Produk Domestik Bruto (PDB)

dokumen-dokumen yang mirip
Produk Domestik Bruto (PDB)

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013***

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

PEREKONOMIAN INDONESIA

TABEL POKOK PDRB / GRDP PRIMER TABLES OF MUSI BANYUASIN. Tabel / Table 11.1

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

Pengertian dan Pengukuran Pendapatan Nasional

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

PROYEKSI EKONOMI MAKRO : Masukan bagi Pengelola BUMN Biro Riset LMFEUI

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

Statistik KATA PENGANTAR

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

Statistik KATA PENGANTAR

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III 2014

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH


BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013

Perbedaan GDP dan GNP

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga,

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012

Katalog BPS :

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL. Minggu 3

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL

BAB 1 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Lampiran 1. Analisis Prakelayakan Skenario Per Wahana Agrowisata Bina Darma

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PENYUSUNAN KONTRIBUSI INDUSTRI PRIMER KEHUTANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO TAHUN Dalam Rangka Analisa Data Sektor Kehutanan

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014

Transkripsi:

Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) dalam Perencanaan Wilayah

Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan / orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto / kotor

Produk Nasional Bruto (PNB) Gross National Product (GNP) Nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.

PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL (https://bps.go.id/subjek) Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Beberapa indikator ekonomi penting 1. Produk Nasional Bruto PDB ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri. Pendapatan neto itu sendiri merupakan pendapatan atas faktor produksi (tenaga kerja dan modal) milik penduduk Indonesia yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan yang sama milik penduduk asing yang diperoleh di Indonesia. 2. Produk Nasional Neto atas dasar harga pasar PDB dikurangi dengan seluruh penyusutan atas barang-barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi selama setahun. 3. Produk Nasional Neto atas dasar biaya faktor produksi produk nasional neto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung neto. Pajak tidak langsung neto merupakan pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dikurangi dengan subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Baik pajak tidak langsung maupun subsidi, kedua-duanya dikenakan terhadap barang dan jasa yang diproduksi atau dijual. Pajak tidak langsung bersifat menaikkan harga jual sedangkan subsidi sebaliknya. Selanjutnya, produk nasional neto atas dasar biaya faktor produksi disebut sebagai Pendapatan Nasional. 4. Angka-angka per kapita ukuran-ukuran indikator ekonomi sebagaimana diuraikan di atas dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + (ekspor - impor) Konsumsi : pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga Investasi : pengeluaran oleh sektor usaha Pengeluaran pemerintah : pengeluaran oleh pemerintah, Ekspor dan impor : pengeluaran melibatkan sektor luar negeri. PDB = sewa + upah + bunga + laba Sewa : pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah Upah : pendapatan untuk tenaga kerja Bunga : pendapatan untuk pemilik modal Laba : pendapatan untuk pengusaha Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan lebih sulit dilakukan, sehingga sering lebih digunakan pendekatan pengeluaran.

Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan : Pendekatan pendapatan : jumlah seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan. Pendekatan produksi : jumlah nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara ) dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi). Pendekatan pengeluaran : jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: rumah tangga (consumption), pemerintah (government), pengeluaran investasi (investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X M)

1. Menurut Pendekatan Produksi PDB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha (sektor) yaitu : Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah. Setiap sektor tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub sektor.

2. Menurut Pendekatan Pendapatan PDB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).

3. Menurut Pendekatan Pengeluaran PDB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari : pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba pengeluaran konsumsi pemerintah pembentukan modal tetap domestik bruto perubahan inventori, dan ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor). Secara konsep ketiga pendekatan tersebut akan menghasilkan angka yang sama. Jadi, jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksi. PDB yang dihasilkan dengan cara ini disebut sebagai PDB atas dasar harga pasar, karena di dalamnya sudah dicakup pajak tak langsung neto.

Rumus pertumbuhan ekonomi : g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100% g : tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs : PDB riil tahun sekarang PDBk : PDB riil tahun kemarin Contoh soal : PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007? jawab : g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%

PDB Indonesia dalam miliar USD 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 471,26 540,27 700,00 820,00 852,24 951,45 1.057,18 1.172,10 Sumber : CEIC, Perkiraan Mandiri Sekuritas untuk tahun 2011-2015 adalah Prediksi IMF PDB per kapita Indonesia 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 771 933 1100 1181 1.303 1.644 1.868 2.053 2.329 ] 2.991 3.504 Sumber : Untuk 2007 dan 2008 Perkiraan Mandiri Sekuritas dan dengan asumsi nilai tukar 1 USD = Rp 9500,-

PDB menurut Lapangan Usaha PRIMER 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian SEKUNDER 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi TERSIER 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa

PDB menurut Lapangan Usaha : 1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN, PERIKANAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Bukan Migas c. Penggalian

3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1) Pengilangan Minyak Bumi 2) Gas Alam Cair b. Industri bukan Migas 1) Makanan, Minuman dan Tembakau 2) Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 3) Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya 4) Kertas dan Barang Cetakan 5) Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 6) Semen & Barang Galian bukan Logam 7) Logam Dasar Besi & Baja 8) Alat Angkutan, Mesin & Peralatannya 9) Barang lainnya

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. KONSTRUKSI 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan Besar dan Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1) Angkutan Rel 2) Angkutan Jalan Raya 3) Angkutan Laut 4) Angkutan Sungai, Danau & Penyebrangan 5) Angkutan Udara 6) Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi

8. KEUANGAN, REAL ESTAT & JASA PERUSAHAAN a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Real Estate e. Jasa Perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum 1) Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2) Jasa Pemerintahan Lainnya b. Swasta 1) Sosial Kemasyarakatan 2) Hiburan dan Rekreasi 3) Perorangan dan Rumah Tangga

KEUANGAN, REAL ESTAT & JASA PERUSAHAAN 7% PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 7% JASA - JASA 11% PERTANIAN 14% PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 12% PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 14% KONSTRUKSI 10% INDUSTRI PENGOLAHAN 24% LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 1%

Primer 10% Tersier Sekunder 30% Tersier 15% Primer 28% 36% Primer 55% Sekunder 36% Tersier 55% Sekunder 35%

1960

1970

1980

1990

2000

2010

2012

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan seluruh unit usaha dalam wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilakan oleh seluruh unit ekonomi. nilai tambah adalah selisih nilai produksi dengan biaya antara. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga berlaku pada setiap tahun. PDRB atas dasar harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar penghitungannya.

PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi PDRB atas harga konstan dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun PDRB merupakan indicator untuk mengatur sampai sejauhmana keberhasilan pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya yang ada, dan dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan. Pendapatan Regional Perkapita adalah pendapatan yang diterima per penduduk yang dihasilkan dengan membagi pendapatan regional / produk regional neto dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

Laju Pertumbuhan PDB / PDRB Menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dalam selang waktu tertentu. Untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan.

Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku, 2010-2015 Rincian 2010 2011 2012 2013 2014* 2015** Produk Domestik Bruto (miliar rupiah) 6 864 133,1 7 831 726,0 8 615 704,5 9 546 134,0 10 565 817,3 11 540 789,8 Produk Domestik Bruto per kapita (ribu rupiah) 28 778,2 32 363,7 35 105,2 38 365,9 41 900,4 45 176,2 Produk Nasional Bruto (miliar rupiah) 6 681 362,2 7 614 833,3 8 372 511,5 9 260 807,8 10 211 343,1 11 154 531,9 Produk Nasional Bruto per kapita (ribu rupiah) 28 011,9 31 467,5 34 114,3 37 219,2 40 494,7 43 664,2 Pendapatan Nasional (miliar rupiah) 5 172 926,0 5 967 173,9 6 510 395,3 7 188 558,5 7 907 963,2 8 430 122,9 Pendapatan Nasional per kapita (ribu rupiah) 21 687,7 24 658,7 26 527,0 28 890,8 31 360,3 32 999,5 Jumlah penduduk pertengahan tahun 1 (juta orang) 238,5 242,0 245,4 248,8 252,2 255,5 Catatan: *) Angka sementara **) Angka sangat sementara Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 (Pertengahan tahun/juni) Diolah dari Hasil Sensus, Survei, dan Berbagai Sumber Lainnya

Perkembangan Produk Domestik Bruto dan Produk Domestik Bruto per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2010, 2010-2015 Rincian 2010 2011 2012 2013 2014* 2015** Produk Domestik Bruto (miliar rupiah) 6 864 133,1 7 287 635,3 7 727 083,4 8 156 497,8 8 566 271,2 8 976 931,5 Produk Domestik Bruto per kapita (ribu rupiah) 28 778,2 30 115,4 31 484,5 32 781,0 33 970,9 35 140,0 Jumlah penduduk pertengahan tahun 238,5 242,0 245,4 248,8 252,2 255,5 Catatan: *) Angka sementara **) Angka sangat sementara

Tahun GNI Perkapita (PPP$) Pertumbuhan Ekonomi (%) Nominal PDB (US$) Peringkat Dari Peringkat Dari Peringkat Dari 1990 108 152 15 168 28 185 1991 109 155 14 180 25 184 1992 105 158 31 182 24 185 1993 106 162 23 184 23 187 1994 103 164 24 186 22 189 1995 104 169 19 188 22 191 1996 103 169 27 190 22 192 1997 107 171 88 190 21 193 1998 114 171 191 192 37 194 1999 116 172 146 192 28 195 2000 117 173 74 194 27 199 2001 121 176 86 195 28 198 2002 122 178 66 196 23 198 2003 121 178 83 197 22 197 2004 121 180 93 197 24 198 2005 122 181 77 196 25 198 2006 122 179 96 195 22 197 2007 122 179 75 195 21 197 2008 121 179 60 193 21 196 2009 119 179 32 191 18 193 2010 114 175 60 186 18 189 2011 109 171 43 184 16 188 2012 102 161 38 179 16 177