BAB I PENDAHULUAN. macam bahasa yang mereka mengerti di antara sesamanya. Ada dua

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. Levinson (1987: 60) disebut dengan FTA (Face Threatening Act). Menurut Yule

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan ide, maksud, pikiran, lain-lain. Sarana komunikasi tersebut. masyarakat dan bahasa tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Dalam bertutur atau berkomunikasi sangat erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 REALISASI PRINSIP RELEVANSI PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman (zeitgeist) saat itu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang mereka ingin sampaikan dan juga bagaimana respon. menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. informasi tetapi juga untuk tindakan. Tindakan melalui tuturan ini disebut dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. tutur. Kegiatan berinteraksi antara penutur dan mitra tutur dapat berupa dialog

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

2015 ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial manusia tidak mungkin mampu memenuhi segala

BAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu deiktikos yang berarti hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kesehariannya tidak lepas dari interaksi. Salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting manusia. yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu: (1) pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini merupakan penelitian tentang tindakan mengancam muka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROSES PERKULIAHAN DI POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencapaian tujuan belajar tercermin dari kemampuan belajar siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. Rapat sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH JAWA BARAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia perlu berintraksi dengan sesama manusia. Manusia dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan pesan baik itu berupa ide, gagasan, maupun informasi.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan media yang efektif untuk mengekpresikan ide atau gagasan dalam kegiatan berkomunikasi. Biasanya bahasa digunakan sebagai media berkomunikasi seseorang dengan orang lain dalam lingkungan dan masyarakatnya. Selain itu, mereka menggunakan berbagai macam bahasa yang mereka mengerti di antara sesamanya. Ada dua macam komunikasi, yaitu komunikasi langsung dan tidak langsung. Komunikasi langsung ialah komunikasi yang dilakukan secara face to face (berhadapan langsung), sedangkan komunikasi tidak langsung ialah komunikasi yang terjadi ketika face to face tidak terpenuhi. Komunikasi tidak langsung membutuhkan media sebagai sarana untuk mentranformasikan gagasan-gagasan dan pesan-pesannya. Salah satu bentuk komunikasi adalah percakapan. Hal tersebut senada dengan pendapat Gumperz (dalam Nugraheni, 2011:183) yang menyatakan bahwa percakapan merupakan suatu bentuk aktivitas kerja sama yang berupa interaksi komunikatif. Dalam melakukan percakapan atau pertuturan, kadang maksud atau makna yang dituturkan mempunyai arti langsung dan tidak langsung. Seorang penutur dalam melakukan penuturan sebaiknya memenuhi kaidah-kaidah dalam percakapan, agar maksudnya mudah 1

2 dipahami oleh mitra tutur atau pendengar. Namun dalam praktiknya, entah disengaja atau tidak sengaja kadang mereka melanggar kaidah-kaidah tersebut. Hal ini mengakibatkan timbulnya sesuatu yang terimplikasi atau sesuatu yang implisit dalam penggunaan bahasa (Mey dalam Nugraheni, 2011:184). Untuk memahami lebih lanjut tentang makna yang tersirat atau dimaksudkan dalam sebuah tuturan, kita memerlukan sebuah penelitian berdasarkan teori implikatur, teori ini dikemukakan oleh Grice dalam artikelnya berjudul Logic and Converstion. Banyak cara untuk mengungkapkan makna implisit yang terkandung dalam sebuah tuturan. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009:299) menyatakan pengungkapan makna dapat dilakukan memanfaatkan tiga jenis tindak tutur. Tindak tutur yang dimaksud yakni, tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi. Menurut Brown dan Yule (dalam Rani dkk, 2006:170) istilah implikatur dipakai untuk menerangkan apa yang mungkin diartikan, disiratkan, atau dimaksudkan oleh penutur yang berbeda dengan apa yang sebenarnya yang dikatakan oleh penutur. Pendapat itu bertumpu pada suatu makna yang berbeda dengan makna tuturan secara harfiah. Jadi, makna tuturan tidak dapat dikaji menggunakan hanya teori Semantik (teori yang mengkaji makna), tetapi juga harus dikaitkan dengan konteks tuturan tersebut. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Tiarina (2009:62) bahwa ada konsep implikatur percakapan yang menanggulangi persolan

3 makna bahasa yang tidak dapat diselesaikan oleh teori semantik biasa, tetapi harus dikaji menggunakan teori pragmatik. Konsep implikatur dipakai untuk menerangkan perbedaan yang sering terdapat antara apa yang diucapkan dengan apa yang dimaksudkan. Berangkat dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa implikatur percakapan merupakan bagian dari kajian pragmatik yang lebih mengkhususkan kajian pada suatu makna yang implisit. Levinson (dalam Nadar, 2009:61) bahkan menyebut implikatur sebagai salah satu gagasan atau pemikiran terpenting dalam pragmatik ( one of the single most important ideas is pragmatics ). Selain implikatur, bidang kajian pragmatik yang menarik untuk dikaji adalah strategi penuturan. Strategi penuturan berkaitan erat dengan kesantunan berbahasa. Kedudukan implikatur dalam kajian tindak kesantunan bahasa bersifat parasit. Maksud implikatur yang berlebihan dapat menyinggung mitra tutur. Kepelbagian maksud yang diemban oleh implikatur menyebabkan ketidakterbatasan maksud yang seharusnya ditangkap oleh mitra tutur. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Katalin (dalam Prayitno, 2011:120) implikatur dapat berperan ganda dalam tindak komunikasi. Jadi, sangatlah tepat jika pemanfaatan strategi dalam tindak kesantunan dapat menyelamatkan implikatur. Hal berbeda diungkapkan oleh Cumings (2007:16). Menurutnya implikatur percakapan dapat terdorong oleh kesantunan. Dalam konteks budaya tertentu, menyatakan penolakan

4 terhadap suatu tawaran secara tidak langsung dianggab lebih santun daripada secara terang-terangan. Berawal dari pemikiran di atas, maka selain implikatur, peneliti juga akan memperhatikan kesantunan berbahasa. Menurut Brown dan Levinson (dalam Yule, 2006:107) ada dua jenis kesantunan berbahasa. Kesantunan yang dimaksud adalah kesantunan positif dan kesantunan negatif. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti lebih tertarik mengkaji strategi kesantunan positif. Hal ini, peneliti lakukan karena berhubungan dengan pembelajaran di sekolah. Peneliti berasumsi bahwa pembelajaran di sekolah harus menerapkan strategi kesantunan positif. Strategi kesantunan positif dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran terutama mata pelajaran Bahasa Indonesia. Asumsi tersebut didasarkan atas pendapat Yule (2006:107), tindak penyelamatan wajah positif (kesantunan positif) cenderung memperhatikan rasa kesetiakawanan, menandaskan bahwa kedua penutur menginginkan sesuatu yang sama, dan mereka memiliki suatu tujuan. Sementara, kesantunan negatif cenderung untuk menunjukkan rasa hormat, menekan pentingnya waktu orang lain, dan bahkan termasuk permintaan maaf atas pemaksaan atau penyelaan. Jadi, dalam pembelajaran lebih banyak menerapkan kesantunan positif dibandingkan kesantunan negatif. Kesantunan positif telah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dalam dunia politik. Pembentukan citra pada diri politikus menjadi alasan yang paling kuat penerapan kesantunan positif.

5 Pencitraan dinilai sangat penting dalam berpolitik. Pencitraan ini berhubungan dengan penilaian dan keberterimaan dari tokoh politik oleh masyarakat. Salah satu tokoh yang memiliki citra baik dalam berpolitik adalah Joko Widodo yang lebih dikenal dengan nama Jokowi. Masyarakat menilai Jokowi memiliki pribadi yang santun, baik tingkahlaku maupun tindak tutur atau ucapannya. Banyak kalangan beranggaban Jokowi bukan linguis tetapi dapat menerapkan strategi bertutur yang sangat baik. Hal tersebut ternyata mempengaruhi popularitas Jokowi. Popularitas Jokowi tidak hanya dipengaruhi oleh tampilannya yang sederhana dan santun, tetapi juga karena Jokowi sering melakukan gebrakan dalam pengambilan keputusan. Selain itu, peran media juga berpengaruh besar dalam popularitas dan karier Jokowi. Salah satu media yang paling berperan dalam popularitas Jokowi adalah televisi. Jokowi sering muncul dalam berbagai berita di televisi. Tidak hanya dalam acara berita, tetapi juga dalam acara talkshow. Talkshow yang pernah bahkan beberapa kali mengundang Jokowi adalah Mata Najwa. Mata Najwa merupakan tontonan yang layak diperhitungkan. Hal ini karena, Mata Najwa memuat nilai edukatif yang tinggi. Banyak tokoh dan elit politik diundang dalam talkshow Mata Najwa. Selain itu, kemampuan Najwa Shihab yang dikenal dengan Nana dalam menyajikan

6 pertanyaan juga sangat baik. Kualitas pertanyaan yang berbobot dan strategi penyampaiannya yang langsung menusuk ke jantung atau pokok permasalahan menjadi ciri dari pertanyaan Nana. Hal ini yang tak pelik menyebabkan kesulitan bagi tokoh yang menjadi bintang tamu dalam Mata Najwa. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti memfokuskan penelitian pada Implikatur dan Kesantunan Positif Tuturan Jokowi dalam Talkshow Mata Najwa. Selain itu, hasil penelitian ini juga akan diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang peneliti sebagai tenaga pendidik dan peneliti berasumsi bahwa siswa SMK kurang mampu menangkap makna implisit dari sebuah tuturan, serta mereka belum menerapkan strategi bertutur yang santun. B. Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian bertujuan agar penelitian tetap pada fokus permasalahan, sehingga topik yang diteliti tidak melebar atau objek penelitian tidak terlalu luas. Penelitian ini difokuskan pada penerapan hasil penelitian. Hasil penelitian hanya diterapkan pada kelas yang terdapat Kompetensi Dasar (KD) yang berkaitan dengan hasil penelitian. Selain itu, objek penelitian ini dibatasi pada tuturan Jokowi dalam talkshow Mata Najwa yang berkaitan dengan implikatur dan kesantunan positif.

7 C. Fokus Kajian Berdasarkan ruang lingkup di atas, maka peneliti memfokuskan penelitian ini menjadi tiga permasalahan yang harus dijawab. 1. Bagaimana wujud implikatur dari tuturan Jokowi dalam talkshow Mata Najwa? 2. Bagaimana wujud strategi kesantunan positif yang terdapat dalam tuturan Jokowi di talkshow Mata Najwa? 3. Bagaimana wujud bahan ajar yang dikembangkan dari implikatur dan kesantunan positif dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMK? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian di atas, dapat disimpulkan tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Memaparkan wujud implikatur dari tuturan Jokowi dalam talkshow Mata Najwa. 2. Memaparkan wujud strategi kesantunan positif yang terdapat dalam tuturan Jokowi di talkshow Mata Najwa. 3. Memaparkan wujud bahan ajar yang dikembangkan dari implikatur dan kesantunan positif dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMK. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara reoretis, penelitian ini diharapkan menambah khasanah bagi pengembangan ilmu bahasa pada umumnya dan memperkaya kajian mengenai tuturan atau bidang pragmatik pada khususnya.

8 Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada peneliti Bahasa Indonesia sebagai acuhan atau perbandingan dalam penelitian lainnya. Adapun manfaat bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan ajar yang akan diterapkan di SMK. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peserta didik dalam kegiatan berkomunikasi. F. Penjelasan Istilah Penjelasan istilah merupakan penjelasan dari istilah yang diambil dari kata-kata kunci dalam judul penelitian. Berdasarkan judul penelitian ini, maka ada tiga istilah yang dapat dijadikan kunci. Tiga istilah tersebut antara lain: Implikatur, kesantuan positif, dan bahan ajar. Ketiga istilah tersebut akan dipaparkan pada paragraf selanjutnya. Implikatur adalah makna tersirat dari sebuah tuturan atau dengan kata lain implikatur merupakan maksud dari sebuah tuturan tetapi tidak diungkapkan secara langsung. Kesantunan positif adalah tindakan atau cara menyelamatkan muka positif. Muka positif berkaitan dengan menghormati mitra tutur. Bahan ajar merupakan seperangkat bahan atau materi yang dipergunakan untuk kegiatan pembelajaran.