PROFIL KOTA SERANG BAB 2.1. WILAYAH ADMINISTRASI. REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A K o t a S e r a n g

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR INFORMASI PUBLIK SECARA BERKALA

DAFTAR INFORMASI PUBLIK SECARA BERKALA

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN STATUS 15 (LIMA BELAS) DESA MENJADI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN STATUS LIMA BELAS DESA MENJADI KELURAHAN DI EMPAT KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

Perkembangan Ekonomi Makro

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

4.1. Letak dan Luas Wilayah

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PENDAHULUAN. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20 -

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

Jasa-jasa : 4,45% Angkutan dan komunikasi : 3,84% Keuangan, persewaan & Jasa perusahaan : 2,68%

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

PENDAHULUAN Latar Belakang

Profil Kabupaten Aceh Singkil

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

Profil Kabupaten Aceh Tamiang

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

Transkripsi:

BAB PROFIL KOTA SERANG 2.1. WILAYAH ADMINISTRASI Kota Serang merupakan daerah otonom yang terbentuk dari pemekaran Kabupaten Serang pada tanggal 10 Agustus 2007 berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang. Berdasarkan penjelasan undangundangtersebut dijelaskan bahwakota Serang memiliki luas wilayah keseluruhan ± 266,71km 2. Sedangkan hasil inventarisasi luas wilayah di 6 (enam) kecamatan secara faktual luas wilayah Kota Serang seluruhnya mencapai 266,74km 2 atau sekitar 3,08% dari luas wilayah Provinsi Banten. Kecamatan Kasemen merupakan kecamatan dengan wilayah terluas yaitu sekitar 63,36 km 2 atau sekitar 23,75% dari luas wilayah Kota Serang. Sementara kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah Kecamatan Serang yang hanya sekitar 9,7% dari luas wilayah Kota Serang, atau sekitar 25,88 km 2. Tabel berikut ini memberikan gambaran tentang rincian jumlah wilayah serta persentase luas wilayah masingmasing kecamatan tersebut. Hal 2-1

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Serang Berdasarkan Kecamatan No Kecamatan Luas (km2) % 1 Curug 49,6 18,59 2 Walantaka 48,48 18,18 3 Cipocok Jaya 31,54 11,82 4 Serang 25,88 9,70 5 Taktakan 47,88 17,95 6 Kasemen 63,36 23,75 266,74 100,00 Sumber: BPS Kota Serang, 2014 Sesuai dengan pasal 5 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007, Kota Serang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: (1) Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Banten, yang terletak di Kelurahan Banten dan Kelurahan Sawah Luhur; (2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pontang di Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Ciruas, dan Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang; (3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cikeusal, Kecamatan Petir, Kecamatan Baros Kabupaten Serang; dan (4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Waringin Kurung, Kecamatan Kramat Watu Kabupaten Serang. Pada awal terbentuknya pada tahun 2007, Kota Serang terdiri dari 6 kecamatan, 46 desa dan 20 kelurahan. Perkembangan kota yang cukup pesat serta tuntutan pelayanan publik yang lebuh baik mendorong perubahan status 16 (enambelas) desa menjadi kelurahan pada tahun 2011 melalui Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2011, sehingga jumlah kelurahan bertambah menjadi 36 (tiga puluh enam) kelurahan dan 30 (tiga puluh) desa. Pada tahun 2012 dilakukan kembali perubahan status 15 (lima belas) desa menjadi kelurahan melalui Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012, sehingga jumlah kelurahan bertambah menjadi 51 (lima puluh satu) kelurahan dan 15 (lima belas) desa. Selanjutnya setahun kemudian, kelima belas desa yang tersisa juga mengalami perubahan status menjadi kelurahan melalui Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2013 sehingga sejak saat itu jumlah kelurahan di Kota Serang hingga kini adalah sebanyak 66 (enam puluh enam) kelurahan, dengan rincian sebagai berikut: Hal 2-2

Tabel 2.2 Kelurahan di Kota Serang No KECAMATAN / KELURAHAN No KECAMATAN / KELURAHAN I KECAMATAN CIPOCOK II KECAMATAN CURUG JAYA 1 Cipocok Jaya 1 Curug 2 Karundang 2 Tinggar 3 Panancangan 3 Kemanisan 4 Banjar Agung 4 Cipete 5 Banjar Sari 5 Cilaku 6 Tembong 6 Pancalaksana 7 Dalung 7 Sukawana 8 Gelam 8 Sukalaksana 9 Curug Manis 10 Sukajaya III KECAMATAN SERANG V KECAMATAN TAKTAKAN 1 Serang 1 Taktakan 2 Cipare 2 Sayar 3 Sumur Pecung 3 Pancur 4 Kota Baru 4 Kuranji 5 Lopang 5 Kalanganyar 6 Cimuncang 6 Cilowong 7 Unyur 7 Panggungjati 8 Sukawana 8 Drangong 9 Lontarbaru 9 Umbul Tengah 10 Kaligandu 10 Sepang 11 Terondol 11 Lialang 12 Kagungan 12 Taman Baru IV KECAMATAN KASEMEN VI KECAMATAN WALANTAKA 1 Kasemen 1 Walantaka 2 Mesjid Priyayi 2 Cigoong 3 Terumbu 3 Nyapah 4 Warung Jaud 4 Pangampelan 5 Bendung 5 Kiara 6 Banten 6 Pager Agung 7 Sawah Luhur 7 Kalodran 8 Kilasah 8 Kapuren 9 Kasunyatan 9 Teritih 10 Margaluyu 10 Pabuaran 11 Pasuluhan 12 Tegalsari 13 Pipitan 14 Lebakwangi Sumber: Bappeda Kota Serang, 2014 Hal 2-3

Gambar 2.1. Peta Wilayah Administrasi Kota Serang Hal 2-4

2.2. POTENSI WILAYAH KOTA SERANG Meski Kota Serang adalah Kota yang masih berusia relatif belia, namun sejumlah potensi yang dimiliki menjadikan Kota Serang memiliki daya saing yang cukup tinggi. Beberapa hal bersumber pada faktor alamiah yang dimiliki oleh Kota Serang, seperti: posisi strategisnya dalam konteks provinsial sebagai Ibukota Provinsi Banten, geostrategisnya dalam konteks regional sebagai daerah transit dari gerbang masuk ke Pulau Jawa di Kota Cilegon, posisinya yang terletak di Teluk Banten dengan Pelabuhan Karangantu yang bernilai historis dan komersil menjadikan Kota Serang memiliki potensi sangat besar untuk mengembangkan sektor kelautan dan perikanan, bentangan alamnya yang datar dan terletak di Pantai Utara Banten masih menyimpan potensi sebagai lahan pertanian produktif dengan jaringan irigasi yang sebagian besar masih berfungsihingga saat ini, serta faktor historis yang menjadikan Kota Serang sebagai pewaris kekayaan khasanah kebudayaan yang bersumber dari kejayaan Kesultanan Islam Banten mengingat sejumlah situs pentingnya yang terletak di Kota Serang. Pengembangan potensi wilayah Kota Serang tak dapat dipisahkan sebagai bagian integral dari Provinsi Banten, sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah serta sosial ekonomi masyarakat yang menekankan pada pengembangan pembangunan pada bidang pertanian, industri, parawisata, perdagangan dan jasa.kota Serang mempunyai kekuatan sumber daya alam dan sumber daya manusia sebagai modal dasar untuk membangun wilayah secara optimal guna mencapai kesejahteraan sebesar-besarnya bagi masyarakat. Peluang dan potensi wilayah di Kota Serang dapat digambarkan sebagai berikut : 1) Pengembangan Potensi Perikanan Potensi perikanan adalah asset yang sangat bernilai ekonomi tinggi, baik perikanan tangkap maupun budidaya. Tahun 2014 saja tercatat produksi ikan laut mencapai 2.917,75 ton hasil produksi perikanan tangkap dengan nilai produksi mencapai Rp. 38,76 Milyar, belum termasuk produksi perikanan budidaya (tambak, kolam, sawah, dan laut) yang mencapai 1.816,92 ton dengan nilai produksi mencapai Rp. 25,59 Milyar. Hal 2-5

Pengembangan potensi perikanan di Kota Serang dapat dilihat dari pembagian Kawasan Perikanan di Kota Serang yang meliputi: kawasan perikanan tangkap, kawasan perikanan budidaya. Kawasan perikanan tangkap meliputi: rencana pengembangan kawasan pusat perikanan di Karangantu dan pengembangan tempat penyimpanan ikan, pengembangan minapolitan serta wisata perikanan di Karangantu; kawasan pengembangan utama komoditi perikanan di pantai utara di Karangantu; pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) dan pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Karangantu. Sedangkan kawasan perikanan budidaya terdapat di Kelurahan Banten dan Kelurahan Sawah Luhur. 2) Pengembangan Potensi Pertanian Meski berstatus sebagai kota, potensi pertanian di Kota Serang masih dapat dikembangkan sebagai salah satu basis perekonomian rakyat khususnya pertanian tanaman pangan yang tersebar di sejumlah kawasan pertanian produktif yaitu: kawasan sawah irigasi seluas 4.910 Ha yang terdapat di sebagian besar wilayah Kecamatan Kasemen; kawasan sawah non irigasi seluas 3.445 Ha di Kecamatan Walantaka dan sekitarnya; serta pertanian lahan kering atau lahan bukan sawah seluas 11.747 Ha yang tersebar di sejumlah kecamatan.komoditas unggulan pada sektor pertanian adalah padi dengan luas panen padi sawah mencapai 15.416 Ha dengan produksi mencapai 88.234 ton Gabah Kering Giling (GKG); serta luas panen padi ladang mencapai 408 Ha dengan total produksi mencapai 578,52 ton GKP. Di samping padi, Kota Serang juga masih memiliki potensi palawija yang tersebar di seluruh Kecamatan. Komoditas jagung misalnya memiliki potensi luas panen mencapai 489 Ha dengan total produksi 1.515,41 ton; ketela pohon dengan luas panen 211 Ha dan produksi mencapai 3.024 ton; ketela rambat dengan luas panen 102 Ha dan produksi mencapai 1.401,26 ton; kacang tanah dengan luas panen 1.489 Ha dan produksi mencapai 2.251 ton; kacang hijau dengan luas panen 105 Ha dan produksi mencapai 85,05 ton; serta beragam tanaman sayuran, seperti: bawang merah, sawi, kacang panjang, tomat, terong, ketimun, cabe merah, kangkung, dan cabe rawit dengan luas panen mencapai 2.781 Ha dan produksi mencapai14.755 kuintal. Hal 2-6

3) Pengembangan Potensi Peternakan Kota Serang juga masih memiliki potensi peternakan yang dapat dikembangkan sebagaimana terdapat pada kawasan pengembangan peternakan yang terdapat wilayah Kecamatan Taktakan dan Curug. Potensi peternakan yang dapat dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat setempat di Kota Serang yang relatif memadai, yaitu antara lain: sapi potong, kerbau, kambing, dan domba, serta beberapa jenis unggas seperti: bebek, ayam pedaging maupun petelur. Berdasarkan catatan Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Serang, produksi daging sapi mencapai 1.621.704 kg, daging kerbau sebesar 169,800 kg, daging kambing 159.280 kg, daging domba 241.100 kg, daging ayam buras sebesar 107.621.151 kg, daging ayam ras pedaging sebesar 9.323.984 kg, daging ayam ras petelur 59.280 kg, dan daging itik sebesar 28.784 kg. Sedangkan produksi telur dari peternakan ayam ras petelur di Kota Serang mencapai 5.683.260 kg, belum termasuk telur ayam buras yang mencapai 77.751 kg,&telur itik yang mencapai 9.058 kg. 4) Pengembangan Potensi Perkebunan Potensi perkebunan di Kota Serang terdapat di kawasan perkebunan yang tersebar di Cilowong dan Dalung, serta kawasan pertanian hortikultura di Kecamatan Curug dan Kecamatan Taktakan.Pada sektor perkebunan, potensi yang masih dapat dikembangkan yaitu komoditi kelapa dengan luas tanam 823,89 ha dengan produksi 1.047 ton, tanaman kopidengan luas tanam 32 ha dan dengan produksi 16,95 ton biji kering, tanaman cengkeh dengan luas tanam sekitar 39 Ha dan produksi sebesar 1,92 ton, dan tanaman lada dengan luas tanam 18,24 Ha dan produksi sebesar 7,08 ton. Ragam jenis buah-buahan lokal masih berpotensi dikembangkan di Kota Serang, terutama durian di Kecamatan Taktakan yang produksinya mencapai 56.479 kuintal, mangga dengan produksi sebesar 15.881 kuintal, rambutan 10.013 kuintal, nangka 5.924 kuintal, pisang 24.531 kuintal, sawo 2.612 kuintal, dan ragam buah-buahan lainnya seperti: markisa, sukun, sirsak, salak, pepaya, nenas, jeruk siam, jambu air, jambu biji, belimbing, alpukat, duku, dan lain-lain. Demikian pula dengan potensi tanaman obat-obatan yang masih dimiliki Kota Serang, seperti: tanaman jahe yang luas panennya mencapai 42.600 m 2 dan produksi mencapai 23.760 kg, tanaman kunyit dengan luas panen 129.600m 2 dan dengan produksi 71.710 kg, serta tanaman lainnya seperti tanaman kencur, lempuyang, temu kunci, kapolaga, lengkuas, sambiloto, temu lawak, dan keji beling. Hal 2-7

5) Pengembangan Potensi Pariwisata Pengembangan potensi pariwisata di Kota Serang dapat dipetakan dalam dua koridor pengembangan sebagai berikut: a. kawasan pengembangan pariwisata koridor utara yang meliputi potensi wisata alam, minat khusus dan budaya antara lain: berbagai peninggalan sejarah seperti makam dan wisata khusus seperti ziarah, gedung-gedung tua, dan situs sejarah. Pengembangan wilayah wisata ziarah berada di wilayah Kecamatan Kasemen dengan luas wilayah 63,36 Ha berjarak 4 km dari pusat Kota Serang, b. kawasan pengembangan pariwisata koridor tengah meliputi potensi wisata alam buatan, minat khusus dan budaya antara lain: pusat pertokoan dan perdagangan berbagai sarana wisata buatan, dan kerajinan cinderamata. Koridor tengah ini tersebar di Kecamatan Serang dan Cipocok Jaya. Di sektor pariwisata, potensi unggulan Kota Serang terletak pada obyek Pariwisata Cagar Alam Pulau Dua dan Wisata Banten Lama, selain itu terdapat wisata religi Mesjid Agung Banten Lama, makam Sultan Maulana Hasanudin, dan makam Maulana Yusuf, situs purbakala Banten Girang, Benteng Spellwijk, Keraton Surosowan, Keraton Kaibon, Vihara Avalokittesvara dan Museum Banten Lama. Jumlah wisatawan asing yang datang ke Kota Serang mencapai 6.665 orang pada tahun 2012 sebagaimana tercatat pada tingkat okupasi hotel di Kota Serang dan wisatawan domestik sebesar 290.119 orang, merupakan bukti cukup besarnya potensi pariwisata di Kota Serang. Berkembangnya bisnis jasa perhotelan, restoran dan rumah makan di Kota Serang merupakan indikasi lain dari berkembangnya sektor pariwisata. Pada tahun 2014 tercatat sejumlah 17 hotel di pusat Kota Serang, yang terdiri dari 2 hotel bintang 4; 5 hotel bintang 1;10 hotel Non bintang (hotel melati dan penginapan lainnya) dengan total kamar mencapai 1.762 kamar. Hal 2-8

Sektor pariwisata juga ditunjang dengan berkembangnya bisnis restoran dan cafe. Pada tahun 2013 tercatat sebanyak 35 restoran dan 13 cafe, bertambah menjadi 40 restoran dan 16 cafe pada tahun 2014. Di samping itu, tumbuhnya pusat-pusat perdagangan dan jasa juga menjadi daya tarik tersendiri bagi berkembangnya sektor jasa, perdagangan, dan pariwisata di Kota Serang. Hingga tahun 2014 tercatat 8 pusat perdagangan modern/mall, serta sejumlah swalayan dan pasar-pasar tradisional yang masih eksis dan tersebar di seluruh Kecamatan di Kota Serang.Pasar Rawu adalah pasar terbesar yang masih dapat dioptimalkan fungsinya dengan cara merevitalisasi eksistensinya sebagai pasar induk untuk sebagian besar komoditas yang menjadi kebutuhan masyarakat Serang dan sekitarnya. Jumlah wisatawan yang meningkat dari tahun ke tahun menunjukkan potensi pariwisata di Kota Serang yang masih dapat terus dikembangkan di masa depan. Jumlah wisatawan nusantara yang meningkat lebih dari 50% pada tahun 2012, dari 95.926 orang menjadi 146.021 orangdan meningkat pada tahun 2014 menjadi 296.784 orang pada tahun 2014 merupakan catatan menggembirakan yang menggambarkan prospek pariwisata di Kota Serang. Demikian pula dengan wisatawan mancanegara yang pada tahun yang sama mencapai 2.679 orang, meningkat menjadi 6.665 orang pada tahun 2014. Potensi pariwisata juga ditunjang dengan tumbuh dan berkembangnya seni dan kelompok-kelompok kesenian tradisional maupun modern yang hingga tahun 2012 mencapai lebih dari 257 kelompok. 6) Pengembangan Potensi Perdagangan dan Industri Beberapa pusat perbelanjaan milik pemerintah Kota sudah perlu diremajakan antara lain Pasar Rawu, Pasar Royal, Pasar Lama, Pasar Kalodran, Pasar Taktakan,Pasar Banten Lama, Pasar Karangantu, serta pasar hewan lama di Trondol yang perlu direlokasi karena telah sangat dekat dengan pemukiman warga. Saat ini peran swasta untuk ikut serta dalam kegiatan membangun pusat perbelanjaan sangat diperlukan dan menjadi salah satu sektor usaha pada bidang perdagangan yang sangat potensial. Di samping itu, guna menopang perkembangan pariwisata dan perdagangan daerah.di Kota Serang terdapat beberapa jenis industri rumah tangga yang potensial untuk di kembangkan di masa depan, antara lain: industri makanan khas ( kue satu, sate bandeng, dendeng daging sapi dan kerbau, emping, baso ikan kering, dll), industri jasa angkutan, industri konveksi, industri pertanian, serta industri kerajinan tangan dan rumah tangga (batik banten, gerabah, tas, dll). Hal 2-9

2.3. DEMOGRAFI DAN URBANISASI 2.3.1. JUMLAH PENDUDUK Tingkat pertumbuhan penduduk di suatu daerah dapat dilihat dari angka pertumbuhan penduduk. Bila angka tersebut semakin tinggi berarti tingkat pertumbuhan penduduk semakin cepat. Jumlah penduduk Kota Serang tahun 2008 adalah 493,232 jiwa dan tahun 2010 adalah 576,961 jiwa. Pertumbuhan penduduk Kota Serang diperkirakan sebesar 1,05 % per tahun. Kecamatan yang laju pertumbuhan penduduknya relatif tinggi adalah Kecamatan Cipocok Jaya, yaitu 1,08 %. Laju pertumbuhan penduduk Kota Serang per Kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Kota Serang Tahun 2008 2010 No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 2008 2009 2010 LPP (%) 1 Curug 42.346 41.095 47.175 1.03 2 Walantaka 61.451 64.749 75.681 1.07 3 Cipocok Jaya 62.293 68.298 80.195 1.08 4 Serang 185.627 180.055 207.065 1.04 5 Taktakan 63.762 67.472 78.384 1.07 6 Kasemen 77.753 76.241 87.794 1.04 Jumlah 493.232 497.910 576.961 1.05 Sumber : Profil Kota Serang, 2008 2010 Perkembangan penduduk dari tahun 2008 2010, terlihat bahwa pada dasarnya pertumbuhan jumlah penduduk Kota Serang menunjukkan pola linear. Proyeksi jumlah penduduk Kota Serang untuk lima tahun kedepan dilakukan dengan memproyeksikan jumlah penduduk setiap kecamatan agar diperoleh hasil yang lebih akurat. Dasar pertimbangannya adalah bahwa setiap kecamatan memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda dan terdapat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi perkembangan penduduknya. Hal 2-10

Model linear dideskripsikan dalam bentuk persamaan matematis sebagai berikut: dimana, Pt+q Pt r q P t q P (1 r) q = Jumlah penduduk pada tahun (t+q) = Jumlah penduduk pada tahun t = Rata-rata pertambahan jumlah penduduk tiap tahun = selisih antara tahun proyeksi dan tahun dasar Berdasarkan proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk Kota Serang, rata rata pertumbuhan mencapai 1,05 % pertahun. Dalam perkembangan lima tahun kedepan jumlah penduduk Kota Serang mencapai 876.989 jiwa pada tahun 2015. Tabel 2.4 Proyeksi Jumlah Penduduk per Kecamatan Kota Serang No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 2011 2012 2013 2014 2015 1 Curug 49967 52925 56058 59376 62891 2 Walantaka 84104 93464 103866 115426 128267 3 Cipocok Jaya 92197 105121 119856 136657 155813 4 Serang 219488 232656 246614 261409 277092 5 Taktakan 87002 96568 107186 118971 132052 6 Kasemen 93592 99773 106362 113386 120874 Jumlah 626350 680507 739942 805225 876989 Dari hasil proyeksi ini dapat diamati bahwa penduduk Kota Serang mempunyai jumlah penduduk yang beragam, terutama pada beberapa kecamatan mempunyai jumlah penduduk yang besar dibanding dengan kecamatan lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena beberapa kecamatan tersebut mempunyai tingkat mobilitas yang tinggi seperti perdagangan dan jasa, pemerintahan atau karena kelengkapan fasilitas baik pendidikan, kesehatan, peribadatan dan lain-lain. Tapi pada beberapa kecamatan lain menunjukan pertumbuhan penduduk yang kurang tinggi, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kurangannya fasilitas atau kondisi alam yang kurang mendukung (daerah banjir, jenis tanah dengan porositas yang tinggi) sehingga sebagian penduduk lebih memilih tempat tinggal yang mempunyai kelengkapan fasilitas guna mendukung aktifitasnya. Hal 2-11 t

2.3.2. KOMPOSISI PENDUDUK Tingkat kepadatan penduduk di Kota Serang pada tahun 2009 sebesar 1.867 jiwa per Km 2. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi adalah Kecamatan Serang, yaitu 6.957 jiwa per Km 2. Sedangkan Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Curug, yaitu 1075 jiwa per Km 2. Untuk lebih jelasnya distribusi jumlah penduduk dan tingkat kepadatannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.5 Distribusi Jumlah & Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Serang Tahun 2009-2010 Kepadatan Kepadatan Luas Penduduk Penduduk No Kecamatan Penduduk Penduduk (Km2) 2009 (Jiwa) 2010 (Jiwa) Jiwa/Km2 Jiwa/Km2 1 Serang 25.88 180055 6957 207065 8001 2 Cipocokjaya 31.54 68298 2152 80862 2607 3 Curug 48.48 41095 1075 47175 1197 4 Walantaka 47.88 61451 1498 75681 1845 5 Taktakan 49.6 67472 1100 78384 1352 6 Kasemen 63.36 76241 1228 87794 1320 Jumlah 266.74 497910 1867 576961 2163 Sumber : Bappeda Kota Serang Tahun 2010 Hal 2-12

Gambar 2.2. Perbandingan Kepadatan Penduduk dari Tahun 2009-2010 di Kota Serang 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2009 2000 2010 1000 0 Data tersebut di atas menunjukkan bahwa sebaran penduduk di Kota Serang nampak tidak merata. Tingkat kepadatan penduduk di Kota Serang pada tahun 2010 sebesar 2.163 jiwa per Km 2. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi adalah Kecamatan Serang, yaitu 8.001 jiwa per Km 2. Sedangkan Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Curug, yaitu 973 jiwa per Km 2. Untuk tingkat kelurahan, kepadatan tertinggi terdapat di Kelurahan Cipare Kecamatan Serang sedangkan kepadatan terendah ada di Kelurahan Cilowong Kecamatan Taktakan. Adapun gambaran lebih lengkap mengenai penyebaran penduduk menurut desa/kelurahan di Kota Serang pada tahun 2009 dan 2010 dapat dilihat pada tabel 2.5. Tabel 2.6 Sebaran Jumlah Penduduk Kota Serang Dirinci Per Desa/Kelurahan Penduduk 2009 Penduduk 2010 N o Luas Kepadata Kecamatan Kelurahan Daerah Jumlah Kepadatan Jumlah n (km2) (Jiwa) (Jiwa/km2) (Jiwa) (Jiwa/km 1 Serang 25.88 180055 6957 207065 8001 2) Hal 2-13

N o Luas Penduduk 2009 Penduduk 2010 Kepadata Kecamatan Kelurahan Daerah Jumlah Kepadatan Jumlah n (km2) (Jiwa) (Jiwa/km2) (Jiwa) (Jiwa/km Serang 4.90 24531 5006 26440 5396 Cipare 1.27 21087 16604 26121 20568 Sumurpecun 3.26 19219 5895 g 21749 6671 Cimuncang 1.54 17980 11675 24994 16230 Kotabaru 0.64 6785 10602 6179 9655 Lontarbaru 1.00 7533 7533 8834 8834 Kagungan 1.27 12336 9713 13544 10665 Lopang 1.17 14331 12249 14803 12652 Unyur 4.39 32900 7494 35048 7984 Kaligandu 2.87 12296 4284 17689 6163 Terondol 1.80 6125 3403 7296 4053 Sukawana 1.77 4932 2786 4368 2468 2) 2 Cipocok 31,02 68298 2202 Jaya 80862 2607 Gelam 5,40 8335 1258 7809 1446 Dalung 1,84 4651 2528 6096 3313 Tembong 4,52 5611 1241 6514 1441 Karundang 2,24 5246 2342 7005 3127 Cipocok Jaya 2,43 11880 4889 12033 4952 Banjarsari 5,61 11244 2004 15803 2817 Banjaragung 5,05 10900 2158 12607 2496 Panancangan 3,93 10431 2654 12995 3833 3 Curug 39,40 42346 1075 47175 1197 Kamanisan 5,31 5474 1031 6838 1288 Pancalaksana 5,09 4051 796 4303 845 Hal 2-14

N o Penduduk 2009 Penduduk 2010 Luas Kepadata Kecamatan Kelurahan Daerah Jumlah Kepadatan Jumlah n (km2) (Jiwa) (Jiwa/km2) (Jiwa) (Jiwa/km 2) Tinggar 5,10 4102 804 5136 1007 Cipete 4,20 3706 882 4045 963 Curugmanis 3,59 5322 1482 4342 1209 Sukalaksana 2,97 3727 1255 4122 1388 Sukawana 3,98 3070 771 3786 951 Curug 4,15 3573 861 3950 952 Sukajaya 2,00 2975 1488 3558 1779 Cilaku 3,01 6346 2108 7095 2357 4 Walantaka 41,01 61451 1498 75681 1845 Nyapah 2,60 3084 1186 3808 1465 Lebakwangi 2,80 2667 953 3342 1194 Cigoong 2,16 3157 1462 3800 1759 Tegalsari 1,97 3549 1802 3029 1538 Pasuluhan 2,15 3673 1708 3866 1798 Pabuaran 3,28 2495 761 3787 1155 Walantaka 2,81 2576 917 3339 1188 Pengampelan 2,86 6163 2155 8186 2862 Pipitan 1,16 9163 7899 11345 9780 Kiara 4,45 7186 1615 4696 1055 Pageragung 4,96 3966 800 8159 1645 Kalodran 3,91 4899 1253 5743 1469 Kepuren 1,57 4006 2552 4861 3096 Teritih 4,33 4867 1124 7720 1783 5 Kasemen 66,52 81695 1228 87794 1320 Kasemen 8,48 10957 1292 13277 1566 Warung Jaud 3,83 7625 1991 8673 2264 Hal 2-15

N o Luas Penduduk 2009 Penduduk 2010 Kepadata Kecamatan Kelurahan Daerah Jumlah Kepadatan Jumlah n (km2) (Jiwa) (Jiwa/km2) (Jiwa) (Jiwa/km Mesjid 3,81 7510 1971 Priyayi 7157 1878 Bendung 5,43 6.689 1232 6343 1168 Terumbu 7,48 7904 1054 8266 1105 Sawah Luhur 15,28 9864 646 8668 567 Kilasah 4,04 8424 2085 6985 1729 Margaluyu 5,31 5809 1094 6078 1145 Kasunyatan 5,80 6673 1151 7989 1377 Banten 7,06 10240 1450 14358 2034 2) 6 Taktakan 57,98 63762 1100 78384 1352 Cilowong 11,54 5157 447 7286 631 Sayar 13,98 6302 451 5332 381 Sepang 4,62 3778 818 7570 164 Pancur 4,73 4746 1003 4192 886 Kalang Anyar 2,33 3069 1317 3239 1390 Kuranji 2,05 2860 1395 3672 1791 Panggungjati 1,66 6250 3765 6242 3760 Drangong 5,61 4950 882 17166 3060 Taktakan 3,45 13572 3934 6858 1988 Umbul 2,65 4578 1728 Tengah 4331 1634 Lialang 2,03 3718 1832 5262 2592 Tamanbaru 3,33 4782 1436 7234 2172 TOTAL 266,74 497910 1867 576961 2163 Sumber: Kecamatan Dalam Angka, BPS Kota Serang Hal 2-16

2.3.3. DATA JUMLAH DAN SEBARAN PENDUDUK MISKIN Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kota Serang sampai akhir tahun 2009 tercatat sebesar 20.984 keluarga miskin atau jika diprosentasekan maka terdapat angka kemiskinan di Kota Serang sebesar 25,07% dan untuk rincinya dapat dilihat Tabel 2.7 Tabel 2.7 Jumlah dan Sebaran Rumah Tangga Miskin di Kota Serang NO KECAMATAN PENDUDUK RT RTM RTM% 1 SERANG 180055 21215 4904 23.12% 2 CIPOCOK JAYA 68298 11225 2557 22.78% 3 KASEMEN 81695 23502 6180 26.30% 4 TAKTAKAN 63762 6465 1985 30.70% 5 WALANTAKA 61451 9144 2557 27.96% 6 CURUG 42346 12134 2801 23.08% TOTAL 497910 83685 20984 25.07% Sumber : BPS Kota Serang, Tahun 2009 Jika dilihat dari data diatas sebaran Rumah Tangga Miskin di Kota Serang, Kecamatan yang tertinggi angka kemiskinannya adalah Kecamatan Kasemen (6180 RTM) sedangkan terendah yaitu Kecamatan Taktakan (1985 RTM) dan Kelurahan tertinggi angka Rumah Tangga Miskinnya adalah Kelurahan Banten (1.454 RTM) dan terendah kelurahan Lialang (64 RTM). Terlihat sebaran data kemiskinan yang paling banyak di Kota Serang ada di wilayah pesisir yaitu Kecamatan kasemen yang lebih banyak penduduk di wilayah ini sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Gambar 2.3 Sebaran Rumah Tangga Miskin Per Kecamatan di Kota Serang 2801 4904 SERANG 2557 CIPOCOK JAYA 1985 2557 KASEMEN TAKTAKAN 6180 WALANTAKA CURUG Hal 2-17

Berikut ini terdapat Rumah Tangga Miskin di Kota Serang sampai ketingkat Kelurahan dapat dilihat dari Tabel 2.8 Tabel 2.8 Jumlah Masyarakat Miskin di Kota Serang Tahun 2009 No Kecamatan Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk RT RTM 1 Serang Serang 24531 1887 454 Cipare 21087 2324 541 Sumurpecung 19219 1584 393 Cimuncang 17980 2115 595 Kotabaru 6785 865 207 Lontarbaru 7533 688 159 Kagungan 12336 1915 433 Lopang 14331 1405 346 Unyur 32900 3068 700 Kaligandu 12296 1659 397 Terondol 6125 1305 319 Sukawana 4932 2400 360 SERANG TOTAL 180055 21215 4904 2 Cipocok Jaya Gelam 8335 1252 306 Dalung 4651 434 94 Tembong 5611 1570 335 Karundang 5246 1182 275 Cipocok Jaya 11880 1632 341 Banjarsari 11244 1415 378 Banjaragung 10900 1084 262 Panancangan 10431 2656 566 CIPOCOK JAYA TOTAL 68298 11225 2557 Hal 2-18

3 Curug Kamanisan 5474 1051 303 Pancalaksana 4051 1374 309 Tinggar 4102 1295 339 Cipete 3706 1027 315 Curugmanis 5322 1379 357 Sukalaksana 3727 1426 376 Sukawana 3070 2400 185 Curug 3573 612 161 Sukajaya 2975 638 196 Cilaku 6346 932 260 CURUG TOTAL 42346 12134 2801 4 Walantaka Nyapah 3084 407 135 Lebakwangi 2667 400 120 Cigoong 3157 766 225 Tegalsari 3549 301 108 Pasuluhan 3673 670 201 Pabuaran 2495 558 178 Walantaka 2576 407 123 Pengampelan 6163 995 247 Pipitan 9163 668 221 Kiara 7186 693 192 Pageragung 3966 855 249 Kalodran 4899 495 132 Kepuren 4006 453 123 Teritih 4867 1476 303 WALANTAKA TOTAL 61451 9144 2557 Hal 2-19

5 Kasemen Kasemen 10957 1986 540 Warung Jaud 7625 1638 375 Mesjid Priyayi 7510 2054 480 Bendung 6689 2391 594 Terumbu 7904 1813 582 Sawah Luhur 9864 1622 535 Kilasah 8424 1853 494 Margaluyu 5809 2179 614 Kasunyatan 6673 1869 512 Banten 10240 6097 1454 KASEMEN TOTAL 81695 23502 6180 6 Taktakan Cilowong 5157 1648 399 Sayar 6302 1127 307 Sepang 3778 454 133 Pancur 4746 380 126 Kalang Anyar 3069 337 110 Kuranji 2860 423 125 Panggungjati 6250 227 141 Drangong 4950 443 191 Taktakan 13572 535 183 Umbul Tengah 4578 317 139 Lialang 3718 274 64 Tamanbaru 4782 300 67 TAKTAKAN TOTAL 63762 6465 1985 TOTAL KESELURUHAN 497910 83685 20984 Sumber: BPS Kota Serang Hal 2-20

2.3.4. DATA PERMUKIMAN KUMUH Kawasan permukiman kumuh sebagian besar terdapat di wilayah perkotaan dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi dan pada umumnya menempati kawasan-kawasan yang strategis seperti dekat dengan pusat kota, dekat dengan pusat perdagangan dan jasa namun ada juga kawasan kumuh bermata pencaharian sebagai pedagang kecil, nelayan dan buruh tani dengan tingkat pendapatan relative kecil. Kondisi bangunan di kawasan kumuh kurang representative dan kurang terawat dengan baik karna ketidak mampuan warganya. Secara keselururuhan terdapat sekitar 12.602 Ha kawasan kumuh yang tersebar di masing-masing kecamatan di kota serang yang didiami oleh sekitar 2015 rumah. Kawasan kumuh terluas terdapat di kecamatan taktakan, serang dan di cipocokjaya, yang masuk dalam wilayah pusat kota serang. Tabel 2.9 Lokasi dan Luas Kawasan Kumuh di Kota Serang Luas No Kecamatan (ha) 1 Serang 3621 2 Taktakan 3745 3 Kasemen 340 4 Walantaka 1585 5 Cipocok Jaya 2701 6 Curug 610 JUMLAH 12602 Sumber : Bappeda Kota Serang, 2010 Lokasi Pasar Lama, Kantin, Kebon Sawo, Jiwantaka, Pegantungan, Lialang, Umbul Tengah, Taktakan, Drangong, Panggung Jati, Kuranji, Pancur, Karang Anyar, Kasemen. Warung Jaud, Kepuren, Kalodran, Pangarangan. Hal 2-21

Masih cukup banyak rumah penduduk di kota serang yang kondisinya dibawah standar baik keselamatan, kesehatan maupun keindahan. Beberapa penyebab masih banyaknya rumah tidak layak huni di kota serang adalah sebagai berikut ; 1. Pengetauan dan kesadaran masyarakat masih rendah ; 2. Kemampuan ekononmi masyarakat masih rendah ; 3. Akses pembiayaan perumahan masih cukup rumit; 4. Penghuni rumah bukan pemilik sendiri. Kondisi perumahan yang tidak layak huni sebagian wilayah kota serang di perparah oleh kondisi prasarana pemukiman yang belum memadai, seperti kurangnya fasilitas air bersih, jalan setapak/jalan lingkungan yang rusak atau tanah, belum berjalannya mekanisme penanganan sampah serta kurangnya sarana drainase mikro sehingga masih terjadi genangan atu banjir pada lokasi-lokasi tertentu. Selain kesadaran untuk membangun rumah yang layak huni, kesadaran masyarakat kota serang untuk memelihara sarana dan prasarana lingkungan perumahan dan permukiman masih sangat rendah. Tabel 2.10 Sebaran Permukiman Kumuh dan Squatter di Kota Serang Jumla N Desa/Keluraha Jumlah KK (orang) h o N Kaw.Kumu Bantaran Kaw.Teg.Tingg KECAMATAN SERANG h Sungai i 1 Sumur Pecung 14 14 2 Cipare 215 24 239 3 Serang 16 16 4 Kagungan 36 74 110 5 Kota Baru 243 9 252 6 Cimuncang 585 585 7 Unyur 114 81 195 8 Kaligandu 4 4 Hal 2-22

9 Terondol 96 102 198 Jumlah 1253 150 210 1613 KECAMATAN CIPOCOK JAYA 1 Penancangan 44 44 2 Tembong 13 12 25 Jumlah 13 56 69 KECAMATAN KASEMEN 1 Bendung 45 45 2 Masjid Priyayi 45 45 3 Terumbu 45 45 4 Banten 6 116 122 5 Kilasah 51 51 Jumlah 192 116 308 KECAMATAN TAKTAKAN 1 Panggung Jati 71 71 2 Lialang 32 32 3 Umbul Tengah 7 7 Jumlah 110 110 KECAMATAN WALANTAKA. 1 Pager Agung 5 5 Jumlah 5 5 Sumber : Bappeda Kota Serang, 2010 Hal 2-23

2.4. ISU STRATEGIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN BERDASARKAN RPJMD DAN RTRW KOTA SERANG 2.4.1. ISU STRATEGIS SOSIAL Kemiskinan tampaknya masih akan menjadi pekerjaan rumah yang harus dientaskan mengingat penetrasi perekonomian nasional dan regional yang berdampak pada berkurangnya daya beli masyarakat telah menyebabkan tekanan terhadap meningkatnya jumlah penduduk miskin. Gambaran tentang hal ini dapat dengan jelas terlihat dari laju peningkatan garis kemiskinan yang cukup tinggi, dari sebesar Rp.185.597,- pada tahun 2009 meningkat menjadi Rp.236.039,- pada tahun 2013. Artinya, dengan asumsi kenaikan pendapatan pada kelompok penduduk tertentu yang hanya sebanding dengan tingkat inflasi yang mencapai 9,16% pada tahun 2013, Masalah kemiskinan masih menjadi tema yang harus mendapatkan prioritas untuk dientaskan mengingat fakta-fakta di atas. Di masa depan kemiskinan bisa jadi akan menjadi masalah kota yang patologis sebagai dampak dari ketidakmampuan sebagian masyarakat yang mengandalkan penghidupannya pada sektor agraris untuk beradaptasi dengan transformasi Kota Serang dari daerah agraris menjadi daerah yang benarbenar berciri kota dengan sektor perdagangan dan jasa sebagai mata pencaharian utama penduduknya. Karenanya, penanganan dan antisipasi terhadap masalah kemiskinan di masa depan harus dilakukan secara sistemik dan terpadu, dengan mengedepankan pendekatan lintas sektoral yang lebih komprehensif. Meski berstatus sebagai kota, potensi pertanian di Kota Serang masih dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai salah satu basis perekonomian rakyat, yang meliputi potensi tanaman pangan, perikanan, peternakan, dan komiditi perkebunan. Produksi tanaman padi sawah misalnya, mencapai 88.234 ton Gabah Kering Giling (GKG) dari luas panen padi sawah mencapai 15.416 Ha, belum termasuk padi ladang yang luas panennya mencapai 408 Ha dengan total produksi mencapai 578,52 ton GKP. Demikian pula dengan potensi peternakan seperti : Hal 2-24

sapi potong, kerbau, kambing, dan domba yang cukup potensial dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat setempat. Potensi perikanan adalah asset yang sangat bernilai ekonomi tinggi, baik perikanan tangkap maupun budidaya. Tahun 2014 saja tercatat produksi ikan laut mencapai 2.917,75 ton hasil produksi perikanan tangkap dengan nilai produksi mencapai Rp.38,76 Milyar, belum termasuk produksi perikanan budidaya (t ambak, kolam, sawah, dan laut) yang mencapai 1.816,92 ton dengan nilai produksi mencapai Rp.25,59 Milyar. Komoditas unggulan pada sektor pertanian adalah jagung, padi, kacang tanah, daging sapi, ikan bandeng, jambu citra, dan melon. Sedangkan untuk sektor industri pengolahan yaitu kue satu, sate bandeng, dendeng daging, emping, baso ikan kering dan batik banten. Pada sektor perkebunan, potensi yang masih dapat dikembangkan yaitu komoditi kelapa dengan luas tanam 823,89 ha dengan produksi 1.047 ton, tanaman kopi dengan luas tanam 32 Ha dan dengan produksi 16,95 ton biji kering, tanaman cengkeh dengan luas tanam sekira 39 Ha dan produksi sebesar 1,92 ton, dan tanaman lada dengan luas tanam 18,24 Ha dan produksi sebesar 7,08 ton. Revitalisasi sektor pertanian dalam jangka menengah memiliki nilai yang cukup strategis tidak hanya dalam rangka mengentaskan kemiskinan namun juga menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat.kondisi eksisting lahan di Kota Serang yang sebagian besar merupakan lahan pertanian dengan jaringan irigasi yang masih eksis, berpotensi besar untuk dimanfaatkan guna mencapai tujuan di atas. Di samping sektor pertanian, pariwisata di Kota Serang berpotensi besar untuk dikembangkan dalam rangka mengeradikasi kemiskinan dan memperluas kesempatan kerja. Di sektor pariwisata, potensi unggulan Kota Serang terletak pada obyek Pariwisata Cagar Alam Pulau Dua dan Wisata Banten Lama, selain itu terdapat wisata religi Mesjid Agung Banten, makam Sultan Maulana Hasanudin, dan makam Maulana Yusuf, situs purbakala Banten Girang, Benteng Spellwijk, Keraton Surosowan, Keraton Kaibon, Vihara Avalokitesvara dan Museum Banten Lama. Jumlah wisatawan yang mencapai 296.784 pada tahun 2014 baik wisatawan asing maupun domestik, yang tercatat pada tingkat okupasi hotel di Kota Serang, merupakan bukti cukup besarnya potensi pariwisata di Kota Serang. Angka ini tentu belum termasuk para peziarah atau wisatawan yang datang secara perorangan maupun rombongan di sejumlah obyek wisata religi yang tersebar di Kota Serang dan sekitarnya. Hal 2-25

Berkembangnya bisnis jasa perhotelan, restoran dan rumah makan di Kota Serang merupakan indikasi lain dari berkembangnya sektor pariwisata. Pada tahun 2014 tercatat sejumlah 17 hotel di pusat Kota Serang, yang terdiri dari 2 hotel bintang 4; 5 hotel bintang 1; dan 10 hotel melati dan penginapan lainnya dengan total kamar mencapai 1.762 kamar. Sektor parisiwata juga ditunjang dengan berkembangnya bisnis restoran / rumah makan. Pada tahun 2014 tercatat sebanyak 40 restoran, 65 rumah makan, 16 Cafe dan Kantin sebanyak 24. Di samping itu, tumbuhnya pusat-pusat perdagangan dan jasa juga menjadi daya tarik tersendiri bagi berkembangnya sektor jasa, perdagangan, dan pariwisata di Kota Serang. Hingga tahun 2014 tercatat 8 pusat perdagangan modern/mall, serta sejumlah pasar-pasar tradisional yang masih eksis dan tersebar di seluruh Kecamatan di Kota Serang.Pasar Rawu adalah pasar terbesar yang masih dapat dioptimalkan fungsinya dengan cara merevitalisasi eksistensinya sebagai pasar induk untuk seluruh komoditas yang menjadi kebutuhan masyarakat Serang dan sekitarnya. Kemiskinan juga berkorelasi dengan tersedianya kesempatan kerja. Berdasarkan data BPS (2014), jumlah tingkat pengangguran terbuka mencapai sekitar 11,29% dari total penduduk usia kerja dan turun menjadi 10,03% pada tahun 2014. Di samping itu, kemiskinan di wilayah perkotaan juga berkaitan erat dengan munculnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Makin meningkatnya PMKS di Kota Serang sudah mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat, yang membutuhkan penanganan serius di masa depan. Berdasarkan data dari Dinas Sosial Kota Serang pada tahun 2014 mencatat jumlah PMKS yang patut mendapat perhatian dimana terdapat sekitar 361 anak terlantar, lanjut usia terlantar 1.161, perempuan rawan sosial ekonomi (PRSE) 160. Jumlah ini tentu belum termasuk orang gila yang terlantar di jalanan karena tidak mampu dirawat secara layak oleh keluarganya karena faktor kemiskinan. Hal 2-26

2.4.2. ISU STRATEGIS EKONOMI Salah satu indikator yang digunakan untuk menganalisa pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Laju pertumbuhan ekonomi Kota Serang yang tercermin dalam laju kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) rata-rata selama kurun waktu 2008-2012. Pertumbuhan masing-masing sektor ekonomi relatif bervariasi, berdasarkan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2010 pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 24,57%, diikuti dengan sektor bangunan sebesar 22,68%, sector jasa-jasa sebesar 22,11%. Sementara sektor pertambangan dan penggalian, merupakan sektor yang belum memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Serang, mengingat sektor tersebut tidak berpotensi di Kota Serang. Adapun untuk lebih jelasnya mengenai laju pertumbuhan PDRB Kota Serang atas dasar harga konstan Tahun 2000 untuk periode tahun 2008-2010 dapat dilihat pada tabel 2.11 Dengan mengamati struktur perekonomian akan tampak sampai seberapa jauh kekuatan ekonomi suatu wilayah. Indikator perekonomian makro semacam ini sangat penting bagi pengambilan keputusan untuk mengarahkan sasaran kebijakan pembangunan dimasa yang akan datang. Semakin besar persentase suatu sektor yang terbentuk semakin besar pula pengaruh sektor tersebut dalam perkembangan ekonomi suatu wilayah/kota. Peranan sektor jasa - jasa di Kota Serang pada tahun 2009 peranan sektor ini sebesar 24,11% yang merupakan masih jumlah terbesar, hingga tahun 2010 peranan sektor ini terus meningkat tetap mendominasi dengan jumlah sebesar 24,15%. Peranan terbesar kedua dalam pembentukan PDRB Kota Serang adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2009 dengan kontribusi sebesar 23,91%, kontribusi sektor ini terus relative mengalami penurunan kontribusinya sebesar 23,82% pada tahun 2010. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor jasa-jasa serta sector perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan tingkat perkembangan yang baik, dalam pengertian setiap tahun kontribusinya relatif meningkat. Hal 2-27

Kedua sektor tersebut hingga tahun 2010 masih memegang peranan yang besar dalam pembentukan total PDRB di sebagian besar kecamatan-kecamatan di Kota Serang. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan Kota Serang masih menggantungkan perekonomiannya pada sektor jasa-jasa sertan sector perdagangan, hotel dan restoran. Namun dalam memperkuat perkembangan ekonomi Kota Serang, kedua sektor tersebut ditunjang pula oleh sektor bangunan, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, sedangkan untuk sector pertambangan dan penggalian hingga pada periode tahun 2008-2012 mengalami penurunan, hingga tahun 2010 sebesar 0,01%, sector ini belum memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Serang, karena terkait masalah perijinan dalam pertambangan dan galian. Adapun untuk lebih jelasnya mengenai PDRB Kota Serang atas dasar harga berlaku menurut Lapangan Usaha untuk periode tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel 2.12. 2.4.3. ISU STRATEGIS LINGKUNGAN Makin kompleksnya kebutuhan dan dinamika masyarakat Kota di masa depan akan menghadapkan sejumlah dilema dalam pemanfaatan ruang di Kota Serang, yaitu dilema antara kebutuhan untuk meningkatkan pendapatan daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah di satu sisi, dan kebutuhan untuk mempertahankan kelestarian lingkungan hidup di sisi lainnya. Masalah ini telah banyak dialami oleh berbagai daerah di Indonesia di masa lalu, sehingga belajar dari pengalaman berbagai daerah tersebut tampaknya menjadi keniscayaan guna mengantisipasi masalah laten yang sama di masa depan. Dalam konteks Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kota Serang berdekatan dengan rencana pengembangan Kawasan Strategis Nasional di Provinsi Banten sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional, yaitu Kawasan Strategis Nasional Selat Sunda. Sementara dalam konteks Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Kota Serang memiliki peluang besar di masa depan untuk dapat memanfaatkan dampak ekonomi dari rencana pembangunan ekonomi Provinsi Banten yangditetapkan sebagai wilayah yang menempati Koridor II bersama dengan Jawa Barat, DKI Jakarta, Semarang, Jogja, dan Surabaya. Hal 2-28

Salah satu peran penting yang dapat diambil oleh Kota Serang adalah memberikan dukungan kepada Provinsi Banten yang akan menjadi wilayah utama yang berfungsi menyatukan Koridor II dan Koridor I di Pulau Sumatera sehingga akan menimbulkan dampak ekonomi signifikan terhadap seluruh wilayah Banten, termasuk bagi Kota Serang sebagai wilayah penyangganya. Sementara dalam konteks RPJMN 2015-2019 Kota Serang dapat mengambil peran dalam mengoptimalkan rencana Pengembangan Sistem Transit dan Semi Bus Rapid Transit (BRT) dalam rencana kegiatan strategis pembangunan infrasrukur nasional di Kota Serang. Peluang ini dapat dimanfaatkan pada tahap awal guna memfasilitasi kebutuhan transportasi massal bagi kalangan pelajar dan mahasiswauntuk menunjang visi Kota Pendidikan, serta untuk melayani masyarakat luas pada tahap selanjutnya guna mengantisipasi kemacetan yang gejalanya sudah mulai tampak dalam lima tahun terakhir. Di samping itu, peluang pengembangan sistem dan jaringan drainase kota dalam rangka pengendalian banjir yang potensinya cukup tinggi di Kota Serang juga perlu dimanfaatkan sebesar-besarnya, yang diintegrasikan dengan sistem irigasi guna menunjang visi pertanian sebagai penopang fungsi Kota, serta mendukung target swasembada pangan nasional. Dalam konteks rencana pengembangan kawasan strategis provinsi, sesuai Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang RTRW Provinsi Banten Tahun 2010-2030, Kota Serang memiliki beberapa kawasan strategis, yaitu: 1) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan Pertahanan dan keamananyang merupakan kewenangan Pemerintah yaitu Kawasan TNI AD KOPASUS di Kecamatan Taktakan Kota Serang; 2) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yaitu a. Banten Water Front City di Kota Serang; b. Kawasan Sport City di Kota Serang; c. KP3B (Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten) di Kota Serang; Hal 2-29

Selain menetapkan rencana Kawasan Strategis, Pemerintah Provinsi Banten juga mengembangkan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) dengan mengacu pada Peraturan Menteri Nomor 29 Tahun 2008 tentang Kawasan Strategis Cepat Tumbuh. Dalam konteks ini sebagian atau seluruh wilayah Kota Serang menjadi bagian dari KSCT dengan klasifikasi sebagai: (1) K awasan pesisir dan pulau-pulau kecil; (2) Kawasan pengembangan minapolitan terpadu (perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan hasil perikanan dan minawisata); dan (3) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan Sosial dan Budaya, yaitu Kawasan Situs Banten Lama di Kota Serang. Dalam kaitan dengan RTRW Nasional dan Provinsi itulah sejumlah isu strategis kewilayah dalam konteks penataan ruang di Kota Serang diproyeksikan dalam RTRW Provinsi Banten, yaitu: 1. Pengembangan Kawasan Strategis Banten Water Front City sebagai wajah Ibukota Provinsi Banten menghadap kelaut; 2. Percepatan pembangunan Bendungan Sindang Heula untuk penyediaan air baku bagi Kawasan Industri Serang-Cilegon dan permukiman penduduk. 3. Pengembangan Kawasan Pusat Pendidikan Tinggi dan Kawasan Sport City. 4. Pelestarian Situs Benda Purbakala dan Masjid Banten Lama; 5. Revitalisasi Terminal Tipe A Pakupatan, Terminal Angkutan Kota Cipocok dan Kepandeaan; 6. Revitalisasi penataan Geometri perempatan jalan perkotaan untuk mengatasi kemacetan; 7. Revitalisasi penataan kawasan Ruang Terbuka Hijau Alun-Alun Kota Serang sebagai pusat kegiatan rekreasi dan olahraga masyarakat; 8. Revitalisasi Drainase kota Serang untuk menangani banjir perkotaan; 9. Revitalisasi pasar-pasar tradisional; 10. Belum optimalnya pengembangan Kawasan Pusat Pertumbuhan Kasemen. Hal 2-30

Kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara ( PPN) Karangantu dan sekitarnya merupakan kawasan yang strategis dilihat dari berbagai sektor. Kawasan PPN Karangantu yang memanfaatkan lahan 2,5 Ha telah difungsikan sejak tahun 1978 yang berlokasi di Desa Banten Kecamatan Kasemen, dikelola berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 311/KPTS/Org/1978 tanggal 25 Mei 1978. Seiring dengan nilai strategis dan historisnya, PPN Karangantu baru berganti nama dan meningkat kelasnya dari Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu berdasarkan Permen Kelautan dan Perikanan RI, No PER.29/MEN/2010 tanggal 30 Desember 2010, yang secara teknis operasionalnya diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor PER.16/MEN/2006 Tentang Pelabuhan Perikanan pada BAB VII Pasal 18 bahwa Pelabuhan Perikanan Nusantara ditetapkan berdasarkan kriteria teknis sebagai berikut : a. Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut territorial, zona ekonomi ekslusif Indonesia, b. Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 30 GT c. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 meter dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 meter d. Mampu menampung sekurang-kurangnya 75 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurangnya 2.250 GT kapal perikanan sekaligus e. Terdapat industri perikanan Hal 2-31

Sementara dalam konteks Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten 2010-2030. kawasan PPN Karangantu diproyeksikan sebagai: a. Kawasan PPN Karangantu menjadi Prioritas Pemanfaatan Ruang di Provinsi Banten dengan peningkatan status dari Pelabuhan Perikanan Pantai menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara. Berdasarkan hal tersebut, direncanakan bahwa penyiapan lahan akan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, sedangkan pembangunan fisik akan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat. b. Kawasan PPN Karangantu termasuk ke dalam Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) II. Wilayah Kerja Pembangunan II diarahkan untuk pengembangan kegiatan pemerintahan, pendidikan, kehutanan, pertanian, industri, pelabuhan, pergudangan, pariwisata, jasa, perdagangan, dan pertambangan. c. Dari sudut kepentingan kawasan strategis, kawasan PPN Karangantu termasuk ke dalam kepentingan pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini Kawasan Strategis Provinsi, yaitu kawasan Banten Waterfront City, dimana kawasan ini diproyeksikan sebagai kawasan strategis ekonomi yang berbasis mina dengan sasaran pengembangan sebaga berikut: 1. Mengembangkan sub pusat kota yang bernuansa bahari/pantai di Kasemen yang terencana dan terintegrasi secara komperhensif. 2. Mengembangkan CBD (Central Bussiness District) yang berorientasi pada waterfront / tepian air dengan konsepsi urban renewal, sebagai arahan pengembangan wilayah. 3. Mengembangkan Commercial and Culture Main Stream dengan nuansa bahari. 4. Meningkatkan fungsi kawasan wisata yang bernuansa air/bahari sekaligus pengembangan kawasan bersejarah sebagai magnet wisata di Banten Waterfront City. 5. Mengembangkan waterfront city yang berkesinambungan secara holistik, sepanjang pantai sebagai akses publik terhadap alam/pantai. Hal 2-32

6. Mengurangi kesenjangan perkembangan ekonomi antar kawasan perdesaan dengan kawasan perkotaan, dengan upaya memacu pertumbuhan ekonomi kawasan yang sinergis, melalui: (1) Penataan pendayagunaan sumberdaya alam secara optimal; (2) Penataan struktur kawasan pengembangan; dan (3) Peningkatan aksebilitas antar kawasan dan wilayah baik dibidang ekonomi maupun sosial. 7. Terwujudnya fungsi dan peranan kawasan yang berfungsi lindung. 8. Terselenggaranya optimasi pemanfaatan unsur ruang kawasan budidaya yang menjamin prinsip keadilan, persamaan dan perlindungan hukum bagi masyarakat. 9. Terwujudnya keseimbangan antar daya dukung wilayah terhadap perkembangan penduduk dan kegiatannya, guna menselaraskan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan hidup. 10. Terselenggaranya pemanfaatan ruang yang dapat mensejahterakan masyarakat dan menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pelaku pembangunan. Tindak lanjut dari pelaksanaan dan penerapan RTRW Provinsi dan Kota Serang antara lain penetapan Kawasan Minapolitan melalui Keputusan Walikota Serang tertanggal 18 Juli 2011, Nomor : 523/Kep.116-Org/2011 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan Di Kota Serang yang dalam jangka menengah dan panjang akan menjadi salah satu agenda pembangunan kawasan yang penting di wilayah Kota Serang. Dalam konteks penyediaan air baku di masa depan, Kota Serang akan dihadapkan pada makin terbatasnya sumber air bersih guna memenuhi kebutuhan warganya. Kondisi air bawah tanah di sebagian wilayah Kota Serang yang tidak layak untuk dikonsumsi, menuntut upaya sistematis di masa depan guna memenuhi kebutuhan akan air bersih tersebut. Hal 2-33

Di sebagian wilayah Kota Serang, kebutuhan akan air bersih ini telah dapat dipenuhi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Serang melalui eks jaringan perpipaan milik PDAM yang telah ada di Kota Serang pada era masih menjadi bagian dari Kabupaten Serang. Sementara sebagian wilayah lainnya masih belum terjangkau jaringan perpipaan PDAM, sehingga sebagian kebutuhan air bersih tersebut dipenuhi oleh pihak swasta seperti yang telah dilakukan oleh PT. Sauh Bahtera Samudra meski pada skala yang belum mencukupi seluruh kebutuhan air bersih bagi masyarakat di daerah tersebut. Sebagian lainnya tengah diinisiasi rintisan Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) yang merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Kota dan pihak swasta.meski belum sepenuhnya beroperasi secara maksimal, PDAB ini diharapkan dapat berperan lebih besar dalam pemenuhan air bersih di Kota Serang. Kota Serang secara geografis 6022 LintangterletakSelaant 07 1060 25 Bujur Timur. ApabilaUniversalmemakai Transfer Mercator) Zone 48E wilayah Kota Serang terletak pada koordinat 618.000 m sampai dengan 638.600 dari Barat ke Timur dan 9.337.725 m sampai dengan 9.312.475 m dari Utara ke Selatan. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara keselatan adalah sekitar 21,7 Km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 20 km. Sebelah utara Kota Serang berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Serang, begitu juga di sebelah selatan dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang. Kota Serang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerintahan provinsi Banten, juga sebagai daerah alternative dan penyangga ( hinterland) Ibukota Negara, karena dari Kota Jakarta hanya berjarak sekitar 70 km. Wilayah Kota Serang sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki ketinggian kurang dari 500 mdpl dan beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi dan hari hujan banyak dengan ukuran tertinggi dalam sebulan 53 mm dan rata-rata 14 hari hujan. Tabel 4.2 Kondisi Kemiringan Lahan Kota Serang Kelas Lereng Keterangan Luas (Hektar) % Luas 0 2 Datar 4659,00 25,34 2 5 Landai 6443,14 35,04 5 15 Sedang 6221,24 33,83 15 40 Curam 1061,69 05,77 Total 18.385,07 100,00 Sumber : RTRW Kota Serang 2011-2031 Hal 2-34