MEMBUAT REKOMENDASI YANG EFEKTIF



dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

2016, No Nomor 826, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan proses penyeles

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011

BAB V KONKLUSI DAN REKOMENDASI. Bab V berisi mengenai kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pedoman Tindakan Perbaikan. dan Pencegahan serta Pengelolaan. Gangguan Keamanan Informasi

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

Effective Writing Skills DR. RIZALDI PUTRA TRAINING & CONSULTING

BAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

PERSPEKTIF DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PIDANA ALTERNATIF

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian non eksperimental ini menggunakan metode penelitian kuantitatif

TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSPLANTASI ORGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

Pokok-pokok Isi Protokol Opsional pada Konvensi Menentang Penyiksaan

-2- pemeriksaan melakukan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan BPK. Untuk menjadikan pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan BPK

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

Prinsip-prinsip Laporan Hasil Audit Pengkomunikasian Laporan Hasil Audit Tindak Lanjut Audit. tedi last 11/16

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR I t4 TAHUN 2016 TANGGAL : 31 MEI 2OL6 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PENGGUNAAN METODE PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

Menimbang. Mengingat. Menetapkan

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indon

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-100

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No.2-2- Keuangan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan dalam pemantauan pelaksanaan tindak lanjut sehingga perlu diganti; d. bah

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. Mengelola penyampaian bantuan

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

MEMPEROLEH HASIL MELALUI RESULT CASCADE

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

2018, No terhadap korban tindak pidana pelanggaran hak asasi manusia yang berat, terorisme, perdagangan orang, penyiksaan, kekerasan seksual, da

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN INDRAGIRI HULU TAHUN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

RCA / Root Cause Analysis / Analisa Akar Masalah 1. Klasifikasi Insiden

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

BERITA NEGARA. No.859, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pelayanan. Komunikasi Masyarakat. Rencana Aksi Nasional. HAM. Pedoman.

Catatan informasi klien

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

Dr. Mudzakkir, S.H., M.H Dosen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia

DRAF PEDOMAN AUDIT KEPERAWATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Instrumen PMPRB menilai progress pelaksanaan PENGUNGKIT dan HASIL berdasarkan bukti-bukti dengan menggunakan quality cycle

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

Transkripsi:

Makalah Singkat MEMBUAT REKOMENDASI YANG EFEKTIF Diterjemahkan dari Briefing Paper No.1 Making Effective Recommendations Yang ditulis oleh Association for the Prevention of Torture (APT) Penerjemah: Dina Savaluna Center for Detention Studies Jl. Pisangan Lama III No.1 RT 003/06 Pisangan Timur, Jakarta Timur, Indonesia 13230 Ph/F: +62.21.478.66.387 email: info@cds.or.id http://www.cds.or.id Maret 2011

Membuat Rekomendasi yang Effektif 1. Pendahuluan Penulisan laporan dan rekomendasi membutuhkan keahlian- keahlian khusus. Mengingat kesulitan yang terlihat mudah ini, adanya panduan praktis sangatlah berguna dan bahkan pemantau- pemantau dan penyusun- penyusun yang telah berpengalaman pun dapat mengambil manfaat dengan mempertimbangkan kembali pengalaman mereka sendiri dengan memperhatikan panduan khusus. Makalah ini didesain untuk dibaca dan diterapkan oleh setiap orang yang menyusun rekomendasi sebagai bagian dari siklus pemantauan tempat- tempat penahanan. Makalah ini secara khusus ditujukan untuk dijadikan kerangka kerja analisis kolektif ataupun individu serta review terhadap rancangan rekomendasi sebelum diterbitkan. Terlepas dari konteks politik, hukum, sosial, budaya dan linguistik di suatu ngara akan memiliki implikasi terhadap penulisan rekomendasi, model Double- SMART yang disajikan dibawah memberikan kriteria yang dapat diterapkan secara sistematis guna membuat rekomendasi- rekomendasi seefektif dan se- berguna mungkin. 2. Tujuan dari Rekomendasi Menyusun rekomendasi merupana suatu bagian yang mendasar dari siklus pemantauan. Menggunakan waktu yang cukup dalam menyusunnya merupakan hal yang sangat penting karena beberapa alasan berikut: o Tanpa rekomendasi, suatu laporan telah mengurangi kesempatan untuk mencapai suatu perubahan: o Rekomendasi biasanya menjadi bagian dari laporan pemantauan tempat penahanan yang dibaca dengan seksama o Rekomendasi adalah hasil dari analisa ahli dari disiplin- disiplin ilmu yang beragam yang disusun oleh lembaga pemantau o Rekomendasi menjelaskan dan memberikan prioritas dalam tidakan yang harus diambil untuk meningkatkan penghormatan terhadap hak asasi manusia ketika perampasan kemerdekaan o Rekomendasi selayaknya membuat suatu kontribusi konstruktif terhadap penyelesaian masalah nasional dan memberikan kerangka kerja terstrukktur untuk berdialog dengan pihak yang berwenang o Rekomendasi seyogyanya membentuk suatu landasan untuk evaluasi berkala dan tndak lanjut oleh lembaga pemantau dan pihak yang berwenang itu sendiri. 1

3. Model Rekomendasi Double- SMART Kualitas dan kegunaan pemantauan tempat- tempat penahanan terkait dengan rekomendasi dapat dinilai dari sepuluh kriteria yang saling terkait dan menguatkan satu sama lain: Specifik (Bersifat khusus) Measurable (dapat diukur) Achievable (dapat dicapai) Result-oriented (berorientasi terhadap hasil) Time-bound (terikat waktu) + Solution-suggestive (saran yang mengandung solusi) Mindful of priotisation, sequencing & risk (mempertimbangkan prioritas, tata urutan dan risiko) Argued (beralasan) Root-cause responsive (merespon akar permasalahan) Targeted (memiliki target) 4. Mempertimbangkan setiap kriteria Setiap kriteria dianalisa dibawah ini dan diikuti oleh pertanyaan- pertanyaan yang dapat diperiksa sendiri dan pertimbangan- pertimbangan sebagai panduan untuk memastikan dipenuhinya kriteria tersebut. Di dalam mempertimbangkan rekomendasi sesuai kriteria Double- SMART, organisasi yang melakukan pemantauan diharapkan mengetahui bahwa mereka wajib memperbaiki isi dari laporan mereka juga. Meskipun rekomendasi- rekomendasi tersebut mungkin tidak memenuhi seluruh kriteria, memaksimalkan kriteria yang bisa dipenuhi akan membuat rekmendasi ini lebih dipertimbangkan lagi. SPECIFIC (Bersifat Khusus) Setiap rekomendasi hanya dapat mengetengahkan satu isu yang bersifat khusus. Setiap rekomendasi dapat juga mengusulkan satu atau lebih aksi tertentu namun aksi- aksi ini harus dijelaskan satu persatu dan terposah menggunakan tanda urutan atau nomor. Hal ini akan membantu instansi yang berwenang dalam memahami dan menjalankan rekomendasi serta memfasilitasi lembaga pemantau dalam menindak- lanjuti rekomendasi tersebut. Karena sifat non- spesifiknya, pernyataan umum yang mengingatkan instansi yang berwenang tentang tugas mereka menciptakan kondisi tempat penahanan sesuai dengan standar- standar internaasional dan menjamin hak- hak 2

mereka yang dirampas kemerdekaannya, dapat dimuat di dalam paragraf pendahuluan sebelum rekomendasi. o apakah rekomendasi mengetengahkan satu masalah atau isu saja? o Apakah poin- poin aksi individu secara jelas dibedakan di dalam rekomendasi? o Apakah seluruh aksi- aksi yang diajukan secara langsung terkait dengan subyek rekomendasi? MEASURABLE (DAPAT DIUKUR) Pada masa yang akan datang, organisasi- organisasi pemantau harus dapat menilai secara pasti apakah dan sejauh mana suatu rekomendasi telah dilakukan. Rekomendasi harus dirancang sedemikian rupa untuk membuat mekanisme evaluasi ini berjalan semudah mungkin. Misalnya, laporan yang memuat rekomendasi harus menggambarkan tingkat permasalahan saat ini, membuat suatu baseline atau snapshot untuk perbandingan di masa yang akan datang kapanpun itu. Perhatian harus diberikan kepada pro dan kontra menggunakan indikator proses atau outcome serta kualitatif atau kuantitatif. o apakah teks utama laporan memuat situasi saat ini dengan jelas? o apakah laporan atau rekomendasi memuat atau memberikan indikator untuk tindak lanjut? o Apakah suatu indikator yang berbeda atau dimodifikasi akan mempermudah verifikasi di masa yang akan datang? o Sejauh mana alat bukti yang akan diberikan oleh indikator dapat dipercaya? ACHIEVABLE (DAPAT DICAPAI) Setiap rekomendasi harus dirancang agar dapat dicapai dalam pelaksanaannya. Akan tetapi, kriteria ini tidak memperhitungkan isu ketersediaan sumber daya keuangan. Menjadi dasar dari standar- standar internasional, rekomendasi harus menggarisbawahi apa yang harus dilakukan sesuai dengan alasan- alasannya. Adalah tanggung jawab negara untuk mencari dan menggunakan sumber daya untuk melakukan rekomendasi tersebut. Aksi- aksi alternatif atau tambahan dapat lebih mudah menghasilkan hasil yang mengesankan atau memperkaya hasil- hasil yang dicapai harus juga dipertingangkan. o Apakah implementasi rekomendasi ini memungkinkan untuk dipraktikan? 3

o Apakah ada aksi- aksi alternatif atau pelengkap yang dapat direkomendasikan? o Pilihan mana yang akan menghadapi hambatan paling sedikit dalam melaksanakan rekomendasi? RESULT ORRIENTED (BERORIENTASI PADA HASIL) Deskripsi atau analisis suatu permasalahan harus ada di dalam teks utama laporan dan bukan di dalam rekomendasi. Tindakan- tindakan yang disarankan di dalam rekomendasi harus dirancang untuk menuju hasil atau situasi yang kongkret. Situasi yang diharapkan ini harus dimuat secara tersirat atau dijelaskan secara kongkret di dalam rekomendasi. o apakah rekomendasi tersebut mengandung informasi atau analisis yang harus dicantumkan di dalam teks utama laporan? o Apakah rekomendasi tersbeut mengindentifikasi situasi yang diharapkan untuk masa yang akan datang dan/atau tindakan- tindakan yang kongkret di akhir daripada sekedar menggambarkan permasalahan dan mengharapkan perubahan? TIME- BOUND (TERIKAT WAKTU) Menyertakan kerangka waktu yang realistis untuk implementasi membantu pihak yang berwenang dalam menentukan prioritas tindakan mereka, menambah dorongan untuk bertindak serta meningkatkan tanggung jawab. Penentuan waktu dapat digolongkan dalam hitungan bulan atau tahun atau untuk pelaksanaan segera. Sebagai alternatif, suatu kerangka kerja jangka pendek, menengah dan panjang dapat dimuat namun harus ada penjelasan mengenai apa saja yang harus dilakukan di dalam suatu jangka waktu. o Apakah rekomendasi tersebut mengidentifikasi kapan pelaksanaan harus dimulai dan/atau selesai? o apakah kerangka waktu tersebut cukup pendek untuk membuat suatu dorongan untuk perubahan, namun cukup panjang sebagai persyaratan waktu implementasi yang sesungguhnya? SOLUSION- SUGGESTIVE (SARAN YANG MENGANDUNG SOLUSI) Rekomendasi yang serta- merta mengharapkan perubahan atau peningkatan akan membutuhkan penelitian lebih lanjut oleh pihak yang berwenang sebelum suatu solusi dapat diidentifikasi, apalagi dilaksanakan. Hal ini secara signifikan mengurangi kemungkinan strategis untuk mencapai hasil yang kongkret. Sebuah tim pemantau yang 4

multi- disipliner menggunakan keahlian professional, analitis dan keahlian lain dari para anggotanya terhadap suatu isu yang spesifik atas penahanan serta jika memungkinkan, harus mencoba untuk tidak hanya mengidentifikasi permasalahan- permasalahan namun juga mengusulkan solusi yang dapat dipercaya. Tindakan- tindakan yang direkomendasikan harus kongkret dan ringkas namun memuat detil- detil teknis yang relevan untuk mencegah mis- implementasi. o Sudahkan analisis mengidentifikasi tindakan- tindakan kongkret yang harus membantu mengatasi permasalahan yang telah teridentifikasi? o apakah tindakan tersebut telah tercantum di rekomendasi? o apakah ada kebutuhan untuk mencantumkan elemen- elemen teknis atau mengubah pembahasaan guna mencegah mis- interpretasi atau kesalahan implementasi? Mindful of prioritization, sequencing and risks (Memikirkan prioritas, tata urutan dan risiko) Lembaga pemantauan dapat mengidentifikasi berbagai isu yang membutuhkan suatu tindakan. Karena pemantauan preventif adalah suatu proses yang terus berjalan, memberikan rekomendasi yang tidak terlalu menekan dapat berguna dalam membuat instansi pelaksana yang berwenang untuk fokus pada hal- hal yang lebih mendesak. Yang kedia, beberapa rekomendasi dapat lebih sukses jika dibuat belakangan setelah rekomendasi lainnya telah dilaksanakan terlebih dahulu. Yang ketiga, para pemantau juga harus menganalisa risiko- risiko yang mungkin timbul dari pelaksanaan rekomendasi terkait dampak buruk terhadap pemenuhan hak asasi mereka yang dirampas kebebasannya ataupun orang lain. Konsekuensi- konsekuensi negatif dari pelaksanaan yang tidak dapat diduga sebelumnya akan meragukan inisiatif pemantauan untuk pencegahan dan instansi pelaksana yang berwenang. Hal- hal yang perlu diperiksa: o Apakah beberapa rekomendasi di laporan penting sehingga mereka harus ada lebih dulu di dalam daftar? o akankah lebih baik untuk menghilangkan beberapa rekomendasi agar instansi yang lebih berwenang dapat lebih fokus pada rekomendasi- rekomendasi yang lebih sedikit dan lebih mendesak? o Apakah pelaksanaan dari beberapa rekomendasi tergatung pada pelaksanaan yang lainnya terlebih dahulu? o Apakah pelaksanaan tindakan- tindakan khusus dapat memiliki dampat negatif terhadap pemenuhan hak asasi manusia? 5

Argued (Beralasan) Rekomendasi harus berdasarkan alat bukti dan analisis obyektif yang berkualitas tinggi yang dikumpulkan selama periode pemantauan serta ditulis secara sistematis di dalam badan laporan. Standar- standar hukum internasional dan nasional yang terkait serta keahlian professional (misalnya medis, psikologis, menejemen penahanan, kerja- kerja sosial, dll) dan pengalaman terbaik yang dapat melengkapi isi laporan harus dibahas dan diterapkan dengan jelas. Argumentasi ini memberikan kredibilitas dan membantu lembaga- lembaga pemantau dalam mempertahankan posisi mereka. Harus diingat bahwa standar- standar internasional adalah standar minimum dan dapat dilampaui di dalam rekomendasi jika organisasi pemantau beranggapan hal ini dibenarkan dari sisi hak asasi manusia, professional, pengalaman terbaik atau dasar terkait lainnya. o apakah permasalahan yang harus dibahas di rekomendasi telah teridentifikasi dengan jelas di badan utama laporan? o apakah analisis tersebut berdasarkan alat bukti yang obyektif, bisa diverifikasi dan berkualitas? o Apakah analisis tersebut mengidentifikasi justifikasi hukum yang terkait, professional dan pengalaman terbaik bagi rekomendasi? o Apakah analisis tersebut mengarah secara logis dan persuasive kepada rekomendasi yang terkait? Root- cause Responsive (Merespon akar penyebab) Pemantauan harus mengidentifikasi akar penyebab dari permasalahan- permasalahan, atau sistem dan proses yang harus diselesaikan atau dimodifikasi untuk mengurangi faktor- faktor resiko. Rekomendasi sebagai suatu hasil harus diarahkan ke aspek- aspek (akar penyebab) ini dan bukan semata- mata ke gejala- gejalannya saja. Hal ini membutuhkan pengecekan fakta secara hati- hati serta re- analisis kritis. Ketika tidak dimungkinkan untuk mengidentifikasi akar penyebab atau faktor- faktor pengurangan resiko, harus dipertimbangkan adanya tindakan- tindakan yang lebih intensif demi peningkatan dan analisa lebih jauh, sebagaimana diusulkan di sejumlah laporan dari waktu ke waktu. o Apakah badan utama laporan mengungkapkan gejala- gejala dari suatu masalah (misalnya bukti- bukti)? o Apakah analisis mengidentifikasi penyebab? o Apakah tindakan yang diusulkan di dalam rekomendasi lebih diarahkan secara langsung kepada penyebab daripada ke gejala? 6

o Jika akar penyebab tetap tidak teridentifikasi, dapatkan pendekatan yang lebih intensif diterapkan? Targeted (memiliki target) Pemerintah dan negara tidak boleh dianggap sebagai entitas monolistik. Aktor- aktor/institusi khusus yang secara legal dan praktik dapat melaksanakan rekomendasi harus diindentikasi secara tepat. Hal ini akan membantu pemerintah dalam memberikan tanggung jawab, meningkatkan akuntabilitas dan memfasilitasi tindak lanjut oleh pemantau- pemantau dan masyarakat yang lebih luas. Akan tetapi, pada saat yang bersamaan, para pemantau harus sadar akan protokoler institusional dan memastikan bahwa hirarki telah diamati secara memadai baik di dalam rekomendasi itu sendiri dan dalam laporan yang disampaikan. Beberapa laporan juga mengelompokan rekomendasi berdasarkan sektor- sektor target (misalnya yudikatif, sistem pemidanaan, kementrian dalam negeri). o Aktor(- aktor) spesifik mana saja di dalam hirarki organisasi yang paling dapat melaksanakan rekomendasi dalam praktiknya? o Apakah ada kewenangan di tingkatan yang lebih tinggi yang harus memberikan kewenangan, perintah untuk bertindak atau mengeluarkan peraturan dalam implementasi? o Aktor pelaksana dan Kewenangan mana saja yang harus dihubungkan secara eksplisit dengan rekomendasi dari sudut pandang strategis? o Apakah pengelompokan rekomendasi berdasarkan sektor target akan meningkatkan atau mengurangi dampak dari rekomendasi tersebut? 5. Mengaplikasikan Double- SMART di dalam praktik Pertimbangkan empat pertanyaan berikut ini terkait tiga contoh draft rekomendasi dibawah ini: 1. Kriteria Double- SMART yang manayang tidak dipenuhi oleh versi pertama di setiap contoh? 2. Kriteria mana sajakah yang telah dimuat di dalam penulisan di versi kedua? 3. Kriteria mana sajakah yang tidak dimuat dan mengapa? 4. Bagaimana sajakah rekomendasi tersebut dapat ditingkatkan? 7

Contoh 1 o Dalam satu bulan, Kementrian Kesejahteraan sosial harus meninjau kerentanan atas pelanggaran terhadap integritas fisik dari anak- anak pidana dalam pemindahan serta waktu perjalanan yang terlambat dan lama untuk memindahkan anak- anak pidana ked an dari fasilitas pengadilan dan antara pusat- pusat rehabilitasi. o Kementrian Kehakiman, Kementrian kesejahteraan sosial, Direktur Sistem Pemidanaan serta Kepala Kepolisian dalam waktu satu tahun harus membuat kebijakan strategis dan operasional tentang pemindahan anak- anak pidana dalam rangka menjamin: 1. Para anak pidana tidak dipindahkan di dalam kendaraan yang sama dengan narapidana dewasa 2. Sekurang- kurangnya satu petugas perempuan harus selalu hadir ketika memindahkan anak pidana perempuan 3. Ada Aturan yang memadai untuk keperluan makanan, air dan kebutuhan fisik lainnya selama perjalanan yang lebih panjang dari 4 jam. 4. Seluruh anak pidana diberikan kesempatan untuk menemui perawat atau dokter ketika kedatangan 5. Seluruh pencatatan pemindahan diarsipkan dengan baik. o o Contoh 2 Berbagai insiden penggunaan kekerasan (use of force) yang berlebihan di dalam tempat- tempat penahanan harus dikurangi oleh pihak yang berwenang Setiap Kepala Lembaga Pemasyarakatan harus menjamin pada akhir tahun ini bahwa seluruh insiden yang melibatkan penggunaan kekerasan dicatat di buku catatan khusus yang terpisah yang harus mencantumkan nama dari anggota staf yang mencatat insiden tersebut; waktu dan tanggal insiden; nama- nama dan jabatan- jabatan staf yang terlibat dan staf lainnya yang hadir ketika insiden; nama tahanan yang terlibat; gambaran detil insiden termasuk alasan penggunaan kekerasan; peralatan apa saja yang digunakan di dalam insiden tersebut; serta tanda tangan petugas pengawas yang meninjau- ulang insiden tersebut o o Contoh 3 Mengurangi penggunaan obat- obatan psychoactive secara tidak sah terhadap pasien sebagai bentuk pemaksaan Pihak rumah sakit yang berwenang harus memastikan dalam dua belas bulan, obat- obatan anti- psychotic didata berdasarkan standard medis, etika, dan hukum yang terkait termasuk dengan: 1. Membuat panduan yang jelas mengenai penggunaannya 2. Menjamin bahwa hanya petugas- petugas medis yang berkualitas dan ditunjuk secara khusus yang dapat menggunakannya 3. melaksanakan sistem review yang rutin dan multi- disipliner. 8

6. Penutup Rekomendasi- rekomendasi harus diusahakan untuk mengusulkan langkah- langkah kongkret agar hak asasi manusia di tempat- tempat penahanan dapat dilaksanakan. Rekomendasi ini juga harus ditujukan semaksimal mungkin untuk tidak berseberangan dengan sudut pandang mereka yang akan melaksanakan. Double- SMART memberikan suatu kerangka kerja yang cocok untuk secara kritis menilai draft rekomendasi- rekomendasi agar mencapai tujuan- tujuannya. Setelah memutuskan format akhir dari suatu rekomendasi, akan baik kiranya agar lembaga pemantau mempertimbangkan apakah harus merevisi strategi yang telah direncanakan untuk menerbitkan laporan dan menindaklanjutinya. Cara suatu laporan pemantauan tempat penahanan dan rekomendasinya disusun merepresentasikan test signifikan selanjutnya pada cycle pemantauan penahanan. 9