BAB I PENDAHULUAN. telah diubah dengan UU Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan menyatakan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. No.7 Tahun 1992 Bank Syariah berdiri ditengah-tengah krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan yang mampu bertahan dalam situasi yang rumit tersebut hal ini

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 10 November 1998 yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dan kegiatan usaha bank yaitu menghimpun dana, dan menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa adanya pembangunan ekonomi yang baik dari suatu bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

PENDAHULUAN. dengan munculnya berbagai macam bisnis. Kemunculan bisnis ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana telah diubah dengan Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang merupakan bisnis jasa saat ini berada dalam persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang namanya sektor perbankan. Dunia perbankan merupakan peranan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bank dalam mendapatkan keuntungan yaitu menggunakan Return On

BAB I PENDAHULUAN. pada perbankan didalam suatu negara. Saat ini bank merupakan salah satu peranan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bank sebagai urat nadi dari sistem keuangan yang menerima

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi yang memiliki arti yaitu Lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

BAB III METODE PENELITIAN. (2010:27) metode kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana (funding) dan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. 2012:3). Pengertian bank dalam undang-undang nomor 10 tahun 1998 yang

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana dan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan antara

BAB I PENDAHULUAN. risiko yang dihadapi semakin besar terhadap perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena sifatnya sebagai lembaga intermediasi yaitu bertindak sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kegiatannya meliputi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana, dengan

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan berbagai macam lembaga keuangan. Lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Bank juga merupakan suatu industri yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. dapat sepenuhnya terlepas dari pengaruh perkembangan lembaga keuangan. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Setiap bank memiliki visi dan misi untuk mencapai sebuah tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. baik saat ini maupun untuk masa mendatang, maka kesehatan bank harus

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. karena bank memiliki fungsi sebagai Agen Pembangunan. Sebagai badan usaha,

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan atau financial intermediary yang mengandalkan kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan antara pihak yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat banyak. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

BAB V PENUTUP. diuraikan sebelumnya maka, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. FDR, NPF, APB, PDN, REO, PR dan FACR secara bersama-sama

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (funding)

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. dengan fungsi bank sebagai media perantara keuangan (Financial Intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, serta bank

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam pembangunan ekonomi yang memiliki peranan sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. sehingga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel FDR, NPF, APB, PDN, REO, IGA, PR, dan FACR secara

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1988 tentang perubahan Undang Undang nomer 7 tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan adanya sebuah bank. perekonomian mendapatkan manfaat berupa

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bunga (riba), baik nominal sederhana, bunga berbunga, berbunga. investasi, termasuk di pasar modal dan asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan masalah ekonomi financial. Sesuai dengan UU RI No 10

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB V PENUTUP. maka dilihat pada Tabel 5.1 dapat disimpulkan sebagai berikut: Tabel 5.1 HASIL SIGNIFIKANSI ANTAR VARIABEL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan menyatakan, Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi (financial Intermediary institution), yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa. Ada perbedaan antara bank konvensional dengan bank syariah, yaitu bank konvensional beroperasi berlandaskan bunga sedangkan pada bank syariah beroperasi berlandaskan bagi hasil, ditambah dengan jual beli dan sewa (Veithzal Rivai, 2013 : 494). Dalam pasal 1 ayat (1) UU Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah menyatakan, Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali oleh PT Bank Muamalat Indonesia (BMI). BMI merupakan bank umum pertama yang menggunakan sistem syariah di Indonesia dan mulai beroperasi pada 1992 sebagai Bank Umum Syariah. Kemudian, disusul oleh PT Bank Syariah Mandiri (BSM), 1

2 PT Bank Mega Syariah, PT Bank BRI Syariah, PT Bank Syariah Bukopin, PT Bank BNI Syariah, PT Bank Panin Syariah, PT Bank Victoria Syariah, PT Bank BCA Syariah, PT Bank Jabar Banten Syariah dan PT Bank Maybank Indonesia Syariah (Imam Mukhlis, 2015 : 151). Menurut direktori dan statistik perbankan syariah 2017 terdapat 13 Bank Umum Syariah di Indonesia. Menurut Kasmir (2014 : 15), ada lima prinsip syariah yang diterapkan oleh bank syariah yaitu : Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), dengan adannya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Antara tahun 1997 sampai dengan tahun 1998, negara-negara di asia tenggara terjadi krisis moneter. Thailand adalah negara yang mengalami krisis ini untuk pertama kalinya yang berdampak pada negara-negara asia tenggara lainnya seperti; Singapura, Malaysia dan Indonesia. Krisis moneter di Indonesia terjadi pada tahun 1997 dan puncak krisis terjadi pada tahun 1998 yang membuat perekonomian di Indonesia pada saat itu menjadi tidak stabil. Hal ini menyebabkan banyak bank dilikuidasi dan beberapa bank memilih untuk merger (bergabung). Krisis ini terjadi karena pada saat itu perbankan di Indonesia terlalu banyak menyalurkan dana dalam bentuk kredit sedangkan pihak yang diberi kredit kurang ditinjau dengan prinsip kehati-hatian. Bank merupakan salah satu sektor yang penting dalam membantu meningkatkan perekonomian suatu negara. Tujuan utama bank adalah untuk memperoleh laba atau profit sebanyak-banyaknya.

3 Profitabilitas adalah gambaran tentang kemampuan bank dalam menghasilkan laba (Muhammad, 2015 : 255). Menurut Muhammad (2015 : 110), Tingkat laba pada bank syariah bukan hanya berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang diberikan kepada nasabah yang menyimpan dananya di bank. Menurut Veithzal (2013 : 305), profitabilitas dapat diukur salah satunya dengan menggunakan rasio Return On Assets (ROA) sebagai fungsi untuk mengukur efektifitas dan efisien kinerja bank untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja aset yang dimiliki Bank Syariah dalam memperoleh laba. Semakin tinggi ROA maka kinerja bank semakin baik dalam mengelola aset yang dimilikinya. Berdasarkan data rasio laporan keuangan pada tabel 1.1 yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2018 di bawah ini, dapat dilihat bahwa ROA pada Bank Umum Syariah menurun yang dapat ditunjukkan dengan rata-rata tren ROA yang mengalami tren negatif. Terdapat delapan Bank Umum Syariah yang memiliki rata-rata tren ROA negatif yaitu Bank BRI Syariah (-0,05), Bank Mega Syariah (-0,27), Bank Muamalat Indonesia (-0,18), Bank Panin Dubai Syariah (-0,15), Bank Syariah Bukopin (-0,10), Bank Syariah Mandiri (-0,13), Bank Victoria Syariah (-0,04), Bank Jabar Banten Syariah (-0,08). Sedangkan untuk empat bank lainnya memiliki tren positif dibawah satu persen dan hanya ada satu bank yang memiliki rata-rata tren ROA diatas satu persen yaitu Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah. Berikut penjabaran mengenai perkembangan kinerja keuangan profitabilitas yang diukur dengan menggunakan ROA pada Bank Umum Syariah:

4 Tabel 1.1 PERKEMBANGAN ROA PADA BANK UMUM SYARIAH 2013-2018 (dalam persentase) No Nama Bank 2013 2014 Tren 2015 Tren 2016 Tren 2017 Tren 2018* Tren 1 PT Bank BCA Syariah 1,01 0,76-0,25 0,96 0,20 1,13 0,17 1,17 0,04 1,13-0,04 1,03 0,02 2 PT Bank BNI Syariah 1,37 1,27-0,10 1,43 0,16 1,44 0,01 1,31-0,13 1,42 0,11 1,37 0,01 3 PT Bank BRI Syariah 1,15 0,08-1,07 0,76 0,68 0,95 0,19 0,51-0,44 0,92 0,41 0,73-0,05 4 PT Bank Maybank Syariah Indonesia 2,87 3,61 0,74-20,13-23,74-9,51 10,62 5,50 15,01 6,90 1,40-1,79 0,81 5 PT Bank Mega Syariah 2,33 0,29-2,04 0,30 0,01 2,63 2,33 1,56-1,07 0,98-0,58 1,35-0,27 6 PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk 1,37 0,17-1,20 0,20 0,03 0,22 0,02 0,11-0,11 0,49 0,38 0,43-0,18 7 PT Bank Panin Dubai Syariah, Tbk. 1,03 1,99 0,96 1,12-0,87 0,37-0,75-10,77-11,14 0,26 11,03-1,00-0,15 8 PT Bank Syariah Bukopin 0,69 0,27-0,42 0,79 0,52 0,76-0,03 0,02-0,74 0,18 0,16 0,45-0,10 9 PT Bank Syariah Mandiri 1,53 0,17-1,36 0,56 0,39 0,59 0,03 0,59 0,00 0,89 0,30 0,72-0,13 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional 10 Syariah 1,01 4,23 3,22 5,24 1,01 8,98 3,74 11,19 2,21 12,54 1,35 7,20 2,31 11 PT Bank Victoria Syariah 0,50-1,87-2,37-2,36-0,49-2,19 0,17 0,36 2,55 0,31-0,05-0,88-0,04 12 PT Bank Jabar Banten Syariah 0,91 0,72-0,19 0,25-0,47-8,09-8,34-5,69 2,40 0,52 6,21-1,90-0,08 13 PT Bank Aceh Syariah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,52 0,52 2,51 1,99 2,40-0,11 0,91 0,48 Jumlah 15,77 11,69-4,08-10,88-22,57-2,20 8,68 8,37 10,57 28,94 20,57 8,62 2,63 Rata-rata 1,21 0,90-0,31-0,84-1,74-0,17 0,67 0,64 0,81 2,23 1,58 0,66 0,20 Sumber : www.ojk.go.id. (Laporan Publikasi Otoritas Jasa Keuangan, diolah) *)TW II per Juni 2018 Ratarata ROA Ratarata Tren

5 Menurut Kasmir (2014 : 304), ada 6 faktor yang mempengaruhi Bank syariah dalam melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulan, yang terdiri dari CAMELS yaitu Capital (Permodalan), Asset Quality (Kualitas Aset), Management (Manajemen), Earning (Rentabilitas), Liquidity (Likuditas) dan Sensitivity to Market Risk (Sensitivitas risiko pasar). Adapun faktor penilaian tingkat kesehatan bank yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu CAEL. Modal merupakan kemampuan bank dalam menyediakan modal untuk mengantisipasi aset yang berisiko. Fungsi permodalah adalah menunjang kegiatan operasi, melindungi nasabah, menunjang kekayaan pemilik, mengukur kemampuan menyerap risiko atau kerugian (penyediaan modal minimum). Rasio yang digunakan untuk mengukur faktor permodalan adalah Fixed Assets to Capital Ratio (FACR). FACR merupakan kemampuan bank dalam menentukan tingginya aktiva tetap dan investaris yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan terhadap modal yang dimiliki. FACR memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Jika FACR meningkat berarti peningkatan aktiva tetap dan investaris lebih tinggi dari peningkatan total modal. Semakin tinggi FACR maka laba bank akan menurun sehingga ROA bank juga akan menurun. Kualitas aset merupakan kemampuan bank dalam mengelola aktiva produktif untuk memperoleh pendapatan. Menurut Veithzal Rivai (2013 : 473), kualitas aset merupakan aset untuk memastikan kualitas aset yang dimiliki bank dan nilai-nilai riil dari aset tersebut. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur faktor kualitas aset adalah Non Performing Financing (NPF), Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYDAP) dan Aktiva Produktif Bermasalah (APB).

6 NPF merupakan rasio yang digunakan untuk menentukan tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank. NPF memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Jika NPF meningkat berarti peningkatan pembiayaan bermasalah lebih tinggi dari peningkatan total pembiayaan. Semakin tinggi NPF maka laba bank akan menurun sehingga ROA bank juga akan menurun. APYDAP merupakan merupakan aktiva produktif yang menimbulkan kerugian. APYDAP memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Jika APYDAP meningkat berarti peningkatan APYD lebih tinggi dari peningkatan aktiva produktif. Semakin tinggi APYDAP maka laba bank akan menurun sehingga ROA juga akan menurun. APB merupakan rasio yang mengukur seberapa tinggi aktiva produktif bermasalah dari keseluruhan aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank. APB memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Jika APB meningkat berarti peningkatan aset produktif bermasalah lebih tinggi dari peningkatan total aset produktif. Semakin tinggi APB maka laba bank akan menurun sehingga ROA juga akan menurun. Earning merupakan kemampuan bank dalam mengatur kegiatan operasionalnya untuk menghasilkan laba (Veitzal Rivai, 2013). Earning disebut juga rasio efisiensi atau rentabilitas. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net Operating Margin (NOM) dan Rasio Efisiensi Operasional (REO). NOM merupakan kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan operasi bersih dengan penempatan aktiva produktif. NOM memiliki pengaruh positif terhadap ROA. Jika NOM meningkat berarti peningkatan pendapatan penyaluran dana setelah bagi hasil lebih tinggi dari peningkatan rata-rata aktiva produktif.

7 Semakin tinggi NOM maka laba bank akan meningkat sehingga ROA juga akan meningkat. REO merupakan rasio yang untuk mengukur efisiensi dan kemampuan bank dalam menunjang kegiatan operasional Bank Umum Syariah. REO memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Jika REO meningkat berarti peningkatan biaya operasional bank lebih tinggi dari peningkatan pendapatan operasional. Semakin tinggi REO maka laba bank akan menurun sehingga ROA juga akan menurun. Likuiditas digunakan untuk memperkirakan atau mengukur seberapa likuidnya suatu bank. Menurut Kasmir (2014 : 301), suatu bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan mampu membayar semua hutangnya terutama utang-utang jangka pendek. Rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank adalah dengan menggunakan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR). Menurut Muhammad (2015 : 167), FDR adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang disalurkan oleh Bank. FDR memiliki pengaruh positif terhadap ROA. Jika FDR meningkat berarti peningkatan total pembiayaan lebih tinggi dari peningkatan total DPK. Semakin tinggi FDR maka laba bank akan meningkat sehingga ROA juga akan meningkat. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut yang telah dibahas diatas, maka dalam melakukan penelitian ini tertarik untuk mengambil dan memilih topik penelitian dengan judul PENGARUH RASIO CAPITAL, ASSET, EARNING DAN LIQUIDITY TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA BANK UMUM SYARIAH.

8 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah FACR, NPF, APYDAP, APB, NOM, REO dan FDR secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap 2. Apakah FACR secara parsial mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap 3. Apakah NPF secara parsial mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap 4. Apakah APYDAP secara parsial mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap 5. Apakah APB secara parsial mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap 6. Apakah NOM secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap 7. Apakah REO secara parsial mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap 8. Apakah FDR secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap 9. Manakah diantara variabel FACR, NPF, APYDAP, APB, NOM, REO dan FDR yang memiliki kontribusi paling dominan terhadap ROA pada Bank Umum Syariah?.

9 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dari perumusan masalah diatas, maka tujuan yang diharapkan tecapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh FACR, NPF, APYDAP, APB, NOM, REO dan FDR secara bersama-sama terhadap ROA pada Bank Umum Syariah. 2. Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh negatif FACR secara parsial 3. Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh negatif NPF secara parsial 4. Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh negatif APYDAP secara parsial 5. Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh negatif APB secara parsial 6. Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh positif NOM secara parsial 7. Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh negatif REO secara parsial 8. Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh positif FDR secara parsial 9. Untuk mengetahui mana diantara variabel FACR, NPF, APYDAP, APB, NOM, REO dan FDR yang memiliki kontribusi paling dominan terhadap ROA pada Bank Umum Syariah.

10 1.4 Manfaat penelitian Berdasarkan dari latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait: a. Bagi Bank Penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan referensi, khususnya bagi Bank Umum Syariah dalam mengambil keputusan dan menjalankan kegiatan operasional bank untuk memperbaiki kinerja keuangannya sehingga bank dapat meningkatkan profitabilitasnya untuk masa yang akan datang. b. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kinerja perbankan tergantung rasio-rasio keuangan bank dengan menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dan dipelajari selama masa perkuliahan. c. Bagi STIE Perbanas Surabaya Hasil penelitian ini dapat dijadikan koleksi perpustakaan STIE Perbanas Surabaya dan juga bisa dijadikan sebagai bahan pembanding sekaligus rujukan bagi mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian dengan topik atau judul yang berkaitan dengan kinerja keuangan bank. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika dalam penulisan skripsi terdiri dari lima bab. Dimana antara bab satu dengan bab selanjutnya saling memiliki keterkaitan didalamnya, agar hal-hal yang dibahas dalam penelitian ini dapat dipahami dengan lebih jelas, maka sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut:

11 BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini menguraikan hal-hal yang meliputi latar belakang perumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai, manfaat penelitian yang ingin dicapai dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan mengenai penelitian terdahulu yang menjadi sumber rujukan dalam penelitian, landasan teori, kerangka pemikiran yang menggambarkan bagaimana alur hubungan variabel yang diteliti dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data serta teknik analisis data yang akan digunakan dalam memecahkan masalah yang ada. BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini menguraikan mengenai gambaran subyek penelitian yang diteliti, hasil analisis data dan pembahasan terkait hasil analisis data dengan teori. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini menguraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan dalam penelitian dan saran untuk pihak-pihak terkait.