D. Conyers dan Hills (1984): Perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari keputusan atau pilihan dari berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran a untuk mencapai tujuan tertentu tu di masa mendatang. MT Todaro (Economic Development, 7 th ed., 2000): Perencanaan Ekonomi adalah upaya pemerintah secara sengaja untuk mengkoordinir pengambilan keputusan ekonom dalam jangka panjang serta mempengaruhi, mengatur dan dalam beberapa hal mengontrol tingkat dan laju pertumbuhan berbagai variable ekonomi yang utama untuk mencapai tujuan pembangunan yang tela ditentukan dte tu sebelumnya Jhingan: Perencanaan adalah teknik/cara untuk mencapai tujuan, untuk mewujudkan maksud dan sasaran tertentu yang telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan dengan baik oleh Badan Perencana Pusat. Tujuan tersebut mungkin untuk mencapai sasaran social, politik atau lainnya. 1
Lingkup Kegiatan Perencanaan Klassifikasi berdasarkan disiplin / profesi Sosio economic Planning Natural Resourceb Planning Architectural and Engineering Planning Berdasarkan sektor (Pertanian, Industri dsb) Pendekatan antar disiplin (Ekonomi, Sosiologi, Politik, SDA, dsb) Tingkatan Spasial dari Kegiatan Perencanaan International Planning National Planning Regional Planning/Local Planning Town/Village Planning Individual/Family/Enterprice Planning Perencanaan uniter: perencanaan menyeluruh (komprehensif) yang disusun oleh satu lembaga tertentu, t t umumnya oleh pemerintah. Perencanaan plural mencoba melihat dari berbagai pihak, misalnya perencanaan yang didasarkan atas Polical bargaining process. Dalam hal ini pemerintah harus dapat memfasilitasi peraturan dan kebijakan yang dapat menangkap seluruh aspirasi masyarakat. 2
Apakah perencanaan yang diusulkan kaum pluralis ini dapat berjalan? Jika dikaitkan dengan isu dominasi orang kaya terhadap orang miskin, kelompok elit terhadap orang biasa, militer terhadap non militer atau peran media masa. Memunculkan perencanaan partisipatif, advokasi dan komunikatif. Konsep advokasi / pembelaan muncul dari praktek hukum yang berimplikasi pada sanggahan / perlawanan yang muncul dari masing-masing pihak yang memiliki dua pandangan yang saling bersaing. Umumnya perencanaan advokasi dilaksanakan bukan oleh perencana (formal), melainkan oleh pekerja sosial dan organisator kemasyarakatan terlatih dan mahasiswa. Perencanaan advokasi muncul karena pada umumnya ada suatu kelompok masyarakat yang membutuhkan bantuan perencana pada saat proses pembangunan berlangsung, yang pada umumnya berada dalam kelompok berpenghasilan rendah. 3
Berawal dari pengamatan pada prilaku perencana dan karakteristik proses perencanaan rasional. Pada umumnya perencana mengenali dan menjelaskan segala hal (persoalan pembangunan) dalam wilayah publik berdasarkan kekuatan dan kekuasaan ekonomi dan birokrasi. Manusia bukan subyek yang berdiri sendiri secara kompetitif berusaha untuk mengejar keinginan individual, tapi manusia adalah makluk yang mamiliki kesadaran akan diri sendiri dan keinginan yang muncul melalui hubungan antar sesama melalui komunikasi dan kerjasama kolektif yang diakibatkannya. Dalam perencanaan komunikatif, perencanaan dilakukan secara dialogis, sehingga praktek-praktek kmunikatif, seperti mendengar, belajar dan memahami satu sama lain menjadi diperlukan. Perencanaan yang menjadikan masyarakat sebagai salah satu sumber daya terbesar yang dianggap sangat memahami potensi dan masalah yang ada, lebih dari pemerintah sekalipun. Dalam perencanaan partisipatif masyarakat diberi kesempatan untuk menyertakan masalah yang dihadapi dan gagasan-gagasan sebagai masukan untuk berlangsungnya proses perencanaan berdasarkan kemampuan masyarakat itu sendiri. 4
Perencanaan Sektor Riil Adalah perencanaan pada sektor riil, seperti: pertanian, industri dll, dimana suplainya adalah produksi dan demannya adalah pasar. Perencanaan pada sektor pertanian ataupun sektor industri yang perlu diperhatikan adalah upaya dalam meningkatkan produktivitas. Perencanaan Sektor Penunjang Adalah perencanaan sektor yang menunjang sektor riil, seperti: sektor transpotasi, dimana suplainya adalah kapasitas dan demannya adalah pasar. 5
6
Wilayah Homogen Wilayah Nodal Wilayah Administrasi Wilayah Perencanaan merupakan wilayah yang dipandang dari satu aspek/kriteria mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang relatif sama. Seperti ditinjau dari aspek: Ekonomi : daerah dengan struktur produksi dan konsumsi yang homogen, daerah dengan tingkat pendapatan rendah/miskin, dll Geografi : wilayah yang mempunyai topografi atau iklim yang sama Agama, suku dll 7
merupakan wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat (inti) ti)dan daerah hbelakangnya (hinterland). t l Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari : Arus penduduk Faktor produksi Barang dan Jasa Komunikasi dan Transportasi dll wilayah yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahan atau politik, seperti: Propinsi, Kabupaten/Kotamadya, Kecamatan, Desa/Kelurahan, dan RT/RW 8
Boudeville (dalam Glasson, 1978) didefiniskan sebagai wilayah yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan-keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan dapat dilihat sebagai wilayah yang cukup besar untuk memnungkinkan terjadinya perubahanperubahan penting dalam penyebaran penduduk dan kesempatan kerja, namun cukup kecil untuk memungkinkan persoalan-persoalan perencanaan dapat dipandang sebagai suatu kesatuan. Cukup besar untuk mengambil keputusan-keputusan investasi yang berskala ekonomi. Mampu nengubah industrinya sendiri dengan tenaga kerja yang ada. Mempunyai struktur ekonomi yang homogen Mempunyai sekurang-kurangnya satu titik pertumbuhan (growth point) ) Menggunkan suatu cara pendekatan perencanaan pembangunan Masyarakat dalam wilayah itu mempunyai kesadaran bersama terhadap persoalan-persoalannya. 9