KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS)



dokumen-dokumen yang mirip
Studi Pengaruh Ukuran Shap Corner Terhadap Cacat Sink Mark dan Mampu Alir

Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai

ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5

STUDI PENYUSUTAN PRODUK HASIL INJEKSI PLASTIK DENGAN SALURAN PENDINGIN LURUS DAN TANPA SALURAN PENDINGIN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai banyak kelebihan-kelebihan yang mulai diperhitungkan. oleh masyarakat. Keunggulan plastik pada umumnya adalah lebih

Analisa Variasi Tekanan dan Temperatur Untuk Produk Fishing Lure

OPTIMASI DESAIN SIRIP PENGUAT PADA BANGKU PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Plastik sangat penting dalam kehidupan sehari hari, alasanya begitu luasnya penggunaan plastik secara industri

ANALISIS PARAMETER OPERASI PADA PROSES PLASTIK INJECTION MoOLDING UNTUK PENGENDALIAN CACAT PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT

LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pemakaian barang-barang yang terbuat dari bahan baku

BAB III PROSES PERANCANGAN

ANALISIS PRODUK SPION PS 135 DENGAN PENGATURAN PARAMETER INJECTION TIME MATERIAL PLASTIK POLYPROPYLENE (PP) PADA PROSES INJECTION MOLDING

TUGAS AKHIR PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

ANALISA WALL THICKNESS PADA LEMBARAN PLASTIK POLYPROPYLENE (PP) HASIL PROSES VACUUM TERMOFORMING

PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN TEMPERATUR POLYPROPYLENE, POLYETHYLENE, DAN POLYSTYRENE PADA PROSES PLASTIC MOLDING

PENGARUH CAMPURAN 50% POLYPROPYLENE, 30% POLYETHYLENE, 20% POLYSTYRENE TERHADAP VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES INJECTION MOLDING TIPE TEFORMA RN 350

ANALISIS PENYUSUTAN DIMENSI PRODUK INJECTION MOLDING DENGAN BENTUK ACETABULAR CUP UNTUK SAMBUNGAN HIP PADA MANUSIA

ANALISIS KEGAGALAN DAN OPTIMASI RANCANGAN PRODUK ROLLER BLIND UNTUK CV. SAMA JAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peraturan pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi.

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS AKURASI DIMENSI HASIL PROSES VACUUM THERMOFORMING DENGAN VARIASI KETINGGIAN MOLD ALUMINUM

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA DESAIN MOLD SEBAGAI SOLUSI VISUALISASI NYATA DALAM DESAIN INJECTION MOLD Studi Kasus: Perancangan Mold Piring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Analisa Pengaruh Parameter Proses Injection Moulding Terhadap Berat Produk Cap Lem Fox Menggunakan Metode Taguchi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi waktu pada proyek konstruksi. Selain memiliki kelebihan baja juga

Rizka Zahra Wulansari, Yuyun Estriyanto, S.T.,M.T., Budi Harjanto, S.T.,M.Eng.

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Mesin mixer peralatan yang sangat penting yang digunakan pada proses

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan. dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Predi Arif Nugroho, Danar Susilo Wijayanto dan Budi Harjanto

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :

PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING

PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

OPTIMALISASI PROSES INJEKSI PLASTIK MENGGUNAKAN MOLDFLOW DUAL-DOMAIN PADA DESAIN BASE PLATE

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Analisis Pengaruh Penambahan Serat Kawat Berkait Pada Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Optimasi Diameter Serat BAB I PENDAHULUAN

OPTIMALISASI PARAMETER PROSES INJEKSI PADA HDPE RECYCLE MATERIAL UNTUK MEMPEROLEH MINIMUM SINK MARKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE TAGUCHI TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROSES PEMBUATAN BOTOL MILKY DI PT. LURINA PLASTIK INDUSTRIES, CIKARANG

T E K N O S I M 2009 Yogyakarta, 12 November 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TAGUCHI. Pengertian metode penelitian secara umum adalah membahas bagaimana

14.1 Proses Pembuatan Komposit Material Plastik yang Diperkuat Serat Proses Pencetakan Terbuka (Open-Mold Processes)

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Salah satu proses yang terpenting dalam bidang

Perancangan Dashboard Mobil Pedesaan Multiguna

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk

ANALISIS PENGENDALIAN CACAT PRODUK PADA PROSES PLASTIC INJECTION MOLDING DENGAN MATERIAL POLYPROPHYLENE

ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab VII Kesimpulan, Kontribusi Penelitian dan Rekomendasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien.pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian. dari sistem kerja dari alat yang akan digunakan seperti yang ada

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari- hari mulai sektor medis, kelistrikan, rumah tangga,

BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING

STUDI TEMPERATUR OPTIMAL TERHADAP CAMPURAN BAHAN POLYPROPYLENE DAN POLYETHYLENE PADA PROSES MIXING UNTUK PEMAKAIAN PLASTIC INJECTION MOLDING SKRIPSI

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT

Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line pada Produk SP 04 Haemonetics

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi pengecoran sangat berpengaruh terhadap. kemajuan Industri manufacture. Oleh karena itu pengembangan teknologi

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang masalah. Masalah yang paling utama dalam membuat produk plastik dalam bidang

PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Rotating Disk

Persentasi Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri semakin maju sejalan dengan laju

Transkripsi:

KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS) Amelia Sugondo Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Jalan. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236. Indonesia Phone: 0062-31-8439040, Fax: 0062-31-8417658 E-mail : amelia@petra.ac.id ABSTRAK Saat ini produk berbahan baku plastik semakin banyak dijumpai, mulai dari peralatan rumah tangga, komponen elektronik hingga otomotif. Hal ini dikarenakan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh plastik seperti ringan dan tahan pecah. Melihat peluang tersebut, industri plastik berusaha terus agar dapat menghasilkan produk dengan harga murah namun tetap berkualitas. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendapatkan harga murah yaitu dengan membuat produk seringan mungkin untuk meminimalkan penggunaan bahan baku. Upaya tersebut juga diiringi dengan mempertimbangkan kemudahan plastik untuk dibentuk pada mesin injection molding. Dalam penelitian ini akan dilakukan simulasi dengan model gelas plastik berbahan Polypropylene. Model dibuat dengan bervariasi ketebalan mulai dari 1 2 mm dengan kenaikan 0,25 mm. Model tersebut akan diuji kemampuan dari plastik cair untuk mengisi mold serta dilakukan analisa kualitas. Pengujian dilakukan dengan cara simulasi. Saat simulasi, temperatur mold, temperatur material dan tekanan injeksi dibuat konstan. Dari hasil penelitian, didapatkan pada ketebalan 1 mm, kualitas masih belum diterima walaupun kemampuan pengisian mold sudah cukup tinggi. Kualitas dan kemampuan pengisian mold mulai dapat diterima pada ketebalan 1,25 mm hingga 2 mm. Namun dari segi cacat yang terjadi, pada produk dengan ketebalan 1, 75 mm dan 2 mm mulai terjadi weld lines dan sink mark, yang memang dapat terjadi pada benda yang ketebalannya semakin bertambah. Kata kunci: injection molding, ketebalan, beban, kualitas, simulasi. 1. Pendahuluan Proses injection molding merupakan proses utama dalam pembuatan produk plastik dibanding dengan proses lainnya. Plastik dikenal sebagai suatu bahan serbaguna dan ekonomis yang banyak digunakan untuk berbagai macam produk. Hal ini dikarenakan kelebihan-kelebihan yang dimiliki seperti mudah dibentuk, ringan, tidak mudah pecah, dan lain sebagainya. Namun kelebihan ini, sering tidak didukung oleh biaya pembuatan cetakan (mold) yang mahal, apalagi jika produk yang dibuat dalam jumlah sedikit. Sehingga untuk mengantisipasinya, mold yang akan dibuat harus dipikirkan betul bentuk desain produknya dan kemampuan jenis plastik leleh tersebut untuk mengisi mold guna mendapatkan produk dengan cacat minimal. Selain itu jenis material dan parameter proses juga menjadi bahan pertimbangan. Dengan mempertimbangkan itu semua, maka akan dihasilkan produk dengan biaya tiap produknya menjadi lebih murah. Upaya lain untuk mendapatkan harga produk lebih murah yaitu dengan membuat produk dengan ketebalan seminimal mungkin yang masih dapat dibuat dengan kualitas yang masih dapat diterima. Berat produk salah satunya dipengaruhi oleh ketebalan dinding produk tersebut. Semakin tipis produk, jumlah plastik yang digunakan semakin sedikit sehingga akan menurunkan harga produk. 2. Tinjauan Pustaka Pada proses injection molding, produk dibuat dengan memiliki dinding ketebalan. Ketebalan dinding adalah seminimal mungkin. Dari beberapa literatur dikatakan ketebalan dinding dapat berkisar antara 0,5mm 4mm. Dalam mendesain ketebalan dinding, diusahakan setipis mungkin yang masih dapat dikerjakan secara ekonomis. Ketebalan yang dibuat tergantung pada desain produk ukuran produk dan syarat fungsionalnya. Ketebalan juga dibuat secara seragam agar dapat meminimalkan sinking (gambar 1), warping (gambar 2), residual stress, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pengisian mold dan mengurangi waktu siklus. Dinding dengan ketebalan berbeda akan menyebabkan waktu pendinginan yang berbeda. Dinding yang tebal akan membutuhkan waktu pendinginan lebih lama daripada dinding yang tipis dan ketika dinding di daerah yang tebal mengalami 1

pendinginan akan terjadi penyusutan. Tebal dinding yang merata sebenarnya juga dapat mengurangi tegangan sisa yang terjadi. Gambar 1. Sink Mark akan disimulasi. Produk yang dipilih adalah bentuk gelas dengan ketebalan 1 mm, 1,25 mm, 1,5 mm, 1,75 mm, dan 2 mm. 2. Memilih jenis material yang sesuai dengan produk tersebut yaitu PP (polypropylene). 3. Menentukan parameter proses yang digunakan untuk proses pengisian mold yaitu pada temepratur mold 38 C, temperatur leleh plastik 240 C seperti yang disarankan oleh produsen. 4. Menentukan lokasi gate untuk saluran pengisian. 5. Melakukan simulasi untuk mendapatkan tingkat kepercayaan pengisian, prediksi kualitas, mengecek adanya weld lines dan sink mark. 6. Melakukan analisa dan mengambil kesimpulan. 4. Hasil dan Pembahasan Dari hasil simulasi, sesuai dengan parameter yang ada, tekanan injeksi yang digunakan adalah 100 MPa. Gambar 2. Warping Selain ketebalan, juga perlu diperhatikan radius pada bagian sudut. Tebal dinding tetap diharapkan dapat seragam agar tidak terjadi tegangan dalam pada bagian tersebut. Dengan radius yang besar, tegangan akan didistribusikan secara uniform (seragam). Ketebalan juga perlu dipertimbangkan agar pengisian mold dapat berlangsung dengan mudah. Jika pada proses pengisian plastik leleh ke dalam mold terjadi weld lines (gambar 3), produk akan dengan mudah mengalami retak pada produk. Retak ini terjadi karena ketika sebagian plastik leleh mengalir dengan arah berlawanan pada bagian permukaan sehingga terjadi sambungan. Gambar 4. Tingkat Kepercayaan Pengisian pada Gelas dengan Ketebalan 1 mm. Gambar 3. Weldlines 3. Metodologi Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh ketebalan terhadap kualitas produk dan mampu bentuknya. Metodologi yang akan digunakan sebagai berikut: 1. Menentukan dan membuat desain produk yang Gambar 5. Prediksi Kualitas pada Gelas dengan Ketebalan 1 mm. 2

Hasil dari produk gelas dengan ketebalan 1 mm sepeti pada gambar 4 dan 5, tingkat kepercayaan pengisian pada mold, masih belum seluruhnya tinggi. Untuk prediksi kualitas, kualitas produk juga masih belum bisa diterima karena sebagian masih menunjukkan warna kuning yang berarti kualitas ditingkat menengah. Penyebab kualitas yang masih kurang yaitu tekanan injeksi yang belum mencukupi sehingga pada bagian atas dari produk kualitasnya kurang memenuhi syarat. Pada bagian samping produk, kualitasnya juga masih kurang karena adanya cacat akibat shear stress yang melebihi batas spesifikasi produk yaitu 0,26 MPa. Namun pada produk gelas dengan ketebalan 1 mm, tidak terjadi jenis cacat yang lain seperti weld lines dan sink mark. Pada ketebalan 1,25 mm, 1,5 mm dan 1,75 mm masih terjadi cacat akibat shear stress yang melebihi batas dari material produk. Ketiganya dibedakan berdasarkan besarnya luasan cacat yang terjadi yang masing-masing dapat dilihat pada gambar 7, 8, dan 9. Akibat dari shear stress yang tinggi adalah terjadinya crack sehingga produk dapat mengalami penurunan kualitas ataupun kegagalan. Stress yang timbul dapat disebabkan pada waktu plastik mengalir melalui mold dan terjadinya gesekan antara plastik cair dengan dinding mold. Gambar 8. Prediksi Kualitas pada Gelas dengan Ketebalan 1,5 mm. Gambar 6. Tingkat Kepercayaan Pengisian pada Gelas dengan Ketebalan 1,25 mm, 1,5 mm, 1,75 mm, dan 2 mm. Gambar 9. Prediksi Kualitas pada Gelas dengan Ketebalan 1,75 mm. Gambar 7. Prediksi Kualitas pada Gelas dengan Ketebalan 1,25 mm. Pada kategori tingkat kepercayaan pengisian mold untuk produk dengan ketebalan 1,25 mm, 1,5 mm, 1,75 mm dan 2 mm adalah sama dan dapat dikatakan tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6. Namun tidak demikian dengan prediksi kualitasnya. Khusus pada ketebalan 1,25 mm dan 1,5 mm, produk juga mengalami shear rate yang melebihi rekomendasi spesifikasi material produk. Shear rate ini memang terjadi ketika tebal dinding dari produk kurang. Cacat akibat shear rate ini dapat mengakibatkan produk menjadi getas dan permukaannya kurang baik. Namun walaupun kualitas produk kurang akibat terjadinya shear stress maupun shear rate, pada produk dengan ketebalan 1,25 mm dan 1,5 mm tidak terjadi weld lines. Selain itu, produk dengan ketebalan itu juga mulai timbul sink marks meskipun sangat kecil yaitu kurang dari 1%. Sink 3

mark pada produk dengan ketebalan 1,25 mm dan 1,5 mm dapat dilihat pada gambar 10 dan 11. Sink mark yang terjadi pada bagian internal fillet. Sink mark pada ketebalan benda yang tebal semakin bertambah dan sebaliknya untuk benda yang semakin tipis. Gambar 13. Sink Mark pada Gelas dengan Ketebalan 1,75 mm. Gambar 10. Sink Mark pada Gelas dengan Ketebalan 1,25 mm. Untuk produk dengan ketebalan 1,75 mm, selain terjadi weld lines juga mengalami sink mark. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 12 dan 13. Cacat akibat weld lines yang terjadi masih sangat kecil dan hanya terletak di bagian atas sehingga masih dapat diterima. Sedangkan persentase terjadinya cacat sink mark pada produk dengan ketebalan 1,75 mm semakin bertambah. Hal ini dikarenakan adanya penambahan ketebalan dinding. Walaupun luasan cacat sink mark semakin bertambah, dengan presentase cacat tersebut belum mempengaruhi kekuatan. Gambar 11. Sink Mark pada Gelas dengan Ketebalan 1,5 mm. Gambar 14. Prediksi Kualitas pada Gelas dengan Gambar 12. Weld Lines pada Gelas dengan Ketebalan 1,75 mm. Pada produk dengan ketebalan 2mm, prediksi kualitas produk adalah tinggi, namun tidak demikian pada kategori kualitas yang lain seperti weld lines dan sink mark. Keduanya semakin bertambah seiring dengan penambahan ketebalan produk. Untuk prediksi kualitas produk dapat dilihat pada gambar 14, sedangkan untuk terjadinya weld lines dan sink mark berturut-turut dapat dilihat pada gambar 15 dan 16. Weld lines ditunjukkan dengan adanya warna merah pada produk yang berupa garis, sedangkan sink mark sesuai dengan warna indikator yang ada. Weld lines terjadi pada bagian 4

bawah gelas, hal ini dimungkinkan karena terjadi ketidakseimbangan aliran ketika material mengalir ke dalam mold. 4. Plastic Injection Molding design, http://www.engineersedge.com/ 5. http://www.efunda.com/designstandards/plast ic_design/ 6. http://www.dsm.com/en_us/html/dep/wallthic kness.htm Gambar 15. Weld Lines pada Gelas dengan Gambar 16. Sink Mark pada Gelas dengan 5. Kesimpulan Dari hasil simulasi didapatkan bahwa produk gelas dengan ketebalan semakin tipis belum tentu baik untuk diproduksi karena tingkat kepercayaan pengisian masih belum menunjukkan suatu hasil yang bagus, tingkat kepercayan pengisian mold baru dapat diterima pada produk dengan ketebalan 1,25 mm atau lebih. Untuk prediksi kualitas yang mulai dapat diterima yaitu untuk produk dengan ketebalan 1,25 mm hingga 2 mm. Pada ketebalan produk 1,75 mm, pada produk terjadi weld lines dan sink mark. 6. Daftar Pustaka 1. E.L. du Pont de Nemours and Company, Inc., Injection Molding Guide, Doc. Ref. VAX020424.1v1, rev May 24, 2002. 2. A. Brent Young, Plastics: Material and Processing third ed, Pearson Prentice Hall, New Jersey, 2006. 3. Gastrow, Injection Mold: 130 Proven Designs 3 rd ed, Hansler Publisher, Munich, 2002. 5