PENURUNAN KANDUNGAN BOD DAN COD AIR SUNGAI GAJAH WONG MENGGUNAKAN SINAR ULTRAVIOLET Cuti Winarti, Warniningsih INTISARI Sungai gajah wong mengalami pencemaran akibat pembuangan sampah organik dan anorganik yang tercecer dan menggunung di sepanjang sungai. Melihat kondisi sungai yang kurang terawat seperti itu, semestinya pemerintah mampu menegaskan kembali para warga Yogya khususnya sekitar sungai Gajah Wong untuk tidak membuang sampah dan limbah di sepanjang sungai Gajah Wong. Melihat kondisi yang semacam itu penulis ingin mengetahui lebih jauh bagaimana kualitas air sungai Gajah Wong ditinjau dari konsentrasi BOD dan COD dengan menggunakan sinar ultra violet. Salah satu supaya untuk menurunkan kandungan BOD dan COD di sungai Gajah Wong adalah melakukan penelitian dengan penyinaran menggunakan sinar ultra violet 15 watt panjang gelombang 253,7 nm dengan variasi waktu 3 menit, 6 menit dan 9 menit. Berdasarkan hasil analisis Laboratorium,kandungan COD air sungai Gajah Wong dengan variasi waktu 3 menit pada ulangan pertama mengalami penurunan sebesar 94,99 dari hasil analisis air baku ( kontrol) sebesar 103,06, pengulangan kedua 89,61, pengulangan ketiga 96,73. Pengulangan pertama pada variasi waktu 6 menit mengalami penurunan sebesar 76,14, pengulangan kedua mengalami penurunan sebesar 84,53 dan pada pengulangan ketiga mengalami penurunan sebesar 81,50. Demikian pula pengulangan pertama pada variasi waktu 9 menit mengalami penurunan sebesar 70,76, pengulangan kedua mengalami penurunan sebesar 68,06 dan pada pengulangan ketiga mengalami penurunan sebesar 73,80. Kata kunci :Penurunan, BOD dan COD, Sungai Gajah Wong, Ultra Violet DECREASE CONTENT OF BOD AND COD IN GAJAH WONG RIVER WATER USING ULTRAVIOLET RAYS ABSTRACT Gajah Wong River experienced pollution due to the disposal of organic and inorganic waste which is scattered and piled up along the river. The government, on the other hand, should reaffirm the residents of Yogyakarta, especially around the river Gajah Wong not to throw rubbish and waste along the Gajah Wong River.Seeing such conditions, this research is conducted to find out more on how the Gajah Wong River water quality in terms of BOD and COD concentration level using ultraviolet.one effort to reduce the content of BOD and COD in Gajah Wong water was by doing research usingultraviolet irradiation of 15 watt, 253.7 nm wavelengths,and time variations of respectively 3 minutes, 6 minutes and 9 minutes. Page 1
Based on the results of laboratory analysis, COD content of Gajah Wong River water with 3 minutes time variation in the first repetition decreased by 94.99 from the analysis of raw water103.06, the second repetition decreased by 89.61, and the third repetition decreased by 96,73.The first repetition of the 6 minutes time variation decreased by 76.14, the second repetition decreased by 84.53 and in the third repetition decreased by 81.50. The 9 minutes time variations in the first repetition decreased by 70.76, the second repetition decreased by 68.06 and the third repetition decreased by 73.80. Keyword:Reduction, BOD and COD, Gajah Wong river, Ultra Violet A. PENDAHULUAN Wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berada di bagian selatan lereng gunung Merapi dilalui oleh banyak sungai. terdapat tujuh sungai utama yang banyak pemanfaatannya dan telah ditetapkan peruntukannya, antara lain : Sungai Serang, Sungai Bedok, Sungai Winongo, Sungai Code, Sungai Gajah wong, Sungai Opak dan Sungai Oya. Sungai Gajah wong sebagai salah satu sungai utama di Kotamadya Yogyakarta ternyata merupakan sarana penting, karena keberadaannya banyak dimanfaatkan, baik untuk keperluan penduduk sehari-hari, peternakan maupun industri serta berlangsungnya kehidupan makhluk hidup didalam perairan sungai Gajah Wong Kenyataan Sungai Gajah wong juga merupakan tempat untuk menampung buangan limbah organik dari Merapi, rumah tangga, kota, industri dan rumah sakit. Dengan kondisi seperti ini tidak mustahil kalau kualitas sungai Gajah wong, semakin menurun dan tentunya pencemaran dapat terjadi Sehingga dapat membahayakan kehidupan makhluk hidup didalam air sungai tersebut. Di sekitar sungai Gajah wong terdapat pemukiman warga yang mayoritas dijadikan tempat kost untuk kalangan mahasiswa sebagian besar adalah mahasiswa yang kuliah di UIN Sunan Kalijaga. Alasan mereka kost di sana harganya murah terjangkau dan lokasinya dekat dengan kampus. Sungai idaman kebanyakan orang adalah sungai yang bersih terhindar dari polutan. Kebetulan Kampus 2 ITY terletak di sekitar Sungai Gajah Wong. Sungai gajah wong mengalami pencemaran akibat pembuangan sampah organik dan anorganik yang tercecer dan menggunung di sepanjang sungai. Melihat kondisi sungai yang kurang terawat seperti itu, semestinya pemerintah mampu menegaskan kembali para warga Yogya khususnya sekitar sungai Gajah Wong untuk tidak membuang sampah dan limbah di sepanjang sungai Gajah Wong. Melihat kondisi yang semacam itu penulis ingin mengetahui lebih jauh bagaimana kualitas air sungai Gajah Wong ditinjau dari konsentrasi BOD dan Page 2
COD dengan menggunakan sinar ultra violet. Kemampuan radiasi sinar ultra violet, dalam membunuh bakteri dan kuman, terutama sinar ultra violet 15 watt dengan panjang gelombang 253,7 nm. Sinar ultra violet dengan panjang gelombang tersebut mempunyai daya bunuh yang efektif dibandingkan dengan sinar ultra violet dengan panjang gelombang yang lebih panjang atau lebih pendek (Tchobanoglous, 1991). Oleh karena itu berdasarkan pernyataan tersebut di atas maka salah satu upaya untuk menurunkan kandungan BOD dan COD di sungai Gajah Wong adalah melakukan penelitian dengan penyinaran menggunakan sinar ultra violet 15 watt panjang gelombang 253,7 nm dengan variasi waktu 3 menit, 6 menit dan 9 menit. B. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian sungai menurut pengertian pemerintah No. 35 tahun 1991 tentang sungai yaitu tempattempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. Secara sederhana alur sungai dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu : 1. Bagian Hulu Bagian hulu merupakan daerah sumber erosi karena pada umumnya alur sungai melalui daerah pegunungan, perbukitan atau lereng gunung api yang kadang-kadang mempunyai cukup ketinggian dari muka laut. Sebagai akibat keadaan ini maka bentuk kontur relative lebih rapat yang menunjukan miringnya permukaan tanah cukup besar. Apabila hujan turun, sebagian dari air akan meresap ke dalam tanah dan sebagian lagi akan mengalir kebawah partikel-partikel tanah sebagai erosi. Alur sungai yang terjadi biasanya mempunyai lembah yang curam dan biasanya melalui banyak terjunan dan jeram. Penampang melintang berbentuk V dengan materi alur sungai terdiri dari batu cadas, kerikil dan tanah. Bentuk penampang panjangnya tidak beraturan karena ada yang curam dan ada yang datar tergantung dari jenis batuan yang dilewati oleh alur sungainya. Alur sungai dibagian hulu mempunyai kecepatan aliran lebih besar daripada bagian hilir. 2. Bagian Tengah Ini sebagai daerah peralihan dari bagian hulu dan hilir. Kemiringan dasar sungai lebih landai sehingga kecepatan aliran relative kecil daripada bagian hulu. Umumnya bagian penampang sungai berbentuk peralihan V dan bentuk U, sehingga daya tampungnya biasanya masih mampu menerima aliran banjir. Daerah ini merupakan keseimbangan antara proses erosi dan pengendapan yang sangat bervariasi dari musim ke musim. Page 3
3. Bagian Hilir Bagian ini biasanya melalui daerah datar yang terbentuk dari endapan pasir halus sampai kasar, lumpur, endapan organik dan jenis endapan lainnya yang sangat labil. Alur sungai berbelok-belok yang disebut meander. Endapan ini pada umumnya mempunyai sifat lembek. alur sungai yang melalui daerah dataran mempunyai kemiringan dasar sungai yang landai sehingga kecepatan alirannya lambat, keadaan ini memungkinkan lebih mudah proses pengendapan. Apabila bentuk alur sungainya berbelok-belok dapat menyebabkan terjadinya erosi pad sisi luar palung sungai dan daerah endapan terjadi pada sisi dalam. Kedua proses tersebut akan menyebabkan perpindahan alur sungai sehingga alur lama akan menjadi danau kecil. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (PP No. 20 tahun 1990). BOD (Biological Oxygen Demand) yaitu banyaknya oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk memecahkan bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan penduduk atau industri, dan untuk mendesain sistem pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut. Pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan oleh organisme sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses oksidasi (Alaerts dan Santika, 1984). Pengukuran kekuatan limbah dengan COD adalah pengukuran kebutuhan oksigen dalam limbah. COD adalah sejumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat zat anorganis dan organis sebagaimana pada BOD. Semakin dekat nilai BOD terhadap COD menunjukkan bahwa semakin sedikit bahan anorganik yang dapat dioksidasi dengan bahan kimia. Pada limbah yang mengandung logam pemeriksaan terhadap BOD tidak memberi manfaat karena tidak ada bahan organik dioksida. Hal ini karena logam merupakan racun bagi bakteri. Pemeriksaan COD lebih cepat dan sesatannya lebih mudah mengantisipasinya. C. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan secara eksperimen meng-gunakan rancangan alat desain prototipe pengolahan air. Lokasi Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Institut Teknologi Lingkungan STTL-YLH Kampus II, Winong, Prenggan, Kotagede Yogyakarta. Obyek penelitian ini adalah air sungai Gajah Wong di dekat permukiman kampus 2 Winong, Prenggan, Kotagede, Yogyakarta. Page 4
1. Variabel Penelitian a. Variabel terikat : Konsentrasi BOD, COD. b. Variabel bebas : Penyinaran dengan ultraviolet 15 watt (panjang gelombang 253,7 nm) dengan variasi waktu 3 menit, 6 menit, 9 menit 2. Alat dan bahan penelitian a. Bahan pembuat tabung penyinaran UV Tabel 1. Bahan-Bahan Membuat Tabung Penyinaran UV Nama Barang Ukuran Jumlah Pipa PVC Ø 4, Ø 1 buah, 1 buah 1/2 Pipa Ø 1/2 2 buah knee/elbow Pipa knee drat Ø 1/2 1 buah dalam Shock dratluarpolos Ø 1 2 buah Shock drat luar Ø 3/4 2 buah Shock drat Ø 1/2 1 buah dalam BautPlastik Ø 1/2 2 buah Lampu Neon 15 watt 1 buah UV Travo TL - 1 buah Lampuindicator - 1 buah Dop pipa PVC Ø 4 2 buah Keran Ø 1/2 1 buah Stop kran Ø 1/2 4 buah Lem pipa - 1 buah Gergaji - 1 buah Bor - 1 buah Kabel terminal - 1 buah Stiker - 1buah b. Alat alat yang dibutuhkan adalah: 1) Tempat penampung air 2) Stop Watch 3) Jerigen Plastik 4) Selang air 5) Botol sampel 6) Bak Penampung air 7) Ph meter 8) Termometer c. Cara Merangkai Alat Tabung Penyinaran 1) Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan dirangkai. 2) Pipa PVC 4 dipotong dengan ukuran 35 cm. 3) Melubangi pipa PVC diameter 4 pada setiap ujung tabung dengan ukuran diameter pipa PVC diameter ½ sebagai inlatedanoutlate. 4) Melubangi Dop pipa PCV 4 sesuai dengan ukuran shock drat 1 sebagai lubanguntuk memasukkan lampu UV. 5) Memotong pipa PVC ½ sebagai aliran masuk air limbah. 6) Memasukkan lampu UV ke dalam tabung pipa PCV 4. 7) Pada ujung lampu disambungkan dengan baut plastik dengan rapat agar aliran air tidak keluar. Page 5
8) Menyambungkan soket pada ujung lampu neon UV. 9) Selanjutnya lampu dapat dinyalakan. d. Penentuan Waktu kontak, diameter tabung, volume air Diketahui : Waktu kontak Diameter tabung Jari jari tabung Tinggi tabung (T1) (T2) (T3) (T4) (d) (r) (t) = 0 menit = 3 menit = 6 menit = 9 menit = 4 = 2 = 2 x2,54 cm = 5,08 cm 2 = 35cm e. Bahan Sampel Air Sungai Gajah Wong yang berfungsi sebagai media cair f. Tahap Penelitian 1) Pengambilan sampel air Sungai Gajah Wong di dekat kampus II Winong, Prenggan Kotagede, Yogyakarta 2) Air sungai Gajah Wong dimasukkan ke dalam bak penampung yang telah dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan. 3) Alat UV dipasang seperti pada gambar terlampir 4) Mengatur aliran air agar sesuai dengan variabel waktu kontak 5) Alat UV dinyalakan selama 4-5 menit (sterilisasi tabung) 6) Air sungai Gajah Wong dialirkan ke dalam tabung penyinaran sesuai variabel waktu yang ditentukan yaitu; 3 menit, 6 menit, 9 menit. 7) Setelah mencapai waktu yang dikehendaki outlate dibuka air hasil penyinaran akan ditampung di botol steril kemudian dianalisis di laboratorium. 3. Analisis Data Data yang dianalisis adalah data air sungai Gajah Wong sebelum perlakuan (kontrol) dan hasil data setelah penyinaran dengan sinar UV yang telah dinalisis di laboratorium. Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan grafik kemudian dilakukan analisis secara deskriptif. Sedangkan untuk menghitung efisiensi digunakan persamaan efisiensi sebagai berikut: C awal C akhir Ef = C awal x 100% Ef = Efisiensi C awal = Konsentrasi BOD dan COD sebelum penyinaran Cakhir = Konsentrasi BOD dan COD setelah penyinaran Page 6
D. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis laboratorium air sungai Gajah Wong dengan menggunakan sinar Ultra Violet Tabel 2. Hasil Analisis COD dalam penurunan kandungan BOD dan COD dengan variasi waktu 3 menit, 6 menit, 9 menit dapat disajikan pada tabel sebagai berikut: (Sumber : Data Primer, 2016) Hasil analisis Laboratorium air sungai Gajah Wong pada Tabel 2 dengan variasi waktu 3 menit pada ulangan pertama kandungan COD mengalami penurunan sebesar 94,99 dari hasil analisis air baku (kontrol) sebesar 103,06, pengulangan kedua 89,61, pengulangan ketiga 96,73. Variasi waktu 6 menit pengulangan 1 penurunan sebesar 76,14, pengulangan ke- 2 mengalami penurunan sebesar 84,53 dan pada pengulangan ke - 3 mengalami penurunan sebesar 81,50. Demikian pula variasi waktu 9 menit pada pengulangan 1 penurunan sebesar 70,76, pengulangan ke -2 mengalami penurunan sebesar 68,06 dan pada pengulangan ke- 3 mengalami penurunan sebesar 73,80. Berikut dapat ditunjukkan grafik hasil analisis BOD dengan variasi waktu. Gambar 1. Grafik Hasil Analisis COD (Mg/L) Berikut efisiensi penurunan kandungan COD dapat ditunjukan pada perhitungan di bawah ini: 1. Perhitungan efisiensi Penurunan Kandungan COD Tabel 3. Hasil Analisis BOD Page 7
2. Perhitungan Efisiensi Penurunan Kandungan BOD Sumber : Data Primer, 2016 Hasil analisis Laboratorium air sungai Gajah Wong dengan variasi waktu 3 menit pada pengulangan pertama kandungan BOD mengalami penurunan sebesar 50,34 dari hasil analisis air baku ( kontrol) sebesar 61,31, pengulangan kedua 43,57, pengulangan ketiga 40,48. Variasi waktu 6 menit pengulangan 1 mengalami penurunan sebesar 43,57, pengulangan ke-2 mengalami penurunan sebesar 47,50, dan pengulangan ke-3 mengalami penurunan sebesar 45,94. Demikian pula variasi waktu 9 menit pada pengulangan 1 mengalami penurunan 40,48, pengulangan ke - 2 mengalami penurunan sebesar 38,18 dan pengulangan 3 mengalami penurunan sebesar 41,60. Berikut dapat ditunjukkan grafik hasil analisis BOD dengan variasi waktu. 80 60 40 20 0 Hasil Analisis BOD (Mg/l) I II III Gambar 2. Grafik Hasil Analisis BOD (Mg/L) 0 men 3 men Berdasarkan hasil analisis laboratorium bahwa sinar ultra violet 15 watt (panjang gelombang 253,7nm) mampu menurunkan kandungan COD dan BOD air sungai Gajah Wong, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 6.1, dan dapat dilihat dari kondisi air sungai Gajah wong sebelum penyinaran kandungan COD sebesar 103,06. Penurunan itu dapat dilihat pada variasi waktu 3 menit rerata penurunan mencapai 93,77, variasi waktu 6 menit rerata penurunan mencapai 80,72, variasi waktu 9 menit rerata penurunan mencapai 70,87. Golongan sinar UV dengan panjang gelombang sekitar 253,7 nm mempunyai daya bunuh yang efektif terhadap mikroorganisme (bakteri, alga, spora dan virus). Penelitian menggunakan sinar Ultra Violet dengan panjang gelombang sekitar 253,7 nm dan perbedaan debit serta variasi kontak dapat menurunkan kandungan BOD dan COD yaitu untuk variasi waktu kontak 3 menit dengan debit 943 ml/menit, waktu 6 menitdengan debit 472 ml/menit, waktu 9 menit dengan debit 314 ml/menit. Sedangkan dari Page 8
hasil analisis laboratorium penurunan kandungan BOD dapat dilihat pada Tabel 4 yang mengilustrasikan bahwa sebelum penyinaran kandungan BOD sebesar 61,31. Setelah penyinaran menggunakan sinar Ultra Violet pada variasi waktu 3 menit rerata penurunan sebesar 50,53, variasi waktu 6 menit rerata penurunan mencapai 45,67, sedangkan pada variasi waktu 9 menit rerata penurunan mencapai 40,08. Tabel 4. Perbandingan Baku mutu air sungai dan kondisi air sungai Gajah Wong Sebelum dan sesudah Pelakuan dengan Sinar Ultra Violet Sumber: Pergub No.20, 2008 /Mutu Air Kelas II Berdasarkan hasil analisis laboratorium dengan menggunakan sinar Ultra Violet 15 watt, panjang gelombang sekitar 253,7 nm, hasilnya menunjukkan bahwa dengan menggunakan system ini efisiensi penurunan kandungan BOD yang paling baiksekitar 34,63 % dari variasi waktu kontak 9 menit, sedangkan efisiensi penurunan kandungan COD yang terbaik dari variasi waktu kontak 9 menit sekitar 31,23%. Hasil analisis COD maupun BOD yang masih di atas baku mutu mengindikasikan bahwa kualitas air sungai Gajah Wong tercemar. Sumber sumber pencemaran secara langsung yang menyebabkan pencemaran di sungai Gajah Wong adalah adanya buangan (effluent) yang berasal dari pencemarnya yaitu limbah domestik dari pemukiman di sekitar sungai, adanya limbah hasil pabrik di sekitar sungai Gajah Wong, ditambah lagi adanya rumah sakit di dekat bantaran sungai yang tentu saja limbahnya dibuang di sungai Gajah Wong. Melihat tumpukan sampah di sekitar bantaran sungai akan menambah kualitas air sungai tercemar terutama sampah organik. Melihat kondisi tersebut di atas bahwa makin besar kandungan BOD dan COD mengindikasikan bahwa perairan tersebut telah tercemar. Hasil pemeriksaan ph setelah dilakukan penyinaran adalah 6,0 sedangkan suhu mencapai 26 o. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah ph air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan ph, dan menyukai ph antara 7 8,5. Nilai ph sangat mempengaruhi proses bio-kimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada ph yang rendah. Pengaruh nilai ph terhadap komunitas Biologi perairan, dari hasil pemeriksaan Ph sekitar 6,0 akan berpengaruh terhadap Page 9
keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun. E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa: a. Bahwa Penyinaran menggunakan lampu Ultra Violet 15 Watt dengan panjang gelombang 253,7 nm mampu menurunkan kandungan COD dan BOD pada air sungai Gajah Wong. b. Variasi penyinaran menggunakan lampu Ultra Violet 15 Watt dengan panjang gelombang 253,7 nm yang mampu menurunkan kandungan COD dan BOD pada air sungai Gajah Wong adalah variasi waktu 3 menit, 6 menit, dan 9 menit c. Efisiensi penurunan kandungan BOD yang paling baik dengan penyinaran menggunakan lampu Ultra Violet 15 Watt, panjang gelombang 253,7 nm adalah 34,63 % dari variasi waktu kontak 9 menit, sedangkan Efisiensi penurunan kandungan COD yang paling baik dengan penyinaran menggunakan lampu Ultra Violet 15 Watt, panjang gelombang 253,7 nm adalah 31,23% dari variasi waktu kontak 9 menit. 2. SARAN Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: a. Perlu adanya penelitian lanjutan bahwa waktu kontak yang lebih lama akan lebih mampu menurunkan kandungan BOD dan COD pada air sungai sampai dibawah baku mutu. b. Perlu adanya penelitian lebih lanjut menggunakan lampu Ultra Violet untuk penyinaran air limbah industri dengan konsentrasi selain BOD dan COD. c. Penggunaan sinar Ultra Violet untuk pengolahan air sungai merupakan salah satu alternatif proses desinfektan dengan biaya murah (low Cost). F. DAFTAR PUSTAKA Alaerts G., & S. S Santika. (1984). Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional. Ginting Perdana, 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri, Bandung : CV. Yrama Widya. Gordon, 1968, Water and Waswater Engineering, Volume 2, New York http://gajahwonggreen.blogspot.co.id /2012/11/sungai-gajah-wongd.html?m=1 diunduh tanggal 14 November 2016 pukul 10.00. Jurusan teknik lingkungan ITB, 1988, laporan akhir karya ilmiah,, Bandung: jurusan teknik lingkungan ITB Mahida, 1991, pencemaran air dan pemanfaatan limbah industri, Page 10
Jakarta Utara, PT Raja Grafindo Persada McGhee, 1991, Water Supply and Sewarage, Mc Graw-Hill Sixt Edition, New York. Peraturan Gubernur Nomor 20, (2008), Baku Mutu Air Sungai Potter, C. Soeparwadi, M & Gani A. (994. Limbah Cair Berbagai Industri di Indonesia. Sumber Pengendalian dan Baku Mutu. Environmental Management Development in Indonesia (EMDI). Ronald, 1997, Theory and Practice of Water and wastwater Treatment, John Wiley & Sons Inc, New York. Slamet, Juli Soemirat. 1996, KesehatanLingkungan,Yogy akarta: Gajah Mada University Press. Sudarto Adi, 1999, Pengaruh Lama Waktu Penyinaran Dengan Neon Ultra Violet Terhadap Penurunan Bakteri Colitinja Dalam Media Cair, Yogyakarta, Prodi Teknik Lingkungan, Sekolah Tinggi Tekik Lingkungan. Tchobanoglous, 1991, Wastewater Engineering Treatment, Disposal, and Reuse/Metcalf & Eddy,Inc.,3rd Edition, McGraw-Hill, Inc.New York. Tchobanoglous, (1983), Environmental Engineering, New York : Mc Graw-Hill. Tjokrokusumo, 1999, Pengantar Enjiniring Lingkungan, Yogyakarta, Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan YLH Suprihatin, dan Suparno, 2013, Teknologi proses pengolahan air, Bogor: IPB Press. Sutapa D.AI. 1999. Lumpur Aktif : Alternatif Pengolah Limbah Cair, Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan, No. 3; 25-38 Tchobanglous, G. 1979. Wastewater, Engineering Treatment, Disposal AndReuse, Third Edition. New York: Mc Graw-Hill Inc. Page 11
Page 12
LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REWEW KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH Judul Karya Ilmiah (Artikel) : Penurunan Kandungan BOD dan COD Air Sungai Gajah Wong MenggUnakan Sinar Ultraviolet. Penulis Jumal Ilmiah : Cuti Winarti, Warniningsih Identitas Jurnal Ilmiah : a. Nama Jumal : Jurnal Rekayasa Lingkungan ISSN :1411-3244 b. Nomor/Volume : No.l Vol. 17 c. Edisi (bulan/tahun) : April2017 d. Penerbit e. url dokumen d : ITY Yogyakarta : httn://eiurnal.itv.ac.id./berkas/050 1 03 590 I iah Wons Men Hasil Penilaiat Peer Review : Komponen Yang Dinilai Komentar Peer $o.yoryakarta Juli20l7 Reviewer 1 NIKNIDN Jabatan Unit kerja : 88036/0507095601 : I-ektor : Prodi T.Lingkungan ITY
HASIL Judul Karya Ilmiah (Artikel) : Penulis Jurnal Ilmiah : Identitas Jurnal Ilmiah : LEMBAR PENILAIAN SEJAWAT SEBIDAIIG ATAU PEER REWEW KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH Penurunan Kandungan BOD dan COD Air Sungai Gajah Wong Menggunakan Sinar Ultraviolet. Cuti Winarti, Waminingsih a. Nama Jurnal : Jurnal Rekayasa Lingkungan b. NomorA/olume c. Edisi (bulan/tahun) d. Penerbit ISSN :l4ll-3244 : No.i Vol. 17 : April2017 : ITY Yogyakarta e. url dokumen : http://eiurnal.itv.ac.id./berkas/0501035901 Penurunan_Kandungan_BoD_dan_CODJir Sunsai_Gajah Wong_Menggunakan_Sinar_ Ultraviolet.pdf. Hasil Penilaiat Peer Review '. Komponen Yang Dinilai Komentar Peer Review.Yoryakarta, Juli2017 *""m^ (Ir. Warsiy NIK/NIDN :90055/0510086201 Jabatan : Lektor IInit keria : Prodi T-T.inslornsan