BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kinerja bank merupakan gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan perbankan dalam suatu periode tertentu melalui kegiatankegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efektif dan efisien, yang perkembangannya dapat diukur menggunakan analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan. Oleh karena itu sangat penting bagi sebuah bank untuk mempertahankan tingkat kinerja yang baik. Tingkat kinerja bank yang baik meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa keuangan dari bank tersebut. Pengertian bank dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 31 tentang Akuntansi Perbankan salah satunya yaitu bank merupakan salah satu industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatan bank perlu dipelihara. Pemeliharaan kesehatan bank antara lain dilakukan dengan tetap menjaga likuiditasnya sehingga bank dapat memenuhi kewajiban kepada semua pihak yang menarik atau mencairkan simpanannya sewaktu-waktu. Kesiapan memenuhi kewajiban setiap saat ini, menjadi semakin penting artinya mengingat peranan bank sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Di samping faktor likuiditas, keberhasilan usaha bank ditentukan oleh kesanggupan para pengelola dalam
menjaga rahasia keuangan nasabah yang dipercayakan kepadanya serta keamanan atas uang atau aset lainnya yang dititipkan pada bank. Selain itu pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank karena kegiatan utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Oleh karenanya Bank Indonesia menerapkan aturan tentang kesehatan bank. Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan diharapkan selalu dalam kondisi sehat sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan perbankan. Sebelumnya sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum menggunakan sistem penilaian yang dikenal dengan nama CAMELS (Capital, Asset quality, Management, Earnings, Liquidity & Sensitivity to market risk) berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Kesehatan Bank Umum yang ditetapkan oleh Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 12 April 2004 dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Sekarang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum menggunakan Pendekatan Berdasarkan Risiko (Risk-based Bank Rating) yang terdiri dari komponen RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance (GCG), Earnings, & Capital) berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum yang ditetapkan oleh Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 5 Januari 2011 dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Perubahan sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum dari CAMELS menjadi RGEC disebabkan krisis keuangan global yang terjadi beberapa tahun terakhir memberi pelajaran berharga bahwa inovasi dalam produk, jasa, dan aktivitas perbankan yang tidak diimbangi dengan penerapan Manajemen Risiko yang memadai dapat menimbulkan berbagai permasalahan mendasar pada Bank maupun terhadap sistem keuangan secara keseluruhan. Pengalaman dari krisis keuangan global tersebut mendorong perlunya peningkatan efektivitas penerapan Manajemen Risiko dan GCG. Tujuannya adalah agar Bank mampu mengidentifikasi permasalahan secara lebih dini, melakukan tindak lanjut perbaikan yang sesuai dan lebih cepat, serta menerapkan GCG dan Manajemen Risiko yang lebih baik sehingga Bank lebih tahan dalam menghadapi krisis. Sejalan dengan perkembangan tersebut di atas, Bank Indonesia menyempurnakan metode penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan menambahkan komponen Risk Profile dan Good Corporate Governance (GCG) dalam sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum. Pada prinsipnya tingkat kesehatan, pengelolaan Bank, dan kelangsungan usaha Bank merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari manajemen Bank. Oleh karena itu, Bank wajib memelihara dan memperbaiki tingkat kesehatannya dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan Manajemen Risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya termasuk melakukan penilaian sendiri (self assessment) secara berkala terhadap tingkat kesehatannya dan mengambil langkah-langkah perbaikan
secara efektif. Di lain pihak, Bank Indonesia mengevaluasi, menilai Tingkat Kesehatan Bank, dan melakukan tindakan pengawasan yang diperlukan dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan. Analisis kinerja keuangan dan tingkat kesehatan bank tentunya bukan hal yang mudah tetapi dapat dilakukan analisis kinerja keuangan dan tingkat kesehatan bank secara sederhana melalui laporan keuangan tahunan yang dipublikasi secara umum oleh bank yang bersangkutan. Salah satu tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan modal yang dimiliki dan dikelola perusahaan untuk membantu para pengguna informasi akuntansi dalam mengevaluasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Berdasarkan pasal 2 dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank yang ditetapkan oleh Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 13 Desember 2001 dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dalam rangka peningkatan transparansi kondisi keuangan, Bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan sebagaimana terdiri dari Laporan Tahunan, Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan, Laporan Keuangan Publikasi Bulanan dan Laporan Keuangan Konsolidasi yang dapat diperoleh melalui www.bi.go.id. Laporan keuangan yang diterbitkan diharapkan dapat memberikan gambaran kinerja bank yang sebenarnya. Berdasarkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat diketahui apakah bank tersebut telah mencapai tingkat efisiensi yang baik atau dengan kata lain telah mengelola dan menggunakan sumber-sumber dana yang ada padanya secara optimal. Bank yang
memiliki tingkat kesehatan yang baik kebanyakan juga memiliki kinerja keuangan yang baik pula. Komponen penilaian tingkat kesehatan bank yang digunakan dalam penelitian ini sedikit berbeda dengan penilaian tingkat kesehatan yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum yang ditentukan Bank Indonesia menggunakan Pendekatan Berdasarkan Risiko (Riskbased Bank Rating) yang terdiri dari komponen RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance (GCG), Earnings, & Capital) sedangkan penelitian ini menggunakan rasio-rasio keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan publikasi bank yang diperoleh melalui www.bi.go.id dan www.idx.co.id. Tetapi pada dasarnya tidak jauh berbeda karena dari rasio-rasio tersebut merupakan dasar untuk memperoleh nilai setiap komponen RGEC kecuali komponen GCG yang merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen Bank atas pelaksanaan prinsipprinsip GCG. Penelitian ini tidak menggunakan komponen GCG karena GCG tidak tercermin melalui angka-angka dalam laporan keuangan yang dipublikasikan tetapi lebih mengenai kemampuan manajemen dalam mengelola bank secara baik. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kesehatan bank, yaitu penetapan peringkat komposit yaitu PK-1 sampai dengan PK-5 berdasarkan Lampiran II.1 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Urutan peringkat komposit yang lebih kecil mencerminkan kondisi bank yang lebih sehat. Sedangkan variabel independen yang digunakan adalah CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) terhadap total kredit, PDN (Posisi Devisa Neto)
terhadap total modal, NPL (Non-Performing Loan) bruto dan LDR (Loan to Deposit Ratio) untuk komponen Profil Risiko (Risk Profile), ROA (Return on Assets) dan NIM (Net Interest Margin) untuk komponen Rentabilitas (Earnings) dan CAR (Capital Adequacy Ratio) untuk komponen Permodalan (Capital). Menurut penelitian Welthi Sugiarti (2012) Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank adalah variabel KAP dan NIM. Sedangkan variabel CAR, ROA, BOPO dan LDR memberikan pengaruh tidak signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Sedangkan penelitian yang dilakukan Aprilia Dewi dan Warsito Kawedar (2010) menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kesehatan bank, LDR berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap tingkat kesehatan bank, ROA berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat kesehatan bank, NIM berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kesehatan bank dan CAR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu dalam hal sampel dan periode yang diamati, variabel yang digunakan serta mencoba membandingkan kinerja keuangan antar bank pemerintah berdasarkan rasio keuangan yang digunakan. Oleh karena itu judul penelitianini adalah Analisis Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Pendekatan Berdasarkan Risiko (Risk-based Bank Rating) pada Bank Pemerintah yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu : 1. Apakah komponen Pendekatan Berdasarkan Risiko (Risk-based Bank Rating) yang terdiri dari Risk Profile, Earnings dan Capital berpengaruh secara signifikan dalam memprediksi tingkat kesehatan bank pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Bagaimana kinerja keuangan bank pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011-2012 dengan menggunakan Pendekatan Berdasarkan Risiko (Risk-based Bank Rating) yang mulai diterapkan tahun 2011? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan bank pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011-2012 dan seberapa besar pengaruh masing-masing faktor tersebut terhadap tingkat kesehatan bank. 2. Untuk mengetahui kinerja keuangan bank pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011-2012 dengan menggunakan Pendekatan Berdasarkan Risiko (Risk-based Bank Rating) yang mulai diterapkan tahun 2011.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil dan manfaat dari penelitian diharapkan dapat memberi manfaat kepada beberapa pihak antara lain : 1. bagi peneliti, untuk menambah dan mengembangkan wawasan yang dimiliki dan mengimplementasikan teori yang diperoleh saat perkuliahan terutama mengenai analisis terhadap laporan keuangan. 2. bagi manajemen bank, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktorfaktor yang dapat dijadikan pedoman dalam menilai tingkat kesehatan bank dan sebagai bahan evaluasi atas kinerja selama tahun 2011-2012. 3. bagi para pengguna laporan keuangan khususnya pemegang saham dan investor, dapat menjadi bahan masukan untuk membuat keputusan dan kebijakan yang berhubungan dengan investasi 4. bagi akademisi dan atau peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai pembanding hasil riset penelitian yang berkaitan dengan penilaian tingkat kesehatan bank dan pembanding untuk penelitian selanjutnya dengan perbedaan variabel, sampel, periode yang diamati dan sebagainya. 1.5. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang landasan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu dan kerangka konseptual. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, dan metode analisis data. BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian, analisis dan pembahasan hasil penelitian. BAB V : PENUTUP Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran.