BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi/data yang ingin kita teliti. Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan,



dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588).

PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

Semiotika, Tanda dan Makna

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang tidak dapat menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Koentjaraningrat (2004:5-8) menyatakan bahwa kebudayaan itu mempunyai tiga. berpola dari manusia dalam masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dan doa-doa, manuk mira, dan boras pirma tondi oleh amang, inang,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. hasil penelitian sebelumnya. Kajian pustaka bersifat mutakhir yang memuat teori,

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

BAB III METODE PENELITIAN

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pada bab ini dipaparkan (1) latar belakang penelitian (2) rumusan penelitian (3) tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sedalam dalamnya melalui pengumpulan data sedalam dalamnya.riset ini

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. untuk memahami hal-hal lain. Jadi, konsep dari penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT. Nusak Dengka, dan makna perayaan Limbe dalam masyarakat tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. yang tertinggi harus diserahkan pada negara kebangsaan (Tim Dosen PKN,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologi semiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu Semion yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu penelitian ini penulis mempunyai beberapa konsep yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989: 33).

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan

tersebut misalnya drama, cerpen, puisi, dan novel (Waluyo dan Soliman, oleh tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu meliputi beberapa hal

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. landasan teori ini maka segala masalah yang timbul dalam skripsi ini akan

03FDSK. Folklore. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA DATA. A. Makna Penanaman Anak Pohon Pisang Bagi Jenazah Orang Yang. bagaimana hendaknya manusia memperlakukan lingkungannya.

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya kebudayaan bagi negara, maka haruslah dilakukan upayaupaya

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

Pesan, Tanda, dan Makna dalam Studi Komunikasi. Alimuddin A. Djawad STKIP PGRI Banjarmasin Jl. Sultan Adam, Komp. H.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui bagaimana film Perempuan Punya Cerita mendeskripsikan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara ketat untuk meningkatkan nilai lembaga atau perusahaan. dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas imajinatif. Secara garis besar dibedakan atas sastra lisan dan tulisan, lama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

1. Proses Simbolisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

TANDA -TANDA DALAM UPACARA PERKAWINAN BATAK TOBA (Tinjauan Semiotika)

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cerita rakyat sebagai folklor dalam tradisi lisan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mendukung seluruh data-data yang terkumpul pada saat penelitian dan

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI,DAN TINJAUAN PUSTAKA. Irawati (2011 : 6) menyatakan bahwa konsep merupakan ide-ide, penggambaran halhal

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial pasti membutuhkan orang lain untuk menjalin komunikasi dan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Provinsi Sumatera Utara adalah salah Provinsi yang terletak di Negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Undang-undang kesehatan No. 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara. mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam

PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat :

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang pembaca dihadapkan pada sebuah karya sastra, tidak sedikit pembaca

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya

BAB I PENDAHULUAN. sebuah karya kreatif yang bisa bebas berekspresi dan bereksplorasi seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

D I A N K U R N I A A N G G R E T A, S. S O S, M. S I 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait

BAB II. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II LANDASAN TEORI. penelitian yang dilakukan oleh Mochammad Ilham, Mohamad Sahril dan Nini

Seri Iman Kristen (7/10)

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka yang Relevan Kepustakaan yang relevan atau sering juga disebut tinjauan pustaka ialah salah satu cara untuk mendapatkan referensi yang lebih tepat dan sempurna tentang informasi/data yang ingin kita teliti. Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, dan pendapat (sesudah menyelidiki atau mempelajari). Sedangkan pustaka adalah kitab, buku, primbon (Alwi dkk, 2003 :912). Memudahkan referensi pendukung, teori dan konsep yang berhubungan dengan tulisan ini, yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan pedoman penulis terlebih dahulu melakukan tinjauan kepustakaan yang berguna untuk memudahkan penulis dalam mencari data-data tambahan yang berhubungan dengan judul yakni : Tinjauan Pragmatik pada Upacara Mangupa Masyarakat Tapanuli Selatan oleh Asrul Siregar. didalam buku tersebut dikatakan bahwa dalam upacara Mangupa, hal yang paling sering disebut-sebut adalah tondi. Tondi adalah kekuatan, tenaga, semangat jiwa (soul force) yang memelihara ketegaran rohani dan jasmani agar tetap seimbang dan kukuh, keras dan menjaga harmoni kehidupan setiap individu (Harahap, 1991 :226). Tenaga spiritual yang gaib itu dapat dipancarkan kepada orang lain dalam arti mengayomi dan membahagiakan orang lain. Tondi merupakan roh yang berdiri sendiri. dalam keadaan tidak sadar, tondi seseorang berada di luar badan dan jiwanya. Ketika seseorang sedang tidur, misalnya tondi dapat mengembara sesukanya dan bahkan mungkin juga bertemu dan bergabung dengan begu roh jahat. Pengalaman tondi yang mengembara ketika seseorang sedang tidur nyenyak adalah mimpi bagi orang itu. Mimpi dapat

ditafsirkan maknanya. Itulah sebabnya bila seseorang akan melakukan suatu perbuatan yang sangat penting, dia meminta agar tondi-nya pergi berkonsultasi dengan roh-roh leluhur untuk mendapatkan petunjuk apakah pekerjaan yang akan ia lakukan pantas untuk dilakukan. Misalnya dengan membaca mantra, menyediakan ramuan tertentu. jika tondi meninggalkan badan, maka orang itu akan sakit, begitu juga bila meninggal dunia, tondi-nya pun akan meninggalkan badannya berubah menjadi tondi ni na mate tondi orang mati yang disebut sahala atau simangot atau roh leluhur. dalam keadaan ketakutan yang mendadak, tondi dapat juga meninggalkan badan. Misalnya, seseorang diserang dengan mencacungkan parang ke wajahnya. Orang itu langsung terperanjat. Agar tondi tetap tenang, kuat dan tegar senantiasa di dalam badan, maka di adakanlah berbagai macam upacara mangupa. Upacara mangupa dimaksudkan untuk mengembalikan tondi ke badan atau agar tondi yang ada di badan tetap kuat dan tegar. Latar belakang pelaksanaan mangupa dapat terjadi karena seseorang lolos dari mara bahaya atau rasa syukur atas keberuntungan. Bila seseorang lolos dari mara bahaya atau baik dari sakit, upacara mangupa disebut mangupa mulak tondi tu badan, sedangkan mangupa karena keberuntungan dilakukan karena keberuntungan itu sendiri mengandung mara bahaya juga. Selain itu penulis juga menambahkan referensi yang ditulis oleh Parlaungan Ritonga Makna Simbolik dalam Upacara Mangupa Masyarakat Angkola-Sipirok di Tapanuli Selatan. Pengertian mangupa ialah mempersembahkan dengan cara tertentu sesuatu yang disebut upa-upa kepada orang atau orang-orang tertentu melalui suatu upacara dengan tujuan agar orang atau orang-orang yang dipersembahi upa-upa itu memperoleh berbagai keselamatan.

Selain buku-buku penulis juga menambahkan referensi dari internet. ada banyak makna yang terkandung dalam mangupa selain fungsi paulak tondi tu badan (memanggil tondi ke badan), upacara mangupa juga memiliki fungsi nasehat, doa dan harapan. 2.2 Teori Yang Digunakan 2.2.1 Teori Semiotika Semiotika berasal dari bahasa Yunani yaitu semion yang berarti tanda. Perkembangan semiotika modern, muncul dua ahli yang menjadi pelopor, yaitu Ferdinand de Sauusure dan Charles Sanders Pierce. Menurut Ferdinand de Saussure semiotika adalah cabang ilmu tanda. Ferdinand de Saussure mengembangkan dasar-dasar teori lingusitik umum dan mengatakan bahwa bahasa sebagai sistem tanda, masing-masing terdiri atas dua sisi, yaitu signifian (penanda atau sesuatu yang dapat dipersepsi sebagai tanda) dan signifie (petanda atau isi atau makna tanda itu). Pierce (dalam Zoest, 1992: 1) Mengusulkan kata semiotika sebagai sinonim kata logika. Menurut Pierce, logika harus mempelajari bagaimana orang bernalar. Penalaran itu, menurut hipotesis teori Pierce yang mendasar dilakukan melalui tandatanda. Tanda-tanda memungkinkan kita berpikir, berhubungan dengan orang lain, dan memberi makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Dengan mengembangkan teori semiotika, Pierce memusatkan pada fungsinya tanda pada umumnya. Lebih jelasnya untuk mempermudah mengkaji sebuah tanda yang ada didalam masyarakat Pierce ( dalam Sobur, 2003:42) membagi tanda atas tiga bagian yaitu ikon, indeks, simbol. Ikon adalah hubungan antara tanda dan

acuannya berupa hubungan kemiripan. Misalnya, sebuah peta geografis dengan sebuah potret. Indeks adalah hubungan tanda dengan acuannya karena adanya hubungan sebab akibat. Misalnya, asap berarti api karena api umumnya penyebab asap. Simbol adalah hubungan antara tanda dan konsepnya bersifat arbitrer dan konvensional. Misalnya, anggukan kepala yang menandakan persetujuan dan tanda kebahasaan. Dua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Pierce memandang semiotika sebagai tanda pada umumnya dan segala sesuatu bisa menjadi tanda. Saussure juga memandang semiotika sebagai sistem tanda yang utama. Sesuai dengan hipotesis bahwa semiotika meengkaji semua proses kebudayaan sebagai proses komunikasi serta merupakan suatu studi yang mempelajari tentang tanda dan lambang yang mempunyai makna sesuai dengan pemahaman si pengirim dan si penerima. Penelitian ini lebih menitikberatkan kepada semiotika komunikasi. Ferdinand de Saussure berpendapat semiotika komunikasi adalah tanda sebagai bagian dari proses komunikasi. Artinya, dikatakan tanda adalah apabila seorang pengirim menyampaikan sesuatu maksud dengan menggunakan kode atau benda kepada penerima dan penerima mengerti apa yang disampaikan oleh pengirim. Oleh karena itu, setiap tanda memberi makna atau informasi apa saja yang terkandung di dalamnya. 2.2.2 Teori Makna Ferdinan de Saussure mengatakan bahwa tanda memiliki dua entitas yaitu signifier dan signified atau tanda dan makna atau penanda dan tanda. Keduanya saling berkaitan satu sama lain. Kombinasi keduanya dalam semiotika

disebut tanda. Istilah tanda dapat pula diidentikkan dengan bentuk yang mempunyai makna. Makna merupakan hubungan antara penanda-penanda dan objeknya.makna sangat berperan dalam suatu tanda karena suatu tanda mengandung makna dan informasi. 2.2.3 Teori Fungsi Fungsi menurut Bascom (dalam Danandjaja, 1991 :19) ada tiga yaitu : 1. Sebagai sistem proyeksi (projective system), yakni sebagai alat pencermin angan-angan kolektif. 2. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan. 3. Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya. Menurut Koentjaraningrat (dalam Danandjaja, 1991:76) mengatakan: Fungsi yang paling menonjol dalah sebagai penebal emosi keagamann dan kepercayaan. Hal ini disebabkan manusia yakin akan adanya mahlukmahluk gaib yang menempati alam sekeliling tempat tinggalnya dan yang berasal dari jiwa orang mati, atau manusia yakin adanya dengan gejalagejala yang tidak dapat diterangkan dan dikuasai oleh akalnya, atau manusia percaya akan adanya suatu kekuatan sakti dalam alam, atau manusia mendapat suatu firman dari Tuhan, atau semua sebab tersebut diatas. Fungsi-fungsi ini berkaitan dengan makna dan tanda yang ada dalam upacara mangupa tersebut. Tanda-tanda ini merupakan suatu bentuk pencerminan angan-angan masyarakat Ankgola. Mereka menciptakan fungsi setiap tanda itu berdasarkan aturan-aturan yang ada pada kebudayaan mereka. Mereka mematuhi adat sesuai dengan ciri khas mereka sendiri dan menjaganya agar dapat diwariskan secara turun temurun.

Seperti pendapat dari Admansyah(1994:53), Adat itu merupakan ketentuan hukum sehingga merupakan norma-norma sesuai dengan ciri khas dari suatu suku atau tiap suku atau bangsa akan memupuknya menurut falsafah daerah atau negerinya masing-masing. Dengan demikian berarti generasi demi generasi akan mewarisinya sebagai pusaka yang diamanahkan oleh para leluhurnya dahulu yang harus diteruskan turun temurun secara sadar dan penuh tanggung jawab.