BAB I PENDAHULUAN. perempuan kecuali dalam hal yang sifatnya biologis. Hakikatnya, laki-laki dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. upaya dari anggota organisasi untuk meningkatkan suatu jabatan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

BAB IV. Refleksi Teologis

sosial kaitannya dengan individu lain dalam masyarakat. Manusia sebagai masyarakat tersebut. Layaknya peribahasa di mana bumi dipijak, di situ

I. PENDAHULUAN. dalam keluarga dibanding pria. Wanita di mana-mana mencurahkan tenaganya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pudjiwati (1985 : 28 ) menyatakan sebagai berikut :

BAB V PENUTUP. kesetaraan gender dalam organisasi Muhammadiyah. Kedudukan ini terlihat

BAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

JURNAL LOGIKA, Volume XI, No 2, Tahun 2014 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan industri tidak hanya mencapai kegiatan mandiri saja, tetapi

WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI

PEREMPUAN DALAM BIROKRASI Hambatan Kepemimpinan Perempuan dalam Birokrasi Pemerintah Provinsi DIY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. gagasan anti poligami (Lucia Juningsih, 2012: 2-3). keterbelakangan dan tuntutan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. akses, bersifat privat dan tergantung kepada pihak lain (laki-laki). Perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. pihak laki-laki. Ideologi Patriakat tumbuh subur dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat batak toba menganut sistem kekeluargaan patrilineal yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau dan lebih kebudayaan, upaya menguraikan kondisi hubungan

BAB I PENDAHULUAN. mendefinisikan koperasi sebagai kumpulan orang-orang atau badan hukum,

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ).

BAB I PENDAHULUAN. Jatiwangi merupakan wilayah yang memproduksi genteng, baik genteng

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada saat ini telah berkembang sangat pesat di Indonesia.

MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR

PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke

BAB I PENDAHULUAN. dialami perempuan, sebagian besar terjadi dalam lingkungan rumah. tangga. Dalam catatan tahunan pada tahun 2008 Komisi Nasional

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. kaum perempuan yang dipelopori oleh RA Kartini. Dengan penekanan pada faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

Peran Strategis Aisyiyah Di Tengah Dinamika Kehidupan Kontemporer Untuk Memperkuat Masyarakat Sipil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa antara lain ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki komposisi penduduk dalam rentang usia produktif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah adalah ayah, namun seiring dengan berkembangnya zaman, tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB I PENDAHULUAN. pertanian karena sebagian besar tanahnya mempunyai solum dangkal, tekstur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

KEHIDUPAN PEREMPUAN PEDAGANG PADA MALAM HARI DI PASAR TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF GENDER (STUDI KASUS DI PASAR LEGI KOTA SURAKARTA) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat yang menganut sistem patriarkhi seringkali menempatkan lakilaki

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau salah satu jenis kesenian sebagai hasil karya manusia, seringkali

PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1. yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kelompok Sosial dan Organisasi Sosialisasi

BAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam hal ini lembaga pendidikan merupakan institusi yang dipandang paling

BAB I PENDAHULUAN. ( kekuatan posisi tawar (Bargaining Power) yang sejajar dengan pengusaha dan

KESETARAAN GENDER DALAM ADAT INTI JAGAT BADUI

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. Syari at Islam bersipat universal, mencakup segala aspek kehidupan

MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam politik, sosial maupun ekonomi. Berbicara masalah ekonomi berarti

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

BAB I PENDAHULUAN. paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan 1. Mulyasa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan adalah saudara laki-laki yang diamanahi tanggung jawab dalam kepemimpinan dan keadilan. 1 Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan kecuali dalam hal yang sifatnya biologis. Hakikatnya, laki-laki dan perempuan adalah sama yang dijadikan sebagai pemimpin di muka bumi, keduanya akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Kesetaraan antara perempuan dan laki-laki tercermin dalam nilai-nilai kemanusiaan dan hak sosial. Seiring berkembangnya zaman, peran perempuan mengalami perubahan. Di masa lalu, perempuan hanya berperan di lingkup rumah tangga saja, namun masa kini selain sebagai ibu rumah tangga, perempuan dapat berperan menjadi pengacara, guru, pengusaha, politikus, pemberdaya masyarakat, sehingga lingkungan interaksi perempuan menjadi sangat luas. Mereka tidak lagi difungsikan sebagai ibu bagi anak-anaknya, istri bagi suaminya, dan anak bagi orang tuanya, juga difungsikan sebagai mitra kerja di dunia karirnya. Ruang kreativitas perempuan yang awalnya sedikit tertutup menjadi terbuka. Sehingga, perempuan mampu melebarkan sayap untuk mengembangkan potensi sesuai 1 Sayed Mahdi (ed.), Perempuan, Agama, Dan Moralitas, (Jakarta: Erlangga), 2000, hal. 131. 1

2 minat dan bakat yang diinginkan, dengan tidak mengorbankan tanggung jawab domestiknya. Adapun kaum perempuan di Kampung Areng mulanya bekerja di lahan suami untuk sekedar membantu pekerjaan suami di peternakan, dan sisa waktunya mereka habiskan di rumah. Seiring berkembangnya kebutuhan, kaum perempuan mulai memberdayakan diri untuk meningkatkan ekonomi melalui kelompok tani dan ternak. Kegiatan kelompok ini adalah memanfaatkan kotoran ternak sapi menjadi biogas dan pupuk organik. Berkat pembentukan kelompok, perempuan menjadi berdaya dan mampu berperan di kiprah ekonomi. Secara lebih detail, menurut Pudjiwati Sajogyo, peranan perempuan di masyarakat antara lain: 1. Meningkatkan penghasilan keluarga dan rumah tangga. 2. Meningkatkan gizi dan kesehatan anggota-anggota keluarga, khususnya anak-anak di bawah lima tahun. 3. Meningkatkan pengetahuan keluarga seperti membaca, menulis, dan menghitung, serta mengelola (management). 2 Di dunia ini, banyak sekali tokoh perempuan yang menjadi inspirasi dalam membangun masyarakat. Salah satunya yaitu tokoh pahlawan di Indonesia yang bernama R.A. Kartini. Ia berjuang menaikkan derajat perempuan dengan mengembangkan pendidikan dan mendirikan sekolah anak-anak perempuan di Rembang. Berkat kegigihannya, dalam sehari ia berhasil mengajar anak-anak 2 Pudjiwati Sajogyo, Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat Desa, (Jakarta: Rajawali), 1985, hal. 25.

3 perempuan di beberapa kelas dengan bantuan dua adik perempuannya yaitu Kardinah dan Rukmini. 3 Sebenarnya, bukan hanya di bidang pendidikan, bisa jadi di bidang pertanian, peternakan, ekonomi, hukum, dan sebagainya. Upaya yang dilakukan oleh R.A. Kartini menjadi salah satu bukti bahwa perempuan mampu mengembangkan masyarakat di bidang pendidikan, sekalipun dengan keadaan serba terbatas di masa penjajahan. Peran perempuan menjadi modal suatu pengembangan masyarakat. Dilihat secara definisi, pengembangan masyarakat yaitu metode meningkatkan kualitas hidup seseorang yang berpengaruh terhadap proses-proses kehidupannya. 4 Dengan kata lain, pengembangan masyarakat dapat memperbaiki kondisi kehidupan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Proses mengembangkan atau memberdayakan masyarakat dapat dikatakan sebagai dakwah bil-amal. Penjelasan tersebut dikemukakan oleh Sayyid Mutawil: Dakwah lebih menekankan pada pengorganisasian dan pemberdayaan sumber daya manusia (khalayak dakwah) dalam melakukan berbagai petunjuk ajaran Islam (pesan dakwah), menegakkan norma sosial budaya (ma ruf) dan membebaskan kehidupan manusia dari berbagai penyakit sosial (munkar), dengan kata lain dakwah yaitu mengorganisasikan kehidupan manusia dalam menjalankan kebaikan, menunjukannya ke jalan yang benar dengan menegakkan norma sosial budaya dan menghindarkannya dari penyakit sosial. 5 Dalam pengembangan masyarakat, dibutuhkan peran atau partisipasi aktif demi terwujudnya cita-cita bersama. Tentunya, peran tersebut tidak terlepas dari 3 Audina Furi Nirukti, Wanita-wanita Yang Mengubah Dunia: Kumpulan Kisah Penuh Inspirasi Dari Wanita-wanita Pengukir Sejarah, (Jakarta: Erlangga), 2009, hal. 216. 4 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial), (Bandung: Refika Aditama), 2005, hal. 38. 5 Enjang AS dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah: Pendekatan Filosofis Dan Praktis, (Bandung: Widya Padjadjaran), 2009, hal. 9.

4 campur tangan pemerintah yang memberikan dukungan dalam birokrasi dan regulasi, selanjutnya masyarakat yang mendominasi pelaksanaan dengan tujuan masyarakat dapat melakukannya dengan mandiri. Banyak sekali yang perlu dikembangkan di masyarakat, salah satu caranya yaitu dengan melihat permasalahan kemudian mencari jalan keluar dengan memanfaatkan potensi sumber daya. Permasalahan di masyarakat sangat kompleks, dan masalah yang paling signifikan yaitu mengenai perekonomian yang memberikan efek domino pada hal lainnya. Saat ini, perekonomian masyarakat tidak terkontrol dengan baik dan kekayaan tidak merata. Dengan demikian terkadang terjadi kesenjangan sosial yang disebabkan oleh stratifikasi atau tingkatan-tingkatan ekonomi masyarakat. Permasalahan ekonomi bukan masalah perorangan melainkan masalah bersama. Permasalahan ekonomi menyentuh ranah kehidupan rumah tangga, karena ekonomi menjadi penunjang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pada masyarakat agraris, sektor kehidupan seperti rumah tangga, keluarga, lingkungan tetangga, ekonomi rumah tangga, serta lingkungan kekerabatan dipegang oleh perempuan. 6 Pada intinya, perempuan mengetahui sejauh mana permasalahan ekonomi yang melanda keluarga dan rumah tangga, dan perempuan dapat menanganinya. Dengan demikian, paradigma bahwa perempuan tidak mampu menjadi pelopor pemberdaya mulai dihapuskan dengan bukti-bukti yang ada. Awalnya, perempuan dikira tidak mampu berkiprah di masyarakat namun kini perempuan dapat menjalankan program pengembangan ekonomi yang bermanfaat. 6 Pudjiwati Sajogyo, Op. cit., hal. 45.

5 Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu di Kp. Areng, Desa Cibodas, Kec. Lembang, Kab. Bandung Barat, menjadi salah satu inspirasi bagi para perempuan lainnya bahwa perempuan punya hak untuk berdaya yang mampu berkarya, terampil, berpengetahuan, dan mandiri. Semuanya didapatkan dengan niat dan motivasi tinggi untuk melakukan sebuah perubahan. Perempuan dapat menuangkan gagasan kreatif dan inovatif yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Gagasan ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Dalam mengembangkan ekonomi masyarakat, Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu memanfaatkan potensi berupa kotoran ternak sapi menjadi biogas dan pupuk organik yang diinisiasi oleh Program BIRU (Biogas Rumah), dengan tujuan meningkatkan taraf hidup. Modal semangat perubahan kaum perempuan ini mampu menciptakan stabilitas ekonomi di masyarakat. Pendayagunaan potensi lingkungan yang dikelola oleh Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu dengan dampingan Program BIRU (Biogas Rumah) sangat membantu perekonomian keluarga. Di samping laki-laki sebagai sosok suami yang mencari nafkah, perempuan juga melakukan hal serupa dengan tujuan meningkatkan income keluarga. Dengan demikian, peranan perempuan dalam mengembangkan ekonomi masyarakat mendapat perhatian lebih untuk dijadikan sebagai bahan penelitian.

6 B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana partisipasi perempuan dalam pengembangan ekonomi masyarakat melalui Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu? 2. Bagaimana strategi perempuan dalam pengembangan ekonomi masyarakat melalui Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu? 3. Bagaimana keberhasilan perempuan dalam pengembangan ekonomi masyarakat melalui Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui partisipasi perempuan dalam pengembangan ekonomi masyarakat melalui Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu. b. Untuk mengetahui strategi perempuan dalam pengembangan ekonomi masyarakat melalui Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu. c. Untuk mengetahui keberhasilan perempuan dalam pengembangan ekonomi masyarakat melalui Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi ilmu pengetahuan dan memberikan sumbangsih pemikiran mengenai peranan, strategi, dan keberhasilan yang dilakukan oleh perempuan dalam mengembangkan ekonomi masyarakat melalui Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu.

7 b. Kegunaan praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi pembuat kebijakan, pekerja sosial, para praktisi pengembangan masyarakat mengenai peranan, strategi, dan keberhasilan yang dilakukan oleh perempuan dalam mengembangkan ekonomi masyarakat. D. Kerangka Pemikiran Peranan sosial dalam mengembangkan masyarakat merupakan hal yang sangat penting. Menurut Merton mengenai teori peran (role theory), yaitu perilaku seorang pemimpin yang menyesuaikan perannya dalam suatu kelompok. 7 Peran yang dipegang oleh seseorang menjadi kekuatan untuk mempengaruhi anggota kelompoknya. Dengan kata lain, jika peran dipegang oleh orang yang bertanggung jawab, adil, dan jujur maka keberhasilan kelompok tersebut dapat dilihat dari karakter pemimpinnya. Adapun peran perempuan dalam mengembangkan masyarakat, ada dua makna dasar yang menjadi fokus, yaitu: 1. Meningkatkan kemampuan masyarakat agar mencapai kemampuan yang diharapkan melalui program pengembangan dan pembangunan. 7 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial Kelompok Dan Terapan, (Jakarta: Balai Pustaka), 2005, hal. 61.

8 2. Meningkatkan kewenangan masyarakat dalam mengambil keputusan untuk membangun masyarakat yang mandiri. 8 Beberapa aspek yang menjadi ciri pembagian peran perempuan yaitu: 1. Dalam sistem produksi, perempuan mengelola sekaligus mengontrol bagian produksi yang berdekatan dengan tempat tinggal, maksudnya agar perempuan dengan mudah masih bisa mengerjakan tugas-tugas rumah tangga seperti mencuci, memasak, membereskan rumah, dan mengurus anak. 2. Dalam mengakses bahan baku dan pemasaran, perempuan lebih banyak bekerja sama dengan orang-orang penyedia bahan baku dan pemasaran yang masih satu daerah. 9 Adapun peran perempuan di ranah publik dapat melakukan proses pembangunan, di antaranya adalah: Pertama, paradigma pembangunan yang lebih menekankan aspek industrialisasi dan fungsi ekonomi pembangunan memuat asumsi bahwa partisipasi perempuan di ranah publik (ekonomi) dengan sendirinya akan memperbaiki kondisi dan meningkatkan status perempuan secara keseluruhan. Kedua, perubahan bentuk dari keluarga luas menjadi keluarga inti sangat diperlukan dalam proses industrialisasi dan perencanaan ekonomi. Negara mempromosikan nilai-nilai gender yang mendukung model keluarga baru seiring 8 Fahmi Salatalohy (ed.), Nasionalisme Kaum Pinggiran: Dari Maluku Tentang Maluku Untuk Indonesia, (Yogyakarta: LKiS), 2004, hal. 72. 9 Ratih Dewayanti (red.), Jurnal Analisis Sosial: Perempuan, Kemiskinan, Dan Pengambilan Keputusan, (Bandung: Akatiga), 2003, hal. 79.

9 dengan peran aktif perempuan di ranah publik. Struktur (hubungan) patriarkal di dalam keluarga dan perkawinan (ranah privat) dilestarikan bersama dengan terciptanya persepsi tentang masyarakat baru yang dipandang lebih maju. 10 Peran seseorang sangat berpengaruh, terlebih dalam mengembangkan masyarakat. Pengembangan masyarakat adalah dua kata yang berbeda yaitu pengembangan dan masyarakat, keduanya memiliki makna. Pengembangan atau pembangunan yaitu upaya bersama untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang dalam sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya. 11 Sedangkan mayarakat memiliki padanan kata yang bervariasi sehingga definisinya menjadi sangat luas, di antaranya: 1. Ummah yaitu bangsa yang memiliki ikatan persaudaraan atas agama, didasarkan pada tauhid/ketuhanan dalam menjalankan hidup sebagai pengemban amanah Tuhan. 2. Nations yaitu masyarakat yang disatukan karena unsur kekerabatan, ikatan darah dan ras. 3. Qabilah yaitu sekelompok manusia yang memiliki pegangan teguh berupa kiblat sebagai tujuan hidup mereka. 4. Qaum yaitu kelompok yang berdiri atas persatuan dan kesatuan dalam menegakkan individu yang berserikat. 5. Sya b yaitu masyarakat yang mempunyai masyarakat induk, dalam artian menjadi cabang dari masyarakat lainnya. 10 Liza Hadiz (ed.), Partisipasi Dan Kesetaraan Politik Gender Dalam Pembangunan, Perempuan Dalam Wacana Politik Orde Baru: Pilihan Artikel Prisma, (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2004), hal. xxiii. 11 Edi Suharto, Op. cit., hal. 39.

10 6. Mujtama atau jami ah yaitu masyarakat yang berkumpul memiliki wilayah teritorial. 12 Dari definisi pengembangan dan masyarakat maka pengembangan masyarakat adalah salah satu metode pembangunan yang digunakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendayagunaan potensi-potensi yang ada dengan menjadikan mayarakat sebagai subjek pengembangan yang berperan aktif sehingga masyarakat diikutsertakan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan tindak lanjut suatu program kesejahteraan. Pengembangan masyarakat bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik dari sebelumnya dalam sektor perekonomian, pendidikan kesehatan sosial, bahkan pertanian dan peternakan. Posisi pengembang masyarakat yaitu sebagai mediator atau yang menjembatani aspirasi masyarakat sekaligus memberikan pelayanan yang mengarah pada pemecahan masalah yang terjadi di masyarakat. Pengembangan mayarakat dinilai mampu berupaya menolong masyarakat diskriminan berdasarkan gender, usia, suku, kelas sosial, dan kecacatan. Fokus pengembangan masyarakat yaitu pada minat kerjasama masyarakat melakukan identifikasi terhadap permasalahan dan kebutuhan masyarakat yang selanjutnya melakukan kegiatan bersama untuk menyelesaikan kebutuhan tersebut. Pengembangan masyarakat di sektor ekonomi dapat dikatakan sebagai pembangunan. Hal ini didukung oleh beberapa argumentasi: 12 Agus Ahmad Safei dan Nanih Machendrawaty, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2001, hal. 7.

11 a. Dalam pelaksanaan pengembangan dan pembangunan, perencanaan ekonomi mampu menghasilkan berbagai kemajuan ekonomi yang dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi. Pengembangan diakui di berbagai bidang yaitu politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang saling berkaitan. b. Pengembangan ekonomi didukung oleh perencanaan pembangunan seperti pembangunan di bidang pertanian yang memerlukan kesediaan para petani untuk menggunakan alat-alat yang lebih maju serta caracara berekonomi yang lebih baik. c. Orientasi ini juga didukung oleh adanya pendapat bahwa perencanaan hendaknya mendukung suatu usaha pembangunan yang melibatkan masyarakat, yang berarti bahwa suatu proses pendewasaan masyarakat untuk dapat maju dan berkembang atas oto-aktivitas dan swakaryanya. Pendekatan ini lebih bersifat pendekatan kebudayaan dan sosial. Bahkan di beberapa negara, perencanaan ditujukan untuk perubahan struktural yang mendalam di masyarakat. Tujuan perencanaan adalah pembinaan dan pembangunan bangsa. 13 Dalam melakukan penelitian peranan perempuan dalam pengembangan ekonomi masyarakat melalui Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu, berikut adalah skema kerangka pemikirannya. 13 Bintoro Tjokroamidjojo, Perencanaan Pembangunan, (Jakarta: Toko Gunung Agung, 1995), hal. 29.

12 Manusia Perempuan Program BIRU (Biogas Rumah) Peranan Laki-laki Kelompok Tani & Ternak Karya Ibu Partisipasi Perempuan Strategi Perempuan Keberhasilan Perempuan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pengembangan Masyarakat Penelitian mengenai peranan perempuan dalam pengembangan ekonomi masyarakat melalui kelompok tani dan ternak dilihat dari partisipasi, strategi, dan keberhasilan perempuan dalam melakukan kegiatan pendayagunaan potensi biogas rumah dan pupuk organik melalui Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu. E. Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian mengenai peranan perempuan dalam pengembangan ekonomi masyarakat melalui Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu, maka dibutuhkan tahapan-tahapan yang sistematis untuk mempermudah penulisan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain sebagai berikut.

13 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kampung Areng, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Adapun alasan yang menjadi bahan pertimbangan lokasi penelitian yaitu permasalahan dapat diteliti secara ilmiah, data dapat diperoleh dengan mudah, dan keberhasilan perempuan pada Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu dalam mengembangkan ekonomi masyarakat dapat dijadikan Kampung Percontohan yang berkembang dari segi potensi pertanian dan peternakan oleh para pengembang masyarakat. 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yang akan memberikan gambaran mengenai peranan, strategi, dan keberhasilan yang dilakukan oleh perempuan dalam mengembangkan ekonomi masyarakat. 3. Sumber dan Jenis Data a. Sumber Data Primer Data primer didapatkan dari pihak yang terlibat dalam studi penelitian, meliputi: 1) Pimpinan Kantor BIRU (Biogas Rumah) mengenai hubungan kerjasama dalam hal biogas rumah tangga; 2) Ketua Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu selaku stakeholder; 3) Masyarakat Kampung Areng, Desa Cibodas, Kec. Lembang, Kabupaten Bandung Barat selaku anggota Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu yang berjumlah 3 orang.

14 b. Sumber Data Sekunder Data sekunder berasal dari catatan pelaporan dari lembaga terkait seperti Kantor BIRU (Biogas Rumah), kelengkapan administrasi kelompok, dan studi pustaka yang didapatkan dari buku-buku yang mendukung permasalahan penelitian di masyarakat. c. Jenis Data Dalam meneliti peran perempuan dalam pengembangan ekonomi masyarakat, jenis data yang digunakan adalah deskriptif, yang akan menggambarkan peranan, strategi, dan keberhasilan yang dilakukan oleh perempuan dalam mengembangkan ekonomi masyarakat melalui Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Wawancara Wawancara ini tujukan kepada pihak yang terlibat, yang termasuk ke dalam sumber data primer dengan kuisioner wawancara yang jelas dengan tujuan mendapatkan data yang diharapkan. b. Observasi Observasi dilakukan dengan mengamati kondisi masyarakat berdasarkan fakta yang terjadi yang bertujuan untuk mendapatkan data berupa peranan, strategi, dan keberhasilan yang dilakukan oleh

15 perempuan dalam mengembangkan ekonomi masyarakat pada Kelompok Tani dan Ternak Karya Ibu. c. Studi Kepustakaan Sehubungan penelitian yang dilakukan adalah menggunakan metode kualitatif, maka ada teori-teori pendukung yang berhubungan dengan masalah yang menjadi fokus kajian yang didapatkan dari buku-buku. 5. Analisis data Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dan diambil kesimpulan. Tahapan menganalisis data yaitu: a. Analisis sebelum di lapangan, yaitu melakukan studi pendahuluan yang digunakan untuk menentukan fokus penelitian. b. Analisis selama di lapangan, yaitu mengklarifikasi dan menafsirkan data dari hasil wawancara, observasi, dan studi kepustakaan. c. Reduksi, yaitu memilah dan memilih data yang telah diklarifikasi dan ditafsirkan yang berarti merangkum dan menentukan hal yang pokok agar mempermudah penarikan kesimpulan. d. Penyajian data, yaitu mendeskripsikan data dalam bentuk uraian singkat yang akan memudahkan untuk memahami kondisi objek penelitian. 14 14 Dadang Kuswana, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Pustaka Setia), 2011, hal. 261.

16