PERBEDAAN DERAJAT INFEKSI DAN HITUNG KUMAN ANTARA PENGGUNAAN NYLON DARN, MESH MAKROPORI MONOFILAMEN DAN MULTIFILAMEN PADA OPERASI BERSIH TERKONTAMINASI Penelitian Eksperimental Pada Tikus Wistar Difference of Infection Occurence and Bacterial Count In The Applications of Nylon Darn, Macroporous Monofilament and Multifilament Mesh in Clean Contaminated Surgery Experimental Study in a Rat Model TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S2 dan Program Pendidikan Dokter Spesialis I Bedah Lisa Setiawan G4A005030 PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ILMU BIOMEDIK DAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011 i
TESIS PERBEDAAN DERAJAT INFEKSI DAN HITUNG KUMAN ANTARA PENGGUNAAN NYLON DARN, MESH MAKROPORI MONOFILAMEN DAN MULTIFILAMEN PADA OPERASI BERSIH TERKONTAMINASI Penelitian Eksperimental Pada Tikus Wistar Disusun Oleh : Lisa Setiawan G4A005030 Menyetujui : Komisi Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. dr. I. Riwanto, SpB-KBD dr. Andy Maleachi, SpB-KBD NIP. 1950010 197603 1 001 NIP. 130 345 794 Mengetahui : Ketua Program Studi Magister Ilmu Biomedik Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Ketua Program Studi PPDS I Bedah Universitas Diponegoro DR. dr. Winarto, SpMK, Sp.M(K) dr. Sidharta Darsojono, SpB, SpU NIP. 19490617 197802 1 001 NIP. 19450528 198801 1 001 ii
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum / tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka. Semarang, April 2011 Penulis iii
RIWAYAT HIDUP SINGKAT A. Identitas Nama NIM PPDS I Bedah : dr. Lisa Setiawan : G3A006007 NIM Magister Ilmu Biomedik : G4A005030 Tempat / Tgl lahir : Kudus, 3 November 1978 Agama Jenis kelamin : Kristen : Perempuan B. Riwayat Pendidikan 1. SDK Wijana Sejati Mojokerto : lulus tahun1990 2. SMP TNH Mojokerto : lulus tahun 1993 3. SMAK Cor Jesu Malang : lulus tahun 1996 4. FK Universitas Brawijaya Malang : lulus tahun 2003 5. PPDS I Bedah FK Undip 6. Magister Ilmu Biomedik Pasca Sarjana Undip iv
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena hanya dengan rahmat dan restu-nya kami mampu menyelesaikan tesis dengan judul Perbedaan Derajat Infeksi dan Hitung Kuman antara Penggunaan Nylon Darn, Mesh Makropori Monofilamen dan Multifilamen pada Operasi Bersih Terkontaminasi (penelitian eksperimental pada tikus wistar). Penelitian ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S2 dan Program Pendidikan Dokter Spesialis I Bedah Universitas Diponegoro di Semarang. Penulis menyadari tugas ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak. Kepada dr. Andy Maleachi, SpB, SpB-KBD dan Prof. Dr. dr. I. Riwanto, SpB, SpB-KBD sebagai dosen pembimbing, penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan, sumbangan pikiran, serta kesabarannya dalam proses penyelesaian tesis ini. Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Sudharto Prawata Hadi, MES PhD, Rektor Universitas Diponegoro Semarang. 2. Prof. Drs. Y. Warella, MPA, PhD, Ketua Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. 3. dr. Endang Ambarwati, Sp.KFR, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. v
4. DR. dr. Winarto, SpMK, SpM, DMM, Ketua Program Studi Magister Ilmu Biomedik Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. 5. Prof. Dr. dr. Tjahjono, SpPA(K) FIAC, Ketua Komisi Etik Penelitian Kesehatan FK Undip / RSUP Dr. Kariadi Semarang. 6. dr. Djoko Handojo, SpB, SpB(K)Onk, Ketua Bagian Bedah FK Undip / RSUP dr. Kariadi Semarang. 7. dr. Sidharta Darsojono, SpB, SpU, Ketua Program Studi PPDS I Ilmu Bedah FK Undip Semarang. 8. dr. Innawati Jusup, M.Kes, SpKJ, Ketua Bagian Lab. Biokimia FK Undip Semarang. 9. Prof. Dr. dr. Hendro Wahyono. MscTropMed, DMM, SpMK(K), Ketua Bagian Lab. Mikrobiologi FK Undip Semarang. 10. dr. Subakir, Sp.MK, SpKK(K), dr. Endang Sri Lestari. PhD, dan Woeryanto, SH, M.Si yang telah membantu jalannya penelitiaan di Lab. Mikrobiologi FK Undip Semarang. 11. Prof. Dr. Tjahjono, Sp.PA(K), dr. Niken Puruhita, M.Med.Sc, Sp.GK, dr.neni Susilaningsih, M.Si, selaku narasumber yang telah dengan sabar berkenan memberi masukan, arahan, serta koreksi dalam penelitian dan penulisan tesis ini. 12. Orang tua dan saudara-saudara sekandung penulis yang telah memberikan dukungan moril dan material untuk keberhasilan studi penulis. 13. Guru-guru kami di bagian Ilmu Bedah FK Undip yang telah memberikan bimbingan selama masa pendidikan. vi
14. Semua rekan sejawat residen Ilmu Bedah FK Undip atas segala kerja-sama dan kebersamaan baik suka maupun duka. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran demi kesempurnaan penelitian ini akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat serta memberi sumbangan bagi perkembangan ilmu kedokteran. Semarang, April 2011 Penulis vii
Not only so, but we also glory in our sufferings, because we know that suffering produces perseverance; perseverance, character; and character, hope. And hope does not put us to shame, because God s love has been poured out into our hearts through the Holy Spirit, who has been given to us. Romans 5:3-4 NIV viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii RIWAYAT HIDUP SINGKAT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL... xiv ABSTRAK... xv ABSTRACT... xvi BAB 1. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar belakang... 1 1.2. Perumusan masalah... 3 1.3. Tujuan penelitian... 4 1.3.1. Tujuan umum... 4 1.3.2. Tujuan khusus... 4 1.4. Manfaat penelitian... 5 1.5. Originalitas penelitian... 6 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA... 7 2.1. Hernia inguinalis... 7 ix
2.2. Herniorafi... 8 2.2.1. Herniorafi tension-free dengan nylon darn repair... 11 2.2.2. Herniorafi tension-free dengan pemasangan mesh... 12 2.3. Macam mesh... 15 2.4. Jenis operasi dan resiko infeksi... 17 2.5. Translokasi kuman pada hernia inguinalis inkarserata... 18 2.6. Faktor-faktor resiko infeksi pada luka operasi herniorafi... 19 2.6.1. Jumlah kuman yang mengkontaminasi luka... 20 2.6.2. Virulensi kuman yang mengkontaminasi luka... 20 2.6.3. Lingkungan di dalam luka... 21 2.6.4. Keadaan host... 21 2.7. Infeksi pada luka operasi herniorafi... 24 BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS... 27 3.1. Kerangka teori... 27 3.2. Kerangka konsep... 28 3.3. Hipotesis penelitian... 28 BAB 4. METODA PENELITIAN... 30 4.1. Rancangan penelitian... 30 4.2. Sampel penelitian... 34 4.3. Waktu dan lokasi penelitian... 35 4.4. Variabel penelitian... 35 4.4.1. Variabel bebas... 35 4.4.2. Variabel tergantung... 35 x
4.4.3. Definisi operasional... 35 4.5. Bahan dan alat penelitian... 36 4.5.1. Bahan untuk perlakuan... 36 4.5.2. Alat yang dipergunakan... 37 4.6. Pelaksanaan penelitian... 39 4.7. Prosedur pemeriksaan... 40 4.7.1. Prosedur pengambilan sampel jaringan... 40 4.7.2. Prosedur penanaman di media kultur dan hitung kuman... 40 4.8. Cara pengumpulan data... 41 4.9. Analisis data... 41 4.10. Pengajian Etik... 42 BAB 5. HASIL... 43 5.1. Uji beda penghitungan jumlah kuman... 45 5.2. Uji beda derajat infeksi... 46 5.3. Uji korelasi... 49 BAB 6. PEMBAHASAN... 50 BAB 7. SIMPULAN DAN SARAN... 57 7.1. Simpulan... 57 7.2. Saran... 58 DAFTAR PUSTAKA... 59 LAMPIRAN I: Daftar singkatan... 68 LAMPIRAN II: Tabel hasil penelitian... 70 LAMPIRAN III: Uji statistik... 73 xi
LAMPIRAN IV: Gambar pelaksanaan penelitian... 81 Ethical clearance... 86 xii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar-1. Langkah-langkah herniotomi pada hernia inguinalis... 9 Gambar-2. Langkah-langkah metoda darn repair... 13 Gambar-3. Langkah-langkah herniorafi dengan pemasangan mesh (metoda Lichtenstein)... 14 Gambar-4. Gambaran mikroskopik mesh Atrium... 16 Gambar-5. Gambaran mikroskopik mesh Marlex... 16 Gambar-6. Gambaran mikroskopik mesh Prolene... 16 Gambar-7. Gambaran mikroskopik mesh Mersilene... 17 Gambar-8. Gambar ilustrasi tiga kategori infeksi luka operasi... 26 Gambar-9. Kerangka teori... 27 Gambar-10. Kerangka konsep... 28 Gambar-11. Sketsa gambar tikus dan area pembedahannya... 32 Gambar-12. Skema alur penelitian... 33 Gambar-13. Consolidated report penelitian... 44 Gambar-14. Boxplot hitung kuman masing-masing kelompok beserta hasil uji Mann Whitney... 47 Gambar-15. Hasil uji Mann Whitney derajat infeksi... 48 Gambar-16. Perbandingan celah antara nylon darn dengan pori pada mesh Prolene dan Mersilene... 55 xiii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel-1. Originalitas penelitian... 6 Tabel-2. Resiko infeksi luka operasi... 20 Tabel-3. Kriteria infeksi luka operasi... 25 xiv
ABSTRAK Latar Belakang : Repair hernia pada operasi bersih terkontaminasi atau terkontaminasi, seperti hernia inkarserata, masih diperdebatkan. Tehnik nylon darn repair, dengan jumlah benda asing lebih sedikit daripada mesh, merupakan cara yang murah dan efektif untuk repair hernia tetapi belum banyak dipakai. Penelitian ini ingin mengetahui perbedaan derajat infeksi dan hitung kuman antara penggunaan nylon darn repair, mesh monofilamen makropori dan mesh multifilamen makropori pada operasi bersih terkontaminasi. Metoda : Merupakan penelitian eksperimental laboratorik pada tikus wistar dengan 3 kelompok sampel, yang masing-masing dilakukan nylon darn repair, dipasang mesh monofilamen makropori dan mesh multifilamen makropori. Derajat infeksi dinilai berdasarkan kriteria Hulton, sedangkan hitung kuman dengan metoda Spread-Plate. Hasil dianalisa menggunakan uji Kruskal-Wallis, Mann Whitney, dan Spearman. Hasil : Tidak terdapat perbedaan derajat infeksi pada keseluruhan kelompok (p=0,13), tetapi didapatkan perbedaan hitung kuman (p=0,006). Didapatkan perbedaan bermakna antara mesh multifilamen makropori dengan nylon darn (p=0,005), dan dengan mesh monofilamen makropori (p=0,007). Tidak terdapat perbedaan hitung kuman antara kelompok nylon darn dengan mesh monofilamen makropori (p=0,940). Terdapat hubungan yang kuat antara derajat infeksi dan hitung kuman (p=0,000; Spearman s rho 0,662). Simpulan : Hitung kuman pada penggunaan mesh multifilamen makropori lebih tinggi secara bermakna dibandingkan nylon darn dan mesh monofilamen makropori, sedangkan pada penggunaan nylon darn dibandingkan dengan mesh monofilamen makropori tidak terdapat perbedaan. Tidak ada perbedaan derajat infeksi antar seluruh kelompok perlakuan tetapi terdapat hubungan yang kuat antara derajat infeksi dan hitung kuman. Perbedaan derajat infeksi mungkin dapat ditemukan dalam observasi klinis, mengingat infeksi luka operasi bisa terjadi dalam waktu 1 tahun setelah pemasangan implan. Kata kunci : nylon darn, mesh, operasi bersih terkontaminasi, infeksi xv
ABSTRACT Background: Hernia repair in clean-contaminated or contaminated operations, as in incarcerated hernia operations, are still debated. Nylon darn repair technique, which foreign bodies are less than mesh, is cheap and effective for hernia repair despite the fact of its unpopularity. This research is aimed to analyze difference of infection occurence and bacterial count, and its correlation, between nylon darn, macroporous monofilament and multifilament mesh in clean-contaminated operations, in a rat model. Methods: A randomized, bias-free laboratory experimental study was conducted on thirty wister rats. Sample was divided into three groups and applied nylon darn or macroporous monofilament or multifilament mesh. Infection occurence was noted based on Hulton s criteria, while bacterial count using Spread-Plate method. Results were assessed using Kruskal-Wallis, Mann Whitney, and Spearman tests as appropriate. Results: There was a significant difference in bacterial count (p=0.006), while no difference in infection occurence of all groups (p=0.13). There were significant differences between macroporous multifilament mesh vs nylon darn (p=0.005) and macroporous monofilament mesh (p=0.007). There was no difference in bacterial count between nylon darn vs macroporous monofilament mesh (p=0.940). There was strong correlation between infection occurence and bacterial count (p=0.000; Spearman s rho 0.662). Conclusion: Bacterial count in the application of macroporous multifilament mesh was significantly higher than nylon darn and macropore monofilament mesh, while there was no difference between nylon darn and macroporous monofilament mesh. There was no difference in infection occurence of all groups despite its strong correlation with bacterial count. Perhaps, it will be possible to note a significant difference of the infection occurence in clinical observation since surgical site infection occurs within 1 year after implant is in place. Key words : nylon darn, mesh, clean-contaminated operation, infection xvi