LAPORAN TEMU SASTRA INDONESIA DWIWARSA YANG KE-6



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

Memandang Paris dari Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

2014 ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK TERHADAP NILAI-NILAI EKSISTENSIALISME DALAM NASKAH TEATER HUIS CLOS KARYA JEAN-PAUL SARTRE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB V KESIMPULAN. Prancis adalah negara yang sejak awal mempunyai perhatian yang besar

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

Kekuatan Ekonomi Indonesia Sejajar India dan China

BAB I PENDAHULUAN. diistilahkan dengan proses cerita, proses narasi, narasi atau cerita berplot. Prosa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pujangga besar Yunani, Horatius dalam bukunya Ars Poetica (dalam A.

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan dihadapan

KESENJANGAN SOSIAL PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba.

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok

I. PENDAHULUAN. Nenden Lilis Aisiyah (cerpenis dan pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAGIAN I PORTOFOLIO PUISIKU

BAB 4 KESIMPULAN Citra Tokoh Utama Perempuan die Kleine sebagai Subordinat dalam Novel RELAX karya Henni von Lange RELAX RELAX

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

commit to user BAB I PENDAHULUAN

PARADIGMA SASTRA, SEMAKIN MEMUDARKAH...? tentang tanggapannya mengenai dunia sastra. Sastra dianggapnya suatu pekerjaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Keingintahuan pada sesuatu hal yang baru merupakan reinkarnasi dari

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dark tourism memang berbeda dari jenis wisata lainnya, ketika wisata lain

BAB 4 KONSEP. dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

SUTI: PEREMPUAN PINGGIR KOTA

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

Daud Sang Raja (Bagian 1)

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan berasal dari kata susastra. Su dan Sastra, dan kemudian kata

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

Berbahasa dan Bersastr

Daud Sang Raja (Bagian 1)

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud Sang Raja (Bagian 1)

Bab 4. Simpulan dan Saran. penulis dapat menarik kesimpulan mengenai pandangan para tokoh dalam novel Kicchin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Istilah surealisme memang masih asing terdengar di telinga masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurut John Vivian, film bisa

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

Transkripsi:

Association franco-indonésienne Pasar Malam Peristiwa dua tahun ISBN 979-10-91125-31-0 LAPORAN TEMU SASTRA INDONESIA DWIWARSA YANG KE-6 Melanjutkan upaya dan tekad mempromosikan budaya Indonesia di Prancis, Asosiasi Prancis-Indonesia Pasar Malam mengadakan pertemuan keenam Sastra Indonesia, pada hari Kamis, 16 Oktober 2014, di Auditorium INALCO. Para penulis, seniman, dan cendekiawan dari kedua negara bertemu dengan tema Memandang Paris dari Jakarta Kehadiran Leila S. Chudori, bersamaan dengan kesempatan peluncuran bukunya Pulang" yang diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis dengan judul Retour, menandai acara ini. Sebagai wartawan dan penulis, Leila S. Chudori dengan cemerlang menggambarkan Indonesia kontemporer yang tak banyak diketahui oleh Prancis, demikian disampaikan YM Corinne Breuzé, Duta Besar Prancis di Jakarta. Terima kasih kami sampaikan kepada INALCO, Kedutaan Besar Indonesia di Paris, serta dan Kedutaan Besar Prancis di Jakarta atas bantuan dan dukungannya. Presentasi Buku Pulang (Retour) oleh Penulis Penulis menyajikan novelnya, Pulang, dengan menceritakan proses pembuatannya. Ide menulis buku Pulang berawal pada tahun 1988. Setelah merampungkan studi di Kanada, Leila mengunjungi Paris. Di sana, ia dan beberapa temannya pergi ke Restoran Indonesia yang terletak di Rue de Vaugirard. Pertemuan dengan Umar Said dan Sobron Aidit sangat mengejutkan. Mereka telah mendirikan restoran ini untuk membiayai hidup mereka, karena orang-orang intelek yang berprofesi sebagai jurnalis dan penyair ini ingin menjaga martabat walaupun mereka adalah orang-orang buangan politik. 9

Leila yang lahir pada tahun 1962 ini masih terlalu muda untuk mengalami peristiwa tragis tahun 1965 yang sebenarnya, yaitu ketika terjadi pengambilalihan kekuasaan oleh Jenderal Suharto dan pembunuhan massal. Sebagaimana semua siswa yang lahir di tahun 60, 70, dan 80-an, Leila S. Chudori menderita propaganda rezim, keji dan bertubi-tubi sekaligus efektif. Sekembalinya ke Indonesia pada tahun 1989, Leila memulai profesinya sebagai wartawan di majalah Tempo. Ia menemukan bahwa sejumlah koleganya menyembunyikan identitas mereka yang sebenarnya: mereka adalah mantan tahanan politik, korban hukum yang disebut bersih ingkungan. Saat itulah Leila S. Chudori tahu ia akan menulis sejarah mereka sebagai sebuah fiksi dokumentasi. Pada tahun 1994, pemerintahan Soeharto menyensor majalah Tempo. Tumbuh kemarahan terhadap rezim. Baru pada tahun 2005, Leila mengambil keputusan. Untuk menandai ulang tahun keempat puluh peristiwa 1965, Tempo menerbitkan edisi khusus yang dipersembahkan untuk keluarga eks tahanan politik. Pada tahun 2006, Leila bertemu dengan seluruh anggota tim restoran yang terletak di rue Vaugirard itu selama seminggu penuh untuk berbagi kesaksian mereka. Leila tidak mau berurusan dengan perdebatan ideologi atau sejarah. Yang penting bagi Leila adalah orang-orang itu sendiri, kehidupan, dan jalan pikiran mereka. Bukan hanya kehidupan orang-orang buangan itu sendiri, tetapi juga anak-anak mereka, generasi kedua, seperti yang dialami oleh Lintang dalam Pulang. Generasi Dimas Suryo dicegah berbicara. Generasi berikutnya yang berbicara, dan generasi inilah yang akan berkumpul di tangga Senayan selama rezim yang dibenci ini jatuh pada tahun 1998. Secara simbolis, Lintang masih mengunjungi museum Lubang Buaya yang mengerikan tetapi juga berada di kalangan mahasiswa pada saat kehancuran tirani. Leila S. Chudori sangat menginginkan buku ini berjudul Pulang. Pulang bukan hanya untuk Dimas Suryo yang menunggu terlalu lama untuk bisa kembali ke Indonesia, atau bagi Lintang sendiri. Bagi Leila Pulang adalah kembalinya SEMUA orang Indonesia, kembali ke Indonesia setelah mereka dilarang kembali pulang selama lebih dari 30 tahun. 10

Pertemuan Meja Bundar Dalam Tema Paris Dalam Sastra Indonesia dan Perfilman Michel Adine: penerjemah, Leila S. Chudori: penulis dan wartawan, Étienne Naveau: dosen Inalco, Jérôme Samuel : dosen Inalco, Moderator: Joss Wibisono, peneliti dan wartawan. Menurut Michel Adine, co-penerjemah Pulang, ada tiga unsur menarik: Pulang menceritakan Paris. Orang buangan politik yang kisahnya dituangkan ke dalam buku ini merupakan kaum intelektual. Mereka memilih Prancis karena di negara ini terdapat banyak sastrawan dan intelektual ternama yang dapat kita jadikan contoh dari buku-buku hasil karya mereka, menurut Leila. Penulisan buku ini memperindah Paris, seperti yang tercermin dari pernyataan para penulis ternama Amerika pada awal abad ke-20. Menurut mereka, Paris adalah perayaan. Leila kerap menyinggung toko buku Shakespeare & Co, tempat yang sering dikunjungi keluarga Dimas Suryo. Lintang berkata, Ayah saya menunjukkan kursi yang dipilih Ernest Hemingway untuk membaca buku yang dipinjamkan ke Sylvia Beach, pendiri toko buku ini... Sudut yang biasa dipilih James Joyce dan Ezra Pound untuk bertukar pikiran. Gambaran yang sama tercermin dalam film Woody Allen, Midnight in Paris. Paris adalah tanah mencari suaka dan kebebasan. Segala bentuk kebebasan: kebebasan individu termasuk secara seksual, apalagi kebebasan berekspresi, yang sangat berharga bagi penulis. Leila S. Chudori pun memuja Sorbonne, tempat Lintang berpartisipasi dalam kehidupan intelektual, kehidupan yang bebas dan penuh emansipasi. Di sanalah ia dan teman-teman kuliahnya menghayati dan menikmati dunia pemikiran. Dengan semangat dan antusiasme. Kontras antara Paris dan Jakarta pada masa itu Étienne Naveau menguraikan beberapa karya dan penulis Indonesia, dengan penekanan pada puisi, salah satu jenis sastra yang utama. Meskipun sanga tertarik dengan karya-karya ini, ia tahu betul jarak yang terbentang luas antara dua budaya dan kurangnya kontak antara kedua negara ini. Zaman kolonial saat itu sangat jarang membuahkan kontak. Pada tahun 1968, Prancis mengenal hanya Tiongkok dan Vietnam di Asia, singgung Leila S. Chudori dalam bukunya Pulang. Hingga saat ini, Prancis

11 hanya mengenal Indonesia karena Bali, atau sekadar tahu bahwa Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Sedangkan keanekaragaman, kompleksitas, atau berlapis-lapis keanekaragaman budaya Indonesia masih belum tersentuh oleh Prancis. Dan bagi orang Prancis sendiri, orang Indonesia mengetahui Prancis hanya seputar Paris, dengan Menara Eiffel dan Champs-Elysées-nya, Cote d'azur, serta Lourdes. Gambaran yang hanya sepotong ini mengesampingkan potongan lain yang berisi perkembangan sejarah serta realita geografis, ekonomis, dan sosial. Bagi penulis Indonesia, Paris adalah mimpi. Impian yang beraroma eksotis. Para pengarang Indonesia berbicara mengenai Prancis manakala mereka mengunjungi atau tinggal di Prancis. Sebut saja Nh. Dini, yang pernah menikah dengan seorang diplomat Prancis, memberi judul kisah yang ditulisnya (Cerita Kenangan) dengan nama beberapa daerah pinggiran Paris: Argenteuil, La Grande Borne (sinonim modernisasi), Fontenay-aux-Roses. Ia juga pernah membahas Versailles secara panjang lebar (Dari Parangakik ke Kamboja). Sitor Situmorang mengunjungi Paris dua kali, yaitu pada tahun 1950-an dan 1990-an. Dalam cerpennya yang berjudul Fontenay-aux-Roses (1956), ia mamaparkan eksistansinya sambil meminum kopi di kedai-kedai kopi Saint- Germain des Prés dan menjadi pengikut filsafat eksistensialisme dan absurdisme, yang kemudian dipopulerkan oleh Sartre dan Camus. Sitor banyak bergaul di daerah Saint Germain des Prés, mengenal Boris Vian dan Juliette Gréco, sebagaimana dipaparkan dalam cerpennya. Cerpen lain buah pena Sitor berjudul Salju di Paris. Salju yang juga mengilhami puisi Paris pada malam hari dan Jardin du Luxembourg" karya Wing Kardjo, merupakan perjalanan klise di Barat. Paris juga dilambangkan dengan Menara Eiffel, yang berfungsi untuk menggambarkan karya-karya Wing Kardjo (Fragmen Malam) dan Ratna Ayu Budhiarti (Bintang di Alir Hujan). Wing Kardjo, yang menguasai bahasa Prancis serta menerjemahkan puisi berbahasa Prancis ke bahasa Indonesia (termasuk Le Pont de Mirabeau" Guillaume Apollinaire) pernah tinggal di Paris saat menulis tesis tentang Sitor, di bawah bimbingan sejarawan Denys Lombard. Ia banyak menceritakan daerah Quartier Latin (Place Saint Michel, Café de Flore, Place Danton, Jardin du Luxembourg) dalam puisi-puisinya. Ada juga satu 12

puisi yang tidak menggambarkan Paris secara khusus, tetapi menggambarkan tentang musim semi dan keabadian siklus abadi dari pergantian musim yang fana ini (lihat "Paris Avril" dari Sitor Situmorang). Penyair Indonesia sering mengikuti jejak pendahulu mereka. Dan Soni Farid Maulana, yang berada di Paris di akhir tahun 90an, kembali ke tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh Sitor (Montmartre, Saint-Germain des Pres) dan mengambil judul beberapa puisinya ("Paris pada malam hari"). Berbagai karya mengenai Paris sangat sering digambarkan dengan sangat sederhana. Dalam Saint-Germain des Prés Sitor melukiskan musim semi, anggur, dan gadis-gadis cantik. Tidak banyak tulisan yang memaparkan kota Paris dengan terperinci dan mendalam. Seperti dalam Sacré-Coeur, Sitor menggunakan kata bukit yang biasanya diterjemahkan dalam bahasa Prancis colline. Menekankan lingkup nyata dari teks tersebut, Henri Chambert-Loir menerjemahkannya dengan Butte (yang lebih lazim bagi orang Prancis itu sendiri, dan berarti gundukan). Sedangkan tatkala sang penyair menulis tentang Sainte-Geneviève, sang penerjemah memilih kata gunung yang disetarakan dengan bukit. Judul yang dipilih terkadang membingungkan, misalnya puisi Tour Eiffel, yang oleh Sitor justru diakhiri dengan peristiwa bunuh diri yang dramatis, tanpa sama sekali menyebutkan Menara Eiffel itu sendiri. Puisi-puisi yang lebih deskriptif tentang Paris ditulis manakala penulisnya sedang berjalan-jalan menyusuri kota ini (Promenade rue de la Huchette, Cimetière de Passy, karya Sitor Situmorang). Pemaparan tentang jalan-jalan di Paris ini mengingatkan kita pada Guillaume Apollinaire, penjelajah di dua sisi sungai, pengembara tempat-tempat indah di Paris, tapi tidak ingin mati di sini (La Chanson du Mal-aimé) Tempat yang paling sering disinggung adalah Montmartre, Quarter Latin, dan juga jembatan-jembatan di Paris. Wing Kardjo membahas Pont des Arts dan Sitor menulis Chansons des Ponts de Paris, mengacu pada Guillaume Apollinaire dalam puisi terkenalnya Pont Mirabeau, dan juga bait-bait indah Zone: Bergère, ô tour Eiffel, troupeau des ponts bêle ce matin. Ratna Ayu Budhiarti menyandingkan Menara Eiffel dengan topi tinggi, di dalam sebuah puisi yang dipersembahkan kepada Wing Kardjo ( Kepada Wing Kardjo"). Tempat yang menjadi kenangan tentang Paris ini sangat berkesan bagi penyair Indonesia ini saat berkunjung ke sana. Tempat yang mempunyai makna tersendiri dirujuk kepada para penyair baik Prancis maupun Indonesia. Tidak jarang seorang penyair Indonesia 13

berziarah ke makam seorang penyair Prancis dan menulis suatu karya untuk menghormatinya, seperti yang dilakukan oleh Soni Farid Maulana setelah mengunjungi makam Baudelaire dan Sartre di pemakaman Montparnasse. Penyair adalah peziarah. Ziarah adalah bentuk khusus dari kenangan yang ditandai oleh kurangnya perhatian terhadap berita terbaru. Saat berziarah ke Mekah atau Yerusalem, peziarah tidak tertarik pada rumitnya geopolitik di Timur Tengah untuk mempertajam pengetahuan sejarah. Peziarah mengikuti jejak sejarah Daud, Yesus, maupun Nabi Muhammad. Ia ingin mengulang dan mengikuti perjalanan rohani mereka. Ada bentuk kesementaraan yang tidak linear dan bersejarah, melainkan berputar dan liturgis, kesementaraan yang memungkinkan kita untuk memutar kembali masa yang penting (cf. Mircéa Eliade, Le Mythe de l Éternel Retour). Peziarah berusaha menggapai pusat dunia rohani. Sebagai hal yang lebih unik dari seorang sejarawan, sesungguhnya pengalaman penyair Indonesia mirip pengalaman seorang peziarah. Paris adalah pusat budaya, perjalanan melalui ruang dan waktu. Sementara peziarah mengikuti jejak para nabi, penyair Indonesia berjalan-jalan dan berziarah menelusuri jejak para penyair, baik penyair Prancis maupun Indonesia, yang pernah dan membangkitkan keinginan untuk mengunjungi Paris. Papan nama hotel maupun rumah yang menunjukkan bahwa penyair ini atau filsuf itu pernah singgah di sana, lebih berharga untuk mereka ketimbang berbelanja di butik-butik mewah atau di toko-toko besar, yang merupakan alasan kunjungan wisatawan Indonesia. Untuk penulis Indonesia, atau penulis dari mana pun juga, Paris hanyalah sebuah realita historis dan sosiopolitik, tak lebih dari sebuah mimpi, simbol (Menara Eiffel) atau tanda. Semua lokasi yang ada di Paris merupakan tanda yang mengacu pada kumpulan tanda lain yang diwujudkan dalam karya sastra masa lalu, jejak tanda yang ditinggalkan oleh para penyair Indonesia untuk bersuara kepada mereka yang menghabiskan waktu di Paris dan meniti karir di bidang sastra. Jérôme Samuel membahas Paris dari sudut pandang perfilman Indonesia, sekaligus mengungkapkan masalah yang pelik: hanya ada satu film nengenai Paris! Sebuah film komedi tahun 2003, Eiffel, I m in Love, karya Nasri Cheppy. Sebuah komedi romantis ringan yang ditujukan kepada penonton remaja, tentang Paris dari kacamata kelas atas yang sanggup mengunjungi Paris. Adegan terakhir film berlangsung di dengan latar Paris yang klise. Tetapi apakah itu penghinaan dari sutradara untuk menunjukkan bahwa ia tidak tertipu? Bukannya duduk di meja restoran Jules Verne bergengsi sebagaimana yang dinantinantikan penonton 14

Prancis dalam adegan akhir ini, para tokoh dalam film itu malah makan di McDonalds...! Jérôme Samuel mengingatkan bahwa peran pertama sebuah film adalah membuat penontonnya bermimpi, dan selalu mengandung unsur eksotisme. Sebuah film hanya berbicara kepada sebagian kelompok penonton, dan dengan demikian memenuhi legitimasinya. Sebagai kesimpulan, hubungan Paris-Jakarta tidak selalu ditandai oleh emosi maupun kedalaman hubungan, kata Joss Wibisono menggarisbawahi. Ia mengingatkan bahwa dalam buku perjalanan Balzac di Jawa murni imajinasi belaka. Namun demikian, kini hubungan bilateral antara keduanya semakin terjalin erat, dan situasi di antara dua negara itu membaik. Sejarah baru bagi Indonesia, ditinjau oleh sebuah novel kesaksian karya Leila S. Chudori, Pulang (Retour)/Wawancara dengan Leila S. Chudori oleh Philippe Grangé, direktur Institut Asia-Pasifik La Rochelle. Sebuah buku bestseller Philippe Grangé mengingatkan bahwa buku Pulang adalah salah satu buku terlaris di Indonesia, dan telah mengalami beberapa kali cetak ulang. Melibatkan banyak tokoh Saat ditanya mengenai banyaknya karakter dalam bukunya, Leila S. Chudori menjawab bahwa ia bersikeras mengarahkan bukunya pada sejarah pribadi mereka, untuk menggambarkan dan menyukai mereka, serta tertarik pada dua generasi yaitu generasi 1968 dan 1998. Karya yang melahirkan Novel Baru Karya yang mengejutkan. Para tokoh datang dan kembali. Para naratornya mendapat porsi yang lebih besar. Kisahnya terjalin di antara para pemeran utama, antarlokasi, yaitu Paris dan Jakarta, dan juga merangkai berbagi peristiwa yang terjadi serta tanggal kejadian. Penulis ingin memperbanyak sudut pandang, jelas Leila. Dia menambahkan bahwa banyak pengarang yang menulis dengan cara demikian, contohnya saja Orham Pamuk.

15 Pendekatan psikologis, bukan politis Menurut Leila S. Chudori, peristiwa 1965 ada di mana-mana. Tetapi yang menarik baginya adalah pendekatan psikologis. Sebagai contoh, bagaimana seorang perempuan, perempuan Prancis atau anak dari pasangan kawin campur, dapat menyikapi kekacauan tragis ini. Leila banyak membaca, mendengar, mengamati. Ia kembali ke Paris untuk merasakan cuaca, mengendus aroma, mengalami sendiri cara berpakaian di sana. Apakah ini juga pekerjaan jurnalis? Ini pertanyaan Philippe Grangé. Tidak juga, karena perasaan yang digambarkan tidak termasuk dalam bidang ini. Tidak ada deskripsi kekerasan Berbagai peristiwa yang terjadi tahun 1965 itu tak sanggup digambarkan Leila dengan baik karena secara pribadi ia takut terhadap segala bentuk kekerasan. Itulah sebabnya, Leila tidak mampu memaparkan wawancaranya dengan Surti dengan lengkap. Terlalu keji. Menolak Manikeisme Orang-orang buangan tidak digambarkan sebagai makhluk yang sempurna: mereka memiliki sisi baik dan buruk. Tetapi semua tokoh Pulang lebih banyak digambarkan memiliki sisi baik. Banyak tulisan yang dibuat untuk mengecam angkatan bersenjata, pengkhianat, pembunuh, tetapi Leila tidak berniat untuk menulis apa pun selain kisah keluarga orang-orang buangan ini. Inspirasi dari Mahabharata Kelompok Pandawa dan Kurawa bermusuhan, tetapi juga memiliki kedekatan. Arjuna adalah pemanah terbaik, sedangkan Ekalaya, seperti Dimas Suryo, mengalami nasib yang sama: orang yang terbuang. Walaupun demikian, Dimas Suryo masih mencintai Indonesia. Sebuah interpretasi sinematografi Apabila kelak Pulang diadaptasi menjadi sebuah film, Leila S. Chudori akan memastikan bahwa sutradaranya adalah seorang yang mengenal baik sejarah Prancis maupun Indonesia. Ia tidak akan membiarkannya menjadi sebuah film bertema cinta! 16

Saatnya penyair Fakhrunnas MA Jabbar untuk membacakan puisinya: Eiffel Sedari Dulu Melambaiku Untuk: Johanna Lederer Nadia DP Andayani membacakan terjemahan dalam bahasa Prancis, yang diterjemahkan oleh Michel Adine : Depuis longtemps la tour Eiffel me fait signe pour Johanna Lederer Untuk mendapatkan naskah lengkapnya, silakan baca brosur Temu Sastra Indonesia dwiwarsa yang ke-6 Memandang Paris dari Jakarta. Pertemuan malam ini ditutup oleh pementasan tari yang sangat memukau para hadirin: Topeng Neutre, karya musik dan tari yang diciptakan tahun 2014, satu hasil penelitian antara Kadek Puspasari (tari) dan Raul Monsalve (musik), terinspirasi oleh gong kebyar Bali dan musik kontemporer Barat. video : Nelly Gourvès/ rekaman musik, dimainkan oleh group perkusi dari Strassbourg. Lihat https://www.youtube.com/watch?v=h5f0fltvs3w Dan, dengan film ini: Dan Anda, bagaimana Anda memandang Paris? Leila S. Chudori, Atieq SS Listyowati, Lakmi Pamuntjak, Ariani Riri, Dolorosa Sinaga, Slamet A. Sjukur, para seniman Jakarta yang difilmkan oleh Jean Delsaux dan Pascale Weber. Kualitas dari presentasi dan tema diskusi, sambutan yang hangat terhadap banyaknya pengunjung yang antusias, serta jumlah buku yang terjual membuat sukses acara Temu Sastra Indonesia dwiwarsa yang ke-6 ini dan semoga menjadi penyemangat untuk melanjutkan acara ini di masa mendatang.

17 Laporan dalam Bahasa Prancis ini dibuat oleh Eliane Tourniare. Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Novalia Courtoy dan Andina Rorimpandey. Pembawa acara : Anda Djoehana. Kami berterima kasih terutama kepada Azimuth Adventure Travel Ltd atas dukungannya untuk publikasi kami. Azimuth Adventure Travel Ltd yang berbasis di Jakarta adalah satu-satunya operator wisata Prancis khusus untuk trekking, hiking, dan pendakian gunung berapi. A s s o c i a t i o n f r a n c o - i n d o n é s i e n n e P a s a r M a l a m Association culturelle loi 1901 pour l amitié entre les peuples français et indonésien afi.pasar-malam@wanadoo.fr http://association-franco-indonesienne-pasar-malam.com 14 rue du Cardinal Lemoine, 75005 Paris 01 56 24 94 53 Siret 480735034 00013 Code APE/NAF 9499Z

18