaan (book value). Rasio ini menunjukkan bagaimana suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham dapat juga dipakai sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan nilai suatu saham. Investor atau calon investor akan tertarik pada tingkat keuntungan (return) yang diharapkan untuk masa-masa mendatang relatif terhadap risiko perusahaan tersebut. Yang paling menarik adalah perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan tinggi, tetapi mempunyai tingkat risiko yang rendah. Perusahaan akan tetap menarik apabila tambahan keuntungan bisa mengkompensasi tambahan risiko yang muncul. Secara umum biasanya investor bersifat tidak menyukai risiko (risk averse), sehingga faktor tingkat keuntungan dan risiko harus dipertimbangkan. Pada Oktober 2018, tiga emiten yakni PT PP Tbk, PT AKRA Tbk dan PT MNCN Tbk sahamnya pengalami kontraksi di kisaran 37% sampai 42%. Penurunan tersebut disebabkan sentimen pasar saham yang kurang mendukung

5 kinerja ketiga saham tersebut. Padahal pada semester satu di tahun 2018 unit usaha MNC Group tersebut berhasil meraih pendapatan sebesar Rp3,69 triliun atau tumbuh 2% jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp3,63 triliun. Fenomena ini menggambarkan meskipun perusahaan tersebut harga sahamnya turun, tidak menyusutkan minat investor dan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut memiliki nama brand yang besar di pasar. Sebaliknya terjadi pada perusahaan Apple yang harga sahamnya berbanding lurus dengan revenues nya. Pada perdagangan Kamis, 3 Januari 2019 diberitakan harga saham apple anjlok hingga 10 persen di pasar saham AS Wall Street, dimana hal ini sejalan dengan penurunan penjualan produk, juga pemangkasan outlook pendapatan pada kuartal satu tahun 2019. Terkoreksinya kembali harga saham apple, membuat kembali perdagangan hari tersebut menjadi perdagangan terburuk apple sejak Januari 2013 (sumber : www.ekonomi.kompas.com). Faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Bila profitabilitas perusahaan baik maka para stakeholders yang terdiri dari kreditur, supplier, dan juga investor akan melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Dengan baiknya kinerja perusahaan akan meningkatkan pula nilai perusahaan. Profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor

6 untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Selanjutnya permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan juga meningkat. Maksimalisasi kekayaan pemegang saham yang terefleksi dari keputusan keuangan dan termanifestasi melalui keputusan pembiayaan atau pendanaan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan dianggap penting karena berhubungan dengan keberlangsungan hidup maupun kesempatan berkembang bagi perusahaan. Kebijakan hutang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, perusahaan yang memiliki hutang tinggi menunjukkan struktur permodalan lebih banyak dana yang dibiayai oleh pinjaman sehingga ketergantungan perusahaan terhadap kreditur akan meningkat, sehingga apabila perusahaan memperoleh laba usaha, maka akan diserap untuk melunasi hutang dan akhirnya laba yang dibagikan kepada pemegang saham akan semakin kecil yang berakibat investor enggan membeli saham perusahaan tersebut, sehingga berakibat nilai perusahaan tersebut akan turun. Keputusan pendanaan bagi perusahaan untuk menggunakan utang (leverage) dalam membiayai investasi diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan, tentu dengan ketentuan bahwa pengelolaan utang tersebut mestilah tepat guna. Selain profitabilitas, tingkat utang dan keputusan investasi, ukuran perusahaan sering juga digunakan sebagai variabel independen terhadap nilai perusahaan.

7 Kesimpulan penelitian yang masih beragam tentang nilai perusahaan mendorong dilakukannya penelitian replikasi ini. Penelitian ini menggunakan variabel profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan keputusan investasi sebagai variable independen dan varaiabel dependennya adalah nilai perusahaan. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Signalling (Signalling Theory) Teori sinyal (signalling theory) pertama kali diperkenalkan oleh Spence 1973) yang mengemukakan bahwa laporan keuangan memberikan suatu informasi dimana pihak pengirim (pemilik informasi) berusaha memberikan potongan informasi relevan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak penerima. Pihak penerima kemudian akan menyesuaikan perilakunya sesuai dengan pemahamannya terhadap sinyal tersebut karena informasi tersebut dapat saja menyampaikan informasi positif ataupun informasi negatif. Tentunya sangat juga tergantung dari pemahaman si penerima informasi. 2.2 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan bahwa teori keagenan merupakan teori ketidaksamaan kepentingan antara

8 principal dalam hal ini para pemegang saham dan agen dalam hal ini adalah pihak penyelenggara/manjemen. Teori keagenan menganalisis kepentingan dan perilaku dari pihak yang bertindak sebagai pembuat keputusan/manajemen terhadap pihak lain yang bertindak sebagai pemberi wewenang (shareholders). 2.3. Teori Pecking Order Teori ini dikenalkan oleh Donaldson pada tahun 1961 yang menunjukkan kecenderungan perusahaan memilih pembiayaan berdasarkan hirarki sumber dana yang paling disukai. Menurut teori ini bahwa terdapat kecenderungan bahwa manajemen dalam memenuhi kebutuhan pendanaan lebih menyukai pendanaan yang tidak berisiko lebih tinggi. Dengan demikian pendanaan internal cenderung lebih diprioritaskan disbanding dengan pendanaan melalui utang. 2.4. Nilai Perusahaan Nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang diinginkan jika berdampak positif atau menguntungkan dan memudahkan pihak yang memperolehnya untuk memenuhi kepentingan-kepentingannya yang berkaitan dengan nilai tersebut. Sebaliknya, nilai merupakan sesuatu yang tidak diinginkan apabila sesuatu tersebut bersifat negatif dalam arti merugikan dan menyulitkan pihak yang memperolehnya untuk mempengaruhi kepentingan pihak tersebut.. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham dalam penelitian ini diproksikan dengan Price to Book Value ( Brigham dan Houston 2011:171)

9 2.5. Pengembangan Hipotesis Profitabilitas yang di proksikan dengan ROE (return on equity). ROE mencerminkan tingkat hasil penembalian investasi bagi pemegang saham. ROE yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi, sehingga menjadi daya tarik yang kuat bagi para pemegang saham maupun calon investor. Tingginya minat memperoleh saham akan menjadi sentimen positip bagi kenaikan harga saham. Dengan demikian patut diduga bahwa terdapat hubungan yang linier antara ROE dengan nilai saham. Semakin tingginya profitabilitas perusahaan juga akan meningkatkan laba per lembar saham (EPS atau earning per share) perusahaan. Adanya peningkatan EPS akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya dengan membeli saham perusahaan. Dari uraian diatas maka disusun hipotesis sebagai berikut: H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Utang bukanlah sesuatu yang menakutkan, sepanjang pemanfaatan / pengelolaan utang tersebut benar-benar mengikuti tata kelola yang mumpuni. Semakin tingginya rasio leverage menunjukkan semakin besarnya dana yang disediakan oleh kreditur. Hal ini dapat diartikan sebagai kesempatan berupa kepercayaan yang diberikan oleh kreditur, tapi sekaligus juga sebagai potensi beban bagi entitas yakni berupa bunga. Dari uraian diatas, maka disusun hipotesis sebagai berikut:

10 H2 : Leverage berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Semakin besar ukuran perusahaan, maka ada kecenderungan lebih banyak investor yang menaruh perhatian pada perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar cenderung memiliki kondisi yang lebih stabil. Kondisi tersebut dapat menjadi pemicu terjadi sentimen positif terhadap harga saham perusahaan di pasar modal. Investor memiliki ekspektasi yang besar terhadap perusahaan besar baik berupa kenaikan harga saham maupun dividen yang akan diterima. Dari penjelasan tersebut maka disusunlah hipotesis sebagai berikut: H3 : Firm Size berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Keputusan investasi yang dilakukan oleh manajemen merupakan sinyal bagi investor bahwa entitas tersebut sedang melakukan perluasan usaha, yang dapat pula dimaknai bahwa terjadi pertumbuhan dalam entitas tersebut. Pertumbuhan merupakan kabar baik bagi investor yang akan mendapatkan keuntungan lebih baik di masa yang akan datang. Nilai positif dari investor tersebut yang akan meningkatkan nilai perusahaan. Dari penjelasan daitas, maka disusunlah hipotesis sebagai berikut : H4 : Keputusan Investasi berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan 3. METODE PENELITIAN

11 3.1 Pemilihan dan Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diambil dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu www.idx.co.id. Penelitian melalui laporan keuangan perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar pada periode 2014-2018 yakni sebanyak 6(enam) emiten. 3.2 Pengukuran Variabel Operasional 1. Variabel Bebas (independent variable) - Profitabilitas Profitabilitas dalam penelitian ini di proksikan dalam Return on Equity (ROE). ROE merupakan tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik perusahaan. rasio yang menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri pada perusahaan tersebut. Rasio ini sangat diminati oleh investor, karena ROE merupakan indikator mengenai laba, karena semakin tinggi ROE maka semakin baik produktivitas aset dalam memperoleh laba dan tingkat pengembalian akan semakin besar, sehingga akan berdampak pada harga saham perusahaan tersebut. ROE dapat dihitung dengan menggunakan rumus : ROE = Laba bersih Ekuitas - Leverage

12 Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan untuk mengukur leverage adalah debt to equity ratio (DER), karena DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang. Penggunaan utang yang tinggi juga menimbulkan risiko financial distress, sehingga nilai perusahaan akan menurun. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Berikut merupakan formula dari rasio debt to equity ratio (DER) : DER = Total Utang x 100% Modal - Firm Size Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dinilai dengan mengkonversikan nilai total asset dalam bentuk logaritma natural, hal ini dilakukan untuk mengurangi perbedaan signifikan antara ukuran perusahaan yang terlalu besar dengan ukuran perusahaan yang terlalu kecil. Maka dari itu ukuran perusahaan dirumuskan sebagai berikut : Firm Size = Ln (Total Aktiva) - Keputusan Investasi Keputusan investasi dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan Price Earning Ratio (PER). PER mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan

13 (Jogiyanto, 2013:147). Rumus yang digunakan untuk mengukur Price Earning Ratio adalah sebagai berikut: PER = Harga saham earning per share 2. Variabel Terikat (dependent variable) Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan PBV ratio (price book value ratio). Rasio ini bertujuan untuk membandingkan antara harga saham di pasar dengan nilai buku perusahaan tersebut. Semakin rendah PBV rasionya berarti harga saham tersebut murah atau berada dibawah harga sebenarnya, namun hal itu juga dapat berarti ada sesuatu yang merupakan kesalahan mendasar pada perusahaan tersebut. Price Book Value Ratio (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai saham suatu perusahaan. Rasio ini akan mengetahui nilai intrinsik dari saham tersebut dan menggambarkan tingkat kepercayaan pasar terhadap perusahaan. Price Book Value Ratio diukur dengan rumus : PBV = Harga Saham per Lembar Saham Nilai Buku per Lembar Saham

14 3.3. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang merupakan data sekunder. Teknik analisis yang dipergunakan untuk mengolah data adalah analisis linier berganda dengan memakai software SPSS versi 23. Persamaan regresi linier berganda dengan satu variable terikat dengan 4(empat) variable bebas, dinyatakan sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Keterangan: Y ɑ : Subyek dalam variabel terikat (Nilai Perusahaan) : Konstanta b1b2b3b4 : Koefisien regresi, X1 X2 X3 X4 e : Profitabilitas : Leverage : Firm Size : PER : error HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengolahan data diperoleh sebagai berikut.

15 4.1 Analisis Statistik Deskrptif Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Y=PBV 30.22 3.38 1.0135.84306 X1=ROE 30.01.33.0968.08943 X2=DER 30.42 3.38 1.0533.73632 X3=Ln Aktiva 30 26.62 30.82 28.8406 1.25773 X4=PER 30.09 5.90 1.0626 1.14827 Valid N (listwise) 30 Sumber : SPSS 23, data diolah Dari tabel diatas diketahui bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 data. Nilai minimum yang merupakan nilai terendah untuk setiap variabel, sedangkan nilai maksimum merupakan nilaitertinggi untuk setiap variabel dalam penelitian. Nilai mean merupakan nilai rata- rata dari setiap variabel yang diteliti. Standar deviasi merupakan sebaran data yang digunakan dalam penelitian yang mencerminkan data tersebut heterogen atau homogen yang sifatnya fluktuatif. Beberapa penjelasan mengenai hasil perhitungan statistik deskriptif diuraikan sebagai berikut: 1. Return On Equity (ROE) Variabel ROE menunjukkan nilai minimum sebesar 0,01 dimiliki oleh PT Ratu Prabu Energi, Tbk pada tahun 2016 dan nilai maksimum sebesar 0,33 dimiliki oleh PT Bukit Asam, Tbk pada tahun 2017. Sementara nilai standar deviasi sebesar 0,8943 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,968

16 sehingga mengindikasikan bahwa hasil sebaran data pada variabel ROE baik karena nilai standar deviasi lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean). 2. Debt to Equity Ratio (DER) Variabel DER menunjukkan nilai minimum sebesar 0,42 dimiliki oleh PT Ratu Prabu Energi, Tbk pada tahun 2017 dan nilai maksimum sebesar 3,38 dimiliki oleh PT Citatah, Tbk pada tahun 2014. Sementara nilai standar deviasi sebesar 0,73632 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 1,0533 sehingga mengindikasikan bahwa hasil sebaran data pada variabel DER baik karena nilai standar deviasi lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean). 3. Log Natural Aktiva (Ln Aktiva) Variabel Ln Aktiva menunjukkan nilai minimum sebesar 26,62 dimiliki oleh PT Citatah, Tbk pada tahun 2014 dan nilai maksimum sebesar 30,82 dimiliki oleh PT Bukit Asam, Tbk pada tahun 2018. Sementara nilai standar deviasi sebesar 1,25773 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 28,8406 sehingga mengindikasikan bahwa hasil sebaran data pada variabel Ln Aktiva baik karena nilai standar deviasi lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean). 4. Price Equity Ratio (PER) Variabel PER menunjukkan nilai minimum sebesar 0,09 dimiliki oleh PT Ratu Prabu Energi, Tbk pada tahun 2015 dan nilai maksimum sebesar 5,90 dimiliki oleh PT Radiant Utama Interinsco, Tbk pada tahun 2014.

17 Sementara nilai standar deviasi sebesar 1,14827 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 1,0626 sehingga mengindikasikan bahwa hasil sebaran data pada variabel PER baik karena nilai standar deviasi lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean). 5. Price Book Value (PBV) Variabel PBV menunjukkan nilai minimum sebesar 0,22 dimiliki oleh PT Ratu Prabu Energi, Tbk pada tahun 2018 dan nilai maksimum sebesar 3,38 dimiliki oleh PT Bukit Asam, Tbk pada tahun 2014. Sementara nilai standar deviasi sebesar 0,84306 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 1,0135 sehingga mengindikasikan bahwa hasil sebaran data pada variabel PER baik karena nilai standar deviasi lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean). 4.2. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan uji regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan, terbebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolonieritas, gejala autokorelasi, dan gejala normalitas. 4.3. Uji Normalitas Data Distribusi data yang normal merupakan syarat dalam analisis parametik, untuk mengetahui apakah data yang diambil berdistribusi normal atau tidak maka perlu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik yaitu dengan melihat grafik

18 histogram dan dengan melihat Normal Probabilty (P-P Plot), Berikut hasil dari pengujian dan penjelasannya : Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Normality Sumber : SPSS 23, data diolah Berdasarkan tampilan histogram pada gambar di atas menunjukkan lonceng yang berarti bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki data yang terdistribusi normal dan dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya. Berdasarkan hasil grafik histogram normality gambar 4.3 dapat disimpulkan bahwa kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas, karena pada grafik histogram normality data menunjukkan distribusi normal, dan pada probability plot data menyebar disetiap garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis Grafik P-Plot. Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

19 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Berikut adalah hasil uji normalitas dengan menggunakan probability plot yang tampak pada gambar : Hasil Uji Normalitas dengan Gambar Probabilty (P-P Plot) Sumber : SPSS 23, data diolah Gambar 4.2 diatas, maka dapat disimpukan bahwa uji normalitas dengan P-P Plot diketahui bahwa titik-titik data menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebaran mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data yang diteliti dalam model regresi memenuhi syarat asumsi normalitas.

20 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 30 Normal Parameters a,b Mean.0000000 Std. Deviation.46078448 Most Extreme Differences Absolute.099 Positive.099 Negative -.087 Test Statistic.099 Asymp. Sig. (2-tailed).200 c,d a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance. Berdasarkan Tabel tersebut hasil uji Kolmogorov-Smirnov bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,99 dengan signifikasi sebesar 0,200 di mana > 0,05. Dengan demikian data terdistribusi normal. 4.4 Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Heteroskedastisitas

21 Sumber : SPSS 23, data diolah Berdasarkan Scatterplot pada gambar tersebut, terlihat bahwa titik-titik menebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta menyebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini. Sehingga model regresi layak digunakan dalam penelitian ini. 4.5 Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas adalah keadaan di mana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan cara melihat nilai Tolerance (t) dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika Tolerance > 0.1 dan VIF < 10, maka tidak terjadi Multikolinearitas pada model regresi. Hasil pengujian uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

22 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model 1 (Constant) Collinearity Statistics Tolerance VIF ROE.508 1.967 DER.523 1.913 LN AKTIVA.356 2.811 PER.796 1.257 a. Dependent Variable: Y=PBV Sumber : SPSS 23, Data diolah Tabel diatas memperlihatkan hasil pengujian multikolinieritas yang menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance < 0.10. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk Return On Equity (ROE) senilai 0,508, Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,523, Ln Aktiva senilai 0,356, Price Earning Ratio (PER) sebesar 0,796. Sedangkan untuk hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai VIF untuk Return On Equity (ROE) senilai 1,967, Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 1,913, Ln Aktiva senilai 2,811, Price Earning Ratio (PER) sebesar 1,257. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi. Sehingga penelitian dapat dilanjutkan. 4.6 Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

23 periode t1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi atau tidak terjadi autokorelasi. Cara yang digunakan adalah uji Durbin-Watson (DW test) untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, dimana uji DW hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. Dengan ketentuan jika : d <dl atau d > (4-dL) = terjadi autokorelasi. du<d<(4-du) = tidak ada autokorelasi. dl<d<du atau (4-dU)<d<(4-dL) = tidak ada kesimpulan. Berikut adalah hasil uji Autokorelasi dengan menggunakan DW : Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson 1.837 a.701.653.49628 2.377 a. Predictors: (Constant), X4=PER, X1=ROE, X2=DER, X3=LN AKTIVA b. Dependent Variable: Y=PBV Sumber : SPSS 23, Data diolah Tabel diatas memperlihatkan bahwa nilai Durbin-Watson yang dihasilkan dari model regresi adalah 2,377 selanjutnya jika dibandingkan dengan DW tabel dengan tarif signifikan 5% pada jumlah n = 30 dan jumlah independen 4 (K=4) maka diperoleh nilai dl = 1,1426 dan du = 1,7386. Karena nilai DW terletak diantara 4-dU < d < 4-dL (2,2614 < 2,377 < 2,8574) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti.

24 Untuk memberikan hasil kesimpulan yang lebih pasti, pengujian lebih lanjut untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi menggunakan metode uji run test. Berikut hasil pengujian run test : Hasil Uji Run Test Runs Test Unstandardized Residual Test Value a,01263 Cases < Test Value 15 Cases >= Test Value 15 Total Cases 30 Number of Runs 17 Z,186 Asymp. Sig. (2-tailed),853 a. Median Sumber : SPSS 23, Data diolah Berdasarkan table diatas diketahui bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0.853 lebih besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi pada model regresi ini. 4.6 Analisis Regresi Berganda Variabel independen yang diuji adalah Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Log Natural Aktiva (Ln Aktiva) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap variabel dependen yaitu Price Book Value (PBV). Berikut adalah hasil yang didapat dari tabel coefficient :

25 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) -6,498 3,556-1,827,080 1 ROE 4,966 1,445,527 3,436,002 DER,136,173,119,788,438 a. Dependent Variable: Y=PBV Sumber : SPSS 23, Data diolah Ln Aktiva,231,123,345 1,884,071 PER,199,090,271 2,214,036 Dari tabel di atas, maka dapat dibuat model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : PBV = -6,498+4,966(X1)+0,136(X2)+0,231(X3)+0,199(X4) Dijelaskan sebagai berikut: 1. Konstanta a = -6,498 Artinya nilai perusahaan (PBV) memiliki nilai -6,498 jika variabelvariabel independen ROE (X₁),DER (X₂), Ln Aktiva (X₃), PER (X₄) bernilai konstan atau 0, maka variabel dependen yaitu PBV bernilai negatif sebesar -6,498. 2. X₁ = 4,966 Nilai koefisien regresi variabel ROE (X₁) bernilai positif, yaitu 4,966. Artinya bahwa setiap penurunan ROE sebesar 1, maka PBV mengalami peningkatan sebesar 4,966. 3. X₂ = 0,136

26 Nilai koefisien regresi variabel DER (X₂) bernilai positif, yaitu 0,136. Artinya bahwa setiap penurunan DER sebesar 1, maka PBV mengalami peningkatan sebesar 0,136. 4. X₃ = 0,231 Nilai koefisien regresi variabel Ln Aktiva (X₃) bernilai positif, yaitu 0,231. Artinya bahwa setiap penurunan Ln Aktiva sebesar 1, maka PBV mengalami peningkatan sebesar 0,231. 5. X₄ = 0,199 Nilai koefisien regresi variabel PER (X₄) bernilai positif, yaitu 0,199. Artinya bahwa setiap penurunan PER sebesar 1, maka PBV mengalami peningkatan sebesar 0,199. 4.7 Uji Hipotesis Uji Koefisien Determinasi (R2) Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson 1,837 a,701,653,49628 2,377 a. Predictors: (Constant), X4=PER, X1=ROE, X2=DER, X3=Ln Aktiva b. Dependent Variable: Y=PBV Sumber : SPSS 23, Data diolah Dari tabel di atas diperoleh hasil analisis koefisien determinasi sebesar 0,653 atau 65,3%. Persentase tersebut menunjukkan bahwa pengaruh ROE, DER,

27 Ln Aktiva, dan PER terhadap PBV sebesar 65,3%, sedangkan sisanya 34,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam permasalahan penelitian ini, seperti rasio likuiditas (current ratio, quick ratio), rasio aktivitas (total asset turnover) dan masih banyak faktor lainnya. 4.8 Pembahasan Untuk mengetahui apakah variabel independen (ROE, DER, Ln Aktiva, dan PER) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (PBV) dengan menggunakan uji t. Dengan tingkat signifikasi α= 0.05/2 = 0.025 dan df = (n-k-1) dimana n = 30, k =4, maka df = 30-4-1 = 25 diperoleh t-tabel sebesar 2,059. Berdasarkan data yang diolah dalam penelitian ini, berikut hasil tabel uji signifikasi parameter individual (uji t). Hasil Uji Parsial (Uji t) Coefficients a Model 1 (Constant) Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Std. B Error Beta T Sig. Tolerance VIF -6.498 3.556-1.827.080 ROE 4.966 1.445.527 3.436.002.508 1.967 DER.136.173.119.788.438.523 1.913 LN AKTIVA.231.123.345 1.884.071.356 2.811 PER.199.090.271 2.214.036.796 1.257 a. Dependent Variable: Y=PBV Sumber : SPSS 23, Data diolah

28 Dari tabel di atas dapat dianalisis sebagai berikut : 1) Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Price Book Value (PBV) Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa variabel ROE mempunyai nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (3,436 > 2,059) dan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05) maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Jadi kesimpulannya adalah Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Price Book Value (PBV). 2) Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price Book Value (PBV) Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa variabel DER mempunyai nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel (0,788 < 2,059) dan nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (0,05 > 0,438) Ho2 diterima dan Ha2 ditolak. Jadi kesimpulannya adalah Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Price Book Value (PBV). 3) Pengaruh Log Natural (Ln Aktiva) terhadap Price Book Value (PBV) Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa variabel Ln Aktiva mempunyai nilai t-hitung kecil dari t-tabel (1,884 < 2,059) dan nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (0,05 > 0,071) Ho3 diterima dan Ha3 ditolak. Jadi kesimpulannya adalah Log Natural (Ln Aktiva) tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Price Book Value (PBV).

29 4) Pengaruh Price Equity Ratio (PER) terhadap Price Book Value (PBV) Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa variabel PER mempunyai nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (2,214 > 2,059) dan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,036 < 0,05) maka Ho4 ditolak dan Ha4 diterima. Jadi kesimpulannya adalah Price Equity Ratio (PER) memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap Price Book Value (PBV). 4.9 Uji Simultan (F) Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak. Hasil Uji Simultan (F) ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 14.454 4 3.614 14.672.000 b Residual 6.157 25.246 Total 20.612 29 a. Dependent Variable: Y=PBV b. Predictors: (Constant), X4=PER, X1=ROE, X2=DER, X3=LN AKTIVA Sumber : SPSS 23, Data diolah Berdasarkan hasil uji F pada table diatas dapat diketahui bahwa F hitung diperoleh sebesar 14,672 dengan tingkat probabilitas atau signifikasi 0.000 yang memiliki nilai lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) dengan tingkat kepercayaan signifikansi 0,05. Nilai F tabel sebesar 2,76 sehingga F hitung > F tabel (14.672 > 2.76), maka dapat disimpulkan bahwa H5 diterima artinya seluruh variabel independen

30 Profitabilitas (ROE), Leverage (DER), Firm Size (Ln Aktiva), dan Keputusan Investasi (PER) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV). SIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan ternyata bahwa Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh signifikan terhadap Price Book Value (PBV). Begitu juaga dengan variable PER berdasarkan hasil penelitian berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan variable DER dan juga ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan tahun 2014 sampai dengan 2018. Keterbatasan Penelitian Jumlah entitas di sector pertambangan yang relative sedikitberdasarkan pada pengalaman langsung peneliti dalam, membuat keleluasaan dalam mencari/menentukan besaran sampel. Selain itu dalam penelitian ini hanya memanfaatkan analisis fundamental. Saran Berdasarkan keterbatasan yang sudah diungkapkan, maka dibagian akhir peneliti memberi saran bagi peneliti berikutnya mencoba menggunakan variable likuiditas, serta memanfaatkan sebisa mungkin analisis teknikal.

31 DAFTAR PUSTAKA Brealey, R.A., Myers, S.C., dan Marcus, A.J. (2007). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Lima, Jilid Dua. Jakarta: Erlangga. Brigham, Eugene F and Joel F.Houston, (2009). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, alih bahasa Ali Akbar Yulianto, Buku satu, Edisi sepuluh, Jakarta: Salemba Empat. Fakhruddin, Hendy M. (2008). Go Public Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan. Jakarta: Penerbit Elex Media Komputindo. Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS23, Edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Halim, Abdul. (2005). Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat. Manurung, Adler Haymans. (2012). Konsep dan Empiris Teori Investasi. Jakarta : PT Adler Manurung Press. Manurung, Adler Haymans. (2015). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 2.Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Munawir. (2014). Analisa Laporan Keuangan, Edisi 15. Yogyakarta: Liberty. Samsul, (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta : Erlangga. Sawir, Agnes. (2004). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Siregar, Syofian. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif : Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Prenada Media Group. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta: Alfabeta. Tandelilin, Eduardus. (2017). Pasar Modal Manajemen Portofolio & Investasi. Yogyakarta: PT Kanisius. Zubir, Zalmi. (2011). Manajemen Portofolio: Penerapannya dalam Investasi Saham.Jakarta: Salemba Empat.

32 http://www.citatah.co.id/ https://www.elnusa.co.id/ https://www.idx.co.id/ http://www.ptba.co.id/ http://radiant.co.id/ http://www.ratuprabuenergi.com/ http://www.timah.com/v3/ina/home/ https://www.cnbcindonesia.com/market/20181001143857-17-35493/banyaksentimen-negatif-harga-3-saham-lq45-anjlok-lebih-35 https://www.cnbcindonesia.com/market/20180305142711-17-6266/laba-bersihnaik-kenapa-saham-asii-tertekan https://www.cnbcindonesia.com/market/20191108105326-17-113676/tahanekspansi-emiten-ritel-kurangi-gerai-karyawan https://www.cnbcindonesia.com/news/20180430124000-4-13006/akuisisi-tmobile-sprint-leverage-deutsche-telekom-naik https://ekonomi.bisnis.com/read/20191216/47/1181742/minat-investasi-danpembelian-properti-menurun https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/04/062646826/saham-anjlok-nilaiperusahaan-apple-jauh-dari-1-triliun-dollar-as https://keuangan.kontan.co.id/news/awal-tahun-rasio-profitabilitas-buana-financemerosot https://wartakota.tribunnews.com/2019/11/19/investor-asing-borong-saham-ihsgditutup-menguat-berikut-penjelasan-analis-saham https://www.kompasiana.com/elisamj/59ef4d565c814a6514641732/rasioprofitabilitas-dalam-analisis-fundamental-guna-pengambilan-keputusan-investasi https://www.wartaekonomi.co.id/read211603/rasio-leverage-naik-rating-soechilines-turun-jadi-b-outlook-stabil.html