ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA



dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang tejadi di Amerika. Krisis tersebut diawali oleh kerugian yang terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANFAAT RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

PENDAHULUAN. negatif dan menunjukkan adanya masalah likuiditas. Default berarti. menyebabkan tindakan hukum (Sari dan Wuryan, 2005:460).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Sinyal Grand teori dari penelitian ini adalah teori sinyal. Teori sinyal

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini dilakukan dengan tidak mengabaikan penelitian-penelitian terdahulu

BAB II LANDASAN TEORI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: SEPTIAN DWI PRASTYO B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II TINJAUAN TEORI

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFATUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DIAN MARWATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan perusahaan lain. Ketidakmampuan perusahaan dalam. mengantisipasi perkembangan global dengan memperkuat fundamental

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, financial

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan, sedangkan perusahaan yang baru berdiri atau berkembang

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. tahun Menurut Platt dan Platt (2002) menyebutkan financial distress

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Bab 3 Analisis Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. perubahan harga. (KDPPLK-PSAK paragraf 07 tahun 2009). Menurut PSAK No. 1 paragraf 07 Tahun 2009 Tujuan laporan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi di Eropa diperediksi mengalami puncaknya pada

Analisa Laporan keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Laporan keuangan pada umumnya merupakan hasil dari suatu pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semakin kuat, cerdas dan semakin berisiko. Perluasan industri biasa dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN MASALAH

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, pengelompokan dan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PENGGUNAAN LABA, ARUS KAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS SUATU PERUSAHAAN SKRIPSI

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007-2010). Oleh : ISYAIYAS ANDHITO (107081003706) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

DAFTAR RIWAYAT HIDUP IDENTITAS DIRI Nama : Isyaiyas Andhito Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 29 Juli 1989 Agama Alamat : Islam : Jl. Nusantara 1 No. 287. Jatimulya. Bekasi Timur Telp / Hp : 081316655934 E-mail : Isya01_me@yahoo.com PENDIDIKAN FORMAL 2007-2011 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2004-2007 : SMAN 9 Bekasi 2001-2004 : SLTP-IT YPI 45 Bekasi 1995-2001 : SDN Margahayu IX i

ABSTRACT This research aims at providing empirical evidance on factors that affect financialy distressed firms. This study examines the role of financial ratio in predicting the accurance of financial distress in the context of Indonesian Stock Exchange. The samples consist of 29 firms with positive net income before tax and had cash flow higher than long-term liabilities from 2009-2010, 12 firms with negative net income before tax from 2009-2010 and 16 firms with negative net income before tax and had cash flow lower than long-term liabilities from 2009-2010. Multinomial logit regression is used to test the hypothesis. It is hypothised that financial ratio from statements of income, balance sheet and statements of cash flow can use to predict financial distress firms. This study use three models to examine examines the role of financial ratio in predicting the accurance of financial distress in the context of Indonesian Stock Exchange The finding of this research that financial ratio from statements of income, balance sheet and statements of cash flow (NIS, CATA, NITA, CASHTA, CFFOTA and DITS) are significant variables determining financialy distressed firms. Keywords: financial distress, financial ratio, statements of income, balance sheet, statements of cash flow, multinomial logit. ii

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris yang mempengaruhi kesulitan keuangan perusahaan. Studi ini menguji peran dari rasio keuangan dalam memprediksi kesulitan keuangan dalam lingkup Bursa efek Indonesia. Sampel terdirir dari 29 perusahaan dengan laba bersih sebelum pajak positif dan memiliki arus kas yang lebih besar dari hutang jangka panjang dari tahun 2009-2010, 12 perusahaan dengan laba bersih sebelum pajak negatif dari tahun 2009-2010 dan 16 perusahaan dengan laba bersih sebelum pajak negatif dan memiliki arus kas yang lebih kecil dari hutang jangka panjang dari tahun 2009-2010. Regresi Multinomial Logit digunakan untuk menguji hipotesis. Hal ini, menghipotesiskan bahwa rasio keuangan dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas akan digunakan untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan. Studi ini menggunakan 3 model untuk menguji peran rasio keuangan dalam memprediksi kesulitan keuangan dalam lingkup Bursa Efek Indonesia. Temuan penelitian ini yaitu rasio keuangan yang berasal dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas (NIS, CATA, NITA, CASHTA, CFFOTA dan DITS) adalah variabel yang signifikan dalam menetapkan kesulitan keuangan perusahaan. Kata kunci : Financial distress, rasio keuangan, neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, multinomial logit. iii

KATA PENGANTAR Alhamdulillaahirabbil aalamiin. Segala puji dan syukur hanya bagi Allah Azza Wa Jalla yang memiliki segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit yang telah melimpahkan rahmat dan karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan ( Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010 ). Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Sang Teladan yang diikuti Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam beserta para Sahabat, tabi in, tabi ut tabiin dan keluarga beliau yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan dan kegelapan ke zaman terang-benderang seperti sekarang ini. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari orang-orang di sekitar penulis yang banyak memberi bantuan serta dukungan maupun nasihat pada penulis. Untuk itulah, dengan selesainya penulisan skripsi ini sebagai prasyarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, izinkan penulis mengucapkan rasa terima terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Ibuku dan kakakku yang tercinta karena telah memberikan banyak dukungan serta cintanya sehingga penulis dapat menempuh pendidikan yang paling baik hingga saat ini dan tidak ada henti-hentinya dalam memberikan nasihat yang baik bagi penulisan skripsi ini. Semoga saya bisa memberikan kebahagian kelak kepada Ibu dan kakakku dengan prestasi. 2. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi B, Lc, MA selaku dosen pembimbing I dan Bapak Hemmy Fauzan, SE, MM selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini dengan sabar. 3. Prof. Dr. Abdul Hamid selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini, 5. Suhendra, S.Ag., MM selaku Ketua Jurusan Manajemen. 6. Leis suzanawati, SE, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Manajemen. iv

7. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan. 8. Terima kasih kepada seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya kepada Bapak Heri, Bapak Rahmat, Ibu Umi dan Bu Siska atas pelayanan baiknya dalam meningkatkan kualitas dan mutu Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 9. Seluruh keluarga yang sangat berperan dalam penyusunan skripsi dalam hal materil maupun non-materil, semoga kebaikan kalian dilipatgandakan oleh Allah SWT. 10. Sahabat-sahabat yang selalu ada dalam bertukar pikiran, Miftah, Irsyam, Toni, Yoga, Gita Sahara, Dedi Juned, Dedi, Safitri, Ica, Umi, Aan, Baphin, Isna, Nisa, Sela dan seluruh kawan-kawan yang namanya tidak mungkin disebut satu-satu. Semoga kalian mendapatkan kesuksesan kelak. 11. Teman-teman GENK yang sama sekali gak jelas, Resha, Farid, Risboy, Armen, Anin, Aji, Ramdan, Budi yang selalu membuat hari-hari ceria. Semoga kalian menjadi orang besar di masa depan. 12. Teman-teman Manajemen C 2007, terimakasih telah mewarnai hari-hariku dengan keindahan. Mudah-mudahan kalian semua juga menjadi orang yang berhasil kelak. 13. Teman-teman Manajemen Keuangan A 2007, terimakasih karena berkat bergaul dengan kalian wawasan saya tentang keuangan menjadi berkembang. Terimakasih. 14. Teman-teman se-kost, Ibie, Oboy, Gittink, Bayu, Boim, Zen. Terima kasih telah bersama dalam menghadapi kesenangan dan kepedihan selama di kosan. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, namun semua ini semata-mata karena keterbatasan penulis. Akhir kata, besar harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat. Wassalamu alaikum Wr.Wb. Jakarta, Agustus 2011 Isyaiyas Andhito v

DAFTAR ISI HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIATME RIWAYAT HIDUP... I ABSTRACT... II ABSTRAK... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... VI DAFTAR GAMBAR... VII DAFTAR TABEL... IX DAFTAR LAMPIRAN... X BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 8 D. Manfaat Penelitian... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10 A. Landasan Teori... 10 1. Laporan Keuangan... 10 2. Tujuan Laporan Keuangan... 10 3. Komponen Laporan Keuangan... 13 4. Analisa Laporan Keuangan... 20 5. Financial Distress... 26 B. Penelitian Terdahulu... 31 C. Kerangka Penelitian... 34 D. Hipotesis Penelitian... 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 39 A. Ruang Lingkup Penelitian... 39 B. Metode Penentuan Sampel... 39 C. Metode Pengumpulan Data... 45 vi

D. Metode Analisis... 45 E. Definisi Operasional Variabel... 52 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 64 A. Gambaran Umum Objek Penelitian... 64 1. Pasar Modal... 64 2. Organisasi yang Terkait di Pasar Modal... 65 3. Sejarah Pasar Modal Indonesia... 67 B. Pengujian Hipotesis... 70 1. Uji Beda Multivariate Analysis of Variance (MANOVA)... 70 2. Uji Multinomial Logit... 79 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN... 108 A. Kesimpulan... 108 B. Implikasi... 109 C. Keterbatasan Penelitian dan Saran... 113 DAFTAR PUSTAKA... 114 LAMPIRAN... 119 vii

DAFTAR GAMBAR NO KETERANGAN HALAMAN 2.1 2.2 Tujuan Pelaporan Keuangan Kerangka Penelitian 13 37 vii

ix DAFTAR TABEL No Keterangan Halaman 2.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20 4.21 Komponen Neraca Sampel Perusahaan Secara Keseluruhan Sampel Perusahaan Kondisi 0 Sampel Perusahaan Kondisi 1 Sampel Perusahaan Kondisi 2 Ringkasan Variabel Penelitian Dan Operasional Variabel Test Between Subject Factor Neraca Dan Laporan Laba Rugi Multivariate Test Neraca Dan Laporan Laba Rugi Test Between Subject Effect Neraca Dan Laporan Laba Rugi Test Between Subject Factor Laporan Arus Kas Multivariate Test Laporan Arus Kas Test Between Subject Effect Laporan Arus Kas Uji Model -2 Loglikelihood Neraca Dan Laporan Laba Rugi Uji Goodness Of Fit Neraca Dan Laporan Laba Rugi Uji Pseudo R Square Neraca Dan Laporan Laba Rugi Uji Parameter Estimates Neraca Dan Laporan Laba Rugi Ketetapan Prediksi Klasifikasi Neraca Dan Laporan Laba Rugi Uji Model -2 Loglikelihood Laporan Arus Kas Uji Goodness Of Fit Laporan Arus Kas Uji Pseudo R Square Laporan Arus Kas Uji Parameter Estimates Laporan Arus Kas Ketetapan Prediksi Klasifikasi Laporan Arus Kas Uji Model -2 Loglikelihood Neraca, Laporan Laba Rugi Dan Laporan Arus Kas Uji Goodness Of Fit Neraca, Laporan Laba Rugi Dan Laporan Arus Kas Uji Pseudo R Square Neraca, Laporan Laba Rugi Dan Laporan Arus Kas Uji Parameter Estimates Neraca, Laporan Laba Rugi Dan Laporan Arus Kas Ketetapan Prediksi Klasifikasi Neraca, Laporan Laba Rugi Dan Laporan Arus Kas 15 42 42 44 44 61 71 71 72 75 75 76 79 80 80 81 83 84 85 85 86 88 88 89 90 90 93 ix

DAFTAR LAMPIRAN NO KETERANGAN HALAMAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Data Rasio Perusahaan Distress dan Non-Distress Test Between Subject Factor Neraca Dan Laporan Laba Rugi Multivariate Test Neraca Dan Laporan Laba Rugi Test Between Subject Effect Neraca Dan Laporan Laba Rugi Test Between Subject Factor Laporan Arus Kas Multivariate Test Laporan Arus Kas Test Between Subject Effect Laporan Arus Kas Uji Model -2 Loglikelihood Neraca Dan Laporan Laba Rugi Uji Goodness Of Fit Neraca Dan Laporan Laba Rugi Uji Pseudo R Square Neraca Dan Laporan Laba Rugi Uji Parameter Estimates Neraca Dan Laporan Laba Rugi Ketetapan Prediksi Klasifikasi Neraca Dan Laporan Laba Rugi Uji Model -2 Loglikelihood Laporan Arus Kas Uji Goodness Of Fit Laporan Arus Kas Uji Pseudo R Square Laporan Arus Kas Uji Parameter Estimates Laporan Arus Kas Ketetapan Prediksi Klasifikasi Laporan Arus Kas Uji Model -2 Loglikelihood Neraca, Laporan Laba Rugi Dan Laporan Arus Kas Uji Goodness Of Fit Neraca, Laporan Laba Rugi Dan Laporan Arus Kas Uji Pseudo R Square Neraca, Laporan Laba Rugi Dan Laporan Arus Kas Uji Parameter Estimates Neraca, Laporan Laba Rugi Dan Laporan Arus Kas Ketetapan Prediksi Klasifikasi Neraca, Laporan Laba Rugi Dan Laporan Arus Kas 119 127 127 128 129 129 129 131 131 131 131 132 133 133 133 133 134 135 135 135 135 136 x

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di era globalisasi seperti sekarang ini dimana perusahaan bersaing dengan kompetitor didalam dan luar negeri, banyak perusahaan yang menjadi bangkrut jika perusahaan tersebut belum mampu mengenal lebih dalam mengenai posisi keuangan yang melilit perusahaan tersebut. Misalnya saja krisis yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2008 yang salah satu penyebabnya ialah subprime mortgage yaitu jatuhnya industri perumahan (property) di Amerika. Subprime mortgage (SM) merupakan istilah untuk kredit perumahan (mortgage) yang diberikan kepada debitor dengan sejarah kredit yang buruk atau belum memiliki sejarah kredit sama sekali, sehingga digolongkan sebagai kredit yang berisiko tinggi. Karena debitor tidak melakukan pembayaran atas mortgage yang diberikan maka keuangan perusahaanpun menjadi terkendala. Di Indonesia, Krisis SM sangat merugikan investor keuangan dunia yang juga berinvestasi di pasar modal dan uang Indonesia. Pukulan terbesar memang di pasar modal mengingat saham merupakan instrumen likuid, begitu pula deposito. Kebutuhan likuiditas yang tinggi membuat mereka keluar dari pasar keuangan Indonesia (Kompas.com) 1

Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat perusahaan dengan tujuan untuk memberikan informasi yang sangat berguna untuk pengambilan keputusan-keputusan investasi dan pendanaan. Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan saat itu. Perubahan posisi keuangan perusahaan digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen secara tepat, maka data keuangan harus dikonversi menjadi informasi dalam pengambilan keputusan ekonomis dengan cara melakukan analisis laporan keuangan. Salah satu aspek penting dalam melakukan analisis laporan keuangan adalah untuk meramal kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri dalam menghadapi persaingan Menurut Luciana dan Kristijadi Laporan keuangan merupakan salah satu sumber mengenai posisi keuangan yang dialami oleh perusahaan, kinerja serta perubahan pada posisi keuangan yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Serta menurut Brigham (2001:33) perusahaan yang bangkrut mempunyai biaya hukum dan akuntansi yang sangat tinggi, dan mereka juga sulit untuk menahan pelanggan, pemasok, dan karyawan. Oleh karena itu, mengetahui lebih dini mengenai financial distress yang dialami oleh perusahaan akan memudahkan para pengambil keputusan untuk melakukan restrukturisasi keuangan perusahaan agar tidak menjadi bangkrupt. Manajemen perusahaan sangat berperan penting dalam mengelola dana dengan lingkungan usaha perusahaan, kondisi keuangan perusahaan merupakan cermin baik-buruknya manajemen suatu perusahaan. 2

Ketidakmampuan perusahaan dalam mengantisipasi perkembangan global dengan memperkuat fundamental manajemen akan mengakibatkan pengecilan volume usaha yang pada akhirnya mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Dalam mengantisipasi kebangkrutan, banyak perusahaan mencoba mencari solusi dengan mencari pinjaman atau penggabungan usaha (merger), bahkan ada pula yang menutup usahanya. Alasan utama perusahaan menutup usahanya yaitu dikarenakan pendapatan bersih yang diterima oleh perusahaan lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam waktu tertentu dan juga perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo dikarenakan perusahaan tidak memperoleh laba dari kegiatan operasinya. Almilia (2004) dalam Agung (2009) menuturkan kondisi ekonomi sekarang membuat para investor dan kreditur merasa khawatir jika perusahaan mengalami kesulitan finansial (financial distress) yang bisa mengarah pada kebangkrutan. Bagi investor, kebangkrutan akan mempunyai konsekuensi berkurangnya investasi atau bahkan hilangnya secara keseluruhan. Sedangkan bagi kreditur, pernyataan bangkrut akan mengakibatkan kerugian sebagai akibat dari hilangnya tagihan. Foster (1986) dalam Yulia (2005) menyatakan ada empat hal yang mendorong analisis laporangan keuangan dengan menggunakan rasio keuangan yaitu yang pertama untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau antar waktu, kedua untuk membuat data 3

menjadi lebih memenuhi asumsi alat statistik yang digunakan, ketiga untuk mengidentifikasi teori yang terkait dengan rasio keuangan, keempat untuk mengkaji hubungan empirik antara rasio keuangan dan estimasi atau prediksi variabel tertentu (seperti kebangkrutan atau financial distress) Platt dan Platt (1991), dalam Agung Wicaksana (2010) mendefinisikan financial distress sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Platt dan Platt (1991) dalam Agung Wicaksana (2010) menyatakan kegunaan informasi jika suatu perusahaan mengalami financial distress adalah : 1. Dapat mempercepat tindakan manajemen untuk mencegah masalah sebelum terjadinya kebangkrutan 2. Pihak manajemen dapat mengambil tindakan merger atau takeover agar perusahaan lebih mampu untuk membayar utang dan mengelola perusahaan dengan baik. 3. Memberikan tanda peringatan awal adanya kebangkrutan pada masa yang akan datang. Penelitian yang dilakukan oleh Hofer (1980) dan Whitaker (1999) dalam Luciana (2004) mendefinisikan financial distress sebagai suatu kondisi perusahaan mengalami laba bersih (net income) negatif selama beberapa tahun. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Luciana (2004) mendefinisikan kondisi financial distress sebagai suatu kondisi dimana perusahaan mengalami delisted akibat laba bersih dan nilai buku ekuitas negatif berturut-turut serta perusahaan tersebut telah dimerger. 4

Asquith (1994) dalam Luciana (2004) menggunakan interest coverage rasio yaitu perbandingan laba sebelum bunga dan pajak atau mengukur berapa kali pendapatan sebelum bunga dan pajak dapat menetup bunga untuk mendefinisikan kondisi financial distress. Sedangkan dalam penelitian Luciana Spica Almilia (2006) kondisi financial distress di proxy-kan dengan laba bersih negatif dan nilai buku ekuitas negatif. Dalam penelitian yang terdahulu, untuk melakukan pengujian apakah suatu perusahaan mengalami financial distress atau tidak dapat dilakukan berbagai cara, seperti jika beberapa tahun perusahaan mengalami laba bersih operasi (net operating income) negatif, digunakan oleh Hofer (1980) dan Whitaker (1999), adanya pemberhentian tenaga kerja atau menghilangkan pembayaran deviden, digunakan oleh Lau (1987) dan Hill, et al. (1996), arus kas hasil operasi perusahaan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban perusahaan, digunakan oleh Karen Wruck (1990), rendahnya interest coverage ratio, EBITDA negative, digunakan oleh Asquith, et al (1991) dan Pinando, et a. (2006), perubahan harga ekuitas atau EBIT negative, digunakan oleh John, et al (1992) dalam Platt (2004), Stock-base insolvency yaitu kekayaan bersih negative dan nilai asset kurang dari nilai hutang dan flowbase insolvency yaitu arus kas yang berjalan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban, digunakan oleh Altman (1993), adanya arus kas yang lebih kecil dari hutang jangka panjang saat ini digunakan oleh Whitaker (1999), perusahaan diberhentikan operasinya atas wewenag pemerintah dan perusahaan tersebut dipersyaratkan untuk melakukan perencanaan 5

restrukturasi, digunakan oleh Tirapat dan Nittayagasetwat (1999), negative EBITDA interest voverage, Negatif EBIT, negative net income digunakan oleh Platt (2004), beberapa tahun mengalami laba bersih operasi (net operating income negative) dan selama lebih dari satu tahun tidak memberikan deviden, digunakan oleh Almilia dan Kristijadi (2003), perusahaan mengalami delisted akibat laba bersih dan nilai buku ekuitas negative berturut-turut, serta perusahaan tersebut telah demerger, digunakan oleh Almilia (2004), perusahaan selama dua tahun berturut-turut mengalami laba bersih (net income) negative dan nilai buku ekuitas negative, digunakan oleh Almilia (2006). Objek penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat (listed) di Bursa Efek Indonesia, adapun penulis memilih objek ini yaitu satu, untuk menganalisis pengaruh krisis global terhadap perusahaan yang ada di Indonesia. Dua, adanya peraturan yang mengharuskan perusahaanperusahaan tersebut untuk memberikan informasi yang jelas di bandingkan dengan perusahan yang tidak terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta perusahan tersebut melaporkan laporan keuangannya kepada BAPEPAM dan di publikasikan. Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas, maka penulis mengangkat judul ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN (Studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010). 6

B. PERUMUSAN MASALAH Dari uraian diatas, maka penulis memunculkan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah variabel rasio keuangan berbeda secara signifikan berdasarkan kondisi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010? Kondisi perusahaan yang dimaksud adalah : pertama, perusahaan yang tidak mengalami kondisi financial distress, yaitu perusahaan yang memiliki laba bersih sebelum pajak positif dan arus kas yang lebih besar dari hutang jangka panjang dua tahun berturut-turut. Kedua, perusahaan dalam kondisi financial distress yang pertama, yaitu perusahaan yang memiliki laba bersih sebelum pajak negatif dua tahun berturut-turut. Dan ketiga, perusahaan dalam kondisi financial distress kedua, yaitu perusahaan yang memiliki laba bersih sebelum pajak negatif dan arus kas yang lebih kecil dari hutang jangka panjang dua tahun berturut-turut. 2. Apakah rasio keuangan yang berasal dari laporan neraca, laba rugi dan arus kas dapat digunakan untuk memprediksi probabilitas kondisi financial distress perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010? 7

C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Memberikan bukti empiris, variabel rasio keuangan berbeda secara signifikan terhadap kondisi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010? 2. Memberikan bukti empiris, rasio keuangan yang berasal dari laporan neraca, laba rugi dan arus kas dapat digunakan untuk memprediksi probabilitas kondisi financial distress perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010? D. MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat yang diharapakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna agar perusahaan dapat dengan cepat mencarikan solusi ketika perusahaan dikategorikan mengalami kondisi financial distress, sehingga perusahaan-perusahaan tersebut dapat terhindar dari kondisi yang lebih buruk yaitu mengalami kebangkrutan. 2. Bagi pihak eksternal, memberikan pemahaman tentang kondisi financial distress suatu perusahaan untuk membantu pihak eksternal seperti investor dan kreditur dalam pengambilan keputusan. 8

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan mengenai kondisi financial distress suatu perusahaan serta dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah pencatatan data keuangan suatu perusahaan yang menggambarkan kinerja perusahaan tersebut dan dibuat secara periodik. Dalam pratiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara asalasalan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Disamping itu, banyak pihak yang yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan, seperti pemerintah, kreditor, investor, maupun para supplier. Ada beberapa pengertian laporan keuangan dari para ahli diantaranya sebagai berikut : Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2002 : 3) laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak diluar korporasi. laporan keuangan (financial statement) yang sering disajikan adalah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham dan catatan atas laporan keuangan atau pengungkapan juga merupakan bagian integral dari setiap laporan keuangan. 10

Menurut Harahap (2007 : 105) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan yang akan menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu. Dari laporan keuangan, akan tergambar kondisi keuangan suatu perusahaan yang dapat memudahkan manajemen dalam menilai kinerja manajemen perusahaan khususnya dalam menagantisipasi sinyal financial distress. Penilaian kinerja akan menjadi patokan atau ukuran apakah manajemen mampu atau berhasil dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan. 2. Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan yang disusun tentu memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Disamping itu, tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai piahak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Menurut Harahap (2007 : 1) laporan keuangan merupakan salah satu alat penting bagi analis laporan keuangan dalam menjalankan dan melaksanakan fungsinya. 11

Sedangkan menurut Harahap (2007 : 18) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut : a. Screening Dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan. b. Understanding Memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya c. Forcasting Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang. d. Diagnosis Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalahmasalah yang terjadi dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain dalam perusahaan. e. Evaluation Untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan. Menurut Mamduh & Abdul Halim (2009) tujuan-tujuan keuangan semuanya bersifat umum, berkaitan dengan pemakai ekstrenal yang bermacam-macam jenisnya bukan pemakai internal yang spesifik seperti manajemen. Gambar dibawah mengilustrasikan tujuan laporan keuangan dimulai dari yang paling umum, kemudian bergerak ke tujuan yang lebih spesifik. 12

Diturunkan Tujuan Pemakai Eksternal Gambar 2.1 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN Memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditur, dan pemakai lainnya, sekarang atau masa yang akan dating (potensial) untuk membuat keputusan lainnya yang serupa yang rasional Memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditur, dan pemakai lainnya, sekarang atau masa yang akan dating (potensial) untuk memperkirakan jumlah, waktu (timing) dan ketidak pastian dari penerimaan kas dan deviden atau bunga dan dari penjualan, pelunasan surat-surat berharga atau hutang pinjaman Diturunkan Tujuan Perusahaan (lembaga) Tujuan Spesifik Memberikan informasi untuk menolong investor, kreditur dan pemakai lainnya untuk memperkirakan jumlah, waktu (timing) dan ketidakpastian aliran kas masuk bersih ke perusahaan (lembaga) Memberi informasi sumber daya ekonomi, kewajiban dan modal saham Memberi informasi pendapatan yang komprehensif Memberi informasi aliran kas Sumber : Mamduh & Abdul Halim (2009) 3. Komponen Laporan Keuangan Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2002 : 3) Laporan keuangan yang lengkap ada 4 macam yang terdiri dari komponen-komponen berikut ini : 13

1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan perubahan modal 4. Laporan arus kas Didalam penelitian ini, laporan keuangan yang digunakan hanya tiga macam yaitu laporan neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas karena yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan yang sebenarnya merupakan ketiga laporan tersebut atau laporan pokok (Mamduh & Abdul Halim, 2009 : 49). a. Neraca Perusahaan perlu mendapatkan kas untuk memperoleh banyak asset yang digunakan dalam suatu bisnis. Dalam proses mendapatkan kas itu, mereka juga menaggung kewajiban pada pihak yang memberikan dana. Menurut Weygantdt, Kimmel & Kieso (2008 : 32) Neraca adalah bentuk pelaporan mengenai asset, liabilitas, dan modal pemilik pada waktu tertentu atau ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah total ekuitas pemilik. Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2007 : 56) Neraca menampilkan potret asset (aktiva) dan kewajiban perusahaan pada waktu tertentu. Asset terdiri dari asset lancar yang bisa dengan cepat dicairkan menjadi kas dan asset tetap seperti pabrik dan mesin. Sedangkan kewajiban meliputi kewajiban lancar yang wajib dilunasi 14

dalam waktu satu tahun dan hutang jangka panjang. Selisih antara aset dan kewajiban menampilkan jumlah ekuitas pemegang saham. Menurut Harahap (2007 : 107) laporan neraca menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu. Sehingga dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa neraca merupakan keadaan keuangan pada tanggal tertentu sehingga disajikan sedemikian rupa yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan dan biasanya pada saat tutup buku. Mamduh & Abdul Halim (2009) komponen neraca dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Tabel 2.1 Aktiva = Kewajiban + Modal 1. Aktiva lancar : Kas Rekening pada bank (rekening giro dan rekening tabungan) Deposito berjangka (time deposit) Surat-surat berharga (efekefek) Piutang Pinjaman yang diberikan Sediaan Biaya yang dibayar di muka Pendapatan yang masih harus diterima Aktiva lancar lainnya 1. Utang lancar : Utang dagang Utang wesel Utang bank Utang pajak Biaya yang mesti harus dibayar Utang sewa guna usaha Utang deviden Utang gaji Utang lancar lainnya 1. Modal saham disetor : Saham nominal Agio atau Capital Surplus Laba yang ditahan Modal lainnya 15

2. Aktiva tetap : a) Aktiva tetap berwujud : Tanah Mesin Bangunan Peralatan Kendaraan Akumulasi penyusutan Aktiva tetap lainnya b) Aktiva tetap tidak berwujud : Goodwill Hak cipta Lisensi Merek dagang 3. Aktiva lainnya : Gedung dalam proses Tanah dalam penyelesaian Piutang jangka panjang Uang jaminan Uang muka investasi Dan lainnya 2. Utang jangka panjang : Utang hipotek Utang obligasi Utang bank jangka panjang Utang jangka panjang lainnya b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka waktu tertentu (Hanafi & Abdul Halim, 2009 : 15). Berbeda dengan neraca yang merupakan snapsot, laporan laba rugi juga mencakup suatu periode tertentu. Laporan laba rugi juga berisi jumlah pendapatan yang diperoleh dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007 : 61) laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang memperlihatkan pendapatan, beban, dan laba bersih perusahaan selama periode tertentu. Menurut 16