PENGARUH LIGHT TRAP TERHADAP KEBERADAAN SERANGGA MALAM DI HUTAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN, KALIMANTAN UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITAN

JURNAL WIWIT SATRIA NIM:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

BAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RESPON SERANGGA NOKTURNAL TERHADAP WARNA CAHAYA DI PERKEBUNAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DESA JAMBANGAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. burung,1000 jenis reptil dan amphibi sertainsektakurang lebih 8000 jenis.

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman kakao milik masyarakat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

BAB I PENDAHULUAN. flora dan fauna yang sangat tinggi (mega biodiversity). Hal ini disebabkan karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian adalah

BAB I PENDAHULUAN. golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah,

BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

Biodiversitas Hewan Permukaan Tanah Pada Berbagai Tegakan Hutan di Sekitar Goa Jepang, BKPH Nglerak, Lawu Utara, Kabupaten Karanganyar

Keanekaragaman Jenis Serangga Di Berbagai Tipe Lahan Sawah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penangkapan serangga malam dilakukan di Kawasan Pinggiran Hutan

Petunjuk Praktikum. Entomologi Dasar. ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono

INDEKS KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA DI BERBAGAI TIPE LAHAN SKRIPSI OLEH : ANNA SARI SIREGAR AGROEKOTEKNOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Famili serangga malam yang ditemukan di Kawasan Pinggiran Hutan. Bumi Perkemahan Nyaru Menteng Palangka Raya

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang

ABSTRAK DIVERSITAS SERANGGA HUTAN TANAH GAMBUT DI PALANGKARAYA KALIMANTAN TENGAH

STUDI KEANEKARAGAMAN SERANGGA PADA PERKEBUNAN JERUK ORGANIK DAN ANORGANIK DI KOTA BATU SKRIPSI. Oleh: ABU NAIM NIM

INDEKS KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA PADA PERTANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN HELVETIA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II ABSTRACT

KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA DIURNAL PADA TANAMAN PENUTUP TANAH

BAB I PENDAHULUAN. satu keaneragaman hayati tersebut adalah keanekaragaman spesies serangga.

Inventarisasi Serangga Pada Pohon Tembesu (Fragraea fragrans Roxb) INVENTARISASI SERANGGA PADA POHON TEMBESU (Fragraea fragrans Roxb)

KEANEKARAGAMAN SPESIES INSEKTA PADA TANAMAN RAMBUTAN DI PERKEBUNAN MASYARAKAT GAMPONG MEUNASAH BAK U KECAMATAN LEUPUNG KABUPATEN ACEH BESAR

BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 2(1):35-45, 2017

BAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan

BAB V PEMBAHASAN. diidentifikasi dengan cara membandingkan ciri-ciri dan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. serangga yang ada di perkebunan jeruk manis semi organik dan anorganik.

BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 2(2):12-18, 2017

KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA PADA PERKEBUNAN KOPI RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT TESIS OLEH VIKTOR HASUDUNGAN SINAMO

ANALISIS BIODIVERSITAS SERANGGA DI HUTAN KOTA MALABAR SEBAGAI URBAN ECOSYSTEM SERVICES KOTA MALANG PADA MUSIM PANCAROBA

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara geografis Indonesia terletak di antara benua Asia dan Benua

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan sampel secara langsung dari lokasi pengamatan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Desember hingga Maret. Eksplorasi berupa pengumpulan koleksi Bryophyta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Arthropoda merupakan filum terbesar dalam dunia Animalia yang mencakup serangga, laba-laba, udang,

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

PREFERENSI SERANGGA NOKTURNAL TERHADAP WARNA LAMPU LIGHT TRAP DI KEBUN JERUK SIEM

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN:

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian adalah indeks keanekaragaman (H ) dari Shannon, indeks

KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA PADA PERTANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode observasi. odorata dilakukan pada 3 lokasi yang berbeda berdasarkan bentuk lahan,

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

J. Agroland 22 (2) : , Agustus 2015 ISSN : X E-ISSN :

Maria Magdalena Tambunan 1*, Mena Uly 2, Hasanuddin 2 ABSTRACT

JENIS-JENIS SERANGGA NOCTURNAL PADA TANAMAN DUKU (Lansium domesticum Corr.) DI DESA SRIGENI LAMA KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN

Analisis Keanekaragaman..I Wayan Karmana 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

TINJAUAN PUSTAKA. I. Ekologi Tanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) baik di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

BAB IV HASIL PENELITIAN. mempunyai luas wilayah kurang lebih 318 Km 2 atau Ha. Batas-batas

KERAGAMAN LEPIDOPTERA PADA DUKUH DAN KEBUN KARET DI DESA MANDIANGIN KABUPATEN BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

KEPADATAN POPULASI BEKICOT (Achatina fulica) PADA PERTANAMAN NAGA DI KANAGARIAN TAPAKIS KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL

BAB III METOE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

KEPADATAN POPULASI KEPIK PENGHISAP BUAH

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PADA CAGAR ALAM MANGGIS GADUNGAN DAN PERKEBUNAN KOPI BERBASIS AGROFORESTI MANGLI DI KECAMATAN PUNCU KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI

Oleh : Afriyanti, Nurhadi dan Lince Meriko. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem

Struktur Komunitas Serangga Nokturnal Areal Pertanian Padi Organik pada Musim Penghujan di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

Keanekaragaman Arthropoda Tanah di Perkebunan Teh PTPN XII Bantaran Blitar. Mariatul Qiptiyah ( )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian. 1 Sehingga dalam jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik

Lampiran 1 Tabel Pengamatan Tabel 1. jumlah kumulatif serangga yang ditemukan di kebun jeruk

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERANGKAP WARNA BERPEREKAT TERHADAP HAMA CAPSIDE (Cyrtopeltis tenuis Reut) (Hemiptera : Miridae) PADA TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PERMUKAAN TANAH DI SEKITAR PERKEBUNAN DESA COT KAREUNG KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEHATI & KLASIFIKASI KELAS LINTAS MINAT

SURVEI HEMIPTERA DI SAVANA BEKOL TAMAN NASIONAL BALURAN KABUPATEN SITUBONDO JAWA TIMUR. Oleh. Dwi Cahyono Aji NIM

Gambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu

IDENTIFIKASI SERANGGA YANG TERPERANGKAP PADA KANTONGSEMAR(Nepenthes spp.) Di KAWASAN KAMPUS UIN SUSKA RIAU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. segala cara untuk menetapkan lebih teliti atau seksama dalam suatu

Transkripsi:

PENGARUH LIGHT TRAP TERHADAP KEBERADAAN SERANGGA MALAM DI HUTAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN, KALIMANTAN UTARA THE EFFECT OF LIGHT TRAP ON THE EXISTENCE OF NIGHT IN THE UNIVERSITY OF BORNEO TARAKAN, NORTH KALIMANTAN Adelyn Salurapa, Endik Deni Nugroho, Nursiah ) Fakultas Pendidikan Biologi, ) Staf Pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Borneo Tarakan Email: adelynwilber@gmail.com ABSTRAK Serangga merupakan fauna avertebrata yang sangat penting dalam berbagai ekosistem. Serangga terbagi kedalam dua golongan, nocturnal dan diurnal. Serangga malam merupakan golongan hewan yang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk beraktivitas pada malam hari. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menginventarisasi serangga malam yang didapatkan dihutan Universitas Borneo Tarakan melalui jebakan ligth trap. Pengamatan dilakukan pada malam hari menggunakan 6 jenis warna lampu (merah, putih, hijau, kuning, ungu, biru). Hasil penelitian yang dilakukan di hutan Universitas Borneo Tarakan didapatkan jumlah ordo yang dijumpai pada semua jebakan warna sebanyak ordo, dan famili. Adapun serangga terbanyak pada jebakan lampu warna putih. Kata Kunci: borneo, Light Trap, malam, serangga ABSTRACT Insects are an important invertebrate fauna in many ecosystems. Insects are divided into two groups, nocturnal and diurnal. Night insects are the animals that spend most of their lives on the move at night. The purpose of this study is to inventory the night insects obtained in Borneo Tarakan University through ligth trap traps. Observations made at night using 6 types of color lights (red, white, green, yellow, purple, blue). The results of research conducted in the forest of Borneo Tarakan University found the number of orders found in all color traps as many as orders, and families. The most insects on the white light trap. Keywords: borneo, Light Trap, night, insect PENDAHULUAN Serangga merupakan fauna avertebrata yang sangat penting dalam berbagai ekosistem. Serangga memiliki keanekaragaman yang sangat tinggi dengan daya adaptasi yang tinggi pada berbagai habitat (Ilham, 0). Keanekaragaman yang tinggi dalam sifat-sifat morfologi, fisiologi dan perilaku adaptasi dalam lingkungannya, dan demikian banyaknya jenis serangga yang terdapat di muka bumi, menyebabkan banyak kajian ilmu pengetahuan, baik yang murni maupun terapan, menggunakan serangga sebagai model/bahan pengamatan (Tarumingkeng, 00). Serangga adalah anggota dari filum atropoda (binatang dengan kaki beruas-ruas) yang terbagi menjadi tiga sub filum yaitu filum PENGARUH LIGHT TRAP Page 6

Trilobita (telah punah dan tinggal sisa-sisanya/fosil) Chelicerata (terdiri atas beberapa kelas termasuk Arachnida) dan Mandibulata (terdiri atas beberapa kelas yang salah satunya adalah kelas insect/hexapoda). Serangga malam merupakan golongan hewan yang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk beraktivitas pada malam hari.menurut Odum (99:94) bahwa kelompokkelompok organisme memperlihatkan pola kegiatan yang sinkron dalam satu daur hidup siang maupun malam. Dalam aktifitasnya, serangga malam memerlukan sedikit cahaya sebagai penunjuk jalannya dalam beraktivitas. Serangga malam sangat tertarik dengan cahaya yang agak terang karena serangga makanannya (Hadi, M, 009). Serangga nokturnal memiliki peranan yang penting dalam menjaga dan melindungi fungsi ekosistem dan berjasa dalam proses dekomposisi serasah dedaunan, pembatas laju pertumbuhan tanaman dan sebagai mangsa dari hewan lain. Serangga nokturnal juga berperan sebagai polinator bagi tumbuhan dengan bunga yang mekar pada malam hari seperti pada Hylocereus costaricensis atau buah Naga (Febrina et al, 0l). Kajian mengenai serangga malam yang terdapat dikawasan hutan Universitas Borneo Tarakan masih sangat kurang. Oleh sebab itu perlu adanya kajian mengenai pengaruh cahaya terhadap keberadaan serangga malam. Tujuan dilakukan pengamatan mengenai serangga nocturnal yaitu sebagai bahan inventarisasi jenis-jenis serangga nocturnal melalui jebakan light trap. Pengamatan mengenai hal tersebut tentunya akan berdampak pada ekosistem yang ada dikawasan hutan Universitas Borneo Tarakan. METODE Tempat dan Waktu Penelitian Pengamatan dilakukan di hutan Universitas Borneo Tarakan pada bulan Mei 07 dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Untuk mempermudah pengambilan data digunakan jenis pengambilan sampel kuadrat transek. Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu, kayu penyangga, botol film/kodak (plakon), cetok, mikroskop stereo/ Lup, kertas label, kuas kecil, pinset, spidol, alat tulis, rool meter, alkohol %, jenset, lampu warna warni, buku kunci identifikasi, kain warna putih. Cara Kerja. Observasi Observasi dilakukan untuk menentukan tempat pengambilan sapel pengamatan.. Prosedur kerja a) Mempersiapkan alat b) Membentangkan kain putih sebagai jebakan serangga. c) Memasang lampu ting pada daerah yang ditetapkan. Setiap dua jam sekali mengambil serangga untuk dijadikan sampel pengamatan. Adapun waktu pengambilan yaitu pukul,, 4.00, 0.00. Analisis Data Analisis data dilakukan berdasarkan identifikasi jenis-jenis serangga yang telah diperoleh dari percobaan. Pengamatan menggunakan analisis deskriptif terhadap data yang diperoleh berdasarkan kecocokan morfologi dengan sumber literatur yang digunakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan hasil inventarisasi jenis serangga malam, ditemukan beberapa jenis serangga malam. Diperoleh hasil sebagai berikut. PENGARUH LIGHT TRAP Page 64

Waktu Pengambilan 4.00 Tabel. Inventarisasi Serangga Malam (Lampu Hijau) Ordo Famili Jumlah Bethylidae Pieridae Flatidae Conopidae Belostomatidae Bhetylidae 0.00 Bhetylidae Waktu Pengambilan Tabel. Inventarisasi Serangga Malam (Lampu Merah) Ordo Famili Jumlah Coreidae Alydidae Miridae Aphrophoridae 4.00 Megaloptera Corydalidae 0.00 - - - Tabel. Inventarisasi Serangga Malam (Lampu Putih) Orthopthera Ordonanta Dictyoptera Archidae Aechidae Scerabaeidae Chrysomelidae Ectobiidae Hedilidae Orthopthera Mantidae 4 4.00 Homoptera Cicadidae 0.00 Scarabaetidae 4 48 7 Tabel 4. Inventarisasi Serangga Malam (Lampu Kuning) Blattodea Orthoptera Isoptera Blaberidae Acrididae Reduviidae Kalotermitidae Homoptera Cicadidae 4.00 Halictidae 0.00 Isoptera Kalotermitidae 0 PENGARUH LIGHT TRAP Page 6

Tabel. Inventarisasi Serangga Malam (Lampu Biru) Blattodea Ortoptera Anobiinae Cecidomyiidae Nymphalidae Blaberidae Gryllidae 4.00 Ortoptera Acrididae 0.00 Muscidae Tabel 6. Inventarisasi Serangga Malam (Lampu Ungu) 4.00 Mantodea Ortopthera Mantidae Pieridae Alydidae Melolonthidae Blattidae Melolonthidae 0.00 - - - 9 Pembahasan Berdasarkan hasil inventarisasi serangga malam yang terdapat pada jebakan warna lampu (hijau, putih, kuning, ungu dan merah), adapun jumlah ordo yang dijumpai pada semua jebakan warna sebanyak ordo, dan famili. Ternyata lebih banyak dijumpai serangga pada jebakan lampu berwarna putih dan kuning. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hadi (009) yang menyatakan bahwa serangga malam sangat tertarik dengan cahaya yang agak terang karena serangga makanannya. Begitu pula dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Pinandita (009) yang menggunakan variasi warna cahaya merah, kuning, hijau, biru, dan putih terhadap hama wereng pada area tanaman padi. Berdasarkan hasil tersebut didapat bahwa penggunaan perangkap warna putih berhasil menangkap hama wereng paling banyak yaitu sebesar 7%. Setiap cahaya yang terpancar memiliki satuan intensitas tertentu. Intensitas cahaya ini dapat mempengaruhi perilaku serangga (Alim, 009). Itulah sebabnya hanya lampu yang memiliki intensitas cahaya yang sesuai atau disukai yang dapat menarik datangnya serangga. Selain karena faktor warna lampu, faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi keberadaan serangga malam. Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui bahwa jumlah individu paling tinggi adalah pada waktu pengambilan sampel pukul WIB. Waktu aktif tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada. Pada kondisi lingkungan yang optimum serangga akan melakukan perkembangbiakan dengan maksimal sehingga PENGARUH LIGHT TRAP Page 66

populasinya akan meningkat (Masaroh, 07). Jumlah individu serangga nokturnal pada pukul 00.00 mengalami penururnan karena faktor abiotik berupa suhu lingkungan menurun, sesuai dengan pernyataan Harmoko (0) bahwa intensitas kunjungan serangga menurun ketika rerata suhu lingkungan rendah. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan inventarisasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa serangga malam yang terdapat di hutan Universitas Borneo Tarakan sebanyak ordo dan famili. Ternyata lebih banyak dijumpai serangga pada jebakan lampu berwarna putih dan kuning. Hal tersebut dikarenakan cahaya yang agak terang membuat serangga makanannya. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada dosen pengampu matakuliah Ekologi Hewan Universitas Borneo Tarakan yang telah membantu dalam melakukan pengambilan sampel, serta kepada teman-teman mahasiswa pendidikan biologi Universitas Borneo Tarakan yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung proses penyelesaian laporan dan artikel ini. DAFTAR PUSTAKA Dwi Suheriyanto. 008. Ekologi Serangga. Malang: UIN- Malang Press. hal.. Jumar. 000. Entomologi Pertanian. Jakarta: Rineka Cipta. Kautsar, Riyanto, Huzaifah S. 0. Keanekaragaman Jenis Serangga Nokturnal di Kebun Botani Kampus FKIP Universitas Sriwijaya Indralaya dan Sumbangannya Pembelajaran Biologi di SMA. Jurnal Pembelajaran Biologi. Volume, Nomor. Tarumingkeng. 00. Serangga Pada Hutan Mangrove. Gramedia pustaka. Jakarta. Ilham A. 0. Keanekaragaman Jenis Serangga Nocturnal Pada Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan Besulutu kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Skripsi. Universitas Halu Oleo. Kendari. Odum, E.P. 998. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Febrina Asti, Jasmi dan Armain Lusi. 0. Serangga Malam Pada Pertanaman Buah Naga Berdaging Merah (Hylocereus costaricencis) di Negarian Ketaping Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Skripsi. Sumatera Barat : STKIPPGRI Sumatera Barat. Harmoko, H & Syatrawati. 0. Inventarisasi Serangga pada Pertanaman Kakao di Desa Karueng, Kec. Enrekang, Kab. Enrekang. Jurnal Agrosistem (8) : 7-6. Masaroh H. Dharmawan A., Rahayu S.E. 07. Respon Serangga Nokturnal Terhadap Warna Cahaya di Perkebunan Kakao (Theobroma cacao L.) Desa Jambangan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Universitas Negeri Malang. Alim E.S., Ramza H. 009. Piranti Perangkap Serangga (Hama) Dengan Intensitas Cahay. Laporan Hasil Tahun Pertama Penelitian Hibah Bersaing UHAMKA. Hadi, M. 009. Biologi Insecta. Graha Ilmu: Yogyakarta. PENGARUH LIGHT TRAP Page 67