Windarini, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Media Manipulatif, 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DAN MEDIA MANIPULATIF DALAM PEMBELAJARAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IXE SMP NEGERI 1 SANGGAU Anita Windarini SMP Negeri 1 Sanggau anitanajori@rocketmail.com Abstrak: Model pembelajaran kooperative STAD telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di SMP Negeri 1 Sanggau pada materi menentukan Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi lengkung. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan dengan langkahlangkah STAD adalah sebagai berikut: 1) membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan sebagainya), 2) guru menyajikan materi, 3) guru memberikan tugas kepada kelompok. Anggota yang sudah mengerti diminta untuk menjelaskan kepada anggota yang lain sampai semua anggota mengerti, 4) guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa secara individu, 5) guru mengoreksi hasil kuis, 6) guru mengumumkan hasil kuis dan pemenangnya, dan 7) kesimpulan. Materi yang disampaikan pada kegiatan pembelajaran tersebut adalah Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung. Pembelajaran dilaksanakan oleh guru mata pelajaran dengan menggunakan alat peraga berupa model-model bangun ruang sisi lengkung antara lain tabung, kerucut, dan cukup menarik perhatian siswa, sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran secara aktif. Kata kunci: Kooperative STAD, media manipulative, Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung. Tuntutan pendidikan di era globalisasi saat ini, yang sangat penting salah satunya adalah peningkatan kualitas pembelajaran. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan peningkatan kualitas guru, karena guru memiliki peranan sentral dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa untuk dapat belajar secara efektif dan efesien. Berdasarkan pengalaman dari pembelajaran di kelas dan informasi dari beberapa guru SMP Negeri 1 Sanggau bahwa masih ada sebagian siswa SMP Negeri 1 Sanggau yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Siswa tersebut ada yang hanya diam saja, main sendiri dan kadang melamun. Kenyataan yang terjadi saat ini, masih ada guru yang sama sekali tidak dihiraukan oleh siswanya sendiri pada saat proses pembelajaran. Guru telah mencoba untuk mengatasinya, tetapi masih saja guru belum berhasil untuk memecahkan masalah tersebut, hal tersebut berakibat pada rendahnya hasil belajar, karena masih terdapat 42% siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Berdasarkan hasil diskusi antara guru mata pelajaran, bahwa pada umumnya dalam belajar, siswa menginginkan sebuah suasana yang harmonis dan menyenangkan. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan DEPDIKNAS, yakni; Secara garis besar dalam PAKEM menggambarkan kondisi-kondisi sebagai berikut: 369
370, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 a. Peserta didik terlibat dalam berbagai aktifitas yang mengembangkan ketrampilan, kemampuan, dan pemahamannya dengan menekankan pada belajar dengan berbuat (learning by doing). b. Guru menggunakan berbagai stimulus dan alat peraga, termasuk lingkungan sebagai sumber belajar agar pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan relevan bagi peserta didik. c. Guru menggunakan cara belajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk belajar kelompok. d. Guru mendorong peserta didik untuk menentukan caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah, mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan peserta didik dalam menciptakan lingkungan sekolahnya sendiri. Untuk mengatasi permasalahan yang diuraikan tersebut perlu adanya suatu penelitian yang menerapkan suatu model pembelajaran tertentu yang dapat meningkatkan ketertarikan siswa pada materi pelajaran. Maka dipilihlah penerapan model pembelajaran kooperative STAD pada materi luas permukaan bangun ruang sisi lengkung di kelas IXE SMPN 1 sanggau. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sanggau dengan materi menentukan Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung kelas IX. Materi tersebut diambil karena dalam menentukan rumus luas permukaan bangun ruang sisi lengkung, sering kali guru hanya memberikan rumus jadi seperti yang ada pada buku teks tanpa mengetahui proses mendapatkan rumus tersebut. Hal ini dapat menyebabkan matinya kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika yang akan menyulitkan siswa ketika harus menghadapi soal yang berbeda. Untuk itu kreatifitas guru dalam menentukan media dan model pembelajaran yang tepat akan membuat pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa sehingga akan terjadi kontruksi pengetahuan secara baik. Model pembelajaran yang diterapkan pada model pembelajaran cooperative tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Menurut Slavin (1995, dalam Subanji, 2013) langkah-langkah STAD adalah sebagai berikut: 1) membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan sebagainya), 2) guru menyajikan materi, 3) guru memberikan tugas kepada kelompok. Anggota yang sudah mengerti diminta untuk menjelaskan kepada anggota yang lain sampai semua anggota mengerti, 4) guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa secara individu, 5) guru mengoreksi hasil kuis, 6) guru mengumumkan hasil kuis dan pemenangnya, dan 7) kesimpulan. Dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative, peranan guru adalah mendorong dan atau mengkondisikan kelas sedemikian hingga siswa bekerjasama dalam suatu tugas bersama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas bersamanya (Subanji, 2013). Penerapan model pembelajaran cooperative STAD dalam pembelajaran Luas Permukaan Bangun Ruang sisi lengkung. Guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator dan berupaya mendampingi siswa agar tetap menggunakan kelompok dalam belajar. Dengan berkelompok siswa juga terbantu oleh teman dalam satu kelompok jika memerlukan bantuan dalam belajar (Edy Syarifudin dan Sugiyarni, 2011). Dengan demikian komunikasi siswa dalam kelompok dan bahasa siswa yang sebaya pada umumnya lebih mudah diterima oleh temannya. Dalam pembelajaran matematika sangat penting dengan menggunakan alat peraga untuk mengembangkan pemahaman siswa. Benda-benda fisik atau manipulative untuk memodelkan konsep-
Windarini, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Media Manipulatif, 371 konsep matematika merupakan alat-alat yang penting untuk membantu siswa belajar matematika (Subanji, 2013). Model pembelajaran cooperative STAD dan media manipulative membuat siswa antusias dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran cooperative STAD memberikan kesempatan kepada siswa yang kurang memahami materi terbantu oleh temannya yang telah memahami materi.. METODE Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IXE SMP N 1 Sanggau yang berjumlah 30 anak. Adapun latar belakang kelas ini dipilih sebagai subjek pembelajaran adalah: 1. Peneliti adalah guru matematika kelas IXE SMP N 1 Sanggau, sehingga mudah untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran 2. Berdasarkan teori, bahwa melalui penerapan Model pembelajaran cooperative STAD dan penggunaan media manipulative dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi menentukan Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung di kelas IXE SMPN 1 Sanggau. Sesuai dengan Standar Proses (dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007), salah satu tugas guru dalam menyusun perencanaan proses pembelajaran adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam penyusunan RPP tersebut, guru memilih dan memodifikasi metode pembelajaran untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa serta karakteristik siswa dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai. Sebagai salah satu pilihan, yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif adalah dengan STAD. Langkah-langkah Pelaksanaan Penerapan Model Pembelajaran Kooperative STAD Dan Media Manipulative Pembelajaran 1. Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok. Sebelum menyajikan pembelajaran guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-kelomok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4-6 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada : a. Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah). Yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan siswa dengan tingkat prestasi seimbang. b. Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dll. 2. Penyajian Materi Pelajaran a. Pendahuluan Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya. b. Pengembangan. Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari
372, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaanperanyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami konsep maka dapat beralih kekonsep lain. c. Praktek terkendali Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa menjawab soal, memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu lama. 3. Kegiatan kelompok Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersamasama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran. 4. Evaluasi Dilakukan selama 10-15 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok. 5. Penghargaan kelompok Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok. Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat dan super. 6. Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok Satu periode penilaian (3 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain. PEMBAHASAN Dengan materi menentukan rumus luas permukaan bangun ruang sisi lengkung di kelas IXE. Kegiatan diawali dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu menentukan rumus luas permukaan bangun ruang sisi lengkung. Pada awal pembelajaran, siswa sudah mulai tertarik karena guru membawa banyak media (alat peraga) berupa modelmodel bangun ruang sisi lengkung. Media yang dibawa berupa model tabung, kerucut dan bola dengan berbagai ukuran. Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada beberapa siswa mengenai nama-nama dari model bangun ruang dan unsur-unsurnya.
Windarini, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Media Manipulatif, 373 tabung yang dibuat oleh siswa pada pertemuan sebelumnya, dengan proses seperti berikut: Gambar 1. Peraga Bangun Ruang Sisi Lengkung Pada kegiatan inti, dimulai dengan menentukan rumus luas permukaan tabung dengan menggunakan jaring-jaring tabung. Guru menunjukkan gambar proses mendapatkan jaring-jaring tabung seperti berikut di papan tulis. Gambar 2. Jaring-jaring Tabung Selanjutnya secara berkelompok siswa menemukan luas permukaan tabung seperti berikut. Bidang tegak (selimut tabung) Alas Tutup Gambar 3. Luas Permukaan Tabung Berdasarkan gambar tersebut, guru bertanya kepada siswa, seperti berikut - Bangun datar apakah yang membentuk alas dan tutup tabung? Dan sebutkan rumus luas daerahnya! - Bangun datar apakah yang membentuk selimut tabung? Dan sebutkan rumus luas daerahnya! Selanjutnya siswa menemukan rumus luas tabung dengan media manipulative yang digunakan adalah jaring-jaring Gambar 4. Hasil Kerja Siswa Luas Selimut Tabung = Luas prsg.pjg = p x l = 2πr x t = 2πrt Luas Permukaan Tabung = Luas Alas + Luas Tutup + Luas Bidang Tegak = πr 2 + πr 2 + 2πrt = 2πr 2 + 2πrt = 2πr (r + t) Luas Permukaan Tabung Tanpa Tutup = Luas Alas + Luas Bidang Tegak = πr 2 + 2πrt = πr (r + 2t) Setelah siswa menemukan rumusrumus luas pada tabung, selanjutnya masing-masing kelompok mendeskripsikan hasil kerjanya pada kertas karton. Setelah berdiskusi masing-masing kelompok mempersentasikan hasilnya dan guru memberikan reward kepada masing-masing kelompok yang telah mempersentasikan hasil kerjanya dengan baik. Guru memberikan penguatan. Selanjutnya guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran pada hari itu Pada kegiatan akhir, guru memberikan kuis secara individu. Nilai tersebut diakumulasi dalam kelompok untuk menentukan mana kelompok terbaik untuk mendapatkan reward kelompok terbaik. 369
374, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 Dalam menentukan rumus luas permukaan kerucut, siswa diberikan gambar sebagai berikut : Gambar 5. Peraga Bangun Kerucut Gambar 8. Hasil Kerja Siswa Luas Juring AOB = x Luas lingkaran besar Gambar 6. Bangun Kerucut Luas Selimut Kerucut = x πs 2 = x πs 2 = πrs Luas Permukaan Kerucut = Luas alas + Luas Selimut = πr 2 + πrs = πr (r + s) Gambar 7. Luas Permukaan Kerucut Berdasarkan gambar tersebut, guru bertanya kepada siswa, seperti berikut - Bangun datar apakah yang membentuk alas kerucut? Dan sebutkan rumus luas daerahnya! - Apakah yang membentuk selimut kerucut? Dan sebutkan rumus luas daerahnya! Selanjutnya siswa menemukan rumus luas permukaan kerucut dengan media manipulative yang digunakan adalah jaring-jaring kerucut yang dibuat oleh siswa pada pertemuan sebelumnya, dengan proses seperti berikut: Setelah siswa menemukan rumusrumus luas pada kerucut, selanjutnya masing-masing kelompok mendeskripsikan hasil kerjanya pada kertas karton. Setelah berdiskusi masing-masing kelompok mempersentasikan hasilnya dan guru memberikan reward kepada masing-masing kelompok yang telah mempersentasikan hasil kerjanya dengan baik. Guru memberikan penguatan. Selanjutnya guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran pada hari itu Pada kegiatan akhir, guru memberikan kuis secara individu. Nilai tersebut diakumulasi dalam kelompok untuk menentukan mana kelompok terbaik untuk mendapatkan reward kelompok terbaik.
Windarini, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Media Manipulatif, 375 Dalam menetukan rumus luas permukaan bola, siswa diberikan gambar sebagai berikut: Gambar 10. Peraga Luas Permukaan Bola Gambar 9. Luas Permukaan Bola Gambar 11. Hasil Pekerjaan Siswa Gambar 10. Peraga Luas Permukaan Bola Berdasarkan gambar tersebut, guru menjelaskan kepada siswa, untuk menemukan rumus luas permukaan bola bisa menggunakan benang yang dililitkan pada setengah permukaan bola kasti, atau bisa menggunakan kulit buah jeruk. Selanjutnya siswa menemukan rumus luas pada bola dengan media manipulative yang digunakan adalah bola kasti yang dililit benang dan buah jeruk, dengan langkahlangkah seperti berikut: - Setengah dari bola kasti dililit dengan benang, selanjutnya benang dilepas dan diletakkan pada persegi panjang dengan ukuran panjangnya sama dengan keliling bola dan lebarnya sama dengan jari-jari bola. Sehingga untuk menemukan luas setengah permukaan bola bisa menggunakan pendekatan luas persegi panjang. Seperti berikut: p = 2πr l = r Gambar 12. Luas Permukaan Setengah Bola Luas setengah permukaan bola = p x l = 2πr x r = 2πr 2 Luas permukaan bola = 2 x Luas setengah permukaan bola = 2 x 2πr 2 = 4πr 2 - Dari sebuah jeruk, diukur keliling dan jari-jari jeruk, kulit jeruk dikupas. - Dibuat lingkaran dengan jari-jari sama dengan jari-jari jeruk, selanjutnya kulit jeruk ditempelkan pada lingkaran tersebut sampai habis, dan ternyata kulit jeruk dapat ditempel pada 4 buah lingkaran yang sama. Sehingga siswa dapat menemukan luas permukaan bola dengan pendekatan luas lingkaran seperti berikut:
376, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 Luas permukaan bola = Luas satu buah kulit jeruk = 4 x luas lingkaran = 4 x πr 2 = 4πr 2 Gambar 13. Hasil Pekerjaan Siswa Setelah siswa menemukan rumusrumus luas pada bola, selanjutnya masingmasing kelompok mendeskripsikan hasil kerjanya pada karton. Setelah berdiskusi masing-masing kelompok mempersentasikan hasilnya dan guru memberikan reward kepada masing-masing kelompok yang telah mempersentasikan hasil kerjanya dengan baik. Guru memberikan penguatan. Selanjutnya guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran pada hari itu. Pada kegiatan akhir, guru memberikan kuis secara individu. Nilai tersebut diakumulasi dalam kelompok untuk menentukan mana kelompok terbaik untuk mendapatkan reward kelompok terbaik. HASIL Dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperative STAD dan Media Manipulative Dalam Pembelajaran Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung di Kelas IXE SMP Negeri 1 Sanggau, penilaian dilakukan dengan menggunakan tes. Dimana setelah melaksanakan pembelajaran mata pelajaran materi Luas permukaan Bangun Ruang Sisi lengkung diperoleh peningkatan belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari hasil evaluasi siswa yang diperoleh siswa seperti pada tabel berikut: Tabel 1. Nilai pre test: Rata-rata Nilai yang diperoleh 35,83 Ketuntasan 16,67% Tabel 2. Nilai tes 1-3 Tes 1 Tes 2 Tes 3 Rata-rata Nilai yang diperoleh 72,7 76,96 81,64 Ketuntasan 66,67% 76,67% 83,3% Berdasarkan hasil nilai evaluasi maka dapat diartikan bahwa dalam proses pembelajaran guru mempunyai peranan yang sangat penting untuk menciptakan pembelajaran PAKEM, serta memilihan model pembelajaran dan alat peraga yang tepat dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga tercipta pembelajaran bermakna. KESIMPULAN Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperative STAD dan Media Manipulative dalam pembelajaran Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung di Kelas IXE SMP Negeri 1 Sanggau dapat menarik perhatian siswa sehingga membuat siswa menjadi aktif dan kreatif. Maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran ini
Windarini, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Media Manipulatif, 377 dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Buku 2. Jakarta: Depdiknas Subanji. 2013. Pembelajaran Matematika Kreatif dan Inovatif. Malang : Universitas Negeri Malang (UM PREES). Rini, Nurhakiki dkk. 2013. Media Pembelajaran Matematika SMP. Malang : Universitas Negeri Malang (UM PREES). Bambang Hariyanto. 2010. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Luas Bangun Segibanyak Sederhana Melalui Media Pembelajaran Konkrit. J-TEQIP, Tahun 1, Nomor 1, November 2010, 38-43 SARAN Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil prestasi belajar siswa khususnya pada materi Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung diharapkan guru dapat menerapkan Model Pembelajaran Kooperative STAD dan Media Manipulative. Karena hal tersebut dapat menciptakan pembelajaran bermakna. Edy Syarifudin dan Sugiyarni. 2011. Pembelajaran Bermakna Faktorisasi Prima melalui Model Kooperatif STAD pada Siswa Kelas IV SDN 08 Curup. J-TEQIP, Tahun IV, Nomor 1, Mei 2011, 89-93. Ibrohim. 2013. Panduan Pelaksanaan Lesson Study. Malang: Universitas Negeri Malang. Subanji. 2013. Pembelajaran Matematika Kreatif dan Inovatif. Malang: Universitas Negeri Malang. Wahyu Suswinto, Isnandar, Subanji, dan Anang Santoso. 2013. Pedoman Umum TEQIP. Malang: Universitas Negeri Malang