PERAN AJARAN SEKSUALITAS KLASIK DALAM TEKS LONTAR RSI SEMBINA BAGI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN SEKSUALITAS DALAM TEKS LONTAR SMARAKRIDALAKSANA

GEGURITAN SUMAGUNA ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI OLEH PUTU WIRA SETYABUDI NIM

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi syarat. Dilihat dari segi isinya, karya jenis tutur tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tutur merupakan salah satu jenis teks sastra tradisional yang mengandung

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. a. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam keluarga. Hal ini tampak dalam situasi


BAB III METODE PENELITIAN

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai

BAB VI PENUTUP Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan akar dari kebudayaan nasional. Keberadaan karya sastra dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

III. METODE PENELITIAN. ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga akan menentukan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PADA SEBUAH KAPAL KARYA NH. DINI E-JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. antara sastra Bali dengan kebudayaan Bali, di antaranya: Sastra Bali sebagai

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian

PENGATURAN KEARIFAN LOKAL DALAM PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN BUDAYA BALI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Kabupaten Badung 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang luas, besar, dan memiliki keanekaragaman

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

Tutur Pabratan Analisis Struktur, Fungsi, Dan Makna. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

TUTUR SRI AJI JAYA KASUNU: KAJIAN BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA. Ida Bagus Gede Ariwangsa. Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya

ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR 3 TAHUN 1991 T E N T A N G PARIWISATA BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN

KEEFEKTIFAN KALIMAT DITINJAU DARI KESATUAN DAN KEHEMATAN PADA ABSTRAK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI

ANALISIS GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA CERPEN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

PEMERTAHANAN BAHASA BALI DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI KOTA DENPASAR

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 perkembangan pesat terjadi dalam bidang 4T

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

GEGURITAN ABIMANYU WIWAHA:

Penulisan Kerangka Artikel Ilmiah

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. keragaman tradisi, karena di negeri ini dihuni oleh lebih dari 700-an suku bangsa

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis. Penelitian kualitaif

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe kualitatif. Menurut Bugdon dan Taylor dalam

KAKAWIN BALI DWIPA ANALISIS KONVENSI DAN INOVASI. I Gusti Bagus Budastra. Program Studi Sastra Jawa Kuno Fakultas Sastra Universitas Udayana.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan orang-orang dan

RINGKASAN. Meringkas karya ilmiah yang sudah ada dengan menggunakan bahasa pengarang asli.

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS NILAI-NILAI SOSIAL DALAM TEKS LAGU JOGET DANGKONG KECAMATAN MORO KABUPATEN KARIMUN ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan arah/kebijakan pembangunan. 2

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Konstruksi identitas jender, Putu Wisudantari Parthami, 1 FPsi UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Parwa merupakan prosa yang diadaptasi dari bagian epos-epos dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

POTENSI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN GIANYAR

Transkripsi:

Disubmit 26 September 2019 Diterima 30 Desember 2019 PERAN AJARAN SEKSUALITAS KLASIK DALAM TEKS LONTAR RSI SEMBINA BAGI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI THE ROLE OF CLASSICAL SEXUALITY TEACHING IN THE TEXT OF LONTAR SEMBINA RSI FOR DEVELOPMENT OF REPRODUCTIVE HEALTH EDUCATION Anak Agung Gde Oka Widana, M.Pd.H, Putu Gede Subhaktiyasa, ST., MM. STIKes Wira Medika Bali 1,2 ABSTRAK Permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini yaitu mengenai struktur teks, ajaran seksualitas klasik yang terdapat dalam teks Lontar Rsi Sembina dan peran ajaran seksualitas klasik dalam teks lontar Rsi Sembina bagi perkembangan pendidikan kesehatan reproduksi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan psikologis. Data yang diperoleh, dikumpulkan dengan teknik kepustakaan dan pencatatan dokumen. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dan hermeneutik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa susunan isi terstruktur dalam format struktur formal (manggala, korpus, epilog, bahasa) dan struktur naratif (tema dan aspek tutur). Ajaran seksualitas klasik yang terdapat didalamnya terpusat pada empat hal utama yaitu Ajaran Keharmonisan, Ajaran Yoga Sanggama, Ajaran Spiritual Healing, dan Ajaran Usada. Adapun peran ajaran seksualitas klasik dalam teks lontar Rsi Sembina bagi perkembangan pendidikan kesehatan reproduksi, diantaranya; Peran Etika atau Kesusilaan, Peran Edukatif, Peran Komunikasi Non-Verbal atau Bahasa Tubuh, dan Peran Alternatif. Kata Kunci: Ajaran Seksualitas Klasik, Lontar Rsi Sembina, Pendidikan Kesehatan Reproduksi ABSTRACT The main problems studied in this study are the structure of the text, the teachings The main problems studied in this research are the structure of the text, the teachings of classical sexuality contained in the Lontar Rsi Sembina text and the role of the teachings of classical sexuality in the text of Sembina Rsi for the development of reproductive health education. This type of research is qualitative research with a psychological approach. Data obtained was collected using library techniques and recorded documents. The collected data is then analyzed by qualitative and hermeneutic descriptive techniques. The results of this study indicate that the composition of the content is structured in the form of formal structures (manggala, corpus, epilogue, language) and narrative structures (themes 209

and speech aspects). The teachings of classical sexuality contained therein are centered on four main things, namely the Teachings of Harmony, the Teachings of Sanggama Yoga, the Teachings of Spiritual Healing, and the Teachings of Usada. The role of the teachings of classical sexuality in the text of Rsi Sembina is for the development of reproductive health education, including; The Role of Ethics or Decency, Educational Roles, The Role of Non- Verbal Communication or Body Language, and Alternative Roles. Keywords: Teachings of Classical Sexuality, Lontar Rsi Sembina, Reproductive Health Education Alamat Korespondensi : STIKes Wira Medika Bali Jln. Kecak No. 9A Gatot Subroto Timur Denpasar Email : agung_widana@yahoo.co.id, kalingga_java@yahoo.com PENDAHULUAN Pendidikan atau pengetahuan mengenai ajaran seksualitas di masyarakat pada umumnya cenderung masih diposisikan pada tataran wilayah pemikiran yang tabu (tidak pantas untuk dibicarakan atau tidak boleh dipublikasikan). Realita inilah yang membuktikan bahwa pemahaman mengenai ajaran seksualitas masih sangat perlu untuk dikaji dan disosialisasikan kepada masyarakat. Memposisikan pengetahuan atau pendidikan seksualitas ke dalam ranah yang tabu justru menyebabkan masyarakat, khususnya generasi muda menjadi terbutakan akan esensi yang sebenarnya dari pengetahuan mengenai seksualitas. Tidak mengherankan jika grafik penderita HIV/AIDS khususnya di Bali semakin meningkat tiap tahunnya. Bali Post (23 Agustus 2014 Hal 12) menunjukkan bahwa masyarakat di Bali yang diketahui mengidap HIV/AIDS telah mencapai lebih dari 26.000 (dua puluh enam ribu) orang Seringkali dalam memahami perihal seksualitas, seseorang hanya mengandalkan mitologi semata, sementara kajian ilmiahnya terlupakan. Padahal ajaran seksualitas dan pendidikan perihal reproduksi dalam ruang tuntunan sastra merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang begitu lengkap. Di dalamnya terkandung esensi tentang kesehatan, pemahaman tentang beragam jenis penyakit dan cara menyikapinya, beragam jenis tanaman obat serta manfaatnya bagi dunia pengobatan, dan bahkan beragam saran (tips) dalam menjaga kesehatan yang dapat digunakan sebagai acuan mendasar bagi perkembangan ilmu pengobatan di dunia. Karenanya, sebuah langkah yang tepat bila mengkaji atau menganalisis serta memahami perihal pengetahuan kesehatan melalui pendekatan sastra, salah satunya melalui ajaran yang tertuang dalam lontar-lontar Hindu yang bersifat klasik atau tradisional Pada dasarnya, di Bali sangat banyak ditemukan keberadaan naskah klasik (lontar) yang membicarakan perihal Seksualitas. Demikian pula halnya dengan keberadaan teks Lontar Rsi Sembina yang penulis teliti, dimana didalamnya menyajikan dengan spesifik tatanan ilmu seksualitas yang benar dan pendidikan reproduksi yang sangat bermanfaat dan ditampilkan dalam tatanan Bahasa Bali klasik yang estetik. Adapun keberadaan teks Lontar Rsi Sembina adalah karya sastra peninggalan kebudayaan kuno yang membahas tentang beragam ajaran atau 210

tata cara senggama (seksualitas) yang bersifat sakral dan bisa dilakukan atau dicontoh oleh pasangan suami-istri guna mencapai kenikmatan seks, dengan tuntunan spirit yoga dan mantra. Keberadaan teks Lontar Rsi Sembina yang penulis teliti tergolong teks lontar Usada dan Seksuologi (perihal pengobatan atau kesehatan dan Seksualitas) yang dimiliki oleh Pusat Dokumentasi dan Kebudayaan Bali, hal tersebut menimbang bahwa secara kuantitas lebih lengkap dan terawat. Menurut Nala (2002), eksistensi Lontar Usada (pengobatan atau kesehatan) di Bali dapat dibagi menjadi dua golongan yakni golongan lontar usada dan lontar tutur. Di dalam lontar tutur (tatwa) berisi tentang ajaran aksara gaib atau wijaksara, ajaran anatomi, phisiologi, falsafah sehat-sakit, padewasaan mengobati orang sakit, sesana balian, tatenger sakit. Sedangkan dalam Lontar Usada berisi tentang cara memeriksa pasien, memperkirakan penyakit (diagnosa), meramu obat (farmasi), mengobati (terapi), memperkirakan jalannya penyakit (prognosis), upacara yang berkaitan tentang masalah pencegahan atau preventif, dan pengobatan atau kuratif. METODE PENELITIAN Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui, mempelajari, dan memecahkan suatu masalah dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis. Jauhari (2010) menyatakan bahwa, keberadaan metode dalam penelitian ilmiah adalah sebagai sebuah simbolisasi pisau analisis atau alat yang difungsikan untuk membedah atau melakukan penelitian, mulai dari pengumpulan data, penganalisisan atau pengolahan data hingga menarik kesimpulan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian Peran Ajaran Seksualitas Klasik dalam Teks Lontar Rsi Sembina Bagi Perkembangan Pendidikan Reproduksi adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut Strauss and Corbin (1997) bahwa, qualitative research adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, pergerakan-pergerakan sosial, atau hubungan kekerabatan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologis. Semi (1993) menyatakan bahwa pendekatan psikologi sastra adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu membahas tentang kehidupan manusia yang senantiasa memperlihatkan perilaku yang beragam. Terkait dengan sumber data, terdapat dua jenis sumber data yang dipergunakan dalam penelitian Peran Ajaran Seksualitas Klasik Dalam Teks Lontar Rsi Sembina yaitu data primer dan data sekunder. Sebagai sumber data primernya adalah teks Lontar Rsi Sembina yang telah dialih bahasakan dan diperoleh dari Kantor Pusat Dokumentasi Kebudayaan Bali yang berada di Denpasar. Sedangkan data sekundernya adalah data-data yang diperoleh melalui buku-buku penunjang, majalah Hindu yang isinya relevan dengan ajaran ajaran Usadha dan terapi komplementer. Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian peran ajaran Seksualitas Klasik dalam Teks Lontar Rsi Sembina bagi perkembangan pendidikan kesehatan reproduksi diperoleh melalui beberapa teknik, diantaranya teknik kepustakaan dan 211

pencatatan dokumen. Kepustakaan menurut Hasan (2002) dinyatakan sebagai suatu metode yang dilakukan dengan cara mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasikan pengetahuan yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku-buku refrensi atau hasil penelitian lain) untuk menunjang penelitian. Pencatatan dokumen menurut Jauhari (2010) yaitu teknik memperoleh data dari barang-barang tertulis seperti dokumen, buku, surat kabar, majalah, relief, naskah, dan internet. Dengan cara studi dokumentasi (book survey), dimana pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca teks, peneliti akan memperoleh data dalam bentuk huruf, kata, kalimat, gagasan, ide, pesan, pendapat, ideologi, dan sebagainya. Adapun teknik pencatatan dokumen atau dokumentasi yang dikumpulkan dalam penelitian Seksualitas Klasik dalam Teks Lontar Rsi Sembina adalah berwujud catatan dari pustaka yang relevan serta mendukung. Analisis terhadap data teks Teks Lontar Rsi Sembina dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif dan hermeneutik. Deskriptif kualitatif menurut Jauhari (2010), adalah metode yang menggambarkan peristiwa, benda dan keadaan dengan sejelas-jelasnya tanpa mempengaruhi obyek yang ditelitinya. Kegiatannya meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Dalam pengolahan data secara deskriptif, data yang diolah kemudian dikombinasikan antara yang satu dengan yang lainnya, selanjutnya disusun secara sistematis dengan harapan dapat ditarik kesimpulan secara umum. Sedangkan metode Hermeneutik menurut Howard (2000), dipahami sebagai seni menerangkan atau menafsirkan bahasa atau sebuah interpretasi teks. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis secara mendalam terhadap teks Teks Lontar Rsi Sembina dapat diketahui bahwa keberadaan teks lontar tersebut berada pada ranah sebuah sastra tutur yang terdiri dari struktur forma, struktur naratif dan lain sebagainya, yang secara fundamental (mendasar) saling berhubungan. Adapun struktur forma dalam penelitian ini meliputi manggala yang diartikan sebagai bagian awal (pembuka) dari penulisan karya sastra yang biasanya menguraikan sembah kepada dewi keindahan dan raja yang menjadi pelindung (Ratna, 2009). Aspek manggala dapat dilihat pada petikan atau penggalan lontar bait pengantar pada teks Lontar Rsi Sembina, khususnya pada penggalan lontar yang menampilkan manfaat dari mempelajari ajaran seksualitas klasik atau Kama Tattwa bagi manusia. korpus teks Lontar Rsi Sembina dapat dilihat dari jumlah keseluruhan isi teks yang terdiri atas 157 baris kalimat, yang secara keseluruhan menunjukkan bahwa teks Lontar Rsi Sembina merupakan teks Kama Tattwa atau filsafat seksualitas. Epilog, merupakan catatan pengkaji sastra yang diletakan pada bagian akhir tulisan beserta komentar tentang teks tersebut secara keseluruhan. Secara keseluruhan, teks teks Lontar Rsi Sembina dituturkan dengan struktur bahasa yang sederhana dan dalam uraiannya langsung masuk ke dalam topik inti dari teks Lontar Rsi Sembina yang dominan memuat tuntunan luhur berkenaan dengan beragam teknik-teknik sanggama atau seksualitas yang bersifat sakral dan suci. Adapun bagian terakhir dari struktur forma adalah bahasa teks, dimana secara keseluruhan 212

bahasa yang digunakan dalam teks Lontar Rsi Sembina mayoritas bait yang termuat menggunakan bahasa Hibridal Sanskerta atau Sanskerta Kepulauan (campuran). Keberadaan teks Lontar Rsi Sembina juga dikaji dari aspek struktur naratifnya yang dapat dilihat dari dua aspek, yakni tema teks dan aspek tutur teks. Adapun tema dari teks Lontar Rsi Sembina terlihat dengan sangat jelas dalam setiap bait yang tersurat dan secara keseluruhan isi teks Lontar Rsi Sembina bertemakan ajaran Seksualitas atau Kama Tattwa. Aspek tutur (nasehat) yang terdapat dalam teks Lontar Rsi Sembina sangat banyak dan cenderung dominan. Alur tutur yang termuat dalam teks Lontar Rsi Sembina pada dasarnya mengajak umat Hindu untuk memahami realitas internal dalam diri, khususnya yang berkenaan dengan tatanan etika seksualitas yang benar serta kesadaran akan kewajiban diri sebagai manusia dalam menjaga aspek kesehatan reproduksi. Berdasarkan analisa yang mendalam ajaran Seksualitas Klasik yang terdapat dalam teks Lontar Rsi Sembina dapat dikualifikasikan sebagai berikut; (1) Ajaran Keharmonisan, terangkum dalam ruang ajaran Tri Hita Karana (tiga hal penyebab keharmonisan), yang terdiri dari aspek Parhyangan (harmonisasi dengan unsure Ketuhanan), aspek Pawongan (wujud harmonisasi dengan pasangan hidup) dan aspek Palemahan (keselarasan melalui penggunaan ramuan pengobatan yang berasal dari alam). (2) Ajaran Yoga Sanggama, berupa penegasan bahwa terdapat pilihan Yoga Sanggama bagi para suami yang bijaksana didalam membangun hubungan berumahtangga. (3) Ajaran Spiritual Healing, berupa arahan agar diri tetap mengedepankan aspek spiritual dalam menjalankan ajaran seksuologi klasik dengan jalan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar segala tujuan dalam pelaksanaan Yoga Sanggama dapat tercapai. (4) Ajaran Usada, yang menekankan bahwa bidang keilmuan pengobatan tradisional mutlak tetap harus ada dalam ajaran Seksualitas Klasik sebagai acuan bagi perkembangan kesehatan reproduksi. Peran ajaran seksualitas klasik dalam teks Lontar Rsi Sembina bagi perkembangan pendidikan kesehatan reproduksi, diantaranya; (1) Peran Etika (Kesusilaan), berupa kalimat-kalimat imperatif transitif dan larangan yang merupakan arahan dan tuntunan dalam mengimplementasikan ilmu seksualitas. (2) Peran Edukatif, berupa arahan agar diri senantiasa belajar perihal Seksualitas tidak hanya dalam lingkup sosial-agama, namun juga dalam bidang kesehatan reproduksi. (3) Peran Komunikasi Non-Verbal, yaitu bahasa tubuh dari pasangan saat melaksanakan ritual sanggama (seksualitas) sebagai penciri guna memahami perubahan yang terjadi saat proses sanggama. (4) Peran Alternatif, yaitu penawaran terhadap penggunaan tata cara bersanggama alternatif lainnya yang juga dapat digunakan dalam pelaksanaan Yoga Sanggama atau dalam proses implementasi ajaran seksualitas klasik. SIMPULAN SIMPULAN DAN SARAN Kajian struktur pada teks teks Lontar Rsi Sembina meliputi struktur Forma dan Struktur Naratif. Adapun struktur forma yang terdapat pada teks Lontar Rsi Sembina, diantaranya; Adapun struktur forma meliputi, bagian manggala (manfaat ajaran seksualitas klasik), korpus (ringkasan dari isi keseluruhan teks lontar), epilog (komentar secara umum tentang teks), dan aspek bahasa (terdiri dari bahasa Kawi 213

dan Hibridal Sanskerta). Struktur naratif dalam teks Lontar Rsi Sembina meliputi, tema teks (ajaran Seksualitas atau Kama Tattwa) dan aspek tutur. Ajaran seksualitas klasik yang terdapat dalam teks Lontar Rsi Sembina, diantaranya; Ajaran Keharmonisan (harmonisasi dalam lingkup Tri Hita Karana), Ajaran Yoga Sanggama (Yoga Sanggama dan Doa), Ajaran Spiritual Healing (guratan mantra berwawasan spiritual), Ajaran Usada (penggunaan ramuan atau obat-obatan tradisional) Peran ajaran seksualitas klasik dalam teks lontar Rsi Sembina bagi perkembangan pendidikan kesehatan reproduksi, diantaranya; Peran Etika atau Kesusilaan (kalimat-kalimat imperatif transitif dan larangan yang merupakan arahan dan tuntunan dalam mengimplementasikan ilmu seksualitas), Peran Edukatif (arahan agar diri senantiasa belajar perihal Seksualitas), Peran Komunikasi Non- Verbal atau Bahasa Tubuh (memperhatikan segala respon yang muncul pada tubuh pasangan), Peran Alternatif (tawaran dan saran berbagai teknik Sanggama atau seksualitas yang sesuai dengan kaidah dan norma agama). SARAN Terkait dengan penelitian ini terdapat beberapa hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan dan sekaligus saran kepada peneliti muda atau karyasiswa agar melanjutkan penelitian penulis secara mendalam terutama tentang hal-hal yang belum diungkap dalam penelitian ini, untuk kepentingan pelestarian ilmu seksualitas klasik dan Usada Bali atau Ilmu pengobatan tradisional Bali dalam mengembangkan pendidikan kesehatan reproduksi. Informasi yang digali melalui penelitian ini agar dipergunakan sebagai bahan masukan serta acuan kepada mahasiswa kesehatan dalam mengembangkan pendidikan kesehatan reproduksi. Bagi pemerintah daerah Bali khususnya instansi yang berkompeten agar senantiasa memberikan perhatian serta bantuan finansial kepada lembaga sehingga dapat digunakan oleh para peneliti dosen pemula dalam menunjang proses penelitian kesehatan terutama ilmu kesehatan yang terdapat dalam karya sastra klasik berupa lontar. Dari hasil penelitian ini peneliti dapat mengkontribusikan kepada pemerintah provinsi Bali, terutama instansi kesehatan, sehingga ke depan ilmu kesehatan reproduksi semakin berkembang dan aspek seni sastra tradisional Bali juga dapat terjaga. DAFTAR PUSTAKA Balipost. 2014. 26 Ribu Lebih Pengidap HIV/AIDS Di Bali. Balipost 23 Agustus, hal 12. Hasan, Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Howard, R.J. 2000. Hermeneutika, Wacana Analisis, Psikososial & Ontologis. Terjemahan Kusmana dan M.S. Nasrullah. Bandung: Nuansa. Jauhari, Heri. 2010. Panduan Penulisan Skripsi Teori Dan Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia. Nala, Ngurah. 2002. Kebudayaan Kesehatan. Denpasar: Program Doktor Ilmu Kedokteran Program Pascasarjana Universitas Udayana. 214

Ratna, I Nyoman Kutha. 2009. Stilistika: Kajian Puistika Bahasa, Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Semi, M Atar. 1993. Anatomi Sastra. Bandung: Angkasa. Straus, Anseirn & Juliet Corbin. 1997. Basic of Qualitative Research: Grounded Theory Procedures and Techniques. Disadur oleh Djunaidi Ghony. Dasar- Dasar Penelitian Kualitatif, Prosedur, Teknik dan Teori Grounded. Surabaya: Bina Ilmu. 215