I. PENDAHULUAN. adaptasi dan hibridisasi) (Woedenbag, et.al, 1994.). Artemisia annua L. sudah

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN AIR KELAPA DALAM MEDIA KULTUR JARINGAN PISANG

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju (Sugeng, 1985)

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain. Selain itu, kencur juga dapat digunakan sebagai salah satu bumbu

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan tanaman hias yang termasuk ke dalam famili Orchidaceae,

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan

LAMPIRAN A: DATA PERSENTASE KULTUR HIDUP (%)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan

GAHARU. Dr. Joko Prayitno MSc. Balai Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

I. PENDAHULUAN. energi utama umat manusia diperoleh dari bahan bakar fosil. Masalahnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl.

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar jenis anggrek spesies tersebar di hutan-hutan Indonesia

I. PENDAHULUAN. yang unik adalah hibrida Phalaenopsis Sogo Vivien yang merupakan hasil

I. PENDAHULUAN. Bunga anggrek memiliki pesona yang menarik penggemar baik di Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Masalah mengenai tebu yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman panili termasuk famili Orchidaceae, yang terdiri dari 700 genus

BAB I PENDAHULUAN. dan siklamat semakin meningkat. Hal ini nampak pada industri makanan, meningkatkan gizi makanan, dan memperpanjang umur simpan.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan di Indonesia merupakan sumber plasma nutfah yang sangat potensial

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Alfalfa termasuk tanaman kelompok leguminose yang berkhasiat

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Jati Emas (Cordia subcordata) kultur in vitro dengan induk tanaman pada mulanya berasal dari Myanmar.

I. PENDAHULUAN. sebutan lain seruni atau bunga emas (Golden Flower) yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. kg, Papua sebanyak 7000 kg dan Yogyakarta sebanyak 2000 kg. Faktor yang

TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hidup, terkontaminasi dan eksplan Browning. Gejala kontaminasi yang timbul

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Pisang

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel pertumbuhan yang diamati pada eksplan anggrek Vanda tricolor

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan jenis tanaman polong-polongan

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN TANAMAN

PENGARUH NAA DAN BAP TERHADAP INISIASI TUNAS MENGKUDU (Morinda citrifolia) SECARA IN VITRO ABSTRAK

Gambar 3 Peningkatan jumlah tunas aksiler pada perlakuan cekaman selama 7 hari ( ( ), dan 14 hari ( )

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

PENDAHULUAN. stroberi modern (komersial) dengan nama ilmiah Frageria x ananasa var

PEMBUATAN MEDIA KULTUR JARINGAN TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang

BAB I PENDAHULUAN. Stevia rebaudiana Bertoni termasuk tanaman famili Asteraceae

I. PENDAHULUAN. Tanaman anggrek termasuk familia Orchidaceae terdiri atas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengatnatan terhadap parameter saat muncul tunas setelah dianalisis. Saat muncul tunas (hari)

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gunung Merapi. Bunga Anggrek dengan warna bunga putih dan totol-totol merah

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang produknya digunakan sebagai bahan baku industri serta sangat penting

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

I. PENDAHULUAN. di dunia setelah gandum dan jagung. Padi merupakan tanaman pangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

REGENERASI TANAMAN SENGON (Albizia falcataria) MELALUI MULTIPLIKASI TUNAS AKSILAR DENGAN PENGGUNAAN KOMBINASI ZPT DAN AIR KELAPA SKRIPSI.

TINJAUAN PUSTAKA. pada posisi 10 cm diatas mata okulasi dengan akar tunggang tunggal atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pisang Raja Bulu Kuning Kedudukan pisang dalam taksonomi tumbuhan menurut Suprapti (2005) adalah sebagai berikut: Kerajaan :

I. PENDAHULUAN. karena penampilan bunga anggrek yang sangat menarik baik dari segi warna maupun. oleh masyarakat dan relatif mudah dibudidayakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan ZipcodeZoo.com (2012) klasifikasi tanaman. Boesenbergia flava Holttum adalah Kingdom: Plantae, Class: Magnoliopsida

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stevia (Stevia rebaudiana) merupakan salah satu jenis tanaman obat di

II. TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. Oleh : RATRIANA RINDA FITRISWARI NPM :

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan tanaman hias yang tergolong ke dalam famili Orchidaceae

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias khususnya bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura

KULTUR JARINGAN TANAMAN

RESPON PERTUMBUHAN MERISTEM KENTANG (Solanum tuberosuml) TERHADAP PENAMBAHAN NAA DAN EKSTRAK JAGUNG MUDA PADA MEDIUM MS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili

KAJIAN PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Bunga Gladiol (Gladiolus hybridus L) merupakan bunga potong yang menarik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Penambahan Konsentrasi Sukrosa Terhadap Jumlah dan Ukuran Pseudobulb Dendrobium antennatum

TINJAUAN PUSTAKA. Kenaf (Hibiscus cannabinus L.)

TEKNOLOGI PERBANYAKAN BIBIT PISANG ABAKA DENGAN KULTUR JARINGAN DR IR WENNY TILAAR,MS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Umum Kultur Pada Kultivar Jerapah dan Sima

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan tegakan berkayu banyak tumbuh dalam ekosistem hutan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menggunakan satu eksplan yang ditanam pada medium tertentu dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA. Mansur (2006) menyebutkan bahwa Nepenthes ini berbeda dengan

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Firman Allah dalam Surat Asy-Syu araa (26):7 sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain

I. TINJAUAN PUSTAKA. Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili,

Regenerasi Tanaman secara In Vitro dan Faktor-Faktor Yang Mempenaruhi

BAB I PENDAHULUAN. sandang dan papan. Allah Subhanahu Wa Ta ala berfirman dalam surat Ali-Imran

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Artemisia annua L. merupakan tanaman yang berasal dari daerah subtropis, namun dapat dikembangkan di daerah tropis melalui pemuliaan (seleksi adaptasi dan hibridisasi) (Woedenbag, et.al, 1994.). Artemisia annua L. sudah sangat lama dikenal dan digunakan dalam pengobatan tradisional Cina. Pada tahun 1596, seorang herbalis terkenal bernama Li Shizen menyatakan bahwa rasa gerah dan demam yang disebabkan oleh malaria dapat dihilangkan dengan meminum ramuan herba tanaman ini. Akhirnya sampai sekarang, tanaman ini dikenal sebagai obat antimalaria (Senjaya, 2010). Bahan aktif yang terkandung di dalam tanaman Artemisia adalah artemisinin yang sangat efektif mengatasi penyebab penyakit malaria yang telah resisten terhadap kina (Ebadi, 2002 ). Perbanyakan tanaman Artemisia annua L. dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif. Pembiakan secara generatif tanaman Artemisia annua L. dengan menggunakan biji. Tetapi permasalahan yang harus dihadapi adalah biji Artemisia annua L. Yang mempunyai viabilitas yang sangat rendah dan tidak mempunyai masa dormansi (Dwi, 2015). Artemisia melakukan reproduksi dengan menyerbukkan secara silang. Penyerbukan secara silang artemisia melalui beberapa perantara dan secara alami penyerbukan artemisia di bantu dengan angin dan hewan atau secara buatan dengan bantuan manusia. Biji biji yang tumbuh akan menghasilkan tanaman dengan variasi yang cukup tinggi. Untuk memperoleh tanaman artemisia yang seragam guna untuk kebutuhan penelitian tergolong sangat sulit karena tanaman tersebut harus di kembangbiakan secara 1

2 vegetatif baik dengan stek maupun kultur in vitro. Kultur in vitro berperan penting untuk mendapatkan bibit dalam jumlah yang banyak hal ini dikarenakan seringkali perbanyakan bibit dalam jumlah banyak hanya mengandalkan terknik stek sedangkan apabila menggunakan biji (generatif) tanaman yang dihasilkan sangat variatif. Jumlah tanaman A. Annua L. yang distek sangat terbatas dalam satu pohon paling banyak dihasilkan 7 12 stek. Oleh karena itu salah satu cara untuk mendapatkan tanaman seragam dalam jumlah banyak adalah dengan teknik kultur jaringan (kultur in vitro). Teknik kultur jaringan mampu menghasilkan bibit yang seragam dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang singkat (Sandra, 2013). Keberhasilan teknologi kultur jaringan, dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang komplek. Salah satu faktor adalah pengakaran pada kultur tunas. Faktor lain diantaranya adalah faktor nutrisi dan senyawa organik termasuk zat pengatur tumbuh. Kandungan hara makro dalam medium sangat dibutuhkan untuk terjadinya proses morfogenesis, terutama kandungan nitrogen total, khususnya konsentrasi ion amonium (George dan Sherrington, 1984). Selain itu dalam kultur jaringan sangat ditentukan oleh faktor ZPT atau hormon yang diberikan. Tanpa menggunakan ZPT atau takaran yang tidak sesuai maka perbanyakan tidak menghasilkan hasil yang sesuai keinginan. Auksin mempengaruhi replikasi DNA sementara sitokinin mempengaruhi sitokinesis (Gaspar et.al., 1996). Agar tunas Artemisia annua L. dapat membentuk plantlet diperlukan usaha untuk menstimulasi pertumbuhan akar. Untuk menginduksi akar dalam penelitian ini, media yang digunakan akan diberikan

3 perlakuan zat pengatur tumbuh yang dapat menginduksi akar pada tunas Artemisia annua L. berupa auksin. Selain zat pengatur tumbuh juga ditambahkan air kelapa pada media perlakuan penginduksian akar. Naphthalene Acetic Acid (NAA) adalah auksin sintetik yang sering ditabahkan dalam media tanam karena mempunyai sifat lebih stabil daripada jenis auksin lainnya seperti Indol Acetic Acid (IAA). Menurut Hendaryono dan Wijayani (1994), IAA dapat mengalami degradasi yang disebabkan adanya cahaya dan enzim oksidatif. Oleh karena sifatnya yang labil IAA jarang digunakan dan hanya merupakan hormone alami yang ada pada jaringan tanaman yang digunakan sebagai eksplan. Sedangkan NAA tidak mudah terurai oleh enzim yang dikeluarkan sel atau pemanasan pada proses sterilisasi (Mardhiyetti et.al, 2015). Sitokinin bersama dengan auksin berperan mendukung pembelahan sel pada tanaman dengan mempengaruhi proses yang berbeda dalan siklus pembelahan sel. Sitokinin merupakan zat yang bekerja dengan mematahkan dormansi tunas lateral pada tanaman utuh, dan berperan memicu pembentukan tunas adventif pada stek dan kultur jaringan tanaman. Air kelapa yang ditambahkan pada media kultur juga menyediakan sitokinin (Yong et.al., 2009). Penambahan air kelapa digunakan sebagai alternatif pengganti zat pengatur tumbuh pada media (Gunawan, 1988). Kandungan air kelapa antara lain : Asam amino (asparagin, glysin, histidin, aspartat, glutamat, serine, Y-aminobutyric, lysine, valin, trypsin, prolin, hydropolin glutamin, arginin, dan homoserin), Asam organik citric, dihydroxyphenylalanin, dan succinic. Selain itu air kelapa juga memiliki kandungan gula yang kompleks, seperti : sukrosa, glukosa, fruktosa,

4 manitol, sorbitol dan myo-inositol, vitamin-vitamin (asam nikotin, asam pantotenat, biotin, riboflavin, asam folik, thiamin, pyridoxin, dan asam ascorbic), serta beberapa substansi pertumbuhan seperti auksin, giberelin, zeatin, zeatin glucosid dan zeatin ribosid. Air kelapa yang mengandung sitokinin belum diketahui mampu meningkatkan keragaman sifat tanaman. Namun mampu meningkatkan hasil tanaman, mulai dari kalus, tunas hingga akar (George dan Sherrington, 1984). Menurut penelitian Astutik (2008), kepekatan air kelapa mampu berinteraksi dengan varietas pisang dalam mendukung saat inisiasi tunas, saat inisiasi akar, meningkatkan jumlah tunas dan jumlah akar. Kepekatan air kelapa 7,5 % dan 15% menghasilkan saat inisiasi tunas dan jumlah tunas pisang terbaik. Kepekatan air kelapa 15% menghasilkan saat inisiasi tunas 37,10 hari pada varietas kepok sedangkan kepekatan air kelapa 7,5% menghasilkan saat inisiasi tunas 31,90 hari pada varietas ambon. Menurut Bey et.al (2006) perlakuan air kelapa secara tunggal pada konsentrasi 250 ml/l mampu menghasilkan pembentukan daun dan akar lebih cepat pada kultur in vitro anggrek (Phalaenopsis amabilis BL.) dan akan terlihat lebih nyata bila dikombinasikan dengan Benzyl Adenin, seperti pada tanaman kiwi (Nasib et.al, 2008). Penelitian induksi akar yang di aplikasikan dengan air kelapa pada A. Annua L. masih jarang dilakukan, sedangkan induksi pengakaran sangat penting bagi proses aklimatisasi tanaman yang dikultur. Maka dari itu dilakukan penelitian untuk mengetahui induksi akar kultur in vitro pada medium Murashige

5 and Skoog (MS) yang diperkaya dengan Air Kelapa dan ZPT NAA pada berbagai konsentrasi. B. Rumusan Masalah 1. Apakah air kelapa berpengaruh terhadap induksi akar pada kultur tanaman Artemisia annua L.? 2. Apakah ZPT NAA berpengaruh terhadap induksi akar pada kultur tanaman Artemisia annua L.? 3. Adakah interaksi antara kombinasi perlakuan air kelapa dan ZPT NAA dalam menginduksi akar kultur Artemisia annua L.? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh air kelapa terhadap induksi akar pada kultur tanaman Artemisia annua L. 2. Untuk mengetahui pengaruh ZPT NAA terhadap induksi akar pada kultur tanaman Artemisia annua L. 3. Untuk mengetahui apakah terjadi interaksi antara kombinasi perlakuan air kelapa dan ZPT NAA dalam menginduksi akar kultur Artemisia annua L. D. Hipotesa 1. Diduga air kelapa berpengaruh terhadap induksi akar pada kultur tanaman Artemisia annua L. 2. Diduga ZPT NAA berpengaruh terhadap induksi akar pada kultur tanaman Artemisia annua L. 3. Diduga terdapat interaksi antara kombinasi perlakuan air kelapa dan ZPT NAA dalam menginduksi akar kultur Artemisia annua L.