PENGARUH UPAH MINIMUM, PDRB DAN INFLASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

Oleh: FITRI KHOIRULANA B

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TENAGA KERJA DI JAWA TENGAH TAHUN 2014

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

ANALISIS DETERMINAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh: HANDY NUGRAHA

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

ANALISIS TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Trend Kesenjangann Ekonomi Antar Wilayah di Provinsi Jawa Tengah

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan merangsang proses produksi barang. maupun jasa dalam kegiatan masyarakat (Arta, 2013).

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN

PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, PDRB DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PULAU JAWA TAHUN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai situasi dan kondisi latar penelitian. Menurut Arikunto (1989),

Lampiran 1. Data Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA (UMK), DAN PDRB TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN SE-KARESIDENAN MADIUN TAHUN

STUDI FAKTOR PENENTU JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

Disusun oleh : ANTON HERMAWAN B

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab.

DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 2 Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 1 ISSN (Online):

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan definisi metode penelitian sebagai berikut: mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasarkan status sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

Oleh: MELIANASARI B

BAB IV GAMBARAN UMUM

EFEK PENINGKATAN UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan tersendiri dalam pembangunan manusia,hal ini karena. sistem pemerintahan menjadi desentralisasi.

ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA. Febriana Nur Rahmawati

PEMODELAN LAJU INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL

APLIKASI REGRESI DATA PANEL UNTUK PEMODELAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan. daerah mengalami pertumbuhan ataupun kemunduran.

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh gelar. Sarjana Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (Khusaini 2006; Hadi 2009). Perubahan sistem ini juga dikenal dengan nama

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN/KOTA EKS KARESIDENAN KEDU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), ketimpangan dan memberantas kemiskinan untuk mencapai kehidupan yang

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURAKARTA TAHUN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah terletak di antara B.T B.T dan 6 30 L.S --

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, aglomerasi industri, angkatan kerja, human capital investment

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian kebijakan-kebijakan. yang diambil pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

SPATIAL AUTOREGRESSIVE MODEL DAN SPATIAL ERROR MODEL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. kepada pemerintah pusat. Penulis melakukan pengambilan data

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Analisis Pengaruh Pariwisata Terhadap Produk Domestik...(Yhoga Bagus)

1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH. TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah)

APLIKASI REGRESI DATA PANEL UNTUK PEMODELAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU

ANALISIS PENGARUH AGLOMERASI, INVESTASI, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN/KOTA EKS KARESIDENAN KEDU TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. industri kecil di Jawa Tengah yang terdiri dari dua puluh sembilan kabupatendan

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan ekonomi nasional dan penurunan jumlah penduduk

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (TAHUN )

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

Transkripsi:

PENGARUH UPAH MINIMUM, PDRB DAN INFLASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014-2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh : TIKA CITRA KUMALASARI B300150042 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

HALAMAN PERSETUJUAN PENGARUH UPAH MINIMUM, PDRB DAN INFLASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014-2017 PUBLIKASI ILMIAH Oleh: TIKA CITRA KUMALASARI B300150042 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Dosen Pembimbing Muhammad Arif, SE. MEc. Dev i

HALAMAN PENGESAHAN PENGARUH UPAH MINIMUM, PDRB DAN INFLASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014-2017 oleh: TIKA CITRA KUMALASARI B300150042 Telah Dipertahankan Didepan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Hari... Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Dewan Penguji: 1. ( ) (Ketua Dewan Penguji) 2. ( ) (Anggota I Dewan Penguji) 3. ( ) (Anggota II Dewan Penguji) Dekan, Dr. Syamsudin, M. M NIDN: 017025701 ii

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya. Surakarta, 31 Juli 2019 Penulis TIKA CITRA KUMALASARI B300150042 iii

PENGARUH UPAH MINIMUM, PDRB DAN INFLASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014-2017 Abstrak Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak terlepas dari masalah masalah yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. Masalah ketenagakerjaan yang dihadapi oleh Indonesia adalah pesatnya peningkatan jumlah angkatan kerja. Indonesia yang merupakan negara berkembang adalah merupakan satu dari banyak negara yang memiliki masalah mengenai tenaga kerja. Upaya peningkatan penyerapan tenaga kerja tentunya tidak terlepas dari dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti upah minimum kabupaten/kota, PDRB dan inflasi terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014-2017 baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014-2017. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel dengan model regresi Random Effect. Data diolah dengan menggunakan Eviews 8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Upah minimum provinsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja yaitu sebesar 0,026603, 2) PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja yaitu sebesar 0,004207, 3) Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 2216,815. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa secara bersama-sama variabel upah minimum, PRDB dan inflasi memilki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014-2017. Saran dari penelitian ini Hendaknya pemerintah menyusun kebijakan pengupahan sedemikian rupa sehingga mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan pertumbuhan produksi serta meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan pekerja. Sehingga kebijakan pengupahan akan berorientasi kepada kepentingan seluruh pihak, Pemerintah hendaknya mendorong penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah dapat dimaksimalkan salah satunya meningkatkan laju pertumbuhan PDRB di setiap sektor ekonomi. Sehingga dapat meningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga nantinya membentuk pribadi yang kreatif dan siap pakai. Seharusnya pemerintah memberikan dukungan melalui kebijakan dalam mengatur inflasi sehingga nantinya dapat mempengaruhi dan memaksimalkan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah. Kata Kunci: penyerapan tenaga kerja, upah minimum, produk domestik regional bruto (PDRB), inflasi Abstract Indonesia as one of the developing countries is inseparable from problems related to employment. The employment problem corrected by Indonesia is an increase in the number of the workforce. Indonesia which is a developing country is one of many countries that have problems regarding labor. Efforts to Increase Labor Expenditures can not be separated from the factors that influence it, such as district / city minimum 1

wages, GRDP and Expenditures on Employment Strengthening in Central Java Province in 2014-2017 both partially and simultaneously. This research is a type of research that uses quantitative research. The data used are secondary data of 35 districts / cities in Central Java Province in 2014-2017. The analysis used is panel data regression analysis with Random Effect regression model. Data is processed using Eviews 8. The results of the study show that: 1) The minimum number of provinces that have a positive and significant effect on labor is 0.026603, 2) Effective and significant GRDP is significant for labor at 0.004207, 3) Attractive positive inflation and significant effect on labor displacement of 2216,815. Based on the results of the research taken taken together with the minimum wage variable, PRDB and loans have a positive and significant influence on the workforce in Central Java Province in 2014-2017. Suggestions from this research The government should formulate a wage decision policy to increase work productivity and increase production and increase workers' understanding and welfare. Regarding wage policy will be oriented to the interests of all parties, the Government takes over the driving force of work in Central Java Province can be maximized, one of which is increasing the growth of GRDP in each economic sector. So that it can improve the quality of human resources so that they can form creative and ready-to-use individuals. The government should provide support through policies to allow it to increase workforce in Central Java Province. Keywords: labor force absorption, minimum wage, gross regional domestic Product (GRDP), inflation 1. PENDAHULUAN Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak terlepas dari masalah masalah yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. Masalah ketenagakerjaan yang dihadapi oleh Indonesia adalah pesatnya peningkatan jumlah angkatan kerja. Indonesia yang merupakan negara berkembang adalah merupakan satu dari banyak negara yang memiliki masalah mengenai tenaga kerja. Masalah yang dimaksud adalah masalah mengenai tingginya jumlah pengangguran, dimana pengangguran merupakan masalah yang menghambat proses pembangunan. Masalah ketenagakerjaan adalah masalah yang sangat luas dan kompleks. Masalah pengangguran muncul sebagai imbas dari jumlah tenaga kerja yang tidak seimbang dengan jumlah permintaan lapangan pekerjaan yang tersedia. Pengangguran yang jumlahnya bertambah terus menerus tentunya akan menambah beban perekonomian daerah dan mengurangi kesejahteraan rakyat (Hadi Sasana, 2009). Ketidakmampuan negara dalam mengurangi peningkatan angka pengangguran merupakan masalah yang cukup serius bagi pemerintah dan juga bagi masyarakat. Perumusan kebijakan yang dapat memberikan dorongan kepada perluasan lapangan kerja perlu dilakukan agar alat alat dalam kebijakan ekonomi 2

dapat secara efektif mengurangi pengangguran. Keberhasilan sebuah pemerintahan dalam hal pembangunan dapat dinilai melalui dari seberapa jauh pemerintah mampu menciptakan dan menambah lapangan pekerjaan serta mengurangi jumlah pengangguran, dengan terciptanya lapangan pekerjaan yang yang baru dan semakin bertambah akan berdampak pada terserapnya tenaga kerja yang ada sehingga terjadi peningkatan pendapatan dan peningkatan daya beli yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Paramitha Purwanti, 2009). Salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan yaitu memperbaiki sistem upah melalui kebijakan upah minimum. Penerapan kebijakan upah minimum merupakan usaha dalam rangka meningkatkan upah perkapita pekerja sehingga tingkat upah rata-rata tenaga kerja dapat meningkat. Selain upah, ada beberapa hal yang juga mendapat perhatian dari pemerintah sebagai upaya mengatasi permasalahan ketenagakerjaan yaitu produk domestik regional bruto dan investasi. Faktor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi atau sektor di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. PDRB dapat mempengaruhi jumlah angkatan kerja yang bekerja dengan asumsi apabila nilai PDRB meningkat, maka jumlah nilai tambah output atau penjualan dalam seluruh unit ekonomi disuatu wilayah akan meningkat. Gambar 1. Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Jawa Tengah 2014-2017 Gambar 1 menunjukkan grafik jumlah tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014-2017. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja di 3

Provinsi Jawa Tengah dari tahun-ketahun mengalami kenaikan dan penurunan yang cukup signifikan seperti pada tahun 2014 sebesar 16.550.682 jiwa, dan pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 16.435.142 jiwa, dan kemudian pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 16.813.964 jiwa, dan pada tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 17.186.674 jiwa. Dengan demikian Peningkatan angkatan kerja menunjukkan penawaran tenaga kerja di dalam pasar bertambah, namun penawaran tenaga kerja yang bertambah tidak selalu diiringi dengan permintaan tenaga kerja yang mampu menyerap angkatan kerja. Hal tersebut ditunjukkan dengan masih banyaknya pengangguran di Provinsi Jawa Tengah. 1.1 Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana pengaruh upah minimum terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah? 2) Bagaimana laju pertumbuhan PDRB terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah? 3) Bagaimana pengaruh inflasi terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah? 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1) Untuk mengetahui pengaruh upah minimum terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah. 2) Untuk mengetahui laju pertumbuhan PDRB terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah. 3) Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah. 2. METODE Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel. Tempat penelitian yaitu seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah yang secara administratif terdiri dari 29 kabupaten dan 6 kota. Penelitian ini akan menganalisis tingkat penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah dan membahas seberapa besar pengaruhnya terhadap upah minimum provinsi, pdrb dan inflasi terhadap penyerapan tenaga kerja tersebut. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 4 tahun yaitu dari 2014 hingga tahun 4

2017. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan tipe data panel. Sumber data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, buku-buku, serta jurnal penelitian terdahulu. Penyerapan tenaga kerja sebagai variabel dependen dan Upah minimum, PDRB, dan Inflasi sebagai variabel independen. Menggunakan alat analisis regresi data panel, penggabungan antara data lintas waktu (time series) dan data lintas individu (cross section). Parameter model dengan data panel yaitu : Metode Common-Constant ( Pooled Ordinary Least Square/PLS), Fixed Effect Model (FEM), Metode Random Effect (Random Effect Model/REM). Uji pemilihan model dengan hausman test dan chow test, Uji Langrange Multiplier (LM). Uji Kebaikan Model dengan Uji Statistik F, Uji Validitas Pengaruh (uji-t) Koefisien Determinan (R-Square). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Data Penelitian Gambar 2 menunjukkan bahwa Penyerapan Tenaga Kerja nilai terendah di tahun 2014 sebanyak 16.550,682 jiwa, dan tahun 2015 sebanyak 16.435.142 jiwa, dan tahun 2016 sebanyak 16.813.964 jiwa, dan nilai tertinggi di tahun 2017 sebanyak 17.186.674 jiwa. Gambar 2. Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Jawa Tengah 2014-2017 Tenaga Kerja 17.400.000 17.200.000 17.186.674 17.000.000 16.800.000 16.600.000 16.400.000 16.200.000 16.000.000 16.550.682 16.435.142 16.813.964 2014 2015 2016 2017 Tenaga Kerja Sumber : BPS Jawa Tengah, diolah Gambar 3. menunjukkan bahwa Upah minimum di Provinsi Jawa Tengah setiap tahunnya mengalami perubahan, di tahun 2014 memiliki jumlah upah minimum sebanyak Rp. 40.530.930,43, tahun 2015 memiliki jumlah upah minimum 5

sebanyak Rp. 45.307.700,00, tahun 2016 sebanyak Rp. 52.593.353,0 dan tahun 2017 meningkat menjadi Rp. 54.176.707,89. Gambar 3. Perkembangan Upah Minimum Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014-2017 Upah Minimum 60.000.000,00 50.000.000,00 40.000.000,00 45.307.700,00 40.530.930,43 52.598.353,00 54.176.707,89 30.000.000,00 Upah Minimum 20.000.000,00 10.000.000,00-2014 2015 2016 2017 Sumber : BPS Jawa Tengah, diolah Gambar 4 menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu 2014-2017 mengalami kenaikan dari tahun ketahun. Mulai tahun 2014 sebesar Rp. 763.219.714,00 pada tahun 2015 menjadi Rp. 805.107.511,96 di tahun 2016 sebesar Rp. 848.787.702,50 dan pada pada tahun 2017 sebesar Rp. 890.541.783,20. Gambar 4. Perkembangan PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014-2017 950.000.000,00 900.000.000,00 850.000.000,00 800.000.000,00 750.000.000,00 700.000.000,00 650.000.000,00 PDRB 890.541.783,2 0 848.787.702,5 0 805.107.511,9 6 763.219.714,0 0 2014 2015 2016 2017 PDRB Sumber : BPS Jawa Tengah, diolah 6

Gambar 5 menunjukkan bahwa inflasi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014-2017 mengalami kenaikan dan penurunan yang cukup signifikan seperti pada tahun 2014 sebesar 8,22% dan pada tahun 2015 mengalami sedikit penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 2,73% dan tahun 2016 sebesar 2,36% kemudian di tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 3,71%. Grafik 5. Perkembangan Inflasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014-2017 Sumber : BPS Jawa Tengah, diolah 3.2 Hasil Analisis Tabel 1. Hasil Regresi Data Panel Cross Section Variabel KoefisienRegresi PLS FEM REM C 565977,6 339224,1 334473,6 UMK -0,145048 0,031008 0,026603 PDRB 0,005274 0,003749 0,004207 INF -4929,323 2282,902 2216,815 R 2 0,317162 0,995775 0,367047 Adj.R 2 0,302099 0,994242 0,353085 F-Statistik 21,05626 649,6583 26,28865 Prob F-Statistik 0,000000 0,000000 0,000000 Sumber : BPS Jawa Tengah, diolah Tabel 2. Hasil Uji Chow Effect Test Statistic d.f Prob Cross-section F 481,802021 (34,102) 0,0000 Cross-section Chi-square 711,917964 34 0,0000 Sumber : BPS Jawa Tengah, diolah Kesimpulan, nilai Probabilitas Statistic F 0,0000 (<0,05). Maka H 0 ditolak, sehingga model mengikuti Fixed Effect Model (FEM) 7

Tabel 3. Hasil Uji Hausman Test Summary Chi-Sq Statistic Chi-Sq. d.f Prob Cross-section random 6,179791 3 0,1032 Sumber : BPS Jawa Tengah, diolah Kesimpulan, nilai Probabilitas statistic Chi-Square 0,1032 (>0,05). maka H 0 diterima sehingga model mengikuti Random Effect (REM) Berdasarkan hasil estimasi data panel untuk memilih model yang terbaik dengan Uji Chow dan Uji Hausman, maka terpilih model yang terbaik yaitu Random Effect (REM). Tabel 4. Model Estimasi Random Effect Method TK it = 334473,6 + 0,026603 UMK it + 0,004207 PDRB it + 2216,815 INF it (0,0210)** (0,0000)* (0,0033)* R 2 = 0,367046 ; DW-Stat = 1,221150 ; F-Stat = 26,28865 ; Sig. F-Stat = 0,000000 Keterangan : *Signifikan pada α = 0,01; **Signifikan pada α = 0,05; *** Signifikan pada α = 0,10; Angka dalam kurung adalah probabilitas nilai t-statistik. Tabel 5. Effect dan Konstanta Cross Section No Wilayah Effect Konstanta 1 Kab Cilacap -12586,02 347059,62 2 Kab Banyumas 227081,7 357182,3 3 Kab Purbalingga 7110,379 341583,979 4 Kab Banjarnegara 39954,80 374428,4 5 Kab Kebumen 142369.5 476843.1 6 Kab Purworejo -75313,83 409787,43 7 Kab Wonosobo -21182,09 355655,69 8 Kab Magelang 190538,8 525012,4 9 Kab Boyolali 63125,35 397598,95 10 Kab Klaten 117588,0 452061,6 11 Kab Sukoharjo -33335,97 367809,57 12 Kab Wonogiri 70155,90 404629,5 13 Kab Karanganyar -21314,42 355788,02 14 Kab Sragen -6554,909 341028,509 15 Kab Grobogan 262816,9 597290.5 16 Kab Blora 7034,275 341507,875 17 Kan Rembang -104799,7 439273,3 18 Kab Pati 133245,8 467719,4 19 Kab Kudus -222523,7 556997,3 20 Kab Jepara 132921,0 467394,6 21 Kab Demak 84901,88 419375,48 22 Kab Semarang 62688,83 397162,43 23 Kab Temanggung -9269,282 343742,882 24 Kab Kendal -38327,89 372801,49 25 Kab Batang -68936,09 403409,69 26 Kab Pekalongan -23975,67 358449,27 27 Kab Pemalang 135486,8 469960,4 8

28 Kab Tegal 139746,0 474219,6 29 Kab Brebes 293959,1 628432,7 30 Kota Magelang -341653,9 676127,5 32 Kota Surakarta -237995,3 572468,9 32 Kota Salatiga -323061,2 657534,8 33 Kota Semarang -6374,839 340848,439 34 Kota Pekalongan -258306,3 592779,9 35 Kota Tegal -305213,8 639687,4 Sumber : BPS Jawa Tengah, diolah Model dikatakan eksis apabila seluruh jumlah variabel independen secara simultan memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (koefisien regresi tidak secara simultan bernilai nol). Uji eksistensi model adalah Uji F. Dalam penelitian ini formula hipotesisnya yaitu H 0 Uji F : H 0 : β1 = β2 = β3 = 0; model yang dipakai tidak eksis dan H a : β1 β2 β3 0; maka model yang dipakai eksis; H 0 diterima apabila probabilitas F-statistik > α ; H 0 diterima apabila probabilitas F < α. Pengujiannya adalah probabilitas F-statistik 0,000000 < 0,05, maka H 0 ditolak, kesimpulannya model yang dipakai eksis. Uji koefisien determinan bertujuan untuk melihat besarnya presentase variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen dalam model. Hasil estimasi nilai R 2 sebesar 0,367047 yang artinya 36,70% variasi variabel Penyerapan tenaga kerja dapat dijelaskan oleh variabel upah minimum kab/kota, variabel PDRB, variabel Inflasi. Sisanya 63,30% dipengaruhi oleh variabel-variabel atau faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model. Tabel 6. Hasil Uji Validitas Pengaruh Variabel Independen Variabel T Sig.t Kriteria Kesimpulan UMK 2,335410 0,0210 <0,05 Signifikan pada α = 0,05 PDRB 5,038835 0,0000 <0,01 Signifikan pada α = 0,01 INF 2,988564 0,0033 <0,01 Signifikan pada α = 0,01 Sumber : BPS Jawa Tengah, diolah Dari Tabel 6 terlihat nilai p-value, probabilitas atau signifikan empirik statistik t variabel UMK sebesar 0,0210 (<0,05); variabel PDRB sebesar 0,0000 (<0,01); dan variabel INF memiliki nilai p-value, probabilitas atau signifikansi sebesar 0,0033 (<0,01). Dari hasil tersebut dapat disimpulkam, variabel upah minimum kab/kota, variabel PDRB dan variabel Inflasi memiliki pengaruh signifikan. 9

Berdasarkan uji validitas pengaruh pada Tabel 6 variabel yang memiliki pengaruh signifikan yaitu variabel Upah Minimum Kab/Kota (UMK), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan Inflasi (INF). Variabel Upah Minimum (UMK) memiliki koefisien regresi sebesar 0,026603 pola hubungan antara variabel ini adalah linier-linier. Artinya apabila variabel upah minimum naik 1 Rupiah, maka Penyerapan Tenaga Kerja akan mengalami kenaikan terhadap nilai Penyerapan Tenaga Kerja (TK) sebesar 0,026603 jiwa. Sebaliknya, jika Upah Minimum Kabupaten/Kota turun sebesar 1 Rupiah, maka Penyerapan Tenaga Kerja akan mengalami penurunan sebesar 0,026603 jiwa. Variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) memiliki koefisien regresi sebesar 0,004207, pola hubungan antara variabel ini adalah linier-linier. Artinya apabila variabel PDRB naik 1 juta rupiah maka Penyerapan Tenaga Kerja akan mengalami kenaikan terhadap nilai Penyerapan Tenaga Kerja (TK) sebesar 0,004207 jiwa. Sebaliknya, jika Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) turun 1 juta rupiah, maka Penyerapan Tenaga Kerja turun sebesar 0,004207 jiwa. Variabel Inflasi (INF) memiliki koefisien regresi sebesar 2216,815 pola hubungan antara variabel ini adalah linier-linier. Artinya apabila variabel inflasi naik 1% maka Penyerapan Tenaga Kerja akan mengalami kenaikan akan meningkat sebesar 2216,815 jiwa. Sebaliknya, jika Inflasi menurun 1% maka Penyerapan Tenaga Kerja akan menurun sebesar 2216,815 jiwa. Nilai konstanta masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Tabel 4.5. Nilai konstanta tertinggi dimiliki Kabupaten Temanggung, sebesar 343742.882. Apabila, terkait dengan pengaruh variabel Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Inflasi (INF) terhadap Penyerapan Tenaga Kerja, maka Kabupaten Temanggung cenderung memiliki Penyerapan Tenaga Kerja yang lebih tinggi dibandingkan Kabupaten/Kota lainnya. Sedangkan nilai konstanta yang terendah dimiliki oleh Kabupaten Banyumas sebesar 357182.3. Artinya, terkait dengan variabel Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Inflasi (INF) terhadap Penyerapan Tenaga Kerja, Kabupaten Banyumas cenderung memiliki Penyerapan Tenaga Kerja yang lebih rendah dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya 10

3.3 Pembahasan Dari beberapa variabel yang diduga memiliki pengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah, ternyata semua variabel memiliki pengaruh signifikan. Berdasarkan hasil estimasi data panel cross section menunjukkan bahwa Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan Inflasi (INF) memiliki pengaruh signifikan terhadap Penyerapan Tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014-2017. Hal ini sesuai hipotesisi peneliti bahwa Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan Inflasi (INF) di Provinsi Jawa Tengah yang berarti apabila variabel independen tersebut meningkat maka akan meningkatkan variabel dependen Penyerapan Tenaga kerja (TK). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wasilaputri, 2016) dimana variabel Upah Minimum Provinsi dan PDRB di Provinsi Jawa Tengah memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja yang berarti bahwa Upah Minimum Provinsi dan PDRB akan mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja. Dan penelitian yang dilakukan oleh (Indradewa & Natha, 2015) dimana variabel Inflasi, Upah Minimum dan PDRB di Provinsi Bali secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja. Peningkatan upah minimum mempengaruhi daya beli masyarakat yang mengakibatkan permintaan menjadi meningkat dan diikuti oleh makin banyaknya perusahaan yang masuk pasar sehingga penyerapan tenaga kerja yang dilakukan perusahaan juga akan semakin meningkat dank arena dengan adanya tingkat upah yang dinaikkan para pengusaha akan mengupayakan untuk dapat meningkatkan atau menambah jumlah dari unit usahanya sehingga diharapkan dengan adanya penambahan dari jumlah unit usaha, pengusaha juga akan menambah jumlah dari tenaga kerjanya. Semakin besar output atau penjualan yang dilakukan perusahaan maka akan mendorong perusahaan untuk menambah permintaan tenaga kerja agar produksinya dapat ditingkatkan untuk mengejar peningkatan penjualan yang terjadi. Sehingga penyerapan tenaga kerja akan bertambah 11

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Berdasarkan hasil estimasi data panel cross section terpilih model terbaik yaitu Random Random Effect Model (REM) b. Berdasarkan uji kebaikan model secara cross section, variabel upah minimum kabupaten/kota (UMK), produk domestik regional bruto (PDRB) dan inflasi (INF) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah. c. Uji validitas pengaruh (uji t) menunjukkan pengaruh tingkat signifikansi variabel upah minimum kabupaten/kota (UMK), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Inflasi (INF) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan Tenaga Kerja. 4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan diatas peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: a. Hendaknya pemerintah menyusun kebijakan pengupahan sedemikian rupa sehingga mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan pertumbuhan produksi serta meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan pekerja. Sehingga kebijakan pengupahan akan berorientasi kepada kepentingan seluruh pihak. b. Pemerintah hendaknya mendorong penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah dapat dimaksimalkan salah satunya meningkatkan laju pertumbuhan PDRB di setiap sektor ekonomi. Sehingga dapat meningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga nantinya membentuk pribadi yang kreatif dan siap pakai. c. Seharusnya pemerintah memberikan dukungan melalui kebijakan dalam mengatur inflasi sehingga nantinya dapat mempengaruhi dan memaksimalkan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah. DAFTAR PUSTAKA Achmad, Sanusi. (1987). Apa yang membuat IKIP Kita IKIP. Bandung: IKIP Bandung. 12

Alhiriani. (2013). Pengaruh Investasi dan Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Manufaktur di Sulawesi Selatan. Program Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Boediono. (1999). Pengantar Ilmu Ekonomi Jilid 1. Yogyakarta: BPFE UGM. Badan Pusat Statistik. 2003.Statistik Indonesia. Jakarta Badan Pusat Statistik. 2013.Statistik Indonesia. Jakarta Badan Pusat Statistik. 2016.Statistik Indonesia. Jakarta Badan Pusat Statistik. 2012.Statistik Indonesia. Jakarta Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Jawa Tengah. Jawa Tengah Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Jawa Tengah. Jawa Tengah Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Jawa Tengah. Jawa Tengah Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Jawa Tengah. Jawa Tengah Biamrillah, Alfaiz & Nurhayati, S.F. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja di Daerah Karesidenan Semarang. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Surakarta. Bustam, N.H. (2016). Pengaruh Jumlah Unit, PDB dan Investasi UMKM Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia. Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan. Riau: Vol.19. Gujarati, D., & Porter, D. (2012). Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Hadi Sasana. 2009. Analisis Dampak Pertumbuhan Ekonomi Kesenjangan Antar Daerah Dan Tenaga Kerja Terserap Terhadap Kesejahteraan Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Dalam Era Desentralisasi Fiskal. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. 16. No. 1. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. Irham, Fahmi. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Alfabeta: Bandung. Indrawera, I.G.A. & Natha, K.S. (2015). Pengaruh Inflasi, PDRB dan Upah Minimum terhadap Penyerapan Tenaga Kerja. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Bali: Vol.8. Hal. 923-950. Juanda, B., & Junaidi. (2012). Ekonometrika Deret Waktu Teori dan Aplikasi. Bogor: PT Penerbit IPB Press. Kuncoro, M. (2002). Metode Kuantitatif (Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi). Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Lokiman, Dasri. (2012). Pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Investasi Swasta Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Dampaknya pada PDRB (ADHK). Jurnal Berkala Efisiensi. Manado: FEB Unsrat Manado. Lokiman, Dasri. (2012). Pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Investasi Swasta Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Dampaknya pada PDRB (ADHK). Jurnal Berkala Efisiensi. Manado: FEB Unsrat Manado. 13

Melliana Ayunanda, Zain Isnaini. 2013. Analisis Statistika Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. dengan Menggunakan Regresi Panel. Jurnal Sains & Seni Pomits, Vol 3, No.1. Mankiw, N. Gregory.(2012). Makroekonomi. Jakarta: Erlangga. Pramitha Purwanti, Putu Ayu. 2009. Analisis Kesempatan Kerja Sektoral di Kabupaten Bangli dengan Pendekatan Pertumbuhan Berbasis Ekspor. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 5, No. 1, 2009, ISSN 1907-3275. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Denpasar. Payaman, J. Simanjuntak (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Pangestuti, Yulia. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tenaga Kerja. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Jawa Tengah: Vol.4. No.2. Simanjuntak, J. Payaman. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kerja. Jakarta: FEUI. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: CV Alfabeta. Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi : Teori Pengantar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Wasilaputri, F.R. (2016). Pengaruh Upah Minimum Provinsi, PDRB dan Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau Jawa. Pulau Jawa: Vol.5, No.3. 14