Penerapan Teknik Ikonik terhadap Kemampuan Pemahaman Matematika Siswa pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Pecahan

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang Masalah...

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencoba menjawab tingkat pemahaman siswa dalam

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar matematika, maka guru perlu tahu bagaimana sebenarnya jalan atau

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Ubudiyah Kec. Bati-

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR LAMPIRAN... xiii. A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

PERAGA BENDA KONKRIT SEMESTER I TAHUN 2010/2011

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan hubungan internal dan eksternal matematika, yang meliputi

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MTs AISYIYAH

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang Masalah...

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS 1 SD NEGERI TELAJUNG 03 KECAMATAN CIKARANG BARAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran

DAFTAR ISI. HALAMAN KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN...

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI METODE COLEGA MEDIASI. Titin Hartini 18

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN BERULANG PADA KOMPETENSI MENENTUKAN LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB IV HASIL PENELITIAN

Key Words: Hasil Belajar Matematika, Metode Play Answer

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan RPP. Pembelajaran dalam dua siklus,

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Diagram 1 Diagram Balok Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Kondisi Awal

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. II dilaksanakan karena hasil belajar siswa pada siklus I sebagai efek dari tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

Analisis Perbandingan Penalaran Kreatif Soal Ujian Nasional Matematika Tahun 2016 Tingkat Sekolah Lanjutan Atas

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 2 Padang Ratu Kecamatan Gedung

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. tanggal 5 Mei 1951 dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kemampuan operasi

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN...

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. April sampai bulan Juni tahun pelajaran 2011/2012. SDN 5 Suwawa Tengah

Kanti Sariati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo. Abstrak

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) MELALUI STRATEGI PROBLEM SOLVING

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Boalemo, dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari laki-laki 8 orang

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII

Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

Yayuk Jatining Rahayu 4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu dasar yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Sering

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PENUGASAN PADA SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 MARE

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian

1130 ISSN:

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian Sebelum Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Roi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Hasil Belajar IPA Kelas I Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Tindakan

Transkripsi:

Jurnal Analisa 1 (1) (2013) 12-19 p-issn : 2549-5135 http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/analisa/index e-issn : 2549-5143 Ahmad Zahid,a,1), Wati Susilawati 1, Asep Jihad 1 dan Iyon Maryono 1 1 Prodi Pendidikan Matematika, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jl. A.H. Nasution No. 105, Cibiru, Bandung 40614, Indonesia a) E-mail: pmtk@uinsgd.ac.id Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesuksesan siswa dalam belajar matematika yang dipengaruhi oleh cara guru menyampaikan materi pelajarannya. Seorang pengajar harus mencari dan memilih metode yang tepat untuk setiap topik yang kita berikan agar siswa berpartisipasi aktif tetapi pengajaran tetap efektif dan efisien. Kemampuan guru dalam menguasai materi dan menerapkan model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar. Salah satu teknik yang dapat digunakan sebagai alternatif penyampaian materi adalah teknik ikonik. Teknik ikonik adalah penyampaian konsep matematika dengan perantaraan gambar yang pada akhirnya siswa menemukan sendiri konsep yang dipelajari dengan perantaraan gambar tersebut. penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman matematik siswa, dengan pembelajaran menggunakan Teknik Ikonik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian kelas VII SMP Negeri 1 Pangatikan Kabupaten Garut yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Adapun hasil yang diperoleh adalah (a) aktivitas guru selama proses pembelajaran selalu berpijak pada tahap-tahap teknik ikonik yang disesuai dengan indikator aktivitas guru, aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dikategorikan baik, Kata Kunci. Teknik ikonik, Pemahaman matematika 1. Pendahuluan Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan disemua jenjang pendidikan. Hal ini dikarenakan matematika adalah ilmu dasar yang mempunyai peranan penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Ruseffendi (1991: 208). Matematika sebagai salah satu bidang studi atau mata pelajaran yang disajikan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar memegang peranan penting dalam pendidikan masyarakat baik sebagai objek langsung (fakta, keterampilan, konsep, prinsipil) maupun objek tak langsung (bersikap kritis, logis, tekun, mampu memecahkan masalah, dan lain-lain). Karena pentingnya bidang studi matematika, maka ditingkat sekolah dasar, sekolah menengah, dan sebagian besar perguruan tinggi, matematika diberikan minimum sebagai mata pelajaran (kuliah) umum yang harus diketahui oleh semua siswa (mahasiswa).oleh sebab itu konsep dasar matematika yang diajarkan kepada siswa haruslah kuat dan benar.

Ahmad Zahid, Nunung Sobarningsih, dan Wati Susilawati Proses kegiatan belajar mengajar matematika harus diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tahapan berfikir siswa. Ada baiknya jika dalam pembelajaran matematika siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi benda benda konkrit, membuat model, diagram, dan lainnya sebagai alat perantara untuk merumuskan dan menyajikan konsep abstrak. Penyajian konsep abstrak dalam bentuk konkrit diharapkan bisa membantu siswa agar dapat belajar matematika dengan lebih bermakna dan konsep materi yang disampaikan bisa lebih mudah dipahami. Kesuksesan siswa dalam belajar matematika sangat dipengaruhi oleh cara guru menyampaikan materi pelajarannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Ruseffendi (1991: 20) bahwa kita harus mencari dan memilih metode yang tepat untuk setiap topik yang kita berikan agar siswa berpartisipasi aktif tetapi pengajaran tetap efektif dan efisien. Kemampuan guru dalam menguasai materi dan menerapkan model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar. Salah satu teknik yang dapat digunakan sebagai alternatif penyampaian materi adalah teknik ikonik. Menurut Dlurotun (2005: 18) teknik ikonik adalah penyampaian konsep matematika dengan perantaraan gambar yang pada akhirnya siswa menemukan sendiri konsep yang dipelajari dengan perantaraan gambar tersebut. Margaret (1994: 107) menyatakan, materi yang disajikan dengan bantuan gambar ternyata mampu mengidentifikasi dengan teliti sebanyak 69% dalam waktu 270 millisecond. Sedangkan jika materi disajikan tanpa gambar ternyata peserta mampu mengidentifikasi dengan kadar yang sama dengan waktu yang lebih lama yaitu 370 millisecond atau selisih 100 millisecond. Dari penyataan tersebut dapat disimpulkan, materi yang disampaikan dengan teknik ikonik yaitu dengan menggunakan media gambar. Tujuannya adalah untuk menjembatani/ memperjelas konsep yang masih abstrak menjadi lebih kokrit sehingga diharapkan dapat membantu mempercepat sampainya informasi atau materi kepada siswa, atau dengan kata lain siswa dapat lebih cepat memahami suatu konsep/ materi yang disampaikan oleh guru, sehingga diasumsikan melalui teknik ikonik ini kemampuan pemahaman matematika siswa dapat meningkat. Pada penelitian ini, penulis memilih pokok bahasan Pecahan, karena dalam materi tersebut banyak konsep abstrak yang berhubungan dengan bilangan yang haarus dipahami siswa, pada pembelajaran dengan teknik ikonik ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman matematika siswa sehingga siswa bisa lebih mudah memahami materi yang dipelajari serta dapat menyelesaikan permasalahan yang 12 Jurnal Analisa Vol.1 No.1 Juni 2013 :12-19

berkaitan dengan materi tersebut berdasarkan uraian di atas, penulis berasumsi bahwa pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman matematika siswa pada pembelajaran matematika pokok bahasan pecahan adalah dengan pembelajaran teknik ikonik. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan menelaah proses pembelajaran matematika dengan teknik ikonik yang diterapkan di kelas VII SMPN 1 Pangatikan pada tiap siklus sehingga dapat diketahui keaktivan siswa selama pembelajaran berlangsung, menelaah kemampuan pemahaman matematika siswa kelas VII SMPN 1 Pangatikan melalui penerapan pembelajaran teknik ikonik sehingga dapat diketahui indikator pemahaman mana yang sudah dikuasai dan belum dikuasai siswa pada tiap siklus, menelaah kemampuan pemahaman matematika siswa kelas VII SMPN 1 Pangatikan setelah siswa melalui penerapan pembelajaran teknik ikonik sehingga dapat diketahui indikator pemahaman mana yang sudah dikuasai dan belum dikuasai siswa setelah seluruh siklus dilaksanakan menelaah sikap siswa kelas VII SMPN 1 Pangatikan terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik ikonik sehingga dapat diketahui siswa mana saja yang bersikap positif dan bersikap negatif terhadap pembelajaran ini. 2. Metodologi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri 1 Pangatikan. Adapun yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas VII. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yang berusaha mengkaji dan merefleksi suatu model pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan produk pengajaran di kelas. Prosedur penelitian ini ada beberapa tahapan yang dilakukan, yaitu identifikasi masalah, perencanaan atau pelaksanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, analisis dan refleksi, pelaksanaan tindakan tercapai. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), instrumen tes kemampuan pemahaman matematik yang digunakan berupa tes uraian yang meliputi tes formatif dan post test. 3. Hasil dan Pembahasan Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa pada Tiap Siklus melalui Penerapan Pembelajaran Dengan teknik ikonik Jurnal Analisa Vol.1 No.1 Juni 2013 :12-19 13

Ahmad Zahid, Nunung Sobarningsih, dan Wati Susilawati Siklus I Berdasarkan hasil perhitungan data tes pada siklus I diperoleh keterangan bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 85,29% atau 29 siswa dari 34 siswa, dan daya serap siswa adalah 60,59% artinya materi bisa dilanjutkan ke materi selanjutnya. Tindak lanjut bagi siswa yang belum tuntas mengikuti pembelajaran adalah lebih ditekankan agar siswa dapat memahami soal berbentuk pemahaman matematik. Sedangkan rata-rata kemampuan pemahaman matematika siswa pada siklus I adalah 67,94% dengan kriteria penilaian cukup. Sedangkan persentase kemampuan pemahaman matematik siswa berdasarkan indikator pemahaman dapat dilihat pada sebagai berikut. Persentase pemahaman matematik siswa untuk menemukan masalah yaitu 91,17%; merumuskan masalah yaitu 62,74%; mengaitkan satu konsep dengan konsep lain yaitu 56,86%; menyelesaikan operasi hitung aljabar yaitu 57,84%; dan interpretasi gambar mengenai materi yaitu 43,13%. Pada siklus I, masih banyak siswa yag merasa kesulitan dalam merencanakan strategi pemahaman matematik. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa dengan soal-soal pemahaman matematik. Selain hal tersebut, faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam merencanakan strategi pemahaman matematik yakni siswa belum bisa mengaitkan konsepkonsep yang relevan dan menunjang untuk pemahaman matematik pada materi pecahan. Berdasarkan hasil perhitungan data tes pada siklus II diperoleh keterangan ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus II sebesar 88,24% atau 30 siswa dari 34 siswa, dan daya serap siswa adalah 64,41% artinya materi sudah bisa dilanjutkan kembali ke materi selanjutnya. Sedangkan rata-rata kemampuan pemahaman matematik siswa diperoleh sebesar 75,14% dengan kriteria baik. Sedangkan persentase kemampuan pemahaman matematik siswa berdasarkan indikator pemahaman dapat dilihat sebagai berikut Persentase pemahaman matematik siswa untuk menemukan masalah yaitu 96,08%; merumuskan masalah yaitu 73,53%; mengaitkan satu konsep dengan konsep lain yaitu 67,65%; menyelesaikan operasi hitung aljabar yaitu 68,63%; dan interpretasi gambar mengenai materi yaitu 62,75%. Dengan demikian, terlihat bahwa ada peningkatan yang signifikan dalam kemampuan pemahaman matematik dari siklus I ke siklus II, siswa sudah dapat merencanakan strategi pemahaman matematik, walaupun ada juga yang masih belum tuntas dalam menyelesaikan masalah. Hal ini disebabkan siswa mulai 14 Jurnal Analisa Vol.1 No.1 Juni 2013 :12-19

terbiasa dengan soal-soal pemahaman matematik, siswa juga sudah dapat mengaitkan konsep-konsep yang relevan dan menunjang untuk menyelesaikan masalah. Siklus III Berdasarkan hasil perhitungan data tes siklus III diperoleh keterangan ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 100% atau 34 siswa dari 34 siswa, sedangkan daya serap siswa adalah 77,79%. Siswa yang tuntas sebanyak 34 orang dari 34 Siswa yang mengikuti tes evaluasi siklus III sehingga tidak ada siswa tidak tuntas, artinya ketuntasan siswa belajar pada siklus III sebesar 100%. Sedangkan rata-rata kemampuan pemahaman matematik siswa diperoleh sebesar 77,79% dengan kriteria baik. Sedangkan persentase kemampuan pemahaman matematik siswa berdasarkan indikator pemahaman pada siklus III dapat dilihat sebagai berikut. Persentase pemahaman matematik siswa untuk menemukan masalah yaitu 97,05%; merumuskan masalah yaitu 88,23%; mengaitkan satu konsep dengan konsep lain yaitu 74,50%; menyelesaikan operasi hitung aljabar yaitu 75,96%; dan interpretasi gambar mengenai materi yaitu 75,49%. 3.2.Kemampuan Pemahaman Matematik Setelah Mengikuti Seluruh Siklus Melalui Pembelajaran Dengan Tenik Ikonik Berdasarkan hasil perhitungan data tes akhir diperoleh keterangan bahwa hasil belajar siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung sesuai dengan kriteria belajar tuntas yaitu diperoleh 100% siswa telah belajar tuntas secara klasikal atau 34 siswa dari 34 siswa. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada siswa yang tidak tuntas belajar. Sedang kan daya serap 80,38% dengan rincian dapat dilihat pada Tabel 3.22. berikut. Tabel 3.22. Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Akhir Jumlah Daya Kriteria Siswa Serap (%) Siswa yang mengerjakan soal 34 orang 60% 78,43% Siswa yang mengerjakan soal - <60% Sedangkan rata-rata kemampuan pemahaman matematik siswa pada tes akhir adalah sebesar 78,43% dengan kriteria penilaian baik. Adapun banyaknya siswa yang memiliki kemampuan pemahaman matematik siswa sesuai dengan kriteria penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.23. Jurnal Analisa Vol.1 No.1 Juni 2013 :12-19 15

Ahmad Zahid, Nunung Sobarningsih, dan Wati Susilawati Tabel 3.23. Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa pada Tes Akhir Kategori Kemampuan Pemahaman Jumlah Siswa Kriteria Penilaian Matematik Siswa 90 A < 100 6 Sangat Tinggi 75 B < 90 21 Tinggi 55 C < 75 7 Cukup 40 D < 55 - Rendah 0 E < 40 - Sangat rendah kemampuan pemahaman matematiknya pada materi Bilangan Pecahan menggunakan pembelajaran dengan teknik ikonik. Sedangkan persentase kemampuan pemahaman matematik siswa berdasarkan indikator pemahaman dapat dilihat pada Tabel 3.24. dan diperoleh bahwa persentase kemampuan siswa pada Tes akhir tiap indikator pemahaman adalah seperti terlihat pada Gambar 3.33. Tabel 3.24. Persentase Kemampuan Pemahaman Matematik Berdasarkan Indikator Pemahaman pada Tes Akhir Dari tabel 3.23. dan Gambar 3.32. diperoleh informasi bahwa ada 6 orang siswa (17,65%) mendapat nilai sangat tinggi, 21 orang (61,76%) mendapat nilai tinggi, 7 orang (20,59%) dan tidak seorangpun yang mendapat nilai rendah dan sangat rendah. 20.59 0.00 0.00 17.65 61.76 sangat tinggi tinggi cukup rendah Gambar 3.32. Grafik Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa pada Tes akhir Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman matematik pada Tes Akhir dikategorikan baik. Hal ini menunjukan bahwa siswa sudah mampu mengembangkan Berdasarkan Tabel 3.24. persentase pemahaman matematik siswa untuk menemukan masalah yaitu 100%; merumuskan masalah yaitu 99%; mengaitkan satu konsep dengan konsep lain yaitu 81%; menyelesaikan operasi hitung aljabar yaitu 79%; dan interpretasi gambar mengenai materi yaitu 71%. Pada Gambar 3.33 diperoleh informasi bahwa rata-rata persentase kemampuan pemahaman matematik siswa nilai rata-rata post test sebesar 78,43% dengan kriteria penilaian tinggi 16 Jurnal Analisa Vol.1 No.1 Juni 2013 :12-19

persentase A1 A4 A7 A10 A13 A16 A19 A22 A25 A28 A31 A34 presentase 100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 siswa Gambar 3.33. Grafik Persentase Kemampuan Siswa dalam Memahami Masalah pada Tes Akhir kemamp uan pemaha man matem II mengalami peningkatan sebesar 2,95% ; dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 11,76%; sedangkan rata-rata persentase ketuntasan belajar siswa pada tes akhir sebesar 100% dengan kriteria penilaian sangat baik. Adapun untuk daya serap dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 3,82%; dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 13,38%; sedangkan persentase daya serap pada tes akhir sebesar 78,43% dengan kriteria penilaian baik. Secara keseluruhan perkembangan hasil belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan teknik ikonik dari Siklus I sampai Siklus III hingga tes akhir, dapat dilihat rinciannya pada Tabel 3.25 berikut: Tabel 3.25. Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa pada Materi Bilangan Pecahan Daya Tes Ketuntasan Kriteria Serap Evaluasi Belajar (%) Ketuntasan (%) Siklus I 85,29% 60,59% Baik Siklus II 88,24% 64,41% Baik Siklus III 100% 77,79% Baik Tes Akhir 100% 78,43% Baik Berdasarkan Tabel 3.25. diperoleh informasi persentase Tingkat kesukaran belajar siswa. Untuk ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 ketuntasan belajar daya serap Gambar 3.34. Grafik Tingkat Ketuntasan Belajar dan Daya Serap Siswa pada Materi Bilangan Pecahan Seperti halnya ketuntasan belajar siswa, kemampuan pemahaman matematik siswa pada tiap siklusnya setelah pembelajaran dengan menggunakan teknik ikonik juga mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan rata-rata persentase kemampuan pemahaman matematik siswa pada tiap siklus seperti terlihat pada Tabel 3.26. berikut siklus I siklus II Siklus III Post Test Tabel.3.26. Rata-rata Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa pada Tiap Siklus Jurnal Analisa Vol.1 No.1 Juni 2013 :12-19 17

A1 A3 A5 A7 A9 A11 A13 A15 A17 A19 A21 A23 A25 A27 A29 A31 A33 persentase Ahmad Zahid, Nunung Sobarningsih, dan Wati Susilawati Tes Evaluasi Rata-rata Persetase Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa Kriteria Siklus I 67,94% Cukup Siklus II 70,29% Baik Siklus III 77,79% Baik Tes Akhir 78,43% Baik Dari tabel 3.26 diketahui rata-rata persentase kemampuan pemahaman matematik siswa yang terendah ada pada siklus I yaitu 67,94% sedangkan yang tertinggi ada pada post test yaitu 78,43%. Namun untuk melihat kemampuan pemahaman siswa secara keseluruhan terlihat pada gambar 3.35 sebagai berikut: 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 siswa Gambar 3.35. Grafik Perkembangan Rata-rata Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa sikl s I sikl s II mereka menghadapi materi yang penuh dengan cerita yang sering mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari, tentu saja dengan penyajian materi yang menyenangkan oleh guru, dan adanya pembelajaran yang menuntut siswa untuk berulang. sedangkan persentase kemampuan pemahaman matematik siswa pada tes akhir sebesar 78,43% dengan kriteria penilaian baik. 4. Simpulan dan Saran (12 pt, bolt) Berdasarkan analisis data hasil penelitian tentang penerapan teknik ikonik terhadap kemampuan pemahaman matematika siswa pada pembelajaran matematika pokok bahasan pecahan, maka di dapat kesimpulannya yaitu dari hasil analisis lembar observasi menggambarkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik ikonik secara keseluruhan termasuk kategori baik, hal ini ditunjukkan bahwa siswa sudah konsentrasi mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan aktivitas guru selama proses pembelajaran selalu berpijak pada tahap-tahap pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu sesuai dengan indikator-indikator aktivitas guru. Hasil observasi juga ditemukan bahwa peranan Pada Gambar 3.35. terlihat bahwa kemampuan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran pemahaman matematik siswa meningkat pada yakni membimbing dan mengarahkan serta siklus I ke siklus II dan dari siklus II ke siklus memotivasi siswa dalam belajar, kemampuan III, peningkatan ini disebabkan motivasi siswa pemahaman matematik siswa pada tiap siklus untuk mempelajari materi meningkat, karena melalui pembelajaran dengan teknik ikonik 18 Jurnal Analisa Vol.1 No.1 Juni 2013 :12-19

tergolong kriteria baik. Hal ini terlihat dari ratarata persentase kemampuan pemahaman matematik siswa pada siklus I sebesar 67,94% dengan kriteria cukup, siklus II sebesar 70,29% dengan kriteria baik, siklus III sebesar 77,79% dengan kriteria baik, berdasarkan hasil analisis tes seluruh siklus setelah diterapkannya pembelajaran dengan teknik ikonik, maka diperoleh rata-rata persentase kemampuan pemahaman matematik siswa pada tiap siklusnya mengalami peningkatan. Untuk ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 2,95%; dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 11,76%; sedangkan rata-rata persentase ketuntasan belajar siswa pada tes akhir sebesar 100% dengan kriteria penilaian sangat baik. Adapun untuk daya serap dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 3,82%; dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 13,38%; sedangkan persentase daya serap pada tes akhir sebesar 78,43% dengan kriteria penilaian baik, berdasarkan hasil analisis data skala sikap, diperoleh bahwa tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan teknik ikonik cukup baik. Hal ini terlihat dari rata-rata skor sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan teknik ikonik menunjukkan skor sikap siswa yaitu 2,31 dan sikap netral 1,95. Skor sikap siswa terhadap tes yang diberikan guna menunutut pemahaman matematik siswa yaitu 2,94 dan sikap netral 2,43. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa memiliki sikap positif terhadap pembelajaran menggunakan teknik ikonik. 5. Daftar Pustaka (12 pt, bolt) Ruseffendi. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito. Ruseffendi. (1991). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa Khususnya dalam Pengajaran Matematika Untuk Guru dan Calon Guru. (Diktat). Nurjamilah, Rini.(2008). Penerapan Model Pembelajaran Pemandu Awal (Advance Organizer) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa. (Skipsi). UIN Bandung : Tidak Dipublikasikan. Nurlaela, Iis.(2006). Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Ikonik Pada Pokok Bahasan Aritmetika Sosial Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (Penelitian Eksperimen di Kelas VII MTs. Persatuan Islam 3 Pameungpeuk). (Skipsi). UIN Bandung : Tidak Dipublikasikan. Jurnal Analisa Vol.1 No.1 Juni 2013 :12-19 19