Reformasi Fiskal : Necessary Condition untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkualitas.

dokumen-dokumen yang mirip
Ujian Akhir Semester Semester Genap 2016/2017 PEREKONOMIAN INDONESIA Waktu Pengerjaan: 180 Menit 24 Mei 2017 TUTUP BUKU

I. PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang akan melaju secara lebih mandiri

BAB 1 PENDAHULUAN. Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009.

STAN KEBIJAKAN FISKAL PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA. oleh: Rachmat Efendi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan


I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu negara di satu sisi memerlukan dana yang relatif besar.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

UTANG PEMERINTAH EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL

SEKILAS TENTANG PEREKONOMIAN DAN FISKAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh

PENTINGNYA MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara

Perekonomian Suatu Negara

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

Konsolidasi Fiskal dan Komitmen Indonesia pada G20 1

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak

Meningkatkan Tax Ratio Indonesia

I. PENDAHULUAN. 2009, dimana krisis telah berlalu lebih dari 12 tahun, pertumbuhan ekonomi

VI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN ALOKASI PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DEFORESTASI KAWASAN DAN DEGRADASI TNKS TAHUN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan komponen terbesar dalam negeri untuk menopang pembiayaan operasional

DAFTAR ISI DISCLAIMER

Kebijakan Fiskal untuk Mendukung Akselerasi Sektor Industri yang Berdaya Saing

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara seperti Indonesia. Belanja Pemerintah tersebut dipenuhi

Keuangan Negara dan Perpajakan. Avni Prasetia Putri Fadhil Aryo Bimo Nurul Salsabila Roma Shendry Agatha Tasya Joesiwara

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

VII. SIMPULAN DAN SARAN

PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH. Oleh : Ikak G. Patriastomo 1

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

SUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung. kemandirian keuangan suatu negara. Menurut Soemitro (1988) Dalam rangka

Mandatory Spending, SAL dan Kelebihan Pembiayaan (overfinancing) APBN

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

APAKAH SUBSIDI BBM BEBAN BERAT BAGI APBN?

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN DALAM APBN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan wujud partisipasi dari masyarakat dalam. pembangunan nasional. Pajak merupakan salah satu pendapatan

BAB 3 ANATOMI KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan)

DOKUMEN TAMBAHAN NOTA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia

BAB II URAIAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengarahkan

Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Sektor Industri. Muhamad Yunanto

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

CATATAN ATAS APBN-P 2015 DAN PROSPEK APBN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai

ANALISIS STRUKTUR APBD KABUPATEN KAMPAR TAHUN Taryono

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI

BAB 2. Kecenderungan Lintas Sektoral

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan pada tahun Pelaksanaan reformasi tersebut diperkuat dengan

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (APBN) sangat penting bagi penerimaan Negara karena pemerintah

Pengungkapan Risiko Fiskal Dalam Nota Keuangan 2017

REALISASI SEMENTARA APBNP

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

10Pilihan Stategi Industrialisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pajak merupakan sumber pendapatan utama Indonesia.

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2000

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2002

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran prestasi dari

RGS Mitra 1 of 9 UMUM

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. negeri berasal dari penjualan migas dan nonmigas serta pajak. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Pembangunan Ekonomi Indonesia Yang Berkualitas: Langkah dan Tantangan

I. PENDAHULUAN. dalam menjalankan aktivitas ekonomi suatu negara. Seiring dengan pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peran pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pemerintah dalam suatu negara adalah : 1) fungsi stabilisasi, yaitu

RINGKASAN APBN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara dapat dilihat dari dua sektor, yaitu sektor

I. PENDAHULUAN. Menurut UU No. 17 Tahun 2003, anggaran pendapatan dan belanja negara atau

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

SUBSIDI BBM : PROBLEMATIKA DAN ALTERNATIF KEBIJAKAN

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam

SOAL APBN DAN PAJAK MONETER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara membutuhkan dana yang cukup besar dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah bersama dengan kebijakan moneter dan sektoral. Kebijakan fiskal

faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Realisasi Penerimaan Negara ( Milyar rupiah ) Tahun Sumber Penerimaan. Penerimaan.

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.011/2010 TENTANG

Referensi : Struktur Utang Indonesia 2013

PE^fDAPATAN DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TAHUN Zulkarnaini

Adi Syahputra: Perpajakan, 2006 USU Repository 2006

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA INDONESIA DALAM APBN

I. PENDAHULUAN. Sehubungan dengan cita-cita bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam

SUATU DESKRIPSI TENTANG PENERIMAAN PAJAK DALAM NEGERI INDONESIA PERIODE Parmadi

Transkripsi:

Reformasi Fiskal : Necessary Condition untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkualitas. Sri Mulyani Indrawati dan Mohamad Ikhsan _ Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

Beberapa Isu Penting dalam Kebijakan Fiskal (MI) Outline Kuliah Transformasi Struktural dan Penerimaan Negara (MI) Reformasi Fiskal untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi, Penurunan Kemiskinan dan Pemerataan (SMI)

Analisis fiscal sustainability Indonesia: aman; kondisi fiskal dapat berubah jika tidak dikelola secara prudent. Isu fiskal- Indonesiaterkini Primary Balance telah mengalami defisit sejak tahun 2013. Apa arti primary balance deficit? Dominasi subsidi energi -> mengurangi belanja infrastruktur Krisis ekonomi dunia belum selesai. Krisis dapat mengubah peta APBN. Sebelum tahun 1997, rasio utang pemerintah 20% dari PDB dan didominasi utang luar negeri. Krisis 1998 telah menyebabkan peningkatan rasio utang pemerintah mencapai 100% pada tahun 2000 sebelum turun secara bertahap menuju level sekarang. Balance Sheet Pemerintah belum memasukkan contigent liability. Transparansi anggaran : implicit subsidy energy dibalik neraca Pertamina dan PLN Desentralisasi pemerintah mengubah pola kendali anggaran khususnya belanja ke daerah dan desa

Debt Dynamic

Fiscal Sustainability: Indonesia under control

Debt low so is the estimated debt limit 250 200 150 100 50 0 Debt Limit : Safe Zone and Multiple Equilibria level Walaupun stok utang pemerintah rendah, tetapi safe zone dari utang pemerintah juga rendah yaitu 43 % dari GDP Di atas 43 persen, peluang untuk menuju self-fulfilling crisis meningkat. Di atas 69 %, simulasi ini menunjukkan utang Indonesia akan default. "Safe" zone (unique equilibrium) Multiple equilibria zone with risk of self-fulfilling crisis Sumber: J.-M. Fournier and M. Bétin (2018), Limits to debt sustainability in middle-income countries, OECD Economics Department Working Papers, No. 1493, OECD Publishing, Paris.

Indonesia: Primary Balance, 1996-2017 (% of GDP) Primary balance Primary Balance + Energy Subsidy overall balance 7,3 6,2 5,1 5,5 5,3 3,9 3,7 1,8 2,8 4,3 0,1 1,2 4,2 3,9 1,4 1,5 2,9 3,5 1,6 3,3 1,2 4,3 1,8 1,5 4,3 0,8 3,7 1,7 0,1 1,8 0,6 2,6 0,2 3,5 2,9 2,2 2,4 0,4 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008-0,1 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016-0,2-0,2 2017 2018-0,2-0,5-0,4-0,7-0,6-0,9-1,0-0,8-1,0-1,0-0,9-1,3-1,3-1,2-1,5-1,7-1,6-1,8-2,2-2,1-2,2-2,1-2,1-2,4-2,4-2,6-2,5-2,5

Belanja negara Belanja negara masih terbatas Fungsi alokasi mendorong pertumbuhan terbatas kebutuhan minimal untuk membiayai infrastruktur tidak terpenuhi. Fungsi stabilisasi shock absorber (counter cyclical) APBN kita neither pro cyclical nor counter cyclical APBN juga belum efektif dalam mengurangi distribusi pendapatan. Bahkan ada kecenderungan beberapa komponen dalam APBN cenderung inequality increasing. Ibarat seharusnya berfungsi sebagai air yang diharapkan memadamkan api, komponen APBN tersebut dewasa ini lebih menjadi kerosin yang memperbesar api

Indonesia : spending trend 1996-2018 (% of GDP) Total spending Energy subsidy Capital Spending 14,6 17,8 17,6 21,0 16,1 20,7 17,7 18,7 19,1 18,4 20,0 19,2 19,9 16,7 15,2 16,4 17,3 17,3 16,8 15,7 15,0 14,8 14,8 0,3 6,2 1,6 5,8 5,5 3,0 2,5 5,2 3,7 1,9 4,4 2,5 1,92,0 1,7 3,4 3,1 2,7 3,4 1,2 4,5 2,8 3,0 1,6 1,6 1,5 1,7 1,4 2,0 1,2 3,3 3,6 3,3 3,2 1,5 1,7 1,9 1,4 1,6 1,7 1,8 1,0 1,3 0,9 0,7 0,9 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Pengaruh Procyclicality

Ketergantungan terhadap sumber daya alam

Reformasi Fiskal menjadi necessary dan tidak bisa di tunda Pengeluaran pemerintah harus ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat sistem proteksi sosial. Alokasinya harus diperbaiki untuk mendukung pertumbuhan ekonomi (spending multiplier yang lebih tinggi) dan memperbaiki distribusi pendapatan. Untuk meningkatkan pengeluaran penerimaan pemerintah harus ditingkatkan. Rasio pajak/gdp Indonesia terlalu rendah

Gambar 1: Pengeluaran Pemerintah sebagai Persentase terhadap GDP Per Kapita (2011 PPP), 2011 70,0 60,0 y = 0,0005x + 25,888 R² = 0,4072 Pengeluaran Pemerintah sebagai persentase PDB 50,0 40,0 30,0 20,0 Indonesia 10,0 0,0 0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 PPP GDP Per Capita (2011)

Transformasi Struktural dan Penerimaan Negara Penerimaan Negara Penerimaan Perpajakan Pajak Langsung : Pajak Penghasilan, PBB Pajak Tidak Langsung: PPN, Cukai Pajak Perdagangan Internasional : Beamasuk, beakeluar Penerimaan Bukan Pajak Penerimaan Sumber Daya Alam: Migas dan Migas Dividen BUMN

Rasio Penerimaan Penerimaan Pemerintah terhadap PDB meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita 70,0 Rasio Penerimaan Pemerintah terhadap PDB dan PDB per Kapita USD PPP, 2011 60,0 Rasio Penerimaan Pemerintah terhadap PDB 50,0 40,0 30,0 20,0 Indonesia y = 0,0005x + 21,803 R² = 0,4799 10,0 0,0 0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 PDB Per Kapita USD PPP

Penerimaan Negara per PDB meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita Pengaruh Peningkatan Basis Pajak Perbaikan dalam Administrasi Penerimaan Negara dan penegakan hukum

Pendapatan Per Kapita Perluasan Basis Penerimaan: Determinan Struktur Perekonomian baik sisi produksi, permintaan dan skala usaha Tingkat Ketimpangan Pendapatan

Pajak Langsung dan Transformasi Struktural Pajak langsung adalah pajak yang dikenakan langsung kepada wajib pajak Pajak Penghasilan pribadi dan perusahaan Pajak Kekayaaan Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak Langsung dan Transformasi Struktural Pajak langsung meningkat sejalan dengan kenaikan pendapatan per kapita karena : 1. Ciri pajak pendapatan dikenakan jika mencapai batas pendapatan tertentu (Pendapatan Kena Pajak) Kenaikan pendapatan per kapita akan meningkat jumlah wajib pajak baik dari perseorangan maupun perusahaan 2. Sifat Progresifitas PPh rate bertambah dan jumlah orang atau unit usaha yang membayar dengan rate yang lebh tinggi juga meningkat. 3. Fungsi dari perkembangan dunia usaha. Basis pajak terkait dengan sumber penerimaan pendapatan masyarakat : gaji/upah, sewa, bunga, deviden dan keuntungan. Perkembangan pembangunan akan memperluas basis pajak ke arah non labor income. 4. Spesialisasi dan formalisasi ekonomi sejalan dengan peningkatan perkapita Keempat faktor di atas menyebabkan elastisitas pendapatan pajak langsung lebih besar dari 1

Pajak tidak langsung Pajak ini mempunyai dua ciri dasar: 1. Dikenakan terhadap barang dan jasa yang diperdagangkan 2. Dikenakan pada barang bukan kebutuhan pokok. Pajak ini cenderung menonjol pada saat pendapatan per kapita masih rendah

Pajak tidak langsung meningkat sejalan dengan peningkatan per kapita Peningkatan per kapita mengubah struktur konsumsi masyarakat ke barang bukan kebutuhan pokok Ingat Hukum Engel elastistitas pendapatan konsumsi bukan kebutuhan pokok lebih besar dari satu. Apa implikasinya terhadap elastisitas pendapatan pajak tidak langsung? Spesialisasi mendorong perdagangan barang yang diproduksi akan meningkat basis pajak meningkat. Pajak tidak langsung lebih mudah dipungut. Peningkatan barang yang dipasarkan. Urbanisasi kegiatan sektor jasa transportasi Tingkat partisipasi perempuan meningkat : porsi makanan 1/2 jadi dan jadi dan makan di luar rumah meningkat.

Tax administration menjadi lebih baik akibat baik perbaikan dalam administrasi pemerintah maupun formalisasi perusahaan. Perbaikan dalam Tax Adminstration Kemampuan pemungutan pajak membaik sejalan dengan perbaikan pendapatan per kapita. Kapasitas pegawai pajak Penggunaan IT Formalisasi perusahaan perbaikan sistem pembukuan

Reformasi Fiskal To be continued