RINGKASAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN



dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB VI RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

TABEL 4.1 KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DINAS BINA MARGA KESIAPAN MENGHADAPI HARI RAYA IDUL FITRI 1435 H/2014 M

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

Tabel Hasil Proses Pelingkupan

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA TASIKMALAYA,

Rencana kerja (Renja) 2014

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

KERANGKA ACUAN ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rahdiana Kartika Sari, 2015

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

Tenggara yakni Malaysia, Singapura, dan Brunai Darusalam. Oleh karena itu perlu ditetapkan berbagai langkah kebijakan pengendaliannya.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terbawah kedua setelah Rukun Tetangga (RT), akan tetapi desa justru menjadi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

STANDAR LATIHAN KERJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

Tahapan Persiapan Penyusunan RP4D Kabupaten merupakan kegiatan yang bersifat administratif dengan tujuan mempersiapkan pihak penyelenggaran kegiatan

RWUBLIK INDONESIA. MENERI EfJERGl PAN SUMBER DAYA MINERAL

MODUL 3 : PERENCANAAN JARINGAN JALAN DAN PERENCANAAN TEKNIS TERKAIT PENGADAAN TANAH

a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian telah diatur ketentuan-ketentuan mengenai lalu lintas dan angkutan kereta api;

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ j/! /1I.05/HK/2015

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, jasa, dan industri. Penggunaan lahan di kota terdiri atas lahan

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PRT/M/2015 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI

ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REVITALISASI KEHUTANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam aspek ini memiliki nilai mean yang berada diantara angka 3,25-4. pembuangan air kotor yang dibuang ke septic tank.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN GARIS SEMPADAN JARINGAN IRIGASI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI MALUKU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN DI INDONESIA TAHUN

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 01/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 21 TAHUN 2013

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAB GVBEUUR LAIIPl1BG NOMOR: G/:J.{;() /11.05/HK/2015 TENTANG

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

RAPAT EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RENCANA PROGRAM DAN ANGGARAN TAHUN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

RINGKASAN EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR TENTANG PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN JALAN. 1 Pendahuluan

DUKUNGAN KEMENTERIAN UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KEMENTERIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah membutuhkan jasa angkutan yang

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 60 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA TASIKMALAYA

K3 Konstruksi Bangunan

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINS! KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SINGKAWANG TAHUN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

E. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Uraian Kegiatan

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor : 11 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

perbaikan hidup berkeadilan sosial.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2015 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1998 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Rencana Pengelolaan RINGKASAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN A. Tahap Prakonstruksi 1. Tuntutan, Hara Kegiatan koor pan Bantuan dinasi dan sosialisasi rencana CD/CSR kegiatan 2. Keresahan Ma Kurangnya infor syarakat masi tentang dampak pada masyarakat B. Tahap Konstruksi 1. Perubahan Aktivitas pembuatan Tata Guna jalan ak- Lahan ses ke lapangan uap panas dan, yakni akan berpotensi timbulnya kegiatan konversi lahan oleh masyarakat, Tolok Ukur Ketidakpuasan terhadap pelaksanaan program CD/CSR Masih timbulnya keresahan terkait dengan rencana pembangunan jalur transmisi Tidak adanya kegiatan konversi lahan pada koridor di sepanjang jalan akses ke lapangan uap panas dan Membangun dan menjalin hubungan timbal balik yang menguntungkan kedua belah pihak Memberikan informasi secara lengkap tentang aktivitas Untuk mencegah kegiatan konversi lahan oleh masyarakat pada koridor di sepanjang jalan akses dan melestarikan kawasan lindung Rencana Pengelolaan - Membangun institusi/wadah sebagai sarana komunikasi para pihak yang terlibat dalam proyek, antara lain PT PGE, tokoh masyarakat, aparat desa dan kecamatan - Membangun komunikasi intensif dengan pihak desa sebelum pelaksanaan konstruksi khususnya tentang dampak dari medan listrik/magnet. - Melaksanakan kesepakatan yang tertuang dalam kesepakatan bersama yang ada dengan Paguyuban Masyarakat Samarang. - Melakukan musyawarah dan mufakat mengenai nilai ganti rugi lahan dan kompensasi bangunan dan tanam tumbuh. - Menyajikan materi sosialisasi yang lengkap dan informatif kepada masyarakat di sekitar kegiatan jalur - Pembukaan lahan dilakukan hanya sebatas koridor yang dibutuhkan untuk pembangunan jalan akses. - Membuat portal dan pos penjagaan untuk menghindari keluar-masuknya orang dan kendaraan yang tidak mempunyai kepentingan dengan proyek. - Memasang plang peringatan di sepanjang koridor jalan akses yang intinya menunjukkan pelarangan membangun pada kawasan lindung. - Melakukan patroli/inspeksi secara periodik. di sepanjang koridor jalan akses untuk mencegah masuknya orang yang tidak mempunyai kepentingan dengan proyek dari akses jalan setapak. - Di desa-desa yang ada di dalam batas wilayah studi (Desa Ibun, Mekar wangi, Laksana, Dukuh Kecamatan Ibun) - transmi si medan magnet di permukiman yang dilewati transmisi - Lokasi pengelolaan kompensasi dan ganti rugi di 32 kampung (ANDAL Tabel 3.48) Selama kegiatan pra konstruksi berlangsung transmisi Selama kegiatan pra medan magnet di permukiman konstruksi berlangsung transmisi Pada koridor di sepanjang jalan akses ke lapangan uap panas dan Selama tahap kons truksi berlangsung Kec. Samarang, Ibun, Paseh dan Majalaya Kec. Samarang, Ibun, Paseh dan Majalaya BKSDA dan BPLHD Kabupaten L- 1

Rencana Pengelolaan 2. Kerusakan Ja lan Kegiatan mobilisasi peralatan dan material Tolok Ukur Terjadinya kerusakan jalan akibat mobilisasi peralatan dan material. Untuk mencegah terjadinya kerusakan jalan. Rencana Pengelolaan - Menggunakan moda transportasi yang memadai dan sesuai dengan beban angkutan dan kondisi jalan. - Melakukan pengawasan terhadap moda transportasi peralatan dan material konstruksi agar tidak melebihi beban maksimum ruas jalan Garut Kamojang Kabupaten yang digunakan sebagai jalan akses, dengan membangun pos pengawasan dan menempatkan petugasnya. - Melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk route jalan dan Dinas Bina Marga apabila terjadi kerusakan jalan. - Melakukan inspeksi jalan dan jembatan terlebih dahulu, terutama pada jalur jalan yang akan dilewati angkutan material proyek terutama trafo dan turbin, sehingga apabila ada indikasi atau potensi gangguan transportasi dapat dilakukan penanganan lebih dini, seperti; perbaikan jalan, perkuatan jembatan, dan pengamanan jalur pada ruas-ruas jalan tertentu. - Mengajukan ijin khusus pada Dinas Perhubungan untuk kepentingan pengangkutan trafo dan turbin dan melakukan pengawalan pada saat pengangkutan dan disosialisasikan kepada masyarakat yang berada pada jalur-jalur rawan. - Menyiapkan rest area terutama di lokasi lokasi tikungan tajam, jalan sempit, tanjakan dan lain-lain. - Berkaitan dengan aspek keselamatan, kelancaran dan ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan, pada saat perencanaan maupun proses mobilisasi mengacu pada SOP A-001/PGE600/2008-S0 tentang Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Dan Lindungan Pada ruas Jalan dari Simpang Samarang ke arah Kamojang (±3 km) Dilakukan terus me nerus selama tahap konstruksi Dinas Perhubungan BPLH Kabupa- Kabupaten Ban ten dung, Dinas Bina Marga Kabupaten Dinas Perhubungan Kabupaten Garut, Dinas Bina Marga Ka bupaten Garut dan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat L- 2

Rencana Pengelolaan 3. Penurunan Keanekaraga man Flora dan Fauna 4. Terbukanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha C. Tahap Operasi 1. Perubahan Tata Guna Lahan Adanya pembu kaan lahan un tuk pembangunan sarana dan prasarana. Terbukanya peluang kerja bagi 3% angkatan kerja lokal; Aktivitas operasional Terkendalinya Kamojang beser ta lapangan uap panas bumi dan jalur tansmisinya akan menarik munculnya kegiatan ikutan Tolok Ukur Menurunnya habitat flora dan fauna. Besar/kecilnya peluang dan distribusi kesempatan kerja di lingkungan desa aktivitas perubahan penggunaan lahan di sekitar lokasi proyek dan di sepanjang koridor-koridor ruas Jalan Garut Kamojang Kabupaten dan jalan akses ke cluster lapangan panas bumi Mencegah penurunan habitat flora dan fauna Mengupayakan agar terjadi penyerapan tenaga kerja lokal secara maksimal dan distribusi secara merata pada masing-masing desa; Mencegah timbulnya kantong-kantong sektor informal seperti; warungwarung, toko dan perambahan hutan, terutama di sepanjang koridor ruas Jalan Garut Kamojang Kabupaten dan jalan akses ke cluster lapangan panas bumi dan sekitarnya Rencana Pengelolaan Rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah dengan penanaman kembali menggunakan jenis-jenis tanaman yang banyak ditemukan di wilayah tapak proyek seperti rasamala, saninten, jamuju, kihujan dan kileho, dengan aturan penanaman yang benar (jarak tanam ± 2 3 m). Melakukan pemeliharaan yang meliputi penyiraman, pemupukan dan penyulaman tanaman secara teratur. - Mendorong/mengikat kontrak perjanjian dengan para kontraktor tentang pemanfaatan pekerja lokal secara maksimal; - Mendorong/menganjurkan pada para kontraktor untuk menggunakan fasilitas akomodasi lokal (rumah penduduk, sarana transportasi, dan sebagainya). 1. Mengantisipasi munculnya lokasi/kawasan informal di sekitar kegiatan dan di koridor ruas Jalan Garut Kamojang Kabupaten dan jalan akses ke cluster lapangan panas bumi, dengan melakukan sosialisasi tentang bahaya dan ketentuan pemanfaatan lahan di bawah jalur transmisi, terutama di wilayah permukiman, serta ketentuan pemanfaatan lahan di, dan lapangan panas bumi. 2. Memberikan informasi/peringatan kepada pelanggar pemanfaatan lahan mengenai ketentuan fungsi lahan yang seharusnya (fungsi kawasan lindung). 3. Meneruskan kepada Pemda Kabupaten bila informasi/peringatan tersebut diabaikan untuk ditindak lebih lanjut. 4. Meningkatkan koordinasi dengan instansiinstansi terkait lainnya dalam mewujudkan dan menyelaraskan pembangunan. 5. Memasang portal dan menempatkan petugas di pos jaga pada pintu masuk jalan akses ke cluster-cluster lapangan - Lapangan uap panas bumi Unit 5 (di areal terbuka dekat sumur) dan jalan masuk - Lapangan uap panas bumi Unit 6 yaitu PRJ-A, PRJ-B dan PRJ-C (di areal terbuka dekat sumur), jalan masuk dan sumur injeksi Di kantor PT PGE Area Kamojang Di sekitar tapak kegiatan, terutama di sepanjang koridor-koridor Koridor ruas Jalan Garut Kamojang Kabupa-ten dan jalan akses ke cluster lapangan panas bumi Selama tahap konstruksi untuk penanaman dan penyulaman, pemeliharaan selama 2 tahun mulai akhir kegiatan konstruksi berlangsung. Dilakukan selama tahap konstruksi 3 bulan sekali selama kegiatan Kamo jang beserta lapang an panas bumi dan jalur tansmisinya berlangsung Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Ba rat, BBKSDA, Perum Perhutani Provinsi Jawa Barat dan Jawa Barat,, dan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten & Dinas Tenaga Kepala Desa Laksana Kerja Kabupa- dan Desa ten Sukakarya Bappeda, Dinas Pertarsih dan L- 3

Rencana Pengelolaan 2. Penurunan Keanekaraga man Fauna Terestrial 3. Terbukanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha 4. Ketidakpuasan Program CD/ CSR Kegiatan operasional menimbulkan pe nurunan kualitas udara (kenaikan kadar NH3 dan H2S), kebisingan yang dapat mengganggu ak tivitas dan tingkah laku satwa liar yang dapat mempengaruhi proses fisiologi, keracunan bahkan kematian, dan aktivitas lain seperti makan dan reproduksi Terbukanya peluang kerja bagi 1 3 % angkatan ker ja lokal; Terbukanya peluang usa ha menjadi rekanan usaha/kerja; Adanya diversifikasi kerja/usaha Persaingan antar desa Sistim, proses dan pene tapan prioritas program Tolok Ukur Komposisi dan keanekaragaman jenis fauna Tolok ukur dampak primer adalah : Besar/kecilnya peluang kerja di lingkungan aktivitas Operasional Lapangan Panas bumi dan ; Besar/kecilnya peluang menjadi rekanan kerja/ usaha di lingkungan aktivitas Operasional Lapangan Panas bumi dan ; Kerjasama/peralihan usaha rekanan kerja/usaha dari kontraktor luar ke pengusaha lokal. Distribusi peluang antar desa Tolok ukur dampak primer adalah : Belum berkembangnya musyawarah langsung Untuk mencegah terjadinya penurunan keanekara gaman jenis fauna - Mengupayakan agar terjadi penyerapan tena ga kerja lokal secara bertahap merata dan maksimal; - Mengupayakan kerjasa ma antara pengusaha lokal dan pengusaha luar secara bertahap sebagai proses pengalihan penyerahan rekanan usaha/kerja bagi pengusaha lokal; - Mengupayakan agar memanfaatkan pekerja kontrak lokal secara berkesinambungan a- gar terjadi proses peningkatan skill menjadi lebih baik - Untuk membangun dan menjalin hubungan tim bal balik yang menguntungkan kedua belah Rencana Pengelolaan uap, serta jalan masuk kompleks dan sarana penunjangnya. Mengganti habitat fauna di lokasi yang dekat dengan cluster dengan luas 2 banding 1. Habitat fauna yang baru di dekat yang lama - Mengikat para kontraktor rekanan kerja/usaha untuk mempertahankan pekerja kontrak lokal secara berkelanjutan; - Menganjurkan/mendorong para kontrak tor luar untuk melakukan pengalihan kemampuan/skill pekerja lokal, sehingga kelak dapat lebih mandiri; - Mempersiapkan/membina pengusaha/ institusi lokal untuk dapat mengambil alih berbagai rekanan kerja/usaha yang sesuai dengan kemampuan secara bertahap. - Membangun lembaga/wadah untuk meningkatakan kerjasama. - Membangun wadah untuk musyawarah secara berkala yang sekaligus sebagai wadah musyawarah perencanaan CD/ CSR; Di sekitar lokasi kegiatan tapak pembangkit Kamojang Unit 5 dan Unit 6 Dilaksanakan di kecamatan dan desa-desa sekitar kegiatan Operasional Lapangan Panas bumi dan terutama di Kampung Pangkalan Desa Laksana, Desa Laksana dan Desa Sukakarya Di Desa Ibun, Desa Laksana, Desa Mekar wangi dan Desa Dukuh dan di desa-desa yang Selama kegiatan operasi berlangsung Untuk peralihan skill dan rekanan kerja/ usaha adalah : 1 3 tahun pertama sejak operasional - Secara berkala yang dilakukan dua kali dalam satu tahun untuk Dinas Kehutanan, dan Kementerian Jawa Barat,, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Di nas Tenaga Ker ja Kabupaten, Dinas Tenaga Kerja Kabu- Jabar, dan Ke- L- 4

Rencana Pengelolaan 5. Keresahan Ma syarakat CD yang be rlangsung di tingkat kecamatan (Musrembang). Pelaksanaan program dan kelompok sasaran dilakukan kurang terkomunikasi dengan pihak desa - Adanya harapan/tuntutan dari pihak desa untuk men dapatkan ban tuan sesuai dengan jenis dan prioritas program yang tumbuh dari desa - Tidak adanya sosialisa si langsung kepada penduduk terdekat jaringan Kurangnya informasi tentang dampak pada masyarakat Tolok Ukur antara pihak desa dengan pihak proyek dalam perencanaan dan penetapan prioritas program dan sasaran CD; Terus tumbuhnya tuntutan tentang bantuan CD sesuai usulan pihak desa; Masih timbulnya keresahan terkait dengan kahadiran jalur transmisi dan peristiwa medan listrik yang ditimbulkan pihak; - Mengembangkan model perencanaan, pene tapan prioritas dan kelompok sasaran sesuai dengan proses seperti diinginkan oleh pihak desa dan mensinergikan rencana pengemba ngan masyarakat yang diharapkan oleh pihak Pemda. - Dalam jangka panjang mampu memberdayakan sosial ekonomi masyarakat sesuai dengan visi dan misi pihak proyek serta harapan pihak desa dalam rangka mencapai IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Kabupaten Memberikan informasi secara lengkap tentang aktivitas Rencana Pengelolaan - Mendorong dan mengaktifkan musyawarah perencanaan, penetapan prioritas program CD/CSR di tingkat desa secara aktif dan melibatkan semua unsur dalam masyarakat; - Membahas, mendiskusikan dan mensinergikan program unggulan dari desa dalam rangka mencapai IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Kabupaten - Mengupayakan pengembangan produk unggulan untuk masing-masing desa sesuai dengan kepentingan masyarakat dan sumber daya lokal Menyajikan materi sosialisasi yang lengkap dan informatif kepada masyarakat di sekitar kegiatan jalur terlewati oleh jalur 150 kv. (Tabel 3.47) transmisi medan magnet di permukiman transmisi perumusan perencanaan dan prioritas program; - Secara berkala 3 bulan sekali di kalangan pimpinan setempat dengan pihak proyek untuk evaluasi program dan pemecahan kendala pelaksanaan program Pada awal terbangunnya untuk penyajian informasi secara lengkap tentang aktivitas dan secala berkala 6 bulan sekali untuk konstruksi bangunan ber langsung paten menterian (PT PGE) Kecamatan Samarang, Ibun, Paseh dan Majalaya L- 5