HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS RHOMA SARTIKA NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2015.

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

1

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

Disusun Oleh: Wiwiningsih

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

Nisa khoiriah INTISARI

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

Ike Ate Yuviska(¹), Devi Kurniasari( 1 ), Oktiana (2) ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya yang sehat,

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

Debby Yolanda, S.ST 1. Bukittinggi, 26136, Indonesia Abstrak

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

III. METODE PENELITIAN. dilakukan pada saat yang bersamaan dalam satu waktu (Notoatmojo, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini terbukti dengan masih ditemukannya kasus gizi kurang dan gizi


BAB III METODE PENELITIAN. Bolango dan waktu penelitian di laksanakan pada bulan Oktober sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tabumela Kecamatan Tilango

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Observasional Analitik study yaitu

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung

BAB I PENDAHULUAN. menyusui bayinya, meyakinkan ibu akan keuntungan Air Susu Ibu (ASI) dan

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas. Upaya dari United Nation untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

Neneng Siti Lathifah Prodi Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. garam-garam organik yang di sekresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu, serta

Transkripsi:

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS RHOMA SARTIKA NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2015 Ana Mariza *) ABSTRAK Berdasarkan hasil perhitungan data SUSENAS tahun 2012, presentasi bayi usia 0-6 bulan yang menerima ASI Eksklusif di Propinsi Lampung sebesar 30,5%. Jika diperkabupaten atau kota, Bandar Lampung masih dibawah rata-rata yaitu sebesar 21,46%. Tujuan dari penelitian ini diketahui hubungan pendidikan dengan pekerjaan ibu terhadap pemberian asi eksklusif di BPS Rhoma Sartika, SST Natar, Lampung Selatan 2015. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan rancangan analitik pendekatan cross sectional, dimana populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan sebanyak 39 dan sampel sebanyak 39 orang yang diambil dengan tehnik total sampling. Pengambilan data menggunakan lembar kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil analisa dalam penelitian ini menunjukkan bahwa distribusi frekuensi Distribusi frekuensi pemberian ASI eksklusif sebagian besar dengan kategori tidak memberikan sebanyak 21 responden (53,8%). Distribusi frekuensi pendidikan responden sebagian besar dengan kategori pendidikan rendah sebanyak 24 responden (61,5%). Distribusi frekuensi pekerjaan responden sebagian besar dengan kategori tidak bekerja sebanyak 22 responden (56,4%). Ada hubungan pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif (pvalue 0,000 < α 0,05). OR: 24,700. Ada hubungan pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif (p-value 0,003 < α 0,05). OR: 11,050.Disarankan ibu menyusui untuk dapat lebih aktif dalam mencari informasi dan lebih meningkatkan pengetahuanagar lebih mengetahui tentang pemberian ASI eksklusif, sehingga diharapkan lebih meningkatnya kesadaran dalam pemberian ASI eksklusif. Kata Kunci : Pendidikan - Pekerjaan - ASI Eksklusif. PENDAHULUAN Organisasi kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO) menyatakan ASI adalah suatu cara yang tidak tertandingi oleh apapun dalam menyediakan makanan ideal untuk mempertumbuhkan dan perkembangan bayi setelah 6 bulan. Biasanya bayi membutuhkan lebih banyak zat besi dan seng yang tersedia dalam ASI. Bayi bisa minum ASI hingga usia 12 bulan atau lebih sealama bayi terus menambah berat dan tumbuh sebagaimana mestinya. Berat ASI bisa memenuhi kebutuhannya dengan baik. Menurut United Nation Internatioal Childern Emergency Fund (UNICEF) 2006 sebnayak 30.000 kematian anak balita di dunia tiap tahunya, bisa dicegah dengan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan sejak tanggal kelahiran tanpa harus memberikan makanan serta minuman tambahan kepada bayi. Sehingga dengan pemberian ASI secara Eksklusif juga dapat menekan angka kematian bayi hingga 13% sehingga dengan dasar asumsi jumlah penduduk 215 juta, angka kelahiran 22/0 kelahiran hidup, angka kematian balita 46/0 kelhiran, maka jumlah bayi yang akan terselamatkan sebanyak 30.000. Menurut hasil riset kesehatan dasar (RisKesDas) di Indonesia pada tahun 2012, presentase anak dibawah usia 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif adalah 15,33%, masih sangat jauh dari target pemberian ASI Eksklusif Nasional yaitu 80%(Profil Kesehtan Republik Indonesia). 1) Dosen Program Studi Kebidanan Universitas Malahayati 242 Jurnal Dunia Kesmas Volume 4. Nomor 4. Oktober 2015

Berdasarkan hasil perhitungan data SUSENAS tahun 2012, presentasi bayi usia 0-6 bulan yang menerima ASI Eksklusif di Provinsi Lampung sebesar 30,5%.Jika diperkabupaten atau kota, Bandar Lampung masih dibawah ratarata yaitu sebesar 21,46%. Berdasarkan pencatatan dan pelaporan dari saranan kesehatan dipropinsi Lampung, tampak bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2011 adalah sebesar 29,24% dengan angka target 60%, sedangkan pada tahun 2012 angka cakupan tercatat sebesar 30,05% dengan target sebesar 80% data tersebut tampak bahwa cakupan ASI Eksklusif diprovinsi lampung belum mencapai target yang ditetapkan provinsi. Dari data pra survey yang dilakukan di Bidan Praktek Swasta Rhoma Sartika. SST Natar Lampung Selatan, Desa Rejosari masih banyak ibu yang berpendidikan rendah dan banyaknya ibu yang bekerja sehingga kurang mengetahui tentang manfaat ASI eksklusif. Sehingga banyak ibu yang tidak memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya. Berdasarkan data pra survey terdapat 37 ibu yang mempunyai bayi berusia 6-12 bulan, yang mendapatkan ASI Eksklusif sebanyak 15 orang bayi dan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 22 orang bayi. Berdasarkan latar belakang dan pra survey di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Apakah ada Hubungan Pendidikan dengan Pekerjaan Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif di BPS Rhoma Sartika,SST Natar,Lampung Selatan 2015. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian analitik dan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu rancangan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan variable independen dan dependen dimana pengukurannya dilakukan pada satu saat (serentak). Penelitian telah dilakukan pada tanggal 20 April s/d 30 Juli 2015. Penelitian dilakukan di BPS Rhoma Sartika, Natar, Lampung Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi (6-12 bulan) di BPS Rhoma Sartika Bandar Lampung berjumlah 39 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang membawa bayi ke Bandar Lampung pada saat penelitian yaitu sebesar 39 responden. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Total Populasi. Variabel dalam penelitian ini adalah pendidikan dan pekerjaan sebagai variabel bebas dan pemberian ASI esklusif sebagai variabel terikat. Analisa univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan chi square. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis univariat Tabel 1 Gambaran Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian Di BPS Rhoma Sartika Natar Lampung Selatan Variabel Frekuensi Persentase Pendidikan - Rendah - Tinggi Pekerjaan - Tidak bekerja - Bekerja Pemberian ASI Esklusif - Tidak memberikan - Memberikan 24 15 22 21 18 61,5 38,5 56,4 43,6 53,8 46,2 Jurnal Dunia Kesmas Volume 4. Nomor 4. Oktober 2015 243

Tabel 1 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi pendidikan ibu tertinggi dalam kategori rendah sebesar 24 (61,5%), distribusi frekuensi pekerjaan tertinggi dalam kategori tidak bekerja sebesar 22 (56,4%), distribusi frekuensi pemberian ASI esklusif tertinggi dalam kategori tidak memberikan sebesar 21 (53,8%). Analisis Bivariat Tabel 2 Hubungan Faktor Pendidikan dan Pekerjaan dengan Pemberian ASI esklusif Di BPS Rhoma Sartika Natar Lampung Selatan Variabel Pendidikan - Rendah - Tinggi Pekerjaan - Tidak bekerja - bekerja Pemberian ASI esklusif Tidak Total P- Memberikan memberikan Value N % N % N % 19 2 4 79,2 13,3 77,3 23,5 5 13 5 13 20,8 86,7 22,7 76,5 24 15 22 OR (95% CI) 0,000 24,700 0,003 11,050 PEMBAHASAN 1. Hubungan Pendidikan ibu dengan pemberian ASI esklusif Pada penelitian terdapat hubungan pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif di BPS Rhoma sartika, SST Kec. Natar Kabupaten Lampung SelatanTahun 2015, diperoleh (p-value = 0,000< 0,05),dari hasil analisis diperoleh nilai OR: 24,700. Artinya responden dengan pendidikan tinggi memiliki peluangsebesar 24,700 kali untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan responden yang berpendidikan rendah. Hasil penelitian ini memiliki kesemaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratna (2014) di Puskesmas Metro Kibang Kabupaten Lampung Tengah, tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif dimana diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif dengan p value (0,001). Tingkat pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah, terutama dalam pemberian ASI Ekslusif. Pengetahuan ini diperoleh secara formal maupun informal. Sedangkan ibuibu yang berpendidikan tinggi umumnya terbuka dalam menerima hal-hal baru untuk kesehataannya. pendidikan juga membuat seseorang terdorong ingin tahu dalam mencari pengalaman sehingg informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan. Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa proses menyusui memerlukan pengetahuan. Tingkat pengetahuan ibu yang kurang tentang ASI eksklusif lebih sering diberi susu botol dari pada ASI. Bahkan bayi yang baru berusia kurang dari enam bulan telah diberi pisang atau nasi yang lembut sebagai tambahan ASI. Pemberian Susu formula, makanan padat/tambahan yang terlalu dini dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif hingga meningkatkan angka kesakitan pada bayi. Selain itu tidak ditemukan bukti yang menyokong bahwa pemberian susu formula, makanan padat atau makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan lebih menguntungkan. Bahkan sebaliknya, hal ini akan mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan dan tidak ada dampak positif bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi. Dari hasil analisa diketahui tedapat 2 responden (13,3%) responden dengan pendidikan tinggi dan tidak memberikan ASI eksklusif hal ini dikarenakan kurangnya produksi ASI sehingga ibu mengganti ASI dengan susu formula, dan terdapat 5responden(20,8%) dengan pendidikan rendah dan memberikan ASI eksklusif hal ini dikarenakan dukungan dari tenaga 244 Jurnal Dunia Kesmas Volume 4. Nomor 4. Oktober 2015

kesehatan serta keyakinan responden akan pentingnya pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh hasil bahwa responden dengan pendidikan tinggi yang tidak memberikan ASI eksklusif dikarenakan ASI mereka tidak lancar. Responden dengan pendidikan rendah tapi memberikan ASI eksklusif dikarenakan dapat mengurangi pengeluaran biaya untuk pembelian susu formula selain itu ada anjuran dari orang tua dan tenaga kesehatan. 2. Hubungan Pekerjaan dengan pemberian ASI esklusif Pada penelitian terdapat hubungan Pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif di BPS Rhoma sartika, SST Kec. Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2015 diperoleh (p-value = 0,003< 0,05), dari hasil analisis diperoleh nilai OR: 11,050. Artinya responden dengan kategori bekerja memiliki peluang sebesar 11,050 kali untuk tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja. Hasil ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah Tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Banjit Kabupaten Way Kanan dimana diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif dengan p value (0,000). Dengan terbukanya kesempatan bekerja dan tuntutan untuk bekerja dan tuntutan untuk bekerja membantu ekonomi keluarga maka sebagian ibu-ibu memilih bekerja diluar rumah. Dengan bekerja ibu tidak dapat berhubungan penuh dengan bayinya, akibatnya ibu cenderung memberikan susu formula dan diberikan melalui botol, menyebabkan frekuensi penyusuan akan berkurang dan produksi ASI akan menurun. Keadaan ini menyebabkan ibu memberhentikan pemberian ASI. Dari hasil analisa diketahui bahwa responden dengan kategori bekerja yang memberikan ASI eksklusif terdapat13 responden (76,5%) hal ini dikarenakan sebagian ibu tersebut membawa anaknya ke tempat kerja sehingga ibu tersebut tetap menyusui anaknya, dan sebagian lagi ibu yang bekerja tetapi tetap memberikan ASI dikarenakan ibu tersebut menampung ASI didalam botol sehingga saat anak membutuhkan ASI telah tersedia. Sedangkan responden dengan kategori tidak bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak responden (77,3%) dari hasil wawancara diperoleh hasil bahwa responden dengan kondisi yang tidak sehat seperti menderita diare dan infeksi saluran pernafasan sehingga ibu tersebut khawatir anaknya akan mengalami gangguan kesehatan. Berdasarkan hasil tersebut peneliti berpendapat bahwa salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif adalah pekerjaan ibu menyusui. Walaupun pekerjaan bukan merupakan faktor langsung penyebab rendahnya pemberian ASI eksklusif namun pekerjaan berpengaruh positif terhadap pemberian ASI eksklusif. KESIMPULAN 1. Distribusi frekuensi pemberian ASI eksklusifdi BPS Rhoma sartika, SST Kec. Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2015 sebagian besar dengan kategori tidak memberikan sebanyak 21 responden (53,8%). 2. Distribusi frekuensi pendidikan responden di BPS Rhoma sartika, SST Kec. Natar KabupatenLampung SelatanTahun 2015 sebagian besar dengan kategori pendidikan rendah sebanyak 24responden (61,5%). 3. Distribusi frekuensipekerjaan responden di BPS Rhoma sartika, SST Kec. Natar KabupatenLampung SelatanTahun 2015sebagian besar dengan kategori tidak bekerja sebanyak 22 responden (56,4%). 4. Ada hubungan pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif di BPS Rhoma sartika, SST Kec. Natar KabupatenLampung SelatanTahun 2015(p-value 0,000<α0,05).OR: 24,700. 5. Adahubungan pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif di BPS Rhomasartika, SST Kec. Natar Kabupaten Lampung SelatanTahun 2015 (p-value 0,003<α0,05).OR: 11,050. Jurnal Dunia Kesmas Volume 4. Nomor 4. Oktober 2015 245

SARAN 1. Tempat penelitian Diharapkan untuk dapat meningkatkan upaya promotif bagi ibu menyusui melalui penyuluhan kesehatan yang bertujuan menyampaikan informasi bagaimana cara penyimpanan ASI yangbenar kepada ibu menyusui. Serta dapat menambah wawasan serta ketrampilan terkait proses menyusui seperti cara menyusui yang benar serta mengikuti pelatihan-pelatihan mengenai ASI, dan dapat menyediakan tempat khusus untuk ibu menyusui. 2. Ibu menyusui Diharapkan untuk dapat lebih aktif dalam mencari informasi dan lebih meningkatkan pengetahuanagar lebih mengetahui tentang pemberian ASI eksklusif, sehingga diharapkan lebih meningkatnya kesadaran dalam pemberian ASI eksklusif. Dan disarankan untuk ibu yang bekerja untuk membawa anaknya ke tempat kerja sehingga ibu tersebut tetap menyusui anaknya atau dapat menampung ASI didalam botol sehingga saat anak membutuhkan ASI telah tersedia. 3. Peneliti lain Diharapkan dengan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan pengembangan penelitian berikutnya untuk menggali lebih dalam dengan menggunakan penelitian kualitatif ataupun terhadap variabel confounding, yaitu variabel yang berpengaruh terhadap variabel independent dan dependent. DAFTAR PUSTAKA Ihsan,Fuad.2013. Dasar-Dasar Kependidikan.Jakarta: Rineka Cipta. Indah. 2013. faktor-faktor yang berhubungan denganpemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Banjit Kabupaten Way Kanan. Kabupaten Way Kanan Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Meteologi Penelitian. Jakarta: Rineka Citra Ria. Riskesdas. 2012. Profil Kesehatan Republik Indonesia Profil Kesehatan Provinsi Lampung. 2013. Ratna. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberianasi Eksklusif di Puskesmas Metro Kibang Kabupaten Lampung Tengah Soetjningsih. 2012. Seri Gizi ASI Petunjuk untuk Kesehatan. Jakarta:EGC Suryopajogo, Nadine.2009.Keajaiban Menyusui.Jogjakarta: Keyword. 246 Jurnal Dunia Kesmas Volume 4. Nomor 4. Oktober 2015