METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April2017 hingga januari 2018bertempat di

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. laboraturium Nutrisi Peternakan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Bab III Bahan dan Metode

METODE. Materi. Rancangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Produksi Kelanting MT,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III METODE PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODOLOGI A.

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. METODE PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Kimia Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen di bidang Ilmu Teknologi pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

I. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan angka-angka data analisis menggunakan statistik. Hijau Tridharma Andounohu Kendari, Sulawesi Tenggara.

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B.

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

METODE. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April2017 hingga januari 2018bertempat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat alat yang digunakan pada penelitian ini diantara lain Timbangan analitik merk Digital AAA 125 LL, baskom, sendok, spatula, oven, kompor, pisau, plastik, kain saring, kertas label, erlenmeyer,vortex, tabung reaksi, hot plate merk Stirrer, gelas beker, pipet volume Merk Pirex, mikroskop listrik merk Shimadzu, texsture analyser merk Janco, cabinet drying,blender merk Philip dan ayakan. 3.2.2 Bahan Bahan bahan yang digunakan pada penelitian ini diantara lain tepung terigu protein tinggi 13 14%, Pisang Ambon, Pisang Raja Nagka, Pisang Tanduk dengan kematangan fase ripening dengan umur panen 90 hari diperoleh dari daerah Tulungagung, garam, minyak goreng, telur, air, aquades, kertas saring, NaOH, HCl 0,02N, indikator PP. 3.3 Metode Penelitian Rancangan percobaan yang dilakukan pada penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu J= Jenis pisang dan P = Subtitusi proposi tepung pisang dan tepung terigu akan diperoleh 12 perlakuan. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali ulangan. Berikut adalah rincian pelaksanaan penelitian: 20

21 J = Jenis Pisang J1= Pisang tanduk J2= Pisang Raja Nangka J3= PisangAwak J4= Pisang Ambon F2= Subtitusi Tepung Pisangpada mie basah P1= Tepung Pisang 25% : Tepung Terigu 75% P2= Tepung Pisang 50% : Tepung Terigu 50% P3= Tepung Pisang 75% : Tepung Terigu 25% Tabel 5 : Formulasi Pembuatan Mie Basah dengan Jenis Tepung Pisang yang berbeda Jenis Subtitusi Proposi Tepung Pisang dengan Tepung Terigu Pisang P1 P2 P3 J1 J1P1 J1P2 J1P3 J2 J2P1 J2P2 J2P3 J3 J3P1 J3P2 J3P3 J4 J4P1 J4P2 J4P3 Keterangan : J1P1 = Tepung Pisang Tanduk 25% : Tepung Terigu 75% J1P2 = Tepung Pisang Tanduk 50% : Tepung Terigu 50% J1P3 = Tepung Pisang Tanduk 75% : Tepung Terigu 25% J2P1 = Tepung PisangRaja Nangka 25% : Tepung Terigu 75% J2P2 = Tepung Pisang Raja Nangka50% : Tepung Terigu 50% J2P3 = Tepung Pisang Raja Nangka 75% : Tepung Terigu 25% J3P1 = Tepung Pisang Awak 25% : Tepung Terigu 75% J3P2 = Tepung Pisang Awak50% : Tepung Terigu 50% J3P3 = Tepung Pisang Awak 75% : Tepung Terigu 25% J4P1 = Tepung Pisang Ambon 25% : Tepung Terigu 75%

22 J4P2 = Tepung Pisang Ambon 50% : Tepung Terigu 50% J4P3 =Tepung Pisang Ambon 75% : Tepung Terigu 25% Tabel 6. Formulasi Pembuatan Mie No Bahan Komposisi (%) 1 Terigu 2 3 4 5 6 25% 50% 75% Tepung Pisang 25% 50% 75% Air Garam Minyak Telur 7,1 % 14,2 % 21,3 % 7,1 % 14,2 % 21.3 % 1,2 % 0,2 % 1,2 % 12,4 % 3.4 Kegiatan Penelitian 3.4.1 Proses Pembuatan Tepung Pisang Pisang Tanduk Pisang Raja Nangka Pisang Ambon Pisang Awak Air Bersih Pisang Pengupasan Pencucian Kulit Air Kotor Pengecilan Ukuran 0,5cm Pengeringan 45 C 24jam Penghalusan 70 mesh Pengayakan Tepung Pisang Gambar 5. Diagram Alir Pembuatan Tepung Pisang

23 3.4.2 Proses Pembuatan Mie Basah Proporsi Tepung Pisang : Tepung Terigu P1 : 25% : 75% P2 : 50% : 50% P3 : 75% : 25% Bahan Baku Pencampuran Bahan 1. Telur : 12,4% 2. Air : 1,2% 3. Garam: 0,2% 4. Minyak : 1,2% Pemipihan 0,07 0,10 inchi Pencetakan Mie basah Analisa : 1. Kadar Air 2. Kadar Abu 3. Protein 4. Lemak 5. Karbohidrat 6. Serat Pangan 7. Organoleptik 8. Mikrostruktur 9. Elongasi Gambar 6. Diagram Alir Proses Pembuatan Mie Basah 3.5 Prosedur Penelitian Parameter pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji organoleptik (warna, aroma, tekstur), uji proksimat (kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat), mikrostruktur, serat pangan dan elongasi.

24 3.5.1 Analisa Kadar Air (Soedarmadji et al, 1997) a. Sampel mie basah dipotong-potong menjadi bentuk yang kecil, dihaluskan, ditimbang masing-masing sebanyak dua gram dalam cawan porselin yang telah diketahui berat konstannya. Kemudian sampel dimasukkan dalam oven pada suhu 100-105 C selama 3-5 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai beratnya konstan. Pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam bahan. Perhitungan : b. Berat sampel (g) = W1 c. Berat sampel setelah dikeringkan (g) = W2 d. Berat air yang hilang (g) = W3 e. Kadar air (wet basis) = W3 x 100% W1 3.5.2 Analisa Kadar Abu (Soedarmadji et al, 1997) a. Keringkan cawan porselin dalam oven. b. Dinginkan dalam desikator 10-15 menit kemudian menimbang c. Haluskan sampel d. Timbang sampel ke dalam cawan porselin 2 g e. Abukan sampel dalam cawan pada tanur suhu 500 600 o selama 3-5 jam f. Dinginkan lalu masukkan dalam desikator 10-15 menit kemudian menimbangnya g. Menghitung kadar abu dengan rumus : Kadar abu = 3.5.3 Analisa Protein (Soedarmadji et al, 1997) Berat abu (g) Berat sampel (g) x100%

25 a. Sampel dari hasil kadar air dihaluskan lalu ditimbang masing-masing sebanyak 0,25 gram dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. Kemudian ditambahkan 7,5gr K2SO4, 0,35gr HgO, dan 15 ml H2SO4 pekat serta batu didih ke dalam labu Kjeldahl dan dipanaskan selama 3-4 jam sampai diperoleh larutan jernih. Setelah itu labu berisi larutan jernih (dekstruat) didinginkan dan kemudian dipindahkan dalam labu destilasi sambil dibilas dengan 100 ml aquades dingin. Selanjutnya, ke dalam labu destilasi ditambahkan 15 ml Na2S2O3 4%, 50 ml NaOH 50% dingin, dan 0,2 g Zn. Disiapkan erlenmeyer penampung destilat berisi 50 ml HCl 0,1 N yang ditetesi dengan indikator PP dan diletakkan dibawah kondensor dengan ujung kondensor terendam dan didestilasi ± 1 jam sampai dihasilkan ± 75 ml destilat. Destilat kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 sampai titik akhir titrasi berwarna kuning. Prosedur yang sama dilakukan juga untuk blanko. b. Perhitungan : % N = ml NaOH (blanko-sampel) x N NaOH x 14,008 x 100% Berat sampel % Protein = % N x faktor konversi 3.5.4Analisa Kadar Lemak (Metode Soxhlet) (Soedarmadji et al, 1997) a. Sampel dari hasil kadar air dihaluskan lalu ditimbang masing-masing sebanyak 2 gram, lalu dibungkus dengan kertas saring yang telah diketahui beratnya. Sampel dimasukkan dalam labu soxhlet ditambah dengan pelarut eter sampai 1/3 bagian labu lalu diekstraksi selama 4 jam. Lalu sampel dimasukkan dalam oven, didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang sampai berat konstan.

26 Perhitungan : b. Berat lemak = berat awal berat akhir c. % lemak = berat lemak (g) berat awal (g) x 100% 3.5.5 Analisa KadarKarbohidrat by Different (Apriyanto, 1989) Uji Karbohidrat (SNI 01-2973-1992) dilakukan dengan cara pengurangan, yaitu : Kadar Karbohidrat = 100 % - (Abu + Air + Protein + Lemak) 3.5.6 Analisa Serat Pangan (Piliang dan Djojosoebagio, 1996). a. Menimbang dengan seksama 2-3 gram contoh, di bebaskan dari lemaknya dengan cara ekstraksi dengan cara soxhlet atau dengan cara mengaduk dan menuangkan contoh dalam pelarut organic sebanyak 3 kali dancontoh di keringkan kemudian setelah kering di masukan ke dalam erlemeyer 500 ml b. Menambah 50 ml larutan H2SO4 1,25 % kemidan didihkan selama 30 menit dengan menggunakan pendingin tegak c. Menambahkan 50 ml larutan NaOH 3,25% dan didihkan lagi selama 30 menit. d. Menyaring dalam keadaan panas dengan menggunakan corong buchner yang telah berisi kertas saring (kertas saring tersebut sudah di keringkan dan di ketahui bobotnya) e. Dalam keadaan masih tersedot dalam corong buchner kemudian melakukan pencucucian hasil saringan berturut turut dengan menggunakan H2SO 1,25% panas, kemudian di teruskan pencucian dengan menggunakan air panas dan yang terakhir menggunakan etanol 96%.

27 f. Setelah contoh tercuci kemudian kertas yang sudah agak kering di angkat dan di keringkan dalam oven yang bersuhu 105 o C. dan didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian di timbang hingga di peroleh bobot tetap g. apabila ternyata kadar serat lebih dari 1 persen maka kadar serat tersebut di abukan bersama dengan kertas saring. Dan timbang hingga bobot tetap perhitungan : % Kadar Serat Kasar = (C B / A) x 100% Keterangan : a : Bobot sampel b : Bobot Kertas saring konstan c : Bobot kertas saring + residu (Konstan) 3.5.7 Analisis Mikroskopik (Sri, A.I 2015) a. Menyiapkan mkroskopik dengan pembesaran minimal 100x. b. Kaca preparat dibersihkan terlebih dahulu. c. Diteteskan sampel pada kaca preparat dan dibiarkan menggering. d. Teteskan pereaksiyang akan digunakan disisi yang lain. e. Kemudian kaca preparat dimiringkan, sehingga pereaksi mengenai sampel. f. Dilakukan pengamatan melalui mikroskop. 3.5.8 Organoleptik Pengujian organoleptik disebut penilaian indera atau penilaian sensorik merupakan suatu cara penilaian deengan memanfaatkan panca indera manusia untuk mengamati tekstur, warna, bentuk, aroma, rasa suatu produk makanan, minuman ataupun obat. Pengujian organoleptik berperan penting dalam pengembangan produk. Evaluasi sensorik dapat digunakan untuk menilai adanya

28 perubahan yang dikenhendaki atau tidak dalam produk atau bahan-bahan formulasi, mengidentifikasi area untuk pengembangan, mengevaluasi produk pesaing, mengamati perubahan yang terjadi selama proses atau penyimpanan, dan memberikan data yang diperlukan untuk promosi produk. (Nasiru, 2011) Tabel 7. Skor dan Parameter untuk uji Organoleptik Skor Rasa Tekstur,Warna, dan Aroma 5 Sangat Enak Sangat suka 4 Enak Suka 3 Agak Enak Agak Suka 2 Tidak Enak Tidak Suka 1 Sangat Tidak Enak Sangat Tidak Suka 3.5.9 Tekstur (Anonim, 1998; Masli, 2007) Analisa tekstur dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut Pantrometer tipe PNR 6 dengan meletakkan sampel yang masih utuh dibawah jarum dengan berat beban 50 g dan waktu diatur sebanyak 10 detik. Dengan menekan tombol start maka akan terbaca tekstur sampel. 1. Mengambil sampel yang utuh dan sudah dingin dan meletakkannya dibawa jarum penetrometer. 2. Memposisikan jarum penunjuk angka pada posisi angka 0. 3. Menyetel waktu menekan pada angka 5. 4. Menekan tombol start, dan sampel akan tertekan selama 5 detik, setelah berhenti menekan, jarum penunjuk akan berada pada posisi angka yang menunjukkan tekstur sampel. 3.5.10 Uji Elongasi (Riki,et. al., 2013) a. Jepit mie pada alat pengukur elongasi dengan jarak 3 cm dan kecepatan 2mm/menit dan tekstur pada Texture Analyer

29 b. Pengait akan menarik mie hingga putus kemudian tensile trength c. Menghitung melalui instrumen sensor yang terhubung pada alat pengukur