ISSN (Cetak) Media Bina Ilmiah 887 ISSN (Online)

dokumen-dokumen yang mirip
JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Melalui Strategi Pembelajaran Ekspositori Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Perkembangbiakan Tumbuhan Siswa Kelas VI/A SD Negeri 20 Sabang

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

PENERAPAN METODE JIGSAW LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN SISWA KELAS V SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan perangkat pembelajaran yang dianjurkan pada lembaga

PROSIDING ISBN :

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

Oleh Ngaenah Guru SD Negeri 4 Karangpaningal

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

PROSIDING ISBN :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

OLEH : AINUR ROKHMAH NIM : P

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENERAPAN STRATEGI INJEKSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 NGUNUT TULUNGAGUNG

Ermina Sembiring Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

PENINGKATAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF COURSE REVIEW HORAY (CRH)

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Oleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Indrajaya. Staf pengajar Man 1 Mataram, Jl. Pendidikan No. 31, Dasan Agung Baru, Mataram

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan interaksi yang silih asah, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan. hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Soni

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER DALAM MENGENAL IBADAH DI BULAN RAMADAN. Nurohmah

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE PEMECAHAN MASALAH SISTEMATIS PADA KELAS V B SDN CAKRANEGARA KOTA MATARAM

Oleh: Siti Muawanah SD Negeri 2 Sumberejo, Durenan, Trenggalek

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

Penerapan Model Siklus Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Terhadap Ketercapain KKM Pada Siswa SMP Negeri 6 Kota Bima.

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Penggunan Model Pembelajaran Team Games Tournament Dan Picture And Picture

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Transkripsi:

ISSN 1978-3787 (Cetak) Media Bina Ilmiah 887 UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING DENGAN LATAR PEMBELAJARAN KOOPERATIF SISWA KELAS IX D SMP NEGERI 13 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh Baiq Selsi Rusnihati Guru di SMP Negeri 13 Mataram Abstrak Keberhasilan proses dan hasil pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah guru dan siswa. Selain menguasai materi seorang guru juga dituntut untuk menguasai strategi-strategi penyampaian materi tersebut, cara guru akan berpengaruh terhadap respon siswa dalam proses pembelajaran.. Pendidikan Kewarganegaraan menuntut siswa menunjukkan sikap yang responsif, baik, kreatif, dan bertanggung jawab, tapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan belum tercapai sebagaimana yansg diharapkan. Seringkali guru menemukan siswa tidak berani mengemukakan pendapat maupun bertanya. Dalam bekerja kelompok banyak dari anggota kelompok yang hanya mencantumkan nama saja tanpa ikut berpartisipasi dalam kelompok. Tanggungjawab siswa rendah, baik terhadap dirinya sendiri (individu) maupun terhadap kelompok. Tujuan diadakan penelitian tindakan kelas ( PTK ) ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran melalui pendekatan problem posing dengan latar pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan aktivitas siswa dalam pelajaran PKn. Penelitian tindakan ini dilakukan dalam 2 siklus. Dari hasil tindakan yang dilakukan terbukti dapat meningkatkan Aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I hanya 56, % secara klasikal dengan rata-rata 78, meningkat padasiklus II menjadi 87 % dengan rata-rata capaian individu 82, dan telah melalpaui indikator keberhasilan, begitu pula halnya dengan hasil belajar siswa dapat meningkat dan mencapai mencapai standar ideal. Dari 59 % pada Siklus l, dapat meningkat pada siklus 2 menjadi 67 % dengan rata-rata nilai 83, sehingga secara individual dan klasikal telah mencapai indikatir atau kriteria ketuntasan. Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran melalui pendekatan problem posing dengan latar pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IX D dengan ketuntasan mencapai 87 %, dengan demikian penerapan model pembelajaran melalui pendekatan problem posing dengan latar pembelajaran kooperatif efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pelajaran PKn di SMP Negeri 13 Mataram Kata Kunci : Model Pendekatan Problem Posing, Pembelajaran Kooperatif. PENDAHULUAN Keberhasilan proses dan hasil pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah guru dan siswa. Selain menguasai materi seorang guru juga dituntut untuk menguasai strategi-strategi penyampaian materi tersebut, cara guru menciptakan suasana kelas akan berpengaruh terhadap respon siswa dalam proses pembelajaran.. Keberhasilan pembelajaran dapat serta penguasaan materi yang diberikan. Makin tinggi tingkat pemahaman dan penguasaan meteri, maka makin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat diukur melalui tingkat kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan berbagai konsep untuk memecahkan masalah dan pada akhirnya mampu mencapai prestasi yang baik. Hasil belajar antara siswa yang satu dengan dilihat dari hasil belajar siswa dan pemahaman yang lain berbeda-beda. Menurut Djamarah http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/mbi Vol.13 No.2 September 2018

888 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 (Cetak)... (2002:141-171), hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada semua jenjang. Pendidikan Kewarganegaraan menuntut siswa menunjukkan sikap yang responsif, baik, kreatif, dan bertanggung jawab. Tapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan belum tercapai sebagaimana yang diharapkan. Seringkali guru menemukan siswa tidak berani mengemukakan pendapat maupun bertanya. Dalam bekerja kelompok banyak dari anggota kelompok yang hanya mencantumkan nama saja tanpa ikut berpartisipasi dalam kelompok. Tanggungjawab siswa rendah, baik terhadap dirinya sendiri (individu) maupun terhadap kelompok. Proses pendidikan dalam sistem persekolahan kita, umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai anak menguasai materi pelajaran secara tuntas, akibatnya banyak siswa yang tidak menguasai materi pelajaran, meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolahan tidak heran pula, kalau mutu pendidikan secara nasional masih rendah. Sistem persekolahan yang tidak memberikan pembelajaran secara tuntas, ini telah menyebabkan pemborosan anggaran pendidikan Demikian juga yang dialami oleh siswa SMP Negeri 13 Mataram, hasil yang dicapai siswa pada pelajaran pendidikan kewarganegaraan masih belum mencapai ketuntas yang telah ditetapkan oleh sekolah 80. Berdasarkan observasi di kelas kelemahan belajar pendidikan kewarganegaraan di kelas IX adalah (1) siswa tidak mampu menguasai hubungan antar konsep, (2) siswa kurang memperhatikan materi yang diberikan guru, (3) siswa kurang dalam mengerjakan latihanlatihan soal, (4) siswa malu bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan guru dalam menerangkan materi Pendidikan Kewarganegaraan kurang jelas dan kurang Vol.13 No.2 September 2018 menarik perhatian siswa dan pada umumnya guru terlalu cepat dalam menerangkan materi pelajaran. Di samping itu penggunaan metode pengajaran yang idak sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga siswa dalam memahami dan menguasai materi masih kurang dan nilai yang diperoleh siswa cenderung rendah. LANDASAN TEORI Aktivitas Belajar Siswa Kegiatan belajar mengajar ditandai adanya interaksi antara guru dengan siswa. Interaksi dapat terjadi secara searah maupun terjadi secara timbal balik dari guru kepada siswa atau sebaliknya. Guru memiliki peran yang besar dalam rangka menentukan model interaksi atau kegiatan yang akan dipilih. Peran guru dalam melakukan kegiatan untuk memilih dan menentukan model interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa disebut mengajar. Sedangkan kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan interaksi disebut belajar. Aktifitas belajar sebagai bentuk reaksi yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat berupa: 1. Kehadiran, yaitu keikutsertaan siswa dalam setiap kali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Perhatian, yaitu berupa kesungguhan dari siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. 3. Semangat, yaitu dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar haruslah disertai dengan semangat yang tinggi. 4. Persiapan, yaitu melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Persiapan dapat dilakukan baik di rumah maupun di sekolah. 5. Pertanyaan-pertanyaan, yaitu penyampaian pertanyaan-pertanyaan dari siswa terhadap bahan ajar yang kurang jelas maupun yang belum diketahui. 6. Tanggapan, yaitu berupa pernyataanpernyataan atau jawaban dari siswa http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/mbi

ISSN 1978-3787 (Cetak) Media Bina Ilmiah 889 terhadap berbagai pertanyaan atau permasalahan yang diajukan oleh guru. 7. Penyelesaian tugas-tugas, yaitu berupa tanggung jawab siswa terhadap tugastugas yang diberikan kepadanya. Penyelesaian tugas-tugas tidak diukur dari kebenaran penyelesaian tugas, tetapi kemauan untuk mengerjakan setiap tugas. Aktifitas belajar yang dilakukan oleh siswa sangat dipengaruhi oleh kondisi perbuatan belajar. Menurut Robert M. Gagne (dalam Soetomo, 1993: 135) disebutkan bahwa kondisi perbuatan belajar dibagi menjadi dua, yaitu kondisi belajar intern dan kondisi belajar ekstern Hakekat Pembelajaran PKn di SMP Menurut Corey (1986), pembelajaran adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang dikelola secara disengaja untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan respons terhadap situasi tertentu juga. Sedangkan menurut Nurani (2003), konsep pembelajaran merupakan sistem lingkungan yang dapat menciptakan proses belajar pada diri siswa selaku peserta didik dan guru sebagai pendidik, dengan didukung oleh seperangkat kelengkapan, sehingga terjadi pembelajaran. Menurut Sagala (2003), pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas pembelajaran yang dipilih guru dalam rangka mempermudah siswa mempelajari bahan ajar yang telah ditetapkan oleh guru dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Untuk menetapkan pendekatan pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan secara khusus kondisi siswa secara keseluruhan, karena siswalah yang paling dominan dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana sikap siswa terhadap model pembelajaran yang dipilih guru; senang atau tidak? Termotivasi atau tidak? Jika Anda yang melaksanakan pembelajaran dan siswa tampak mengapa mereka senang? Apakah dalam proses pembelajaran itu mereka banyak bermain atau mereka merasa puas akibat dapat memahami bahan ajar? Model pendekatan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempunyai andil cukup besar dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam memilih model pembelajaran guru perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru menggunakan satu atau lebih model pembelajaran, tergantung pada bahan ajar, tujuan pembelajaran, kondisi siswa, dan lingkungannya. Pengajaran kooperatif (Cooperatif Learning) memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar (Houlobec, 2001). 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang histories, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan, manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Manusia adalah makhluk individual, berbeda satu dengan sama lain. Karena sifatnya yang individual maka manusia yang satu membutuhkan manusia lainnya sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesamanya. Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada interaksi yang silih asih (saling menyayangi atau saling mencintai). Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antar sesama siswa. 2. Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu system senang, maka anda perlu menelusurinya yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/mbi Vol.13 No.2 September 2018

890 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 (Cetak)... saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya: (1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan (Abdurrahman & Bintoro, 200:78-79) Pendekatan Problem Posing Pendekatan problem posing merupakan pendekatan yang berbsis kontruktivistik. Konstuktivistik berasal dari kata to construct yang berarti membangun atau menyusun. Dengan demikian konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pembelajaran konstektual, yaitu bahwa pengetahun tidak hanya dari dari guru, melainkan dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibtan aktif dalam proses pembelajaran. Peran pendidik dalam hal ini guru, hanya mengusahakan bagaimana agar konsep-konsep penting tertanam kuat dalam benak siswa Dalam pembelajaran konstruktivistik ini, siswa membangun pengetahuannya sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Selain siswa dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, bergelut dengan ideide. Problem Posing berasal dari dua kata yaitu Problem dan Posing. Problem berarti masalah dan Posing berarti mengajukan atau membentuk (Iskandar, 2004). Dengan demikian, Problem Posing dapat diartikan sebagai strategi pembelajaran yang menekankan siswa untuk dapat menyusun atau membuat soal setelah kegiatan pembelajaran dilakukan. Menurut Brown dalam Azar (2001) sebagai suatu pendekatan pembelajaran, problem posing mempunyai beberapa kelebihan diantaranya adalah (1) dapat meningkatkan kemampuan indidvidu dalam menyelesaikan soal (problem solving) (2) dapat mengembangkan pengertian dan prepestik yang lebih baik atau dapat mengembangkan konsep Vol.13 No.2 September 2018 individu (3) dapat membantu mengurangi rasa cemas dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan kemandirian dan motivasi intrinsik. Langkah kegiatan pembelajaran Problem Posing tipe 1 menurut Chotimah (2007) adalah sebagai berikut: a) Guru menuliskan topik pembelajaran b) Guru menuliskan tujuan pembelajaran c) Guru membagi siswa dalam kelompok yang berisi 4-5 orang d) Guru menugaskan siswa untuk membuat rangkuman e) Guru menugaskan siswa menyusun pertanyaan dari hasil rangkuman f) Pertanyaan yang telah dibuat diserahkan kekelompok lain yang untuk dicarikan jawabannya g) Diskusi kelas h) Guru membimbing penguatan pada diskusi kelas METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan kelas ( PTK ) ini dilakukan secara individu saat mengajar di Kelas sesuai dengan jadwal mengajar dengan menghadirkan rekan guru Pkn di SMPN 13 Mataram sebagai pengamat selama proses penelitian untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan pada setiap siklusnya. Penelitian ini dilakukan di kelas IX D SMPN 13 Mataram semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. dengan jumlah Peserta didik sebanyak 38 orang. Jenis Tindakan Melakukan proses belajar mengajar dengan mendesain perangkat pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Problem Posing dengan Latar Pembelajaran Kooperatif observasi keaktivan dan hasil belajar siswa pada mata Pelajaran PKn kelas IX D semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 di SMPN 13 Mataram. Hasil yang diharapkan Meningkatnya keaktivan dan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran PKn melalui http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/mbi

ISSN 1978-3787 (Cetak) Media Bina Ilmiah 891 Pembelajaran Kooperatif kelas IX D semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 di SMPN 13 Mataram. Perencanaan tindakan Tahapan ini berupa rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Pada PTK di mana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara keduanya. Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Hal tersebut untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan pengamatan yang dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Siklus I Tahap perencanaan Kegiatan yang dilakukan oleh guru atau peneliti tahap ini adalah menyusun skenario pembelajran atau RPP dengan skenario penggunaan pembelajaran Langsung, menyusun lembaran observasi guru, menyusun lembar observasi peserta didik, menyusun LK, menyusun soal sebagai instrumen penilaian hasil belajar Peserta didik. Tahap Pelaksanaan a. guru menjelaskan tujuan pembelajaran, b. Peserta didik dipersilakan untuk membaca materi pada buku rujukan dan LK. c. guru menjelaskan teknik pembelajaran dan teknik penilaian.. d. Langkah berikutnya peserta didik dikelompokkkan kedalam kelompok kecil masing-masing 5-6 orang e. Siswa menyelsaikan tugas yang telah tertuang di Lk dan mendiskusikan dengan teman sekelompok f. Siswa setelah merangkum, menyusun pertanyaan dan menyerahkan ke kelompok lain sesuai instruksi guru g. Siswa secara berdiskusi menyelesaikan atau menjawap pertanyaan dari kelompok lain. h. Guru menanyakan kesulitan belajar yang dihadapi oleh peserta didik i. Guru bersama peserta didik menyimpulkan pelajaran pada pertemuan j. tersebut. k. Guru mengevaluasi pencapai hasil pelajaran dengan menbagikan soal Tahap Observasi Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini didampingi oleh rekan guru PKn sebagai Observer, untuk mengetahui efektifitas Langsung dalam proses pembelajaran yang meliputi kesesuai pelaksanaa pembelajaran dengan RPP dengan pelaksanaan tinsdakan. Observasi lain yang dilakukan adalah mengamati tingkat aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus I dan berdasarkan hasil observasi baik keaktivan maupun hasil belajar belum mencapai indkator keberhasilan yaitu baru mencapai 56 % untuk keantivn dan 59 % untuk hasil belajar Tahap refleksi Kegiatan ini dilakukan dengan cara menganalisa hasil observasi guru, observasi keaktivan dan hasil belajar siswa, hasil refleksi kekurangan yang perlu diperbaiki pada siklus berikutnya, yaitu pelaksanaan pembelajaran yaitu lebih ditekankan pada motivasi siswadan menyesuaikan tes dengan indicator pelajaran yang harus dicapai.karena hasil yang diperoleh maka tindakan diteruskan pada silus II. Deskrisi Siklus II Tahap perencanaan SIKLUS II a) Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung. http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/mbi Vol.13 No.2 September 2018

892 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 (Cetak)... b) Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 s.d 14 Agustus 2015 di SMP Negeri 13 Mataram tahun pelajaran 2015/2016. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut : Tabel 3. Aktivitas Belajar PKn dengan Menerapkan Pendekatan Problem Posing dengan Latar Pembelajaran Kooperatif Pada Siklus II No Jumlah Siswa Prosentase (%) Kriteria Keaktivan 1 34 87 Aktiv 2 5 13 Tidak Aktiv 39 100 Sumber : Hasil Olah Data Dari tabel di atas diperoleh nilai ratarata terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu sebanyak 34 siswa atau 87% siswa aktiv dan hanya 5 orang atau 13 % tidak aktifdengan rata-rata tingkat keaktifan 82. Berdasalkan hasil oah data diperoleh hasil belajar pada siklus II yang sejalan dengan tingkat keaktivan siswa yaitu dapat dilihat pada tabl 5. Tabel 4. Hasil Belajar PKn dengan Menerapkan Pendekatan Problem Posing dengan Latar Pembelajaran Kooperatif Pada Siklus II No Jumlah Siswa Prosentase (%) Kriteria Ketuntasan 1 34 87 Tuntas 2 5 13 Tidak Tuntas Vol.13 No.2 September 2018 39 100 Sumber : Hasil Olah Data Berdasarkan tabel di atas terlihat dengan jelas adanya peningkatan hasil belajar baik secara klasikal maupun individu. Capaian klasikal pada siklus II adalah 87 % atau 34 orang siswa memperoleh nilai rata-rata 83, tentunya angka tersebut sudah mencapai dan melebihi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yakni seusia KKM Mata pelajaran PKn di SMPN 13 Mataram sebesar 80, dengan capain klasikal 85 %. Tahap refleksi Kegiatan ini dilakukan dengan cara menganalisa hasil observasi guru, observasi keaktivan dan hasil belajar peserta didik, dan lebih memotivasi peserta didik. Pembahasan 1. Siklus I Hasil keaktivan belajar siswa pada siklus I secara individual di peroleh nilai rata-rata 78 dengan capain klasikal 56 %, dan hasil belajar dengan nilai rata-rata 75 dengan ketuntasan klasikal 59 %. Peserta didik dikatakan berhasil apabilah telah mencapai tingkat kaktivan dan hasil blajar 80 dengan ketuntasan klasikal 85 %. Siklus II Hasil observasi keaktivan dan hasil belajar pada siklus II secara individual dan klasikal meningkat dengan rata-rata 82 dan capaian klasikal 87 %, dan hasi belajara rata-rata 83 dengan ketuntasan klasikal 87%. Hasil di atas menunjukkan hasil yang sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu nilai keaktivan dan hasil belajar 80 dengan ketuntasan klasikal 85 %. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pembelajaran dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif memiliki http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/mbi

ISSN 1978-3787 (Cetak) Media Bina Ilmiah 893 dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMP Negeri 13 Mataram yang ditandai dengan peningkatan keaktivan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I ( 56 %), siswa yang aktiv, dan siklus II meningkat menjadi ( 87 % ), 2. Penerapan pembelajaran melalui Pembelajaran Kooperatif mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu pada siklus I hanya 59 % siswa yang tuntas dengan rata-rata 75, selanjutnya siklus II meningkat menjadi 87 % siswa yang tuntas dengan nilai rata-rata 83. 3. Penerapan pembelajaran melalui Pembelajaran Kooperatif efektif untuk meningkatkan kembali materi ajar yang telah diterima siswa selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi pelajaran berikutnya. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar di SMP Negeri 13 Mataram lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut : 1. Untuk melaksanakan Menerapkan Pembelajaran Kooperatif memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mempu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan Pendekatan Problem Posing dengan Latar Pembelajaran Kooperatif sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan kegiatan penemuan, walau dalam taraf yang sederhana, di mana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SMP Negeri 13 Mataram tahun pelajaran 2015/2016. DAFTAR PUSTAKA [1] Arikunto, Suharsimi. 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekaran Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. [2] 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara [3] Arifin, Zainal,(1994).Pendekatan dalam proses belajar mengajar.bandung : Remaja Rosdakarya [4] Astuti, Fitri. 2007. Usaha Meningkatkan Keaktivan Siswa dalam Merespon PelajaranMatematika Melalui Pendekatan Belajar Tuntas. Skripsi-UMS (tidak diterbitkan). [5] Budiyanti, Ana Rahmi. 2007. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Belajar Tuntas. Skripsi-UMS (tidak diterbitkan). [6] Depdikbud,1993.Kurikulum sekolah menengah umum dan garis garis besar program pengajaran ( GBPP) mata pelajaran PKn. Jakarta:Depdikbud. [7] Depdiknas RI,2004.Undang Undang No 20 tentang sistem pendidikan nasional ( SISDIKNAS ) Jakarta : Depdiknas. [8]. 2006. Kurikulum 2006. Jakarta : Depdiknas [9] Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta [10] Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. [11] Mulyasa, E (2005). Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Remaja Rosdakarya. Bandung. [12] Nasution S., 2001. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bina Aksara. Jakarta. memperoleh konsep dan keterampilan, http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/mbi Vol.13 No.2 September 2018

894 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 (Cetak)... [13] Sardiman, A. M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rajagrasindo Persada [14] Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta. Vol.13 No.2 September 2018 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/mbi