DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv RINGKASAN... v LEMBAR PENGESAHAN... vii TIM PENGUJI... viii RIWAYAT HIDUP... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 5 1.4 Manfaat... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA... 6 2.1 Inceptisol... 6 2.2 Pupuk dan Pemupukan... 7 2.2.1 Pupuk Organik... 9 2.2.2 Pupuk Mineral... 11 2.2.3 Pupuk Kimia... 12 2.3 Pemupukan pada Tanaman Tomat... 15 2.4 Tanaman Tomat (Licopersicum esculentum Mill.)... 16 2.5 SNI (Standar Nasional Indonesia) Tomat Segar... 20 III. METODE PENELITIAN... 22 3.1 Tempat dan Waktu... 22 3.2 Bahan dan Alat... 22 3.2.1 Bahan Penelitian... 22
3.2.2 Alat Penelitian... 22 3.3 Metode Penelitian... 22 3.4 Pelaksanaan Penelitian... 23 3.4.1 Persiapan Media Tanam... 23 3.4.2 Pembibitan... 26 3.4.3 Penanaman... 26 3.4.4 Pengajiran... 26 3.4.5 Pemeliharaan Tanaman... 26 3.4.6 Pemupukan... 27 3.4.7 Pemanenan... 27 3.4.8 Pengamatan... 27 3.5 Analisis Statistika... 29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 30 4.1 Hasil... 30 4.1.1 Produksi Tomat... 31 4.1.1.1 Tinggi Tanaman... 31 4.1.1.2 Jumlah Buah... 32 4.1.1.3 Berat Buah Sampel, Berat Buah per Petak, dan Berat Buah per Ha... 33 4.1.2 Mutu Tomat... 34 4.1.2.1 Kadar Air Buah... 35 4.1.2.2 Kebusukan Buah... 36 4.1.3 Sifat Kimia Tanah... 37 4.2 Pembahasan... 39 4.2.1 Tinggi Tanaman Tomat... 39 4.2.2 Jumlah Buah... 41 4.2.3 Berat Buah Sampel, Berat Buah per Petak, dan Berat Buah per Ha... 41 4.2.4 Kadar Air Buah... 42 4.2.5 Kebusukan Buah... 43 4.2.6 Sifat Kimia Tanah... 43 V. KESIMPULAN DAN SARAN... 47
5.1 Kesimpulan... 47 5.2 Saran... 47 DAFTAR PUSTAKA... 48 LAMPIRAN... 51
ABSTRAK Arihta Febrina Sianturi. NIM 1305105041. Produksi dan Mutu Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Akibat Pemupukan Kimia, Organik, Mineral, dan Kombinasinya Pada Inceptisol Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Pembimbing I: Prof. Dr. Ir. I Nengah Netera Subadiyasa, MS. Pembimbing II: Ir. I Dewa Made Arthagama, MP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa formula pupuk untuk peningkatan produksi dan mutu tomat di Tanah Inceptisol, serta beberapa sifat kimia tanah Pegok. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan November 2016 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Laboratorium Ilmu Tanah dan Lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tujuh perlakuan pemupukan dan tiga ulangan dengan jumlah petakan 21 yang terdiri dari: P0 = Kontrol, P1 = Pupuk Organik (PO), P2 = Pupuk Mineral (PM), P3 = Pupuk Kimia (PK), P4 = Kombinasi pupuk (PO + PK), P5 = Kombinasi pupuk (PM + PK), P6 = Kombinasi pupuk (PO + PM + PK). Uji statistik dengan analisis sidik ragam bila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan program Costat. Peranan pemupukan kimia sangat nyata meningkatkan produksi tomat, tertinggi 54,67 ton per ha pada perlakuan P3 (200 kg Phonska dan 200 kg Urea) per ha meningkat 207,12% dibandingkan dengan P0 (kontrol) yaitu 17,80 ton per ha, diikuti P6 (5 ton Pupuk Organik + 2,5 ton Pupuk Mineral + 100 kg Phonska + 100 kg Urea) per ha yaitu 41,20 ton per ha meningkat 131,46% dibandingkan dengan P0 (kontrol), P5 (100 kg Phonska + 100 kg Urea + 2,5 ton Pupuk Mineral) per ha yaitu 40,13 ton per ha meningkat 125,47% dibandingkan dengan P0 (kontrol), P4 (5 ton Pupuk Organik + 2,5 ton Pupuk Mineral) per ha yaitu 28,53 ton per ha meningkat 60,30% dibandingkan dengan P0 (kontrol), P1 (10 ton Pupuk Organik) per ha yaitu 27,60 ton per ha meningkat 55,06% dibandingkan dengan P0 (kontrol), P2 (5 ton Pupuk Mineral) per ha yaitu 26,33 ton per ha meningkat 47,94% dibandingkan dengan P0 (kontrol). Mutu tomat tertinggi ditunjukkan oleh formula pupuk P5 yaitu kombinasi pupuk kimia dan mineral. Kata Kunci : pupuk organik, pupuk kimia, pupuk mineral, tomat.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)merupakan tanaman hortikultura yang sangat penting dan memiliki banyak manfaat, salah satunya bermanfaat untuk kesehatan manusia karena mengandung vitamin A dan C. Tomat dapat digunakan untuk bumbu sayuran, dapat diolah menjadi produk olahan seperti saos, manisan dan lainnya. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Nasional dan Direktorat Jenderal Hortikultura, produksi tomat di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 878.741 ton per tahun. Produksi tomat di Bali mencapai 16.716 ton per tahun dengan lahan seluas 652 ha. Tomat merupakan salah satu tanaman semusim yang banyakdibudidayakan di Bali. Tahun 2015 Kabupaten Karangasemmerupakan penghasil tomat terbanyak mencapai 4.636 ton (Badan Pusat Statistik, 2015). Tanaman tomat dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, dengan syarat tanah yang tidak tergenang air atau becek, sebab pada tanah yang memiliki kondisi tersebut tanaman tomat sangat rentan membusuk hingga tidak mampu melangsungkan proses hidupnya. Produksi tomat yang didapatkan bisa mencapai +3-4 kg per tanaman. Umumnya tomat mudah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor fisiologis dan kimiawi (Anonim, 2014). Kerusakan buah dan sayur mencapai 22% sampai 78%. Kerusakan buah akan mengalami penurunan kadar air, kadar gula, laju respirasi, dan tekstur buah. Kandungan air pada tomat tinggi sehingga proses kerusakan tomat mudah terjadi atau cepat busuk. Suhu 15,4 C sampai 22 C dapat mengurangi kerusakan buah tomat sehingga dapat memperpanjang daya simpan, sebaliknya penyimpanan
buah tomat dibawah 7,2 C akan mengakibatkan buah lunak dan busuk sehingga daya simpannya menurun. Klasifikasi mutu tomat digolongkan berdasarkan beratnya, yaitu berukuran besar (lebih dari 150 g per buah), sedang (100 g -150 g per buah), dan kecil (kurang dari 100 g per buah) (BSNI, 1992). Budidaya tomat akhir-akhir ini sebagian besar menggunakan pupuk kimia,maka diperlukan penambahan pupuk organik dan pupuk mineral untuk budidaya tanaman tomat. Penambahan pupuk organik perlu untuk memperbaiki struktur tanah supaya gembur, sehingga akar tanaman lebih mudah menembus tanah, dan menyerap unsur hara.dosis pupuk kandang yang biasa digunakan untuk tomat yaitu sekitar 1,5 kg per tanaman. Selain pupuk kandang diperlukan juga pupuk buatan sebagai salah satu sumber unsur hara yang cepat tersedia dengan kadar unsur hara yang terukur. Pupuk buatan yang diberikan adalah 650 kg per ha ZA, 250 kg per ha Urea, 500 kg per ha TSP atau SP-36, 400 kg per ha KCl dan pupuk majemuk NPK 15 : 15 : 15 sebanyak 700 kg per ha (Anonim, 2013). Tanaman tomat memerlukan unsur hara makro (N, P, K, Mg, Ca) dan unsur hara mikro (Cu, Zn, Fe, Mn). Umumnya petani menggunakan pupuk N, P, K, sedangkan unsur hara Ca dan Mg yang dibutuhkan tanaman tidak diberikan, sementara kedua unsur tersebut sangat dibutuhkan tanaman, sehingga perlu ditambahkan. Penggunaan pupuk mineral yang mengandung Ca dan Mg dapat meningkatkan pembentukan klorofil dan permeabilitas dinding sel. Pupuk mineral dapat meningkatkan produksi dan mutu buah pepaya, melon, jeruk, salak, pisang (Subadiyasa dan Lanya, 2000). Pupuk mineral juga dapat meningkatkan produksi dan mutubunga gumitir sebesar 61,06 ton per ha(karolina, 2016), dan
meningkatkan produksi tanaman sawi hijau sebesar 16,20 ton per ha (Purba, 2016). Fungsi unsur hara makro seperti Nitrogen diperlukan untuk produksi protein, pertumbuhan daun, dan fotosintesis. Fosfor berperan dalam memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik pada tanaman sebagai penyusun inti sel, lemak, dan protein serta berperan dalam pertumbuhan buah dan bunga. Kalium berperan dalam pembentukan protein dan karbohidrat, meningkatkan resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit, serta memperbaiki kualitas hasil tanaman (Wiryanta, 2004).Tanaman tomat di Bali umumnya dibudidayakan pada tanah-tanah yang tergolong ke dalam tanah Andisol (dataran tinggi) dan inceptisol (dataran rendah). Kebun Percobaan Fakultas Pertanian tergolong ke dalam tanah inceptisol, kelembaban dengan epipedon umbrik atau molik sampai pada kedalaman kurang dari 50 cm dari permukaan tanah, kejenuhan natrium 15 % sampai kedalaman 50 cm, air tanah berada pada kedalaman 100 cm dari permukaan tanah selama beberapa waktu dalam satu tahun, dan perbedaan temperatur rata-rata antara musim panas dan dingin kurang dari 5%. Hasil analisis awal di lokasi penelitian menunjukkan bahwa Inceptisol Pegok kurang sesuai untuk budidaya tomat karena mempunyai kendala sifat fisik, diantaranya tekstur lempung berliat dan pori aerase relatif rendah yaitu 4,47 %. Tanaman tomat supaya dapat berproduksi dengan baik perlu dilakukan perbaikan sifat fisik dengan penambahan pupuk yaitu pupuk organik, pupuk kimia dan pupuk mineral. Inceptisol merupakan tanah yang berkembang dari bahan induk batuan beku, sedimen, dan metamorf yang memiliki bentuk wilayah dari berombak
sampai bergunung dengan kesuburan tanah yang rendah dan memiliki kedalaman efektif dangkal sampai dalam (Munir, 1996). Inceptisol memiliki satu atau lebih horison pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau silikat amorf.tekstur tanahnya berupa liat, lempung berdebu bahkan lempung dan memiliki solum tanah agak tebal yaitu 1-2 meter. Tanah inceptisol memiliki daya menahan air dan agak tahan terhadap erosi. Warnanya hitam atau kelabu sampai coklat tua dan memiliki unsur hara yang sedang sampai tinggi. Inceptisol memiliki bahan organik yang tinggi yaitu 10-30% dan produktivitas tanah sedang sampai tinggi (Darmawijaya, 1990). Inceptisol merupakan salah satu ordo tanah yang penyebarannya cukup luas di Indonesia. Tanah ini tersebar dengan luasan sekitar 70,52 juta ha atau 44,60% dari potensial luas daratan Indonesia (Puslitanak, 2003), maka pengembangan tanah ini cukup prospektif dalam bidang pertanian. Pemanfaatan pupuk mineral untuk pemupukan tanaman terutama tanaman tomat masih sangat jarang diterapkan, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Produksi dan Mutu Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)akibat Pemupukan Kimia, Organik, Mineral, dan Kombinasinya Pada Inceptisol Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana di Jl. Pulau Moyo No.16 Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh pupuk organik, pupuk mineral, pupuk kimia, dan kombinasinya terhadap produksi dan mutu tomat? 2. Formula pupuk yang bagaimanakah yang paling baik untuk meningkatkan produksi dan mutu tomat terbaik?
3. Bagaimana residu perlakuan terhadap beberapa parameter sifat kimia tanah seperti: ph, DHL, C-Organik, KTK, KB, N-total, P-tersedia, K-tersedia saat panen? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui pengaruh pupuk organik, pupuk mineral, pupuk kimia, dan kombinasinya terhadap produksi dan mutu tomat. 2. Mengetahui formula pupuk yang paling baik untuk meningkatkan produksi dan mutu tomat. 3. Mengetahui residu perlakuan terhadap beberapa parameter sifat kimia tanah seperti: ph, DHL, C-Organik, KTK, KB, N-total, P-tersedia, K- tersedia saat panen. 1.4 Manfaat 1. Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pengaruh pemupukan terhadap budidaya tanaman tomat. 2. Dapat memberikan saran tentang masukan jenis dan kombinasi pupuk yang dapat memberikan hasil dan mutu yang terbaik terhadap tanaman tomat kepada petani.