1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pekerjaan memiliki potensi bahaya dan risiko, baik yang bersumber dari aktivitas kerja, alat dan bahan yang digunakan, serta lingkungan kerja. Potensi bahaya dalam pekerjaan terdiri dari bahaya kesehatan dan keselamatan. Salah satu bahaya yang dapat menimbulkan risiko kesehatan adalah bahaya ergonomi yang menyebabkan gangguan kesehatan berupa keluhan Muskuloskeletal. Muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi ligamen dan tendon, keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) atau cidera pada sistem Muskuloskeletal (Tarwaka, 2004) Nyeri merupakan sensasi tidak nyaman yang diterima oleh tubuh karena rangsang yang berasal dari luar (Eleanor and Archad, 2007). Musculoskeletal Disorders (MSDs) merupakan gangguan kronik pada otot, tendon dan saraf yang disebabkan oleh penggunaan secara repetitif, pergerakan yang cepat, penggunaan tenaga yang besar, kontak dengan tekanan, postur janggal atau ekstrim, getaran dan temperatur yang rendah (ACGIH, 2010). Faktor penyebab terjadinya Musculoskeltal Disorder (MSDs) terdiri dari faktor pekerjaan, pekerja, psikososial, dan lingkungan (Cohen et al, 1997). Faktor pekerjaan adalah faktor yang berasal dari pekerjaan itu sendiri termasuk gerakan repetitif, beban, postur statis dan penggunaan tenaga. Faktor pekerja berupa umur, lama bekerja, dan riwayat penyakit. Sedangkan faktor lingkungan kerja yaitu vibrasi, suhu, dan tingkat pencahayaan (Bridger, 1995). Menurut data Biro Statistik Departemen Tenaga Kerja Amerika tahun 2012 tercatat sedikitnya 24.650 kasus pekerja yang mengalami gangguan MSDs dan menyumbang 33% dari total keseluruhan kasus penyakit akibat kerja. Pada tahun 2013 total kasus MSDs dan mengalami kenaikan sebesar 380.600 kasus MSDs dari tahun sebelumnya. Tahun 2014 Biro Pusat Statistik
2 Amerika Serikat mencatat ada 109,4 kasus per 10.000 pekerja mengalami gangguan MSDs, hal ini menyebabkan ketidakhadiran kerja bahkan kehilangan waktu kerja untuk waktu yang sangat lama (OSHA, 2014). Hasil studi Departemen Kesehatan dalam profil masalah kesehatan di Indonesia tahun 2005 menunjukkan bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaannya. Gangguan yang dialami pada 9.482 pekerja di 12 kabupaten/kota di Indonesia umumnya berupa penyakit MSDs (16%), kardiovaskuler (8%), gangguan saraf (5%), gangguan pernapasan (3%), dan gangguan THT (1,5%) (Sumiati, 2007), serta di tahun 2010 didapatkan sebanyak 168.768 jumlah kunjungan rumah sakit terbanyak ke dua setelah penyakit infeksi saluran pernapasan bagian atas (Sumiati, 2007). Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2013 di Indonesia terdapat 42.844 kasus penyakit akibat kerja. Selain penyakit akibat kerja, masalah kesehatan lain pada pekerja yang perlu mendapat perhatian antara lain ketulian, gangguan muskuloskeletal, gangguan reproduksi, penyakit jiwa, sistem saraf dan sebagainya. Keluhan muskuloskeletal pada bagian otot rangka disebabkan karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan akan menyebabkan keluhan pada sendi, ligamen dan tendon (Tarwaka, 2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap operator komputer di bagian keuangan Universitas Hasanudin Makassar diperoleh data keluhan akibat penggunaan komputer sebanyak 70% karyawan mengeluhkan nyeri pada sendi akibat dari desain tempat duduk, lama kerja dan faktor usia. (Hidayat, 2012) Peregangan adalah aktivitas fisik yang paling sederhana dan merupakan penyeimbang sempurna untuk keadaan diam dan tidak aktif bergerak dalam waktu lama. Peregangan teratur di sela pekerjaan akan mengurangi ketegangan otot, memperbaiki peredaran darah, mengurangi kecemasan, perasaan tertekan, kelelahan, membuat pekerja merasa lebih baik (Anderson, 2010). Duduk dalam waktu yang lama adalah penyebab terbesar sakit di bagian punggung bawah. Perlu dilakukan peregangan untuk menggerakan otot di
3 punggung bagian bawah dan agar peredaran darah lancar. Cara ini berguna agar pekerja terhindar dari masalah punggung (Anderson, 2013). Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 18 Februari 2019 di PT. Dutagaruda Piranti Prima, sebuah perusahaan pelayanan yang mengkhususkan diri pada penyedia dan pengelola tenaga kerja, serta pusat pendidikan & pelatihan tenaga kerja. PT. Dutagaruda Piranti Prima memiliki 10 Unit bagian. Pekerjaan dilakukan di hari Senin Jumat dengan jam kerja selama ±8 jam setiap harinya, yang dimulai pada pukul 07.30 WIB 16.30 WIB. Jenis pekerjaan di PT. Dutagaruda Piranti Prima memiliki 3 jenis pekerjaan yaitu duduk dan bekerja dengan komputer, mengangkat barang, dan berdiri. Namun dalam 3 jenis pekerjaan tersebut yang banyak dilakukan oleh karyawan adalah duduk bekerja menggunakan komputer. Proses tersebut dilakukan karyawan dengan posisi duduk dalam waktu lama diatas kursi dan punggung membungkuk kedepan, sehingga berpotensi mengakibatkan timbulnya keluhan pada tubuh bagian punggung. Meski hanya duduk dan bekerja di depan komputer karyawan tidak lepas dari adanya penyakit akibat kerja. Adapun dalam setiap melakukan kegiatan pekerjaan para karyawan tidak memahami bagaimana cara duduk dan bekerja dengan komputer. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada 17 karyawan didapatkan bahwa sebanyak 59% karyawan mengalami keluhan sakit pada bagian punggung bagian bawah, 18% karyawan hanya mengalami keluhan agak sakit pada bagian punggung dan leher, dan 24% karyawan mengalami keluhan sakit pada kaki. Pekerjaan di PT Dutagaruda Piranti Prima yang hampir keseluruhan merupakan pekerjaan administrasi dengan posisi duduk diatas kursi dan menatap layar komputer yang dilakukan selama 8 jam kerja tersebut merupakan posisi statis. Keluhan MSDs jika tidak segera diatasi atau dilakukan penanganan segera akan mengganggu konsentrasi dalam bekerja, menyebabkan kelelahan dan pada akhirnya akan menurunkan produktivitas. Dampak yang diakibatkan oleh Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada aspek produksi yaitu berkurangnya output, kerusakan material produk yang hasil akhirnya mengakibatkan tidak terpenuhinya deadline produksi serta pelayanan yang tidak memuaskan. Selain
4 itu, biaya yang ditimbulkan akibat absensi atau tidak masuknya pekerja akan menimbulkan penurunan keuntungan. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran biaya pelatihan karyawan baru untuk menggantikan karyawan lama yang sakit serta biaya untuk menyewa jasa konsultan dan agen lainnya (Bukhori, 2010). Hendra (2009), pada penelitiannya terkait dengan keluhan musculoskeletal disorders pada pekerja permanen kelapa sawit, dijelaskan bahwa dari 117 permanen, terjadi keluhan pada punggung bawah dan keluhan pada bagian leher terbanyak dikeluhkan oleh 98 pekerja, dan keluhan pada bahu kanan, pergelangan tangan kanan dan kiri yang dirasakan oleh 95 pekerja, serta keluhan bagian pantat yang paling sedikit yaitu sebanyak 67 pekerja. Postur tubuh, umur, dan masa kerja merupakan faktor risiko yang dapat menyebabkan adanya keluhan musculoskeletal disorders. Dampak musculoskeletal disorders menyebabkan banyak atau hampir sebagian besar pekerjaan terganggu (97,4%) dan sebagian kecil menjadi tidak bisa bekerja (2,6%). Berdasarkan penyakit akibat kerja yang dapat ditimbulkan dalam pekerjaan administrasi terhadap keluhan nyeri muskuloskeletal yang dialami karyawan diharapkan pelatihan peregangan otot dapat mengurangi keluhan nyeri muskuloskeletal pada karyawan. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, dilakukan penelitian dengan judul Efektifitas Pemberian Peregangan (Stretching) Terhadap Penurunan Keluhan Muskuloskeletal Disorder Pada Karyawan Yang Bekerja Menggunakan Komputer di PT Dutagaruda Piranti Prima. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang terjadi di PT. Dutagaruda Piranti Prima berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 18 Februari 2019 tercatat 17 karyawan mengalami nyeri pada bagian punggung. Berdasarkan latar belakang tersebut, karena ada banyaknya keluhan muskuloskeletal dari karyawan, dan masih belum adanya pengendalian dari faktor resiko yang ada, sehingga peneliti ingin melihat efektifitas pemberian peregangan (Stretching) terhadap penurunan keluhan musculoskeletal
5 disorders pada karyawan yang bekerja menggunakan komputer di PT Dutagaruda Piranti Prima tahun 2019. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana hasil analisis dari keluhan nyeri muskuloskeletal yang dialami karyawan menggunakan Nordic Body Map (NBM) di PT. Dutagaruda Piranti Prima tahun 2019? 2. Apakah terdapat perbedaan keluhan nyeri yang dialami karyawan sebelum dan sesudah diberikan peregangan (stretching) di PT. Dutagaruda Piranti Prima tahun 2019? 3. Apakah terdapat penurunan keluhan nyeri Muskuloskeletal setelah diberikan peregangan otot (stretching) pada karyawan di PT. Dutagaruda Piranti Prima tahun 2019? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian peregangan (stretching) terhadap penurunan keluhan muskuloskeletal disorders pada karyawan yang bekerja menggunakan komputer di PT. Dutagaruda Piranti Prima tahun 2019. 1.4.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dengan diadakannya penelitian ini adalah : a. Mengetahui gambaran keluhan muskuloskeletal disorders sebelum diberikan peregangan otot (Stretching) pada tahun 2019. b. Mengetahui gambaran keluhan muskuloskeletal disorders setelah diberikan peregangan otot (Stretching) pada tahun 2019. c. Mengetahui apakah terdapat perbedaan sebelum dan setelah diberikan peregangan otot (stretching) pada karyawan pada tahun 2019.
6 1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : a. Peneliti 1) Sebagai aplikasi ilmu yang telah dipelajari di kampus serta memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. 2) Mendapatkan pengetahuan tentang gangguan nyeri Muskuloskeletal pada karyawan di PT. Dutagaruda Piranti Prima tahun 2019. b. Perguruan Tinggi Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk kepentingan perkuliahan maupun sebagai data dasar dalam penelitian di bidang keselamatan dan kesehatan kerja khsususnya kajian mengurangi nyeri Muskuloskeletal dengan peregangan otot (stretching). c. Perusahaan Penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk membuat kebijakan dan pengambilan keputusan dalam menciptakan lingkungan kerja nyaman dan sehat mengenai upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dalam mengatasi keluhan nyeri Muskuloskeletal. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan di PT. Dutagaruda Piranti Prima, yang berfokus pada karyawan kantor yang bekerja menggunakan komputer. Subyek dari penelitian adalah seluruh karyawan kantor pusat yang bekerja menggunakan komputer. Adapun total karyawan yang menjadi sampel adalah 42 orang. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Februari 2019 sampai dengan Juni 2019. Penelitian ini dilakukan karena banyaknya keluhan Muskuloskeletal yang dialami oleh karyawan baik laki-laki maupun perempuan di PT. Dutagaruda Piranti Prima, analisi keluhan nyeri muskuloskeletal di lakukan dengan menggunakan checklist Nordic Body Map (NBM) yang merupakan kuesioner
7 yang pengaplikasiannya sangat sederhana, mudah dipahami dan memerlukan waktu yang singkat dalam menilai tingkat keparahan atas terjadinya gangguan sistem Muskuloskeletal. Penelitian dilakukan dengan pemberian kuesioner NBM secara pre-test dan post-test guna mengetahui adanya efektifitifitas penurunan keluhan muskuloskeletal oleh karyawan sebelum dan setelah diberikannya peregangan (stretching).