Community Engagement & Emergence Journal Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020 Halaman : 84-90

dokumen-dokumen yang mirip
IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

PELATIHAN PENGOLAHAN PRODUK RUMPUT LAUT UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN NUSA LEMBONGAN SEBAGAI DESTINASI WISATA ABSTRAK ABSTRACT

IbM Kelompok PKK Desa Senggreng

BAB I PENDAHULUAN. di lereng gunung Merapi kawasan Turi, Cangkringan, Sleman. Didukung

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

GEMAKAN GERAKAN NDULANG DEWIS: SEBAGAI PEMANFAATAN POTENSI DESA UNTUK DIJADIKAN IKON DESA WISATA WONOLOPO KECAMATAN MIJEN

IbM Kelompok Tani Buah Naga

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

PENDAHULUAN. Salah satu keunikan dan keunggulan makanan dari bahan cokelat karena kandungan

DIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH SIRSAK BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA BALE ABSTRAK

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN INDUSTRI PENGOLAHAN SALAK SKALA KECIL DI KABUPATEN BANJARNEGARA

OPTIMASI PENGOLAHAN TEH KULIT BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) OPTIMIZATION OF DRAGON FRUIT (Hylocereus polyrhizus) SKIN TEA PROCESSING

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

BAB I PENDAHULUAN. dari segi jumlah tanaman obat yang sebagian besar belum dapat dibuktikan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat tumbuh berbagai macam flora, termasuk buah-buahan. Banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul

BAB I PENDAHULUAN. food menurut Food and Agriculture Organization didefinisikan sebagai makanan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: 1) Industri kopi olahan kelas kecil (Home Industri), pada industri ini

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERENCANAAN PENGEMASAN COFFEE MIX 3IN1 DI PTPN XII (PERSERO) DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 3 TON/HARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol. 2 No. 1 Maret 2018 e. ISSN: Boy Riza Juanda 1, Syukri Risyad 2, Hanisah 3

Pemberdayaan Masyarakat Bulu Duwur, Ropoh, Kepil, Wonosobo Melalui Pemanfaatan Bunga Pinus Sebagai Teh Kantong Tekas Bina Mekanist

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IbM USAHA RUMAH TANGGA OLAHAN BUAH SALAK DI KABUPATEN KARANGASEM BALI

industri berbahan dasar olahan limbah yang dikenal khalayak umum. Perlu adanya tangan dan ide kreatif seseorang agar limbah yang tidak ternilai

TANAMAN BERKHASIAT OBAT. By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt

I. PENDAHULUAN Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

Peluang Bisnis Modal Kecil, Keripik Jamur Aneka Rasa

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara

MAKALAH PROGRAM PPM. PENGAWETAN SERAT ECENG GONDOK DENGAN EKSTRAK DAUN NIMBA (Azadirachta indica A.Juss)

USAHA KECIL UNTUK MANFAAT BESAR (Peran Serta Pemda untuk Para Pelaku Usaha Sale Pisang) (Oleh : Subkhan)

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sektor UKM sering diartikan sebagai salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup murah. Selain itu, jambu biji juga memiliki khasiat untuk

BAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan

PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG

The 7 th University Research Colloquium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

MENINGKATKAN KESADARAN DALAM BERWIRAUSAHA MELALUI POTENSI HASIL PANEN (MIE TOMAT)

I. PENDAHULUAN. penghidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Secara umum, pengertian

STUDI FITOKIMIA DAN POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI KAYU MANIS (CINNAMOMUM SP.) DENGAN METODE PERKOLASI YOANITA EUSTAKIA NAWU

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM

I. PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

POTENSI LIMBAH KULIT BUAH PISANG (Musa paradisiaca L.) DARI PEDAGANG GORENGAN DI KOTA MANOKWARI

PEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI MAKANAN RINGAN LADU DENGAN MENGGUNAKAN INOVASI TEKNOLOGI DI DESA BANJAREJO DUSUN LAJU KECAMATAN NGANTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 RUMUSAN MASALAH

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH RAMBUSA (Passiflora foetida)

PEMBERDAYAAN USAHA RUMAH TANGGA OLAHAN BUAH SALAK SRADHA DI KABUPATEN KARANGASEM BALI

Kinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, TOKSISITAS DAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DARI EKSTRAK DAUN PULAI (Alstonia scholaris (L.) R. Br.) SKRIPSI SARJANA KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelapa sawit dan karet dan berperan dalam mendorong pengembangan. wilayah serta pengembangan agroindustry.

TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berbasis agroindustri semakin ketat. Selain itu, ketatnya

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BUAH SALAK DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI

IbM PENGOLAHAN JAGUNG IBU-IBU PKK DESA TAMBAKMERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia

I. PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan, beberapa

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( I b M) PADA KELOMPOK TANI BUDIDAYA JAMUR KONSUMSI SUBUR MAKMUR DESA PARONGPONG KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG

PENGARUH PENAMBAHAN AIR PERASAN LEMON TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDUHAN BELUNTAS (Pluchea indica Less) LEMON SKRIPSI

2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

PENGABDIAN MASYARAKAT PADA UMKM BAKSO SAPI

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu komoditas agroindustri yang sudah tidak asing lagi di Indonesia

Evaluasi Kualitas Produk Dadih Dalam Bentuk Bubuk Yang Dikeringkan Dengan Sinar Matahari Dan Oven

BAB I PENDAHULUAN. masih bertumpu pada beras. Meskipun di beberapa daerah sebagian kecil penduduk

Studi Kasus Pengembangan Usaha : Kolaborasi PTS, PRA dan IKM Keripik Tempe Pedan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Metode PAR Sebagai Indikator Peningkatan Peran Masyarakat Terhadap Pengelolaan Limbah Plastik Dusun Paten Tridadi Sleman Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Tanaman teh dapat tumbuh subur di daerah-daerah yang rendah

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG

PENINGKATAN KAPASITAS PETERNAK LELE TRADISIONAL MELALUI PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan didunia bisnis saat ini sangat pesat. Hampir disemua

Transkripsi:

Community Engagement & Emergence Journal Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020 Halaman : 84-90 Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemanfaatan Limbah Kulit Salak Menjadi Produk Unggul Melalui Model Industri Kreatif di Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro Abdul Ghofur 1*, Yuhronur Efendi 2, Mohammad Rizal Nur Irawan 3 Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan 1,2,3 abdulghofur@unisla.ac.id 1* ABSTACT Home industry "Mother Arum" is a home industry in the area of Bojonegoro salak wedi agrotourism and produces a variety of preparations from salak fruit such as date palm, madumongso salak, dodol salak, molen salak, and coffee zalacca seeds. Organic waste in the form of zalacca skin which is the residual consumption of zalacca or the rest of zalacca processing for other food products that are currently produced in this home industry and the local community is very abundant. Phytochemical test results showed the skin of zalacca contains flavonoids and tannins and a little alkaloid. The content of flavonoids in zalacca skin extract can reduce glucose levels in the blood. The ethanol extract of zalacca skin contains secondary metabolites of alkaloids, polyphenolates, flavonoids, 1mbien, quinones, monoterpenes and sesquiterpenes. Based on the value of antioxidant capacity and IC50, zalacca skin extract has great potential to be marketed as a food product as an antioxidant drink that is good for health, but also as an effort to use zalacca skin so that it has economic value. The solution to this problem is to process wedi zalacca skin into a processed product in the form of zalacca tea and make its marketing strategy online or offline. The proposed activity plan is the training of salak skin production in the "Mother of Arum" home industry and the creation of a marketing strategy. This is expected to be able to provide knowledge, skills and increase competitiveness in the form of product diversification in the "Mother of Arum" home industry. Keyword : Productivity, Machinery, Electric Motors, Production Cpacity ABSTRAK Homeindustry BundaArum merupakan Homeindustry yang ada dikawasan agrowisata salak wedi Bojonegoro dan memproduksi berbagai olahan dari buah salak seperti kurma salak, madu mongso salak, dodol salak, molen salak, dan kopi biji salak. Limbah organik berupa kulit salak yang merupakan sisa konsumsi salak ataupun sisa pengolahan salak untuk produk makanan lainnya yang saat ini sudah diproduksi di homeindustry ini maupun masyarakat setempat sangat berlimpah. Hasil uji fitokimia menunjukkan kulit buah salak mengandung senyawa flavonoid dan tannin serta sedikit alkaloid. Kandungan flavonoid didalam ekstrak kulit salak mampu menurunkanka darglukosa dalam darah. Ekstraketanol kulit buah salak mengandung metabolit sekunder alkaloid, polifenolat, flavonoid, 1mbien, kuinon, monoterpen dan seskuiterpen. Berdasar nilai kapasitas antioksi dan dan IC50, ekstrak kulitsalak memilik ipotensi besar untuk dipasarkan menjadi produk pangan sebagai minuman berantioksi dan yang baik untuk kesehatan, selain itu juga sebagai upaya pemanfaatan kulit salak sehingga bernilai ekonomis. Solusi dari permasalahan ini adalah mengolah kulitsalak wedi menjadi produk olahan berupateh kulit salak dan membuat strategi pemasarannya baik secara online atau offline. Rencanakegiatan yang diusulkanadalahdengan pelatihan produksi kulit salakpada Home industry Bunda Arum dan pembuatan strategi pemasaran.hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, keterampilan, dan peningkatan daya saing berupa diversifikasi produk pada Homeindustry Bunda Arum. Kata kunci: Teh kulit salak,salak Wedi, Home industry https://journal.yrpipku.com/index.php/ceej Copyright 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution- NonCommercial 4.0 International license.

1. Pendahuluan Desa Wedi merupakan sebuah desa di kecamatan Kapas kabupaten Bojonegoro yang saat ini menjadi kawasan agrowisata dikarenakan merupakan salah satu penghasil salak wedi yang merupakan produk unggulan daerah kabupaten Bojonegoro. Salak Wedi adalah salak khas Bojonegoro yang dihasilkan oleh 10 desa di wilayah kecamatan Kapas seluas 75 Ha. Dan 10 desa tersebut adalah Bendo, Tapelan, Wedi, Kedaton, Klampok, Padangmentoyo, Tanjungharjo, Kalianyar, Sembung dan Bangilan.Banyak jenis salak yang terdapat di Indonesia. Buah yang mmpunyai nama latin Salacca Zalacca dan biasa disebut snake fruit karena kulitnya yang mirip dengan sisik ular ini tidak hanya terdapat di Bojonegoro saja, namun terdapat di beberapa daerah. Beberapa yang terkenal di antaranya adalah salak Sidimpuan dari Sumatera Utara, Salak Codet dari Jakarta, Salak Pondoh dari Yogyakarta, Salak Bali dari Bali, dan Salak Penjalinan dari Bangkalan, Madura. Salak Wedi memang mempunyai ciri khas tersendiri dibanding yang lain. Buahnya lebih menyegarkan karena tidak hanya didominasi oleh rasa masam saja, namun juga rasa manis dan kadang sepat dan teksturnya yang agak berair membuat buah ini menjadi cukup terkenal di kalangan pedagang salak di Bojonegoro karena lebih enak dibanding jenis salak lain. Gambar 1. Kawasan agrowisata salak wedi Bojonegoro Kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan agropolitan sejalan dengan keputusan Bupati Bojonegoro Nomor 188/ 183A/ KP/ 412.12/ 2008 tentang penetapan kabupaten Bojonegoro sebagai lokasi pengembangan agropolitan dimana kabupaten Bojonegoro direncanakan di tiga wilayah yaitu kecamatan Kalitidu,Kapas,dan Dander.Masyarakat desa Wedi hampir semuanya memiliki perkebunan salak di pekarangan rumah mereka. Luas perkebunan salak wedi di desa Wedi seluas 23 hektare. 2 Para petani salak di desa wedi biasanya menjual salak hasil kebun di jalan-jalan desa mereka untuk dibeli para pedagang besar yang akan dijual di pasar Kota. Beberapa usaha rumahan dalam produk-produk pangan berbahan dasar salak pun muncul seiring dengan perkembangan agrowisata salak wedi. Selain buah salak, kulit salak juga banyak diteliti memiliki antioksidan. Hasil uji fitokimia menunjukkan kulit buah salak mengandung senyawa flavonoid dan tannin serta sedikit alkaloid. Kandungan flavonoid di dalam ekstrak kulit salak mampu menurunkan kadar glukosa dalam darah. Ekstrak etanol kulit buah salak 85

mengandung metabolit sekunder alkaloid, polifenolat, flavonoid, 86mbien, kuinon, monoterpen dan seskuiterpen. Ekstrak etanol kulit buah salak memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 229,27 ± 6,35 (μg/ml).berdasar nilai kapasitas antioksidan dan IC50, ekstrak kulit salak memiliki potensi besar untuk dipasarkan menjadi produk pangan sebagai minuman berantioksidan yang baik untuk kesehatan, selain itu juga sebagai upaya pemanfaatan kulit salak sehingga bernilai ekonomis 1. Salah satu home industry yang berkembang dan aktif saat ini adalah dengan label produksi Bunda Arum. Home industry ini berdiri sejak bulan Februari tahun 2017 dan memproduksi berbagai olahan dari buah salak seperti kurma salak,madumongso salak, dodol salak, molen salak, dan kopi biji salak.home industry ini mempunyai 4 orang karyawan yang membantu produksi. Produk ungulan dari home industy Bunda Arum adalah kurma salak,produk ini dibuat menyerupai tekstur kurma tetapi di buat dari bahan baku salak wedi sehingga rasanya ada campuran antara manis dan sedikit masam yang berbeda dari rasa kurma biasa. Jumlah produksi kurma salak Home industry ini per bulan masih tidak menentu,berkisar antara 300 bungkus tetapi jika banyak pesanan bisa mencapai hampir 1000 bungkus. Beberapa produk home industy Bunda Arum dipasarkan dan dijual di tempat produksinya dan sebagian di titipkan ke toko-toko disekitar kota Bojonegoro. produk home industy Bunda Arum sering diajak oleh dinas-dinas di bojonegoro dalam beberapa pameran produk karena kulitas produk dan home industry nya yang berkembang.oleh karena itu diperlukan beberapa inovasi salah satunya dari segi jenis produk olahan dari salak agar home industry ini dapat terus berkembang. Apalagi kulit salak yang selama ini hanya menjadi limbah untuk dibuang tetapi ternyata dapat dimanfaatkan sebagai produk olahan yang potensial dan tanpa memerlukan bahan baku tambahan dari buah salak,hanya menggunakan sisa dari hasil produk olahan yang lain. Gambar 2. Produk dan pemilik home industry Bunda Arum 86

Permasalahan Mitra Mitra 1 merupakan obyek yang potensial untuk dikembangkan karena sudah bisa mengolah dan memproduksi olahan dari buah salak. Perlu berbagai inovasi produk salah satunya adalah jenis produk olahan dari buah salak agar bahan baku produksi berupa buah salak dapat termanfaatkan secara optimal. Selama ini mitra sudah melakukan olahan dari limbah biji salak sebagai kopi biji salak wedi.dari banyak referensi selain biji salak ternyata salak memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.oleh karna itu hal ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu olahan dari salak. Mitra belum mengetahui cara pengolahan dan jenis produk olahan dari kulit salak. Pengolahan yang saat ini dilakukan adalah produk makanan berbahan dasar salak sedangkan bahan dari proses tersebut yang berpotensi menjadi limbah yaitu salah satunya berupa kulit dan daun salak belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal dari proses usaha rumahan yang dilakukan akan banyak sekali limbah berupa kulit salak yang timbul.selama ini kulit salak hanya dibuang setelah buahnya dikonsumsi atau dijadikan olahan tertentu padahal menurut berbagai referensi, kulit salak mempunyai kandungan antioksidan tinggi yang berguna bagi kesehatan. Hal ini dapat dijadikan peluang untuk mengangkat kulit salak yang sebelumnya menjadi limbah kini potensial untuk diolah menjadi produk olahan berupa teh kulit salak wedi. Belum familiarnya manfaat yang terkandung pada kulit salak oleh masyarakat sehingga akan sedikit membutuhkan perjuangan untuk mengenalkan produk hasil olahan tersebut pada masyarakat.dari hal ini maka dibutuhkan strategi pembuatan, pemasaran dan pengenalan produk untuk diterima oleh konsumen. Mitra 2 sebagai salah satu tempat makan penyedia olahan buah salak belum mempunyai produk olahan dari kulit salak yang bisa dijual dan di tawarkan sebagai menu di tempat tersebut. Dengan kesediannya untuk menjadi mitra yang membantu menjualkan produk teh kulit salak ini nantinya juga akan memberikan beberapa manfaat pada usahanya. 2. Metode Secara garis besar metode pelaksanaan pengabdian dibagi menjadi 3 komponen sebagai berikut sosialisasi program ke mitra dan identifikasi metode pelatihan Identifikasi dan sosialisasi program Pelatihan dan pendampingan pelatihan pembuatan teh kulit salak dan mendampingi sampai mitra 1 menghasilkan produk secara mandiri produk jadi teh kulit salak siap dipasarkan oleh mitra 2 dan media produk dan pemasaran pemasaran lain Gambar 1. Metode pelaksanaan kegiatan 87

Identifikasi dan sosialisasi program. Identifikasi kebutuhan pelatihan digunakan untuk mengetahui metode pelatihan yang tepat agar tujuan yang ditentukan tercapai. Karaktristik dan kondisi mitra menjadi beberapa pertimbangan untuk menentukan hal ini. Diperlukan tinjauann media dan teknologi yang tepat untuk membina peserta pelatihan secara komprehensif. Dari kondisi mitra 1, diperlukan metode berupa transfer pengetahuan tentang limbah kulit salak yang dapat digunakan sebagai bahan pangan.selain itu perlu dilakukan demonstrasi dan praktek cara membuat teh dari kulit salak.setelah pelatihan dibutuhkan pendampingan agar mitra 1 dapat benarbenar mandiri dalam membuat produk.konsep pemasaran produk didiskusikan dengan mitra 1 dan mitra 2. Selain itu perlu didiskusikan pula pengoptimalan pemasaran melalui media yang telah dimiliki oleh mitra 1. Pelatihan dan Pendampingan Tabel 1. Pelatihan dan Pendampingan Pra pelatihan Penyiapan kebutuhan pelatihan seperti laptop,proyektor,slide,produk setengah jadi,bahan baku kulit salak,oven,kompor dll. Pelatihan 3 Sesi 1 (Pengenalan dan pemaparan manfaat limbah kulit salak), poin-poin penyampaian berupa hasil-hasil penelitian tentang aplikasi limbah kulit salak serta potensinyauntuk bahan pangan. 4 Sesi 2 (Cara membuat teh dari kulit salak), diberikan demonstrasi dan tutorial cara membuat teh dari kulit salak. Penjelasan lebih detail akan diterangkan selanjutnya. 5 Sesi 3 (Cara packaging produk teh kulit salak), poin poin yang disampaikan adalahbagaimana membuat packaging produk yang menarik dengan memberikan edukasi kepada konsumen pada kemasan agar mengetahui informasi produk secara jelas dan tertarik membeli. Pasca pelatihan Proses pendampingan kepada mitra 1 untuk membuat produk secara mandiri. 3. Hasil dan Pembahasan Cara pembuatan teh kulit salak dengan metode sebagai berikut a. Kulit salak yang buahnya baru dipakai dicuci bersih dengan air untuk menghilangkan kotoran atau debu-debu yang menempel. Jangan memakai kulit salak yang sudah lama,karna rentan bakteri atau pembusukan. b. Kulit salak dijemur sekitar 3-4 hari dibawah sinar matahari atau di panaskan pada oven dengan suhu kurang dari 70 o C sampai kering. Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air dan mencegah pertumbuhan jamur 88

c. Hasil pengeringan kulit salak kemudian dipotong kecil-kecil agar lebih mudah dihancurkan d. Potongan-potongan kecil kulit salak kemudian digiling dengan coffe grendersampai menjadi bubuk halus(rasa original),untuk mnghasilkan rasa vanilla maka bubuk vanilla di tambahkan pada saat penggilingan. e. Hasil penggilingan dimasukkan ke kantong teh dan di press dengan impulse sealer f. Produk dikemas ke dalam kotak teh dan siap dipasarkan. Produk dan pemasaran Produk jadi siap jual kemudian dipasarkan dengan metode sebagai berikut: a. Menjadi salah satu produk jual dan menu olahan oleh mitra 2. Seperti diketahui mitra 2 bergerak dibidang usaha kuliner dan menyediakan olahan-olahan salak wedi. Teh kulit salak wedi dapat digunakan sebagai salah satu menu khas olahan salak wedi. Untuk menarik minat konsumen terhadap menu ini maka dibuat pamflet dan atau banner tentang teh salak yang ditampilkan di meja konsumen atau meja kasir. Selain itu produk teh kulit salak bisa dijual secara langsung untuk dibawa pulang. b. Ditampilkan dalam festival salak Bojonegoro. Berbagai upaya memang saat ini tengah dilakukan untuk semakin mengenalkan potensi salak di Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro. Di mana tahun 2017 lalu desa ini ditetapkan sebagai sentra agrobis salak. Karena tidak hanya dijual berupa buah namun berbagai olahan. Festival Salak Wedi biasanya diadakan setiap tahun dengan membuat gunungan-gunungan salak dan memasarkan produk olahan salak berupa makanan dan minuman yang diproduksi oleh warga sekitar.festival ini dihadiri oleh semua masyarakat dan perangkat desa, warga kabupaten bojonegoro serta pemerintah kabupaten Bojonegoro,hal ini tentunya menjadi media pemasaran yang cukup bagus untuk mengenalkan dan memasarkan produk teh kulit salak wedi. c. Di titipkan di sentra oleh-oleh kota Bojonegoro Sentra oleh-oleh di kota Bojonegoro banyak terdapat di sekitar jalan utama di lingkup kota Bojonegoro. Salah satu yang mempunyai tempat strategis adalah banyak dikunjungi oleh orang yang berkunjung ke bojonegoro atau warga bojonegoro yang ingin memberi ke sanak saudara di kota lain adalah toko Aneka camilan yang ada di jalan Diponegoro. Toko ini menyediakan berbagai camilan serta oleh-oleh khas bojonegoro seperti ledre,egg roll,olahan salak dll. Tempat ini juga merupakan tempat strategis sebagai tempat pemasaran produk teh kulit salak wedi. d. Pengoptimalan media sosial dan media online. Mitra 1 saat ini sudah mempunyai akun penjualan online yaitu tokopedia dan bukapalak.hal ini dapat dioptimalkan sebagai salah satu cara menjual produk teh kulit salak khususnya untuk calon konsumen diluar kota Bojonegoro. Salah satu pengoptimalannya adalah dengan memberikan deskripsi produk yang lengkap dan menarik. Selain akun penjualan online akan dilakukan pengoptimalan media social melalui iklan pada akun Wakul-Bo!Wisata 89

Kuliner Bojonegoro yang merupakan grup facebook yang berada di sektor kuliner sebagai wadah bertemunya penyedia kuliner dan penikmat kuliner di kota Bojonegoro dan sekitarnya. Gambar 2. proses pembuatan teh kulit salak 4. Simpulan Berdasarkan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan di Bojonegoro,, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa dalam pembuatan industri kreatif ini dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat Desa akan pentingnya memanfaatkan barang bekas atau barang tidak terpakai menjadi barang atau produk yang berguna 5. Ucapan Terimakasih Kami ucapkan terima kasih atas dukungan keuangan dari Universitas Islam Lamongan, serta semua pihak yang telah memberikan kesempatan pada kami untuk melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. 6. DAFTAR PUSTAKA Anonim, (2011). kulit salak untuk diabetes,http:daunsirsak.net kulit-salak-untuk diabetes(15 agustus 2018) Anam. (2017). Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro Perbaikan Budidaya Tanaman Salak. Prosiding. Seminar Nasional dan Gelar Produk UMM.17-18 Oktober 2017 Badriyah, N. (2017). Kontinum Relationship: Konsep Pemberdayaan Pelatihan Masyarakat Ekonomi Kreatif Menuju Daya Saing. Paper pada Seminar Nasional, FEB Unikama Peningkatan Ketahanan Ekonomi Nasional dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global. Malang. FEB Unikama. Dhyanaputri. 2016.Analisis Kandungan Gizi ekstra Kulit Salak Produksi Kelompok Tani Abian Salak Desa Sibetan Sebagai Upaya Pengembangan Potensi Produk Pangan Lokal. Jurnal Meditory. 4(2):93-100 Intanti, E. Y. R., & Lubis, Z. (2018). Serat Eceng Gondok Sebagai Bahan Alternatif Admixture Pada Laston Tipe Xi Sni 03-1737-1989 Ditinjau Terhadap Nilai- Nilai Uji Marshall. Jurnal CIVILA, 3(2), 154-160. Mauladi, K. F. (2017). Penentuan Jumlah Produksi Sarung Tenun Tradisional dengan Metode Fuzzy Tsukamoto. SMATIKA JURNAL, 7(01), 21-25. 90