HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DI JALAN RAYA DENGAN NILAI AMBANG DENGAR PADA MASYARAKAT PEMUKIMAN DI KELURAHAN TITIWUNGEN SELATAN KOTA MANADO



dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT KEBISINGAN DI JALAN RAYA DENGAN TINGKAT KENYAMANAN PADA MASYARAKAT PEMUKIMAN DI KELURAHAN TITIWUNGEN SELATAN KOTA MANADO.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Keywords : Noise Intensity, Hearing Threshold Values, Ground Handling Labor

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

GANGGUAN PENDENGARAN DI KAWASAN KEBISINGAN TINGKAT TINGGI (Suatu Kasus pada Anak SDN 7 Tibawa) Andina Bawelle, Herlina Jusuf, Sri Manovita Pateda 1

HUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN PADA PEKERJA DENGAN NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL) DI PTPN XIII PMS GUNUNG MELIAU

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN LAMA TINGGAL DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MASYARAKAT YANG TERPAPAR BISING JALAN RAYA DI SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

STUDI HEARING LOSS TENAGA KERJA DAN MASYARAKAT DI WILAYAH BANDARA HASANUDDIN MAKASSAR

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA KANTOR BANDARA DOMINI EDUARD OSOK SORONG

TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci : intensitas kebisingan, nilai ambang dengar, tenaga kerja bagian produksi

Volume 2 No. 5 April 2016 ISSN :

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN NILAI AMBANG DENGAR TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. PUTRA KARANGETANG POPONTOLEN MINAHASA SELATAN

TINGKAT KEBISINGAN DAN TAJAM DENGAR PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

KAJIAN KEBISINGAN PADA PEMUKIMAN DEKAT BANDARA UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN

Hubungan Kebisingan Terhadap Tekanan Darah Pada Pekerja Lapangan PT. Gapura Angkasa Di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado.

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Kholid Ubaidilah NIM : J

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO GEDE

KEJADIAN KURANG PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN MESIN KERETA API PADA PEMUKIM PINGGIR REL DI KELURAHAN GEBANG KABUPATEN JEMBER

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN DAN LAMA TINGGAL TERHADAP DERAJAT GANGGUAN PENDENGARAN MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN PLTD TELAGA KOTA GORONTALO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PENENTUAN TINGKAT REDUKSI KEBISINGAN OLEH PAGAR BUATAN DI SEKITAR BANGUNAN RUMAH PENDUDUK DI KOTA PEKANBARU

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN MUSIK DISKOTIK DAN MASA KERJA DENGAN FUNGSI PENDENGARAN KARYAWAN DISKOTIK DI PONTIANAK TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN INTENSITAS KEBISINGAN DAN NILAI AMBANG DENGAR PEKERJA DI DISKOTIK CLOUD9, HOLLYWOOD, KOWLOON MANADO TAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

seperti transportasi darat, laut dan udara. Manusia sebagai makluk yang kompleks Bandar Udara Djalaludin Gorontalo merupakan satu-satunya bandara yang

TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI LINGKUNGAN PERUMAHAN DALUNG PERMAI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan.

DAILY MAPPING AIRCRAFT NOISE LEVEL IN UNIT APRON AHMAD YANI AIRPORT, SEMARANG, CENTRAL JAVA, USING CONTOUR NOISE METHOD

METODE PENELITIAN III.

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktifitas keseharian penduduk perkotaan makin tinggi sejalan dengan makin

PENGKAJIAN KEBISINGAN DI SEKITAR BANDARA DI BEBERAPA KOTA BESAR DI INDONESIA (AIRPORT NOISE)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PETUGAS GROUND HANDLING PT. GAPURA ANGKASA BANDARA ADI SOEMARMO BOYOLALI SKRIPSI

PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN TERHADAP GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI PABRIK IB PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

EFEK PARTISI TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN KEBISINGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SAFETY DRIVING PADA SUPIR BUS TRAYEK MANADO AMURANG DI TERMINAL MALALAYANG

ANALISIS KEPADATAN LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS SDN BOJONG RANGKAS 4 BOGOR)

ANALISIS HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP TERJADINYA STRES KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI BENGKEL LAS DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dapat bersumber dari suara kendaraan bermotor, suara mesin-mesin

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

Hubungan Paparan Kebisingan Dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Industri Kerajinan Pandai Besi Di Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO

PENGARUH KEBISINGAN KERETA API TERHADAP KUALITAS HIDUP MASYARAKAT YANG TINGGAL DI BANTARAN REL KERETA API NUSUKAN SURAKARTA SKRIPSI

EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN DI BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU

Dian Pratiwi*), Ir. Irawan Wisnu Wardhana, MS dan Sri Sumiyati, ST, MSi. **)

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

I. PENDAHULUAN. serasi dan manusiawi. Pelaksanaannya diterapkan melalui undang- undang No. 13

TARAF INTENSITAS BUNYI KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN RAYA PADA AKTIVITAS PENGUKURAN SIANG HARI. Jumingin

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, kota-kota di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi

PENGARUH PERUBAHAN KETINGGIAN TERHADAP NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA PERJALANAN WISATA DARI GIANYAR MENUJU KINTAMANI

PEMODELAN KEBISINGAN LALULINTAS DI JALAN TERUSAN KOPO BANDUNG ABSTRAK

Pengaruh Penerapan Zona Selamat Sekolah Terhadap Tingkat Kebisingan Lalu Lintas di Kawasan Sekolah Kota Padang

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

ANALYSIS OF TRAFFIC NOISE IN PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA HOSPITAL ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALU LINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN PENDIDIKAN AKIBAT PENGARUH LALU LINTAS KENDARAAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA DI PG. POERWODADIE MAGETAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

PENGARUH BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN PADA KARYAWAN YANG BEKERJA DI TEMPAT MAINAN ANAK MANADO TOWN SQUARE

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prasarana dan sarana perkotaan, misalnya peningkatan dan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

DAFTAR PUSTAKA. Ackerman, E Ilmu Biofisika. Airlangga University Press, Surabaya.

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA MONTIR PERBENGKELAN DI DESA KIAWA KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA KABUPATEN MINAHASA

BAB I PENDAHULUAN. rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

DAMPAK KEBISINGAN VERSUS GANGGUAN PSIKOLOGIS

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan bisingan dalam proses produksi. Kebisingan dapat. memicu terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL).

EFEKTIFITAS PITA PENGGADUH UNTUK MEREDUKSI KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR

ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN PENURUNAN DAYA DENGAR TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT WIJAYA KARYA BETON Tbk PPB MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA UNIT PERBAIKAN DI PT. KAI DAOP VI YOGYAKARTA DIPO SOLO BALAPAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan, aktivitas karyawan perlu dipertimbangkan berbagai potensi

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 464,2 TWh pada tahun 2024 dengan rata-rata pertumbuhan 8,7% per

STUDI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI TERHADAP PERUMAHAN TAMAN HOLIS INDAH KOTA BANDUNG.

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan pasar bebas (World Trade Organization/WTO) dan

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DI JALAN RAYA DENGAN NILAI AMBANG DENGAR PADA MASYARAKAT PEMUKIMAN DI KELURAHAN TITIWUNGEN SELATAN KOTA MANADO Nels Capa Waromi, Paul A. T. Kawatu 1, Audy Wuntu 2. 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam ratulangi Manado 2 Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam ratulangi Manado ABSTRAK Latar belakang : Pemukiman adalah suatu perumahan atau kelompok rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang di lengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan (UU No.2 / th 92 ). Pemantauan kebisingan tahun 2008 merupakan lanjutan dari program pemantauan kebisingan lingkungan pada tahun 2006 dan 2007, dimana pemantauan difokuskan pada kawasan pemukiman dengan tujuan mengetahui pola kebisingan yang terjadi di daerah pemukiman. Pemantauan tahun 2008 ini dilakukan di lima kota di Indonesia, yaitu Pekanbaru, Denpasar, Pangkal Pinang, Balikpapan, dan Palangkaraya. Di tiap kota dilakukan pengukuran tingkat kebisingan lingkungan di dua titik, dimana titik pertama merupakan pemukiman yang berhadapan langsung dengan jalan raya utama yang melintasi pemukiman tersebut. Sedangkan titik kedua terletak di dalam kawasan pemukiman tersebut. Dari hasil pengukuran yang didapat, 95% data titik pengukuran satu telah melewati baku tingkat kebisingan lingkungan KepMen LH No. 48 Tahun 1996 untuk kawasan pemukiman. Sedangkan untuk titik pengukuran dua pada umumnya tidak melewati baku tingkat kebisingan lingkungan KepMen LH No. 48 Tahun 1996. Metode Penelitian : Penelitian ini adalah bersifat observasional analitik dengan desain crosssectional study. Sampel sebanyak 30 responden dengan metode purposive sampling. Data intensitas kebisingan dan nilai ambang dengar dengan α = 0.05 CI = 95%. Hasil Penelitian : Hasil uji didapatkan nilai probabilitas untuk hubungan intensitas kebisingan dengan nilai ambang dengar sebesar 0,433 (p<0,05). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara tingkat kebisingan di jalan raya dengan nilai ambang dengar pada masyarakat pemukiman di Kelurahan Titiwungen Selatan. Kata Kunci : kebisingan dan nilai ambang dengar.

RELATIONSHIP BETWEEN THE INTENSITY OF THE NOISE ON THE HIGHWAY WITH THE VALUE OF HEARING THRESHOLD ON RESIDENTIAL COMMUNITIES AT KELURAHAN TITIWUNGEN SELATAN MANADO CITY Nels Capa Waromi, Paul A. T. Kawatu 1, Audy Wuntu 2. 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam ratulangi Manado 2 Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam ratulangi Manado ABSTRACT Background: The retreat is a residential or group home that serves as the residence are equipped with facilities and infrastructure environment (UU No.2 / th 92 ). Noise monitoring in 2008 is a continuation of environmental noise monitoring program in 2006 and 2007, where monitoring is focused on residential areas in order to know the pattern of noise that occur in residential areas. Monitoring was conducted in 2008 in five cities in Indonesia, Pekanbaru, Denpasar, Louth, Balikpapan, and Palangkaraya. In each city environmental noise levels measured at two points, where the first point is directly opposite the settlement of a major highway that crosses the settlement. While the second point is located within the residential area. From the measurement results obtained, 95% of the data points of measurement of the noise level was beyond the range of standard LH KepMen No. 48 of 1996 for the settlement. As for the two measurement points generally do not pass raw noise level within KepMen LH No. 48 Tahun 1996 for residential areas As for the two measurement points generally do not pass standard environmental noise levels KepMen LH No. 48 Tahun 1996. Methods: This study was an observational analytic cross-sectional study design. Sample of 30 respondents with a purposive sampling method. Noise intensity data and hearing threshold values with α = 0.05 level CI = 95%. Results: The test results obtained probability value for the relationship intensity noise with hearing threshold value of 0.433 (p <0.05). Conclusion: There is no relationship between the noise level on the road with thresholds heard on resettlement community in the District of South Titiwungen. Keywords: noise and hearing threshold value.

PENDAHULUAN Pemukiman adalah suatu perumahan atau kelompok rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang di lengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan (UU No.2 / th 92 ). Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk dan diikuti dengan meningkatnya pembangunan dalam segala bidang termasuk kemajuan teknologi membawa pengaruh negatif lainnya bagi kehidupan manusia. Salah satu sektor kemajuan yang sangat pesat adalah sarana transportasi yang dapat mempermudah dan juga mempercepat manusia dalam menjalankan suatu kegiatan. Sektor transportasi khusunya kendaraan bermotor baik roda 2 yaitu sepeda motor, maupun roda > 2 seperti mobil dan truk, memberikan kontribusi yang potensial dalam meningkatnya intensitas kebisingan di kawasan pemukiman. Kebisingan merupakan salah satu bentuk pencemaran lingkungan yang dapat mengakibatkan gangguan yang dialami penduduk dan lingkungan sekitar di sepanjang tepi jalan yang tidak dapat dihindari akibat kemajuan sarana transportasi tersebut. Saat ini banyak kota-kota di Indonesia yang mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama pada sarana transportasi dan perluasan daerah pemukiman. Dampak dari perkembangan tersebut antara lain banyaknya pemukiman yang berhadapan langsung dengan jalan raya, bandara, ataupun rel kereta api sehingga menimbulkan dampak negatif antara lain kebisingan. Oleh karena itu untuk menjaga kenyamanan dan kelestarian lingkungan pemukiman, diperlukan usahausaha manusia yang bertujuan untuk meminimumkan dampak negatif tersebut. Kebisingan merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan di kota-kota besar. Bising adalah bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu dan atau membahayakan kesehatan, mengganggu kegiatan sehari-hari di sekolah, di tempat kerja, di rumah, dan saat waktu senggang. Berdasarkan latar belakang di atas maka peniliti tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang hubungan intensitas kebisingan di jalan raya dengan nilai ambang dengar pada masyarakat pemukiman di kelurahan titiwungen selatan yang berada di kawasan Boulevard On Bussines. Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.48/MenLH/XI/1996 tingkat kebisingan maksimum untuk daerah pemukiman 55 dba. METODE PENELITIAN Jenis penelitian Penelitian ini adalah bersifat observasional analitik dengan desain cross-sectional study (studi potong lintang). Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Titiwungen Selatan Kota Manado. Waktu dantempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Titiwungen Selatan, pada bulan Maret-Mei 2013. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat permukiman yang tinggal di Kelurahan Titiwungen. Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 orang ibu rumah tangga yang tinggal atau bermukim di sepanjang jalur jalan raya. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen yang digunakan Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri,berdasarkan ciri data sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Instrument dalam penelitian ini adalah Sound Level Meter ( SLM ) dan Audio Meter. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20. data yang telah diolah selanjutnya di analisis dengan menggunakan uji statistik yang digunakan adalah chi- square pada tingkat kemaknaan 95 % atau nilai α = 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Umur Dari hasil penelitian terhadap 30 orang ibu rumah tangga, umur responden terbanyak pada golongan umur 21-40 tahun yaitu sebanyak 16 (53,3%), umur 40-61 tahun yaitu sebanyak 12 ( 40%) sedangkan >60 tahun yaitu 2 (6,7%). Tingkat Pendidikan keseluruhan responden berjenis kelamin perempuan yang tamat SD sebanyak 2 responden (6,7%). 1 responden (3,3%) tamat SLTP. Responden yang tamat SLTA 23 responden (76,7%). Kemudian Diploma dan Sarjana sebanyak 4 responden (13,3%). Analisis Hubungan Antara Intensitas Kebisingan Dengan Nilai Ambang Dengar Berdasarkan analisis terhadap variabel kebisingan, diperoleh gambaran bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 30 responden (100%) menganggap pemukiman tersebut merupakan pemukiman yang bising. Sedangkan pada analisis nilai ambang dengar sebanyak 5 responden merasa mengalami gangguan pendengaran selama tinggal di pemukiman di Kelurahan Titiwungen Selatan, sedangkan 25 responden lainnya merasa tidak mengalami gangguan pendengaran selama tinggal di pemukima tersebut. Tabel berikut ini menunjukkan hasil analisis hubungan antara kebisingan dengan nilai ambang dengar masyarakat pemukiman di Kelurahan Titiwungen Selatan. Tabel 10. Analisis Hubungan Antara Kebisingan Dengan Nilai Ambang Dengar. Kebisingan rata-rata Nilai Ambang Dengar (NAD) Telinga Kanan N (%) Normal Tuli Ringan 22 3 25 (83,3) Bising ( 70,9 db) Tidak Bising 5 - (<70,9 db) Total 27 3 5 (16,7) 30 (100) Nilai p (value) 0,490 Table 10 menunjukan bahwa dengan tingkat bising 70,9 db sebanyak 25 responden, 22 responden tergolong normal dan 3 responden diantaranya tergolong tuli ringan. Tabel 11. Analisis Hubungan Antara Kebisingan Dengan Nilai Ambang Dengar. Nilai Ambang Dengar (NAD) Telinga Kiri N Kebisingan rata-rata Normal Tuli Ringan Bising ( 70,9 db) 22 3 25 Tidak Bising 5-5 (<70,9 db) Total 27 3 30 Nilai p (value) 0,620

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan tingkat bising 70,9 db sebanyak 25 responden, 22 responden tergolong normal dan 3 responden diantaranya tergolong tuli ringan. PEMBAHASAN Hubungan Intensitas Kebisingan Di Jalan Raya Dengan Nilai Ambang Dengar Pada Masyarakat Pemukiman Di Kelurahan Titiwungen Selatan Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kebisingan mengunakan sound level meter pada titik pertama didepan lorong maesa, titik kedua ditempat jualan dan titik ketiga didepan lorong penca dengan rarta-rata keseluruhan tingkat kebisingan >61,8 db maka permukiman ini tergolong bising. Hasil pemeriksaan nilai ambang dengar dengan audiometer pada frekuensi berkala : 500Hz, 1000Hz, 2000Hz, 4000Hz, dan 8000Hz terhadap 30 responden diperoleh data bahwa responden sebanyak 3 (10%) mengalami tuli ringan pada telinga kiri dan 27 (90%) responden normal. Juga pada telinga kanan diketahui bahwa sebanyak 3 (10%) responden mengalami tuli ringan dan 27 (90%) diantaranya normal. Dari data tersebut menunjukkan bahwa 90% responden di kelurahan titiwungen selatan nilai ambang dengarnya baik. Ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa gangguan pendengaran akibat bising (noise induced hearing loss / NIHL) adalah tuli akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja. Berdasarkan hasil uji menggunakan uji chi square dihasilkan nilai probabilitas sebesar 0,433 dengan tingkat kesalahan 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan atau tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat kebisingan dijalan raya dengan nilai ambang dengar pada masyarakat permukiman di Kelurahan Titiwungen Selatan. Dari hasil bivariat diatas didapat dilihat bahwa hasil kebisingan di jalan raya >61,8 db dapat menyebabkan gangguan pendengaran pada masyarakat sekitar pemukiman di Kelurahan Titiwungen Selatan. Sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa gangguan pendengaran akibat bising (noise induced hearing loss / NIHL) adalah tuli akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Made (2007) tentang Pengaruh Kebisingan Lalulintas Jalan Raya Terhadap Gangguan Kesehatan Psikologis Anak SD bahwa kebisingan lalulintas jalan >61,8 db dapat menyebabkan gangguan kesehatan psikologis. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kebisingan di jalan raya dengan nilai ambang dengar pada masyarakat permukiman di Kelurahan Titiwungen Selatan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Intensitas kebisingan di Kelurahan Titiwungen Selatan diukur pada 3 titik, pada titik pertama yaitu lorong Maesa intensitas kebisingan 60,5 db, pada titik kedua yaitu dikawasan tempat perdagangan intensitas kebisingan 77,8 db, dan pada titik ke tiga yaitu lorong penca intensitas kebisingannya 74,4 db. 2. a. Persentase tuli ringan pada telinga kanan sebanyak 3 responden (10%) dan normal sebanyak 27 responden (90%). b. Persentase tuli ringan pada telinga kiri sebanyak 3 responden (10%) dan normal sebanyak 27 responden (90%).

3. Tidak terdapat hubungan antara tingkat kebisingan di jalan raya dengan nilai ambang dengar pada masyarakat pemukiman di Kelurahan Titiwungen Selatan.. Saran 1. Berdasarkan kesimpulan maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk dapat mengetahui apakah ada hubungan antara kebisingan dengan nilai ambang dengar mengingat dimana nilai kebisingan di permukiman ini sudah tidak memenuhi syarat permukiman yang layak. 2. Hasil pada penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi masyarakat agar menghindari terpapar bising antara lain intensitas bising yang lebih tinggi, berfrekwensi tinggi dan lama terpapar bising. 3. Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain. DAFTAR PUSTAKA Anies. 2005. Penyakit Akibat Kerja. Jakarta; PT Elex Media Komputindo Bahri dkk. 2007. Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksikan Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan dan Faktor Koreksi. Jurnal gradien Vol : 3 No.2. Budiyanto dkk. 2010. Hubungan Kebisingan dan Massa Kerja Terhadap Terjadinya Stress Kerja pada Pekerja di bagian Tenun Agung Saputra Tex Piyungan Bantul Yogyakarta. Junal Kesmas UAD. Fahri, S. 2008. Kebisingan dan tekanan panas dengan perasaan kelelahan kerja pada tenaga kerja bagian drilling pertamina EP Jambi. Jurnal Unimas Harianto, R. 2010. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta : ECG Ikron dkk, 2005. Pengaruh Kebisingan Lalulintas Jalan Terhadap Gangguan Kesehtan Psikologis Anak SDN Cipinang Muar Kecamatan Jatinegaea, Kota Jakarta Timur, Propinsi DKI Jakarta. Makara Kesehatan, Vol. 11, Juni 2007 Moeljasoedarmo, S. 2008. Hygeine Industri. Jakarta; FKUI Mulia, R. 2005. Kesehatan Lingkungan. Jakarta; PT Graha Mulia Natoadmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta; PT Rineka Cipta Natoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat. Jakarta; PT Rineka Cipta Rumajar dkk, 2009. Gambaran Tingkat Ketulian pada Tenaga Kerja Ruang Mein PLTA Sektor Minahasa Wilayah Suluttenggo. IKM UNSRAT Manado : Universitas Sam Ratulangi Manado Sintorini dkk, 2007. Hubungan Tingkat Kebisingan Pesawat Udara Terhadap Kesehatan Pekerja di Sekitar Landas Pacu 1 dan 2 Bandar Udara Internasional Soekarno hatta, Banten. Jurnal Universitas Trisakti Volume 4 No. 1, Juni 2007 Sugeng, A. M. 2005. Hygiene Perusahan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta; Sagung Seto Tampubulon Y, 2012. Perbedaan Nilai Ambang Dengar Antara Tenaga Kerja Ground Handling Dengan Pegawai Administrasi di Bandar Udara Sam

Ratulangi Manado. IKM UNSRAT Manado : Universitas Sam Ratulangi. Yadnya dkk., 2008. Tingkat Kebisigan dan Tajam Dengan Petugas Ground Handling di Bandara Ngurah Rai Bali. Bali : Pascasarjana UNUD.