Kebangkitan Nasional: Keistimewaan Yogyakarta, Peluang atau Ancaman? Sri Mulyani*



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. cerita yang khas dan tidak lepas dari cerita magis yang sampai saat ini bisa. dirasakan oleh siapapun ketika berada didalamnya.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

yang meliputi Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman telah

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas kebhinekaan dan sejarah nusantara. Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. suku, agama, dan adat istiadat yang tak pernah luput dari Anugerah sang

BAB V PENUTUP. Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran dari. Pelaksanaan Surat Edaran Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

No Sentralitas posisi masyarakat DIY dalam sejarah DIY sebagai satu kesatuan masyarakat yang memiliki kehendak yang luhur dalam berbangsa dan b

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan Daerah Istimewaan yang berbeda dengan Provinsi yang lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG KEBUDAYAAN ACEH BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

DIY DALAM KONTEKS NKRI, OTDA DAN DEMOKRASI

BAB I PENDAHULUAN. Hlm 1. 1 Richard Edy. Aspek Legal Properti - Teori, Contoh, dan Aplikasi. C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta 2010.

BAB I LATAR BELAKANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERTANAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB III URGENSI PASAL 16 DAN 18 UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG KEISTIMEWAAN DIY DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keraton Yogyakarta menginginkan seluruh tanah Sultan Ground dapat

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai sejarah pembentukan berbeda dengan wilayah provinsi yang lain

BAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri yang dinamakan dengan daerah otonom. 1

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RUANG KAJIAN PEMERINTAH PUSAT BERUSAHA MENGHAPUS KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Oleh : Pitoyo. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. lain adalah memajukan kesejahteraan umum. Dalam rangka memajukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

LAPORAN. Penelitian Individu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

BAB I PENDAHULUAN. alam yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.penggunaan tanah

PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKARAKTER. Muh.Anwar Widyaiswara LPMP SulSel

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sistem otonomi yang diberlakukan oleh bangsa Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil

PEMILIHAN KEPALA DAERAH (GUBERNUR) SECARA LANGSUNG DAN KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BUPATI KULONPROGO Sambutan Pada Acara PERINGATAN EMPAT PULUH TAHUN IKATAN WARGA WATES (IWWT) KULONPROGO, YOGYAKARTA DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum diundangkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang

BAB I PENDAHULUAN. daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI KAUR PROPINSI BENGKULU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

POLEMIK KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN Amalia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERAN NEGARA DAN PEMERINTAH DALAM PELAYANAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal - usul, dan/atau

Sambutan Presiden RI pada Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY, Yogyakarta, 10 Oktober 2012 Rabu, 10 Oktober 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Novi Pamelasari, 2013

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

RANCANGAN UNDANG -UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN.. TENTANG KEISTIMEWAAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 1 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT BANGGAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB V. Kesimpulan. Perubahan sosial di Yogyakarta dipengaruhi oleh perubahan-perubahan pola

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya inilah yang mampu membuat bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR

Penyelenggara Program Kegiatan 1. Pengisian Kepala Daerah 2 Program 2 Kegiatan Badan Perpustakaan dan Program peningkatan kualitas pelayanan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

Transkripsi:

Kebangkitan Nasional: Keistimewaan Yogyakarta, Peluang atau Ancaman? Sri Mulyani* Sekilas Pandang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah juga Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, merupakan daerah otonom yang kedudukannya setara dengan provinsi di Indonesia. Penegasan bahwa Yogyakarta bukan provinsi tersirat dengan diterbitkannya surat edaran nomor 51/SE/IX/2012 tentang perubahan nomenklatur, khususnya penghapusan kata provinsi oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada 7 Oktober 2012. Pemberian keistimewaan bagi Yogyakarta merupakan wujud penghargaan komitmen dari kasultanan dan kadipaten Yogyakarta untuk turut menjadi bagian dari NKRI tahun 1945 silam. Akhir 2012 lalu, kekosongan kerangka institusional bagi keistimewaan Yogyakarta diperdayakan oleh oknum untuk mencuatkan keistimewaan Yogyakarta sebagai bentuk diskriminasi. Padahal, keistimewaan Yogyakarta sudah menjadi amanat dalam sejarah sejak bergabungnya kasultanan dan kadipaten Yogyakarta dalam NKRI. Namun, berkat kekukuhan beberapa kalangan dalam menjaga jas merah Soekarno, polemik mengenai keistimewaan Yogyakarta diakhiri dengan dikeluarkannya UU No.3 Tahun 2012. Undang-undang tersebut mempertegas UU No.3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa, yaitu mengenai keistimewaan bagi Yogyakarta dalam pengangkatan gubernur, tata ruang, pertanahan, kebudayaan, dan kelembagaan. Esensi Keistimewaan bagi Yogyakarta atas dasar sejarah masa lalu, tidak berarti keistimewaan sebagai balas budi atas sumbangan Yogyakarta bagi Indonesia pada masa lalu. Sultan sendiri telah mengajarkan pada masyarakat untuk memberi dari meminta dan narimo ing pandum. Keistimewaan bagi Yogyakarta memberikan arti spiritual yang besar bagi masyarakatnya, bukan materi. Lebih dari pada itu, keistimewaan yang diberikan atas kelima aspek urgensial bagi Yogyakarta akan menyimpan ancaman dibalik peluang. Keistimewaan memerlukan pengawalan yang objektif dan bijak. Sudah menjadi tradisi, pengangkatan gubernur DIY tidak melalui pemilu, berbeda dengan dengan daerah lain pada umumnya. Gubernur adalah juga sultan yang diangkat dari

keturunan generasi sebelumnya dengan ketentuan sesuai dalam undang-undang. Adanya unsur raja dan gubernur dalam roda pemerintahan menjadikan Yogyakarta monarki dan demokrasi sekaligus. Monarki merupakan tradisi luhur yang telah diterima secara sosio-psikologis oleh mayarakat, biasanya untuk hal yang vital dan sakral. Untuk keseharian, pemerintahan tetaplah demokratis. Selain dualisme corak pemerintahan, keunikan tersendiri bagi Yogyakarta yang tanahnya sebagian berada di bawah kepemilikan Keraton Sultan Ground dan Puro Paku Alaman Pakualaman Ground. Area pertanahan tersebut secara yuridis formal belum mempunyai sertifikat hak milik. Namun pertanahan tersebut berstatus magersari yakti masyarakat boleh menempati asalkan tetap mengakui bahwa tanah tersebut milik Keraton atau Pakualaman. Tanah magersari selain digunakan untuk kepentingan probadi kraton, sebagian besar digunakan untuk kepentingan masyarakat tidak hanya Yogakarta tetapi Indonesia. Para cendekiawan muda datang dari berbagai pulau untuk belajar di Yogyakarta (UGM-red) dimana berdiri di atas Sultanaat Ground tanpa perlu membayar. Kebudayaan dan Haluan Keistimewaan ditengah globalisasi, menjadikan challeges tersendiri bagi Yogyakarta untuk mendunia. Kebudayaan di yogyakarta adalah satu-satunya di dunia, yang sebenarnya telah mengakar kuat dari generasi ke generasi walaupun kenyataannya kini mulai memudar. Apa yang perlu dilakukan adalah melestarikan dan mengembangkan aset intangible sekaligus tagible tersebut. Kebudayaan adalah aspek yang memegang peranan penting diantara kelima aspek keistimewaan, maka kebudayaan seharusnya sebagai dasar dalam pengangkatan gubernur, penataan ruang, pengelolaan pertanahan dan penyusunan kelembagaan. Kebudayaan adalah simbol peradaban. Secara langsung maupun tidak, eksistensi dan kualitas kebudayaan menjadi determinator kualitas peradaban di Yogyakarta. Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia, yakni berupa nilai-nilai, norma, adat istiadat, benda, seni dan tradisi luhur. Adat istiadat, norma dan nilai yang penuh filosofi di Yogyakarta akan memberikan corak pencitraan yang khas bagi wajah Yogyakarta di mata nasional maupun dunia. Pribadi yang andhap asor, nrimo ing pandum, dan mau berbagi dengan orang lain adalah ruh tersendiri bagi masyarakat Yogyakarta. Bukan hal yang wajar, ketika globalisasi dijadikan alasan untuk meninggalkan nilai-nilai adat tradisi karena tuntutan kompetensi yang tinggi. Daya saing

Yogyakarta dapat ditingkatkan tanpa perlu menghilangkan karakter ke-yogyakartaan, karakter kebangsawanan yang adhiluhung. Yogyakarta bukanlah Dayak, Batak atau pun Sasak. Justru karena berbeda itulah akan ada persaingan dan menang tanpa merendahkan (menang tanpo ngasorake) karena masing-masing bersaing dan menang dalam bidang yang berbeda. Selain itu berupa hal-hal abstrak, melimpahnya berbagai tradisi luhur, kesenian tradisional baik berwujud hiburan maupun kebendaan semakin memperkaya khasanah budaya. Keistimewaan tidak berarti substansial jika tidak berisi. Berbagai macam bentuk seni tradisi adalah kristalisasi dari nilai, norma dan adat istiadat Yogyakarta. Kebudayaan yang kasat mata tersebutlah menjadi sarana transfer antarmasyarakat, antargenerasi. Kebudayaan juga dapat memberikan penghidupan bagi para pelakunya, kebudayaan dapat dikomoditikan berbeda dengan komersialisasi. Tidak sedikit masyarakat yang hidup dan terbantu dari memproduksi berbagai bentuk kebudayaan, seperi gerabah, batik, geplak, tari-tarian, jasa guide objek wisata sejarah dan lainnya. Istimewa Mendunia Keistimewaan Yogyakarta lebih dari pada proses pengisisan jabatan gubernur, tetapi meliputi pertanahan, tata ruang, kelembagaan, dan yang paling esensial adalah budaya. Dengan budaya itulah yang membuat istimewa, simbol peradaban. Khasanah budaya Yogyakarta yang kaya akan nilai, norma dan adat istiadat menjadi ruh tersendiri dalam membentuk peradaban. Era globalisasi menuntut segala sesuatu untuk mendunia dan menjual, sehingga kompetensi dan keunikan menjadi perisai utama utuk survive. Akan menjadi terobosan tersendiri bila roadmap pembangunan Yogyakarta didesain dengan berbasiskan kebudayaan yang merupakat sumber aset dan kearifan lokal yang tidak akan habis meskipun bisa pudar. Apa yang harus dilakukan adalah melestarikan, menggali dan mengembangan kebudayaan Yogyakarta upaya untuk mengisi keistimewaan. Dari Yogyakarta untuk dunia. *) Mahasiswa Ilmu Ekonomi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM