UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KOMPETENSI MINYAK BUMI DAN GAS ALAM MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN COLLEGE BALL Yusuf, SMA Negeri 1 Ciwaringin yusufsatori67@gmailcom ABSTRAK Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa setelah mengalami aktivitas pembelajaran Hasil belajar siswa kelas X-1 di SMA N 1 Ciwaringin banyak belum mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah Permasalahan pembelajaran kimia adalah guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode konvensional dengan metode ceramah yang berpusat pada guru (Teacher centered), belum menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered), sehingga kemampuan berpikir siswa kurang dioptimalkan supaya lebih kritis dan lebih aktif melalui kerjasama antar sesama, akibatnya hasil belajar siswa rendah Tujuan penelitian ini adalah upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-1 dalam pembelajaran kimia melalui penerapan pembelajaran aktif tipe college ball Rancangan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),pengamatan (observating) dan refleksi (reflecting) Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas X-1 Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan hasil tes Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum penelitian hasil belajar kimia siswa diperoleh nilai ratarata 68,10 dengan ketuntasan klasikalsebesar 37,43% Setelah dilaksanakan penelitian pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 71,94 dengan ketuntasan klasikal sebesar 51,35 % Kemudian pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 78,20 dengan ketuntasan klasikal sebesar 83,40 Pada siklus II nilai rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal telah mencapai indikator keberhasilan ketuntasan minimal yaitu nilai ketuntasan belajar 76 dengan ketuntasan klasikal 83 % Simpulan penelitian ini penerapan pembelajaran aktif tipe college ball dapat meningkatkan keaktivan siswa, kinerja guru dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Kata kunci : Hasil Belajar Kimia dan Pembelajaran College Ball Abstract learning outcomes of class X1 students at SMAN 1 Ciwaringin have not reached the standard of competence (KKM) set at school yet The problem of chemistry learning is that the teacher in the learning process still uses conventional methods with teacher-centered lectures, not using student-centered learning models yet, so that students' thinking skills are less optimized to be more critical and more effective through application of college ball type active learning This Classroom Action Research design consists of two cycles, each cycle consisting of four stages, namely planning, observing and reflecting Research subjects are teachers and students of class X1 Data collection techniques use observation and test results The results of the study showed that before the study of chemistry learning outcomes, students obtained an average value of 6810 with classical completeness of 3743% After conducting research in the first cycle obtained an average value of 7820 with classical completeness of 8340 In the second cycle the average value and completeness of classical learning has reached the indicator of minimum completeness success, namely the value of completeness learning 76 with classical completeness 83% The conclusion of this study is the application of college ball type active learning can improve student activity, teacher performance and student learning outcomes in teaching and learning process Keyword : Learning outcomes, collage ball learning, hasil belajar
I PENDAHULUAN Oleh karena itu tugas profesional Salah satu masalah yang mendasar seorang guru adalah menjadikan dalam dunia pendidikan adalah pelajaran yang sebelumnya tidak bagaimana usaha untuk peningkatan menarik menjadikannya menarik, yang proses belajar mengajar sehingga dirasakan sulit menjadi mudah, yang memperoleh hasil yang efektif tadinya tak berarti menjadi bermakna Pembelajaran yang efektif seharusnya lebih memberdayakan siswa dalam proses Di dalam belajar, mungkin juga ada perhatian siswa sekadarnya tetapi tidak belajar mengajar Seperti yang konsentrasi, maka materi yang masuk dikemukakan oleh Dimyati dan Mujiono (2002: 44) bahwa belajar akan lebih bermakna jika anak aktif mengalami dalam pikiran mempunyai kecenderungan berkesan tetapi tidak cukup kuat untuk membuat kesan yang hidup dan tahan sendiri apa yang dipelajarinya lama Selain konsentrasi berkurang, siswa Kegiatan di dalam kelas pada saat juga memiliki sifat lupa Hasil proses pembelajaran berlangsung bukan pengamatan dari observasi awal kegiatan satu arah dari guru ke siswa menunjukkan, bahwa sehari sesudah para (teacher centered), melainkan kegiatan siswa mempelajari sesuatu bahan timbal balik antara guru dengan siswa pelajaran atau mendengarkan suatu dan antar sesama siswa (student ceramah mereka banyak melupakan apa centered) Dalam hal ini peranan seorang yang telah mereka peroleh selama jam guru dalam peningkatan proses pelajaran tersebut Begitu seterusnya, pembelajaran juga diperhitungkan semakin lama semakin banyak pula Seorang pendidik harus mengetahui bahwa profesionalisme seorang guru yang dilupakan, walaupun mungkin tidak lupa secara keseluruhan bukanlah pada kemampuannya Bidang studi kimia merupakan mata mengembangkan ilmu pengetahuan, pelajaran yang diajarkan di SMA tetapi lebih pada kemampuannya untuk memiliki peran yang strategis dalam melaksanakan pembelajaran yang pendidikan Namun, di kelas X - 1 SMA menarik dan bermakna bagi siswanya N 1 Ciwaringin ditemukan beberapa Menurut Degeng dalam Sugiyanto permasalahan dalam pembelajaran kimia (2008:5) daya tarik suatu mata pelajaran yang berakibat rendahnya hasil belajar (pembelajaran) ditentukan oleh dua hal siswa pada mata pelajaran kimia pertama, oleh mata pelajaran itu sendiri dan kedua, oleh cara mengajar guru Persepsi siswa yang beranggapan bahwa pelajaran kimia tidak terlalu penting jika
dibandingkan mata pelajaran lain, tidak perhatian siswa sedemikian rupa menarik dan membosankan sehingga sehingga proses belajar terjadi mereka kurang tertarik pada Berkaitan dengan masalah media, di pembelajaran kimia Dalam proses SMA ini fasilitas-fasilitas sekolah masih pembelajaran, guru mempunyai peran kurang Misal belum adanya ruang penting dalam menciptakan suasana multimedia dan terbatasnya jumlah pembelajaran yang interaktif, inspiratif, LCD Sehingga tidak setiap mata dan menyenangkan, sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar dan pelajaran dapat menggunakan media ini dalam menunjang proses pembelajaran keaktifan siswa dalam mengikuti di kelas Untuk dapat menggunakan pembelajaran Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan guru adalah media ini harus bergantian dengan mata pelajaran yang lain dan tidak semua guru dengan menerapkan strategi mampu menggunakan media ini Selain pembelajaran yang efektif dan inovatif Dengan strategi pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa Masalah kedua yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi proses itu, penggunaan perpustakaan pun masih kurang dimanfaatkan oleh siswa Hal ini dapat dilihat pada semakin menurunnya siswa meminjam buku-buku kimia di perpustakaan sebagai sumber belajar Masalah ketiga yang ditemukan pembelajaran kimia di sekolah ini adalah adalah masalah yang berhubungan masalah yang berkaitan dengan media dengan guru sebagai salah satu sumber dan sarana pembelajaran Pengertian dalam pembelajaran Di SMA ini media sendiri menurut Briggs (1970) pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah segala alat fisik yang dapat cenderung menggunakan metode menyajikan pesan serta merangsang ceramah Metode ceramah cenderung siswa untuk belajar (Sadiman, 2009: 6) meminimalkan keterlibatan siswa Dari penjelasan ini, media dalam sehingga guru nampak lebih aktif, dan pembelajaran memegang peranan dan siswanya lebih pasif dalam kegiatan posisi yang penting karena lebih pembelajaran Kebiasaan bersikap pasif mengefektifkan komunikasi dan dalam proses pembelajaran dapat interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan pengajaran di sekolah sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta mengakibatkan sebagian besar siswa takut dan malu bertanya pada guru mengenai materi yang kurang dipahami Suasana belajar di kelas menjadi sangat
monoton dan kurang menarik Cara ini meringkas poin-poin kunci Strategi ini kadang-kadang membosankan, maka menggunakan sebuah teknik untuk caracara dalam pelaksanaanya memerlukan membantu peserta didik mengingat keterampilan tertentu agar gaya ulang apa yang telah mereka pelajari, penyajiannya tidak membosankan mengetes pengetahuan dan kemampuan namun menarik perhatian siswa Berdasarkan rata-rata ulangan akhir Semester (UAS) kimia yang diperoleh ketika observasi awal pada kelas X - 1 sebesar 45,37 Jumlah siswa yang tuntas pada ulangan akhir semester pada kelas X - 1 sebanyak 8 siswa sedangkan yang sekarang Hal ini sangat baik digunakan pada siswa agar berani mengemukakan pendapat sekaligus menjawab pertanyaan sehingga pembelajaran di kelas menjadi aktif Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tidak tuntas sebanyak 29 siswa peningkatan hasil belajar kimia siswa Memperhatikan kondisi tersebut, perlu kelas X - 1 SMA N 1 Ciwaringin Cirebon kiranya diambil tindakan untuk melalui strategi pembelajaran aktif tipe meningkatkan hasil belajar pada kelas X- 1 Adapun kriteria ketuntasan minimal (KKM) belajar kimia pada college ball Pembelajaran Aktif Tipe College Ball kelas X yaitu 76, sehingga dapat Pembelajaran aktif (active learning) dinyatakan bahwa kelas X - 1 belum dimaksudkan untuk mengoptimalkan mencapai ketuntasan Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan dalam proses belajar- mengajar dengan penelitian tindakan kelas penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik Pembelajaran aktif dapat pribadi yang mereka miliki Di samping dikembangkan ke dalam bermacamitu pembelajaran aktif (active learning) macam tipe Dalam penelitian ini yang juga dimaksudkan untuk menjaga ingin penulis terapkan adalah strategi perhatian siswa/anak didik agar tetap pembelajaran aktif tipe college ball tertuju pada proses pembelajaran (permainan bola guling) Teknik college ball ini digunakan untuk mengevaluasi keluasan materi yang telah dikuasai Sedangkan belajar aktif sendiri menurut Silberman (2009: xxii) adalah berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif peserta didik dan berfungsi untuk sejak awal melalui aktivitas-aktivitas menguatkan kembali, mengklarifikasi dan yang membangun kerja kelompok dan
dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran Menurut Silberman (2009 : 239), hidup dan interaktif serta tidak monoton dan searah Menurut Silberman yang dikutip college ball merupakan salah satu tipe oleh Hartono (2008), beberapa dari strategi pembelajaran aktif yaitu keuntungan menggunakan strategi strategi meninjau ulang Salah satu cara pembelajaran aktif tipe college ball paling meyakinkan untuk menjadikan adalah pembelajaran dengan strategi belajar tepat adalah menyertakan waktu tersebut berpusat pada anak didik untuk meninjau apa yang telah dipelajari (menitikberatkan pada keaktifan peserta Materi yang telah ditinjau (review) oleh didik), tercipta suasana yang peserta didik mungkin disimpan lima menyenangkan, kesediaan dan kesiapan kali lebih kuat dari materi yang tidak anak didik menerima pelajaran ditinjau Hal itu karena peninjauan meningkat, serta menjadikan anak didik memudahkan peserta didik untuk mampu mempertahankan stimulus mempertimbangkan informasi dan dalam memori mereka dalam waktu menemukan cara-cara untuk yang lama Selain itu, keunggulan strategi menyimpannya dalam otak Di samping pembelajaran ini adalah 1) siswa menjadi aktif, mereka semua membuat tinjauan yang menyenangkan Penggunaan strategi pembelajaran merasakan bahwa pembelajaran menjadi milik mereka karena diberi kesempatan untuk berpartisipasi; 2) siswa memiliki aktif tipe college ball dalam motivasi yang kuat untuk mengikuti pembelajaran di kelas memiliki kegiatan pembelajaran; 3) dapat kelebihan, yaitu dengan menggunakan menambah wawasan pikiran dan strategi ini seorang guru dapat pengetahuan pendidik karena sangat mengetahui sejauh mana penguasaan dimungkinkan sesuatu yang dialami atau siswa terhadap materi yang sedang dibicarakan siswa belum diketahui oleh dipelajarinya Selain itu, guru juga dapat guru (http://edu-articlescom/strategimengetahui apa yang ingin diketahui oleh siswa yang menyangkut materi yang sedang dipelajari Strategi ini mampu pembelajaran-active-learning/) Kelemahan yang dimiliki oleh strategi pembelajaran aktif tipe college membuat siswa untuk aktif secara ball ini adalah membutuhkan waktu langsung maupun tidak langsung, yang cukup banyak, sehingga sehingga pembelajaran di kelas menjadi dibutuhkan kecermatan dalam membagi waktu untuk tiap-tiap tahapan dalam
pelaksanaan strategi ini Selain itu, guru juga harus mampu mengkondisikan siswa agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar Salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa adalah strategi pembelajaran aktif tipe college ball Melalui strategi pembelajaran ini, diharapkan siswa akan lebih antusias dan tertarik dalam belajar kimia sehingga dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 Permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran kimia Rendahnya hasil belajar siswa kelas X - 1 SMA N 1 Ciwaringin pada mata pelajaran kimia Ket: Strategi pembelajaran aktif tipe college ball Perencanaan Pelaksanaan Observasi Refleksi Peningkatan hasil belajar : siklus I : siklus II Gambar 1 Skema Kerangka Berpikir Menurut Farikha dalam penelitiannya berjudul Penggunaan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe College Ball Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VII Di SMP Negeri 1 Ciwaringin Kabupaten Cirebon menunjukkan bahwa pembelajaran IPS Ekonomi dengan strategi college ball dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa II METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan pengkajian masalah pembelajaran di kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas X - 1 SMA N 1 Ciwaringin Cirebon tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 37 orang yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan Menurut informasi dari guru kimia, siswa pada kelas tersebut memiliki hasil belajar yang rendah dibanding kelas lain
Sehingga peneliti memilih kelas tersebut untuk dijadikan sebagai subyek penelitian yang nantinya diharapkan dapat membantu kelancaran dalam proses pengambilan data dan prosedur kerja penelitian Prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam 2 (dua) siklus, setiap siklus ada 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan pengamatan (observasi), dan refleksi Prosedur kerja ini, secara garis besar dapat digambarkan dalam skema pada Gambar 2 1 Perencanaan Siklus I tindakan perbaikan belum berhasil menjawab masalah yang menjadi kerisauan guru, maka hasil analisis data dan refleksi digunakan untuk merencanakan kembali tindakan perbaikan, bahkan bila perlu dibuat rencana baru Siklus PTK akan berakhir, jika perbaikan sudah berhasil dilakukan (Wardhani, 2007: 2 34) Jenis dan Analisis Data Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a Pengamatan atau observasi Pengamatan atau observasi dapat diartikan sebagai upaya pengumpulan 4 Refleksi 2 Pelaksanaan 3 Observasi Siklus II 4 Refleksi 2 Pelaksanaan 3 Observasi data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang dijadikan bahan kajian untuk mendapat pengalaman dan data sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian Pengalaman mengoptimalkan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar dan kebiasaan Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh peneliti yang meliputi kegiatan pemusatan Ke Siklus berikutnya Gambar 2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Mulyasa, 2009 : 73) Hasil analisis dan refleksi digunakan untuk membuat rencana tindak lanjut (RTL) Jika ternyata perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh indra (Arikunto, 2006:156) b Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan, Untuk mengetahui nilai rata-rata pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2006 : 150) Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar kimia siswa setelah pembelajaran kimia dengan strategi pembelajaran aktif tipe college ball Penelitian ini terdiri dua siklus, setiap akhir siklus diadakan tes evaluasi Tes yang dilakukan berbentuk pilihan ganda dan berjumlah 15 soal dengan lima pilihan jawaban Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan validitas isi atau content validity Analisis data dilaksanakan secara statistik deskriptif terhadap data kualitatif dan kuantitatif Data kualitatif berupa hasil observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa Sedangkan data kuantitatif berupa hasil tes evaluasi yang diberikan pada setiap akhir siklus Data observasi tidak semuanya dilaporkan tetapi direduksi dan diseleksi kemudian data yang mendukung dilaporkan sedangkan data yang tidak mendukung tidak dipakai Dari data tersebut akan dianalisis menggunakan rumus : a Rata-rata kelas kelas pada masing-masing siklus menggunakan rumus: Nilai rata-rata = (Sumber: Wardhani, 2007: 519) b Ketuntasan belajar secara klasikal Untuk mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal menggunakan rumus : Tingkat ketuntasan belajar = x 100% (Sumber: Aqib, 2010: 41) c Lembar observasi keaktifan siswa Lembar observasi keaktifan siswa digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa selama proses pembelajaran Data aktivitas siswa dianalisis menggunakan deskriptif persentase Untuk menghitung persentasenya digunakan rumus: Tingkat keaktifan siswa (% skor) = x 100% III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada akhir pelaksanaan tindakan siklus I, guru memberikan tes evaluasi siklus I untuk mengukur hasil belajar siswa Perbandingan nilai hasil belajar siswa sebelum dan siklus I dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2 Data Hasil Belajar Siswa X - 1 Siklus I No 1 2 3 4 Pencapaian Pra siklus Siklus I Nilai tertinggi 80 80 Nilai terendah 50 60 Rata-rata nilai 68,10 71,94 % Ketuntasan belajar klasikal 37,43% 51,35% Sumber: Data Hasil Penelitian 2018 Berdasarkan tabel di atas, diketahui adanya peningkatan hasil belajar sebelum tindakan dan setelah dilakukan tindakan pada akhir siklus I Nilai rata- rata dan presentase ketuntasan belajar sudah meningkat dari data awal yaitu dari nilai rata-rata 68,10 menjadi 71,94 dan ketuntasan secara klasikal dari 37,43% menjadi 51,35% Akan tetapi, ketuntasan belajar siklus I yang hanya mencapai 64,58% belum memenuhi kriteria indikator keberhasilan ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu 75 % siswa belajar tuntas sehingga perlu perbaikan pada siklus berikutnya Keaktifan siswa juga mulai terlihat pada saat pelaksanaan permainan college ball (permainan bola guling), setiap anggota kelompok berusaha menjawab dan mendapatkan skor sebanyak- banyaknya untuk kemenangan kelompoknya meskipun tidak semua siswa berhasil menjawab pertanyaan Pada siklus I, keaktifan siswa menjawab saat mendapat giliran bermain college ball dalam permainan baru mencapai 74,28% Hal ini kemungkinan diakibatkan para siswa belum begitu jelas dan masih bingung dengan strategi pembelajaran aktif tipe college ball karena baru pertama kali diterapkan dalam pembelajaran kimia di kelas ini Lembar pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 3 N o 1 2 3 4 5 6 7 Tabel 3 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus I Kegiatan/ aspek yang diamati Kehadiran siswa Mendengark an penjelasan guru Interaksi siswa dalam kelompok saat menyusun pertanyaan Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain Kerjasama dalam kelompok Kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan oleh guru Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi Jumlah Skor siswa % 1 2 3 4 5 37 10 0 23 62,5 25 67,7 22 59,5 33 89,2 34 91,9 32 86,4 Total skor 26
Berdasarkan hasil observasi dan dilakukan analisis data, maka diperoleh data bahwa pada siklus I secara keseluruhan tingkat keaktifan siswa sebesar 74,28 % termasuk dalam kategori aktif dengan jumlah skor 26 dari skor maksimal 35 Strategi pembelajaran aktif tipe college ball pada siklus II telah selesai Guru menutup pelajaran dengan menyimpulkan materi yang telah dipelajari sebelumnya Pada akhir pembelajaran guru memberikan tes evaluasi siklus II (lampiran 18) untuk mengukur hasil belajar siswa Perbandingan nilai hasil belajar siswa sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4 N o 1 2 3 4 Tabel 4 : Data Hasil Belajar Siswa X- 1 Siklus II Pencapaian Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata nilai % Ketuntasan belajar Pra Siklus Siklus siklus I II 80 80 93 50 60 60 68,10 71,94 78,20 37,43 % 51,35 % Sumber: Data Hasil Penelitian 2018 83,40 % Tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus II Nilai rata-rata dan persentase ketuntasan belajar sudah meningkat dari siklus I yaitu dari nilai 71,94 menjadi 78,20 dan ketuntasan secara klasikal dari 51,35% menjadi 83,40% Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada siklus II hasil belajar kimia sudah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu 75 % siswa belajar tuntas Secara kualitas pelaksanaan pembelajaran kimia dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe college ball pada siklus II lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap siswa yang hadir dalam pembelajaran mencapai 100 % atau siswa hadir semua Selain itu siswa sudah memahami strategi pembelajaran aktif tipe college ball sehingga suasana pembelajaran berlangsung lebih menyenangkan dan siswa lebih antusias Tingkat kerjasama siswa dengan kelompok dalam membuat pertanyaan meningkat dan juga keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan untuk memperoleh skor yang tinggi meningkat dari siklus sebelumnya Lembar pengamatan aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 5
N o 1 2 3 4 5 6 7 Tabel 5 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus II Kegiatan/ aspek yang diamati Kehadiran siswa Mendengarka n penjelasan guru Interaksi siswa dalam kelompok saat menyusun pertanyaan Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain Kerjasama dalam kelompok Kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan oleh guru Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi Jumlah Skor siswa % 1 2 3 4 5 37 100 31 83,8 34 91,9 31 83,8 33 89,2 33 89,2 34 91,9 Total skor 30 Sumber: Data Hasil Penelitian 2018 Secara keseluruhan tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran pada siklus II mencapai 85,71% Dalam arti keaktifan siswa pada siklus II meningkat 15,39% dibandingkan pada siklus I yang tingkat keaktifan siswa sebesar 74,28 % Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan strategi pembelajaran tersebut keterlibatan aktif siswa belum dapat berlangsung secara optimal Dari hasil observasi pengamatan aktivitas siswa baru mencapai 74,28% Siswa masih merasa malu untuk bertanya dan takut dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain sehingga lebih banyak siswa yang diam Siswa juga belum bisa bekerjasama secara maksimal dalam diskusi kelompok serta belum memahami tata cara permainan college ball (bola guling) pada saat pelaksanaan permainan meskipun secara keseluruhan siswa merasa senang dan semangat mengikuti pembelajaran ini Aktivitas belajar yang kurang maksimal disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan strategi pembelajaran aktif tipe college ball yang baru pertama kali diterapkan pada pembelajaran sejarah di kelas X - 1 SMA Negeri 1 Ciwaringin Dari latar belakang tersebut kemudian peneliti melanjutkan pembelajaran siklus II Dari hasil observasi aktivitas siswa siklus II diperoleh persentase tingkat keaktifan siswa meningkat menjadi 85,71% Berdasarkan pengamatan pada siklus II siswa lebih aktif mengikuti proses pembelajaran di kelas, tidak malu lagi bertanya maupun menjawab pertanyaan dari kelompok lain Siswa telah mampu berdiskusi secara tertib dan
baik Siswa juga banyak yang berani Hasil belajar siswa sebelum menyampaikan maupun menanggapi diterapkannya strategi pembelajaran hasil diskusi Masing-masing kelompok aktif tipe college ball diperoleh nilai terlihat berusaha keras agar rata-rata kelas 68,10 dengan persentase kelompoknya menjadi pemenang ketuntasan klasikal sebesar 37,42% Pembelajaran yang dikombinasikan Pada siklus I setelah diadakan penelitian dengan permainan ini memberikan tindakan kelas melalui strategi suasana yang menyenangkan, siswa akan terlibat langsung dalam pembelajaran Adanya permainan ini menjadikan siswa pembelajaran aktif tipe college ball diperoleh nilai rata-rata 71,94 dengan persentase ketuntasan klasikal 51,35% merasa senang dan semangat dalam Pada siklus I nilai rata-rata dan mengikuti proses pembelajaran Dalam ketuntasan belajar klasikal sudah permainan ini terdapat unsur kompetisi meningkat, tetapi belum mencapai antar kelompok, melalui persaingan ini indikator keberhasilan Selanjutnya siswa berusaha dengan sungguh- sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik Pemberian penghargaan pada prestasi diadakan siklus II dan diperoleh data yaitu nilai rata-rata kelas sebesar 78,20 dengan ketuntasan klasikal mencapai kelompok yang memenangkan permainan 83,40% Pada siklus II terjadi ini juga memberikan motivasi sendiri bagi peningkatan dan sudah memenuhi para siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran agar dapat memberikan indikator keberhasilan yaitu ketuntasan belajar klasikal 75% yang terbaik untuk kelompoknya Berdasarkan simpulan hasil penelitian, penulis memberikan saran IV KESIMPULAN DAN SARAN guna memberikan sumbangan pemikiran Berdasarkan observasi, penelitian, untuk meningkatkan kualitas KBM di pembahasan, dan hasil analisis data, sekolah maka dapat disimpulkan bahwa 1 Bagi guru kimia, dapat pembelajaran kimia melalui strategi menggunakan strategi pembelajaran pembelajaran aktif tipe college ball aktif tipe college ball sebagai salah dapat meningkatkan hasil belajar siswa satu alternatif dalam pembelajaran kelas X - 1 SMA Negeri 1 Ciwaringin kimia untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa serta
menjadikan pembelajaran kimia yang menarik dan menyenangkan Selalu memberikan sikap positif atau penghargaan kepada setiap aktivitas siswa pada proses pembelajaran kimia, karena dapat memicu siswa untuk selalu belajar giat sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal serta mampu meningkatkan keberanian siswa DAFTARPUSTAKA Aqib, Zainal (2009) Penelitian Tindakan Kelas (untuk Guru SMP, SMA dan MA) Bandung : Yrama Widya Arikunto, Suharsimi (2009) Penelitian Tindakan Kelas Jakarta : Bumi Aksara Dalyono 2009 Psikologi Pendidikan Jakarta: PT Rineka Cipta Farikha (2012) Dengan judul penelitian Penggunaan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe College Ball Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VII Di SMP Negeri 1Ciwaringin Kabupaten Cirebon Skripsi IAIN Syekh Nurjati,Cirebon Halomoan, A (2013) Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe College Ball Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 35 Padang (Skripsi)STKIP PGRI,Padang Hartono (2008) Strategi Pembelajaran Active Learning http://edu-articlescom/strategipembelajaran-active-learning/ (20 Februari 2011) Mulyasa, HE (2009) Praktik Penelitian Tindakan Kelas Bandung : PT Remaja Rosdakarya Sadiman, Arief S Dkk (2009) Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sardiman (2007) Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Silberman, Mel 2009 Active Learning : 101 Strategi Pembelajaran Aktif Terjemahan Sarjuli et al Yogyakarta :Pustaka Insan Madani Sugiyanto (2008) Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) : Model-model Pembelajaran Inovatif Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13 dalam mengemukakan pendapat saat proses pembelajaran maupun kerja kelompok 2 Bagi siswa, lebih aktif dan berani untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat setelah mengetahui dan memahami strategi pembelajaran aktif tipe college ball dan lebih konsentrasi dan fokus pada waktu proses pembelajaran berlangsung Sugiyono ( 2009) Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta Trianto (2007) Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan teoritis- Praktis dan Implementasinya Surabaya: Prestasi Pustaka
14