BAB 1 PENDAHULUAN. sungguh sangat terasa dampaknya saat itu bahkan sampai saat ini. Padahal sudah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kegagalan penerapan prinsip good corporate governance oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebuah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

I. PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perusahaan yang semakin meningkat, pemilik

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indikator penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) seperti orang atau

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. yang popular. Alasan Corporate Governancemenjadi topik yang popular adalah,

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, dibutuhkan manajemen perusahaan yang kompetitif untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang dilakukan untuk menentukan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara Indonesia, isu mengenai good corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

Sub Sektor Bank BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kinerja perusahaan. Pada awalnya corporate governance lahir

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh calon investor sebelum melakukan investasi adalah memastikan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) sesungguhnya telah lama dikenal di

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, isu mengenai Good Corporate Governance (GCG) mulai

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendapatkan profit tetapi untuk untuk memaksimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Beberapa penelitian yang meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari laporan keuangan (Kurnia, 2013:2). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu ekonomi yang semakin pesat, persaingan antar

BAB 1 PENDAHULUAN. komisaris yang lebih besar dari jumlah direksi. Dari penelitian Bank

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan saat ini juga diiringi dengan ketatnya persaingan bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain mencari

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan negara-negara lain, baik di dunia, dikawasan Asia,

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan Good Corporate Governance. Good Corporate Governance. yang berpartisipasi dalam pengelolaan dan kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah

I. PENDAHULUAN. Peran penting penerapan Good Corporate Governance dapat dilihat dari sisi salah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kemudian mencuat dan memunculkan agency theory. dan kemakmuran para pemegang saham atau stakeholder. Nilai perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sedangkan tujuan jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

PENDAHULUAN. perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya pemisahaan antara fungsi kepemilikan (ownership) dan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. perusahaaan juga harus dimaksimalkan, nilai peusahaan yang telah go public

BAB I PENDAHULUAN. (2007). Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah semakin

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan sumber daya tambangnya dan sektor

BAB I PENDAHULUAN. offline hingga bisnis online. Dalam perkembangan bisnis offline Indonesia bisa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut harus menerapkan prinsip good corporate. governance. Prabaningrat dan Widanaputra (2015) dalam Luhwulan dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Tingginya nilai perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan kinerja

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gejolak krisis moneter yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 sungguh sangat terasa dampaknya saat itu bahkan sampai saat ini. Padahal sudah mencapai kira-kira belasan tahun Indonesia mencoba bangkit dari keterpurukan yang ada, namun sampai saat ini makna dari kata Merdeka sebenarnya belum terlalu menyentuh hati rakyat Indonesia baik dalam segi ekonomi maupun sosial. Isu-isu yang terkait dengan corporate governance seperti transparansi, akuntabilitas, independensi, etika bisnis, tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility), dan perlindungan investor telah menjadi ungkapan-ungkapan yang lazim diperbincangkan di kalangan para pelaku bisnis (Tjager, 2013 : 24). Isu-isu tersebut merupakan bagian yang harus dimiliki oleh setiap pelaku bisnis, sebab setiap kegiatan ekonomi patutlah mempunyai etika atau norma, tidak hanya bersifat ekonomis tetapi sosial dengan penuh pertanggung jawaban. Dengan adanya Good Corporate Governance yang seharusnya diterapkan di setiap perusahaan maka isu-isu tersebut dapat diatasi dengan baik sebab sudah sepatutnya suatu perusahaan hendaknya mempunyai suatu sistem pengelolaan perusahaan yang baik, hal ini sama halnya dengan pemerintahan Indonesia yang mempunyai landasan hukum yang mengatur dan mengawasi segala aktivitas yang terjadi di Indonesia. Survey dari Booz-Allen di Asia Timur pada tahun 1998 menunjukan bahwa Indonesia memiliki indeks good corporate governance paling rendah dengan skor

2,88 jauh dibawah Singapura (8,93), Malaysia (7,72), dan Thailand (4,89) (Kaihatu, 2006 : 1), hal ini menunjukan bahwa rendahnya good corporate governance merupakan faktor pemicu kejatuhan perusahaan-perusahaan tersebut. Pada tahun yang sama, suatu penelitian yang dilakukan Kinsey & Company memberi indikasi bahwa para manajer dana di Asia akan membayar 26%-30% lebih untuk saham-saham perusahaan dengan tata kelola perusahaan yang baik ketimbang untuk saham-saham perusahaan dengan tata kelola perusahaan yang meragukan (Riswandi, 2006 : 122). Rendahnya kualitas corporate governance, kurangnya tingkat transparasi, ketidak efisienan yang terjadi dalam laporan keuangan, rendahnya minat investor untuk berinvestasi, serta pertanggung jawaban sosial yang kerap terlupakan, merupakan pemicu beberapa perusahaan di Indonesia terpaksa tutup, apalagi hal ini didukung dengan kurangnya pengawasan hukum yang melindungi kaum pemegang saham minoritas serta kurangnya penegakan hukum dalam perundang-undagan untuk mengawasi corporate governance. Apabila sistem tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance ini tidak mendapat penangganan yang serius maka publik akan kurang percaya terhadap keandalan pelaporan keuangan perusahaan serta secara tidak langsung maka publik akan mencapkan konotasi yang buruk terhadap perusahaan tersebut yang nantinya akan menjatuhkan nilai perusahaan. Teori yang berkaitan dengan corporate governance adalah stewardship theory dan agency theory ((Chinn,2000; Shaw,2003) dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Kaihatu (2006 : 2)). Stewardship theory dibangun diatas filosofis mengenai sifat manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak

dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain. Inilah yang tersirat dalam hubungan yang dikehendaki para pemegang saham. Dengan kata kain teori ini menghendaki penting peranan manajemen yang baik sehingga dapat dipercaya dan dapat bertindak untuk kepentingan publik. Sementara itu disatu sisi lain, agency theory atau teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dimana manajemen perusahaan dianggap sebagai suatu agents (agen) terhadap para pemegang saham, bertindak penuh kesadaran untuk arif, bijaksana dalam kepentingannya sendiri bukan pemegang saham, namun seiring berjalannya waktu agency theory mendapat respon yang lebih luas karena dipandang mencerminkan kenyataan yang ada, dimana pengelolaan suatu perusahaan dilakukan dengan penuh kepatuhan terhadap berbagai peraturan serta kententuan yang berlaku. Good corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan keterkaitan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang mempunyai peran utama dalam menentukan kinerja perusahaan yang nantinya diukur berdasarkan kinerja keuangan. Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan pemilik, pemegang saham, manager, direktur. Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme corporate governance utama yang membantu mengendalikan masalah keagenan (Jensen dan Meckling, 1976 : 305). Dengan kata lain good corporate governance dapat dikatakan sebagai suatu sistem tata kelola perusahaan yang baik dimana kinerja perusahaan mampu berjalan dengan baik yang nantinya akan menambah nilai perusahaan serta keuntungan bagi para pemegang saham.

Salah tujuan didirikannya perusahaan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan pendirinya, pemilik, dan pemegang saham, hal ini berjalan seiringan dengan peningkatan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan salah satu faktor dalam pengambilan keputusan berinvestasi bahkan juga mencakup penilaian publik, jika perusahaan mampu beroperasi dengan baik atau dengan kata lain dapat mencapai laba yang ditargetkan dengan biaya yang minimum maka perusahaan mampu bertahan dikarenakan mampu memberikan dividen bagi para pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan ekonomi perusahaan, dan mampu bertahan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam mencapai hal tersebut tentu ada hambatan yang perlu dilewati terlebih dahulu, perusahaan harus bisa mengelola sumber daya yang ada dengan efektif dan efisien, baik untuk sumber daya alam (operasional produksi) maupun sumber daya manusia (produktivitas), mampu konsisten terhadap peran dan tugas manajemen terhadap para pemegang saham hal ini harus dilakukan guna memiminimalkan konflik yang dapat terjadi diantara keduanya, operasional yang terjadi haruslah berjalan sesuai dengan prosedur dan tujuan perusahaan, dan juga perlu adanya kemampuan perusahaan menciptakan suatu kepercayaan kepada penyandang dana atau pemegang saham dengan mengunakan dana tersebut dengan efektif, efisien, dan ekonomis. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang mengambarkan hubungan berbagai partisipan dalam perusahaan yang dapat menentukan arah kinerja perusahaan. Lemahnya corporate governance yang diterapkan dalam perusahaan-perusahaan yang terdapat di Indonesia membuat isu mengenai corporate governance menyeruak. Untuk mengatasi hal tersebut maka pelaku

bisnis di Indonesia menyepakati penerapan Good Corporate Governace (GCG) menjadi sistem pengelolaan perusahaan yang baik, hal ini sesuai dengan pengesahan penandatangan perjanjian Letter Of Intent pada tahun 1998 yang isinya adalah pencatuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan di Indonesia. Bahkan akibat dari praktek sistem kelola tata perusahaan yang tidak berjalan baik sehingga menimbulkan kasus korupsi maka telah menginspirasi bagi para pembuat kebijakan dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia untuk menciptakan serangkaian aturan yang didasarkan pada komitmen menerapkan prinsip good corporate governance. Aturan-aturan tersebut meliputi UU No 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan Keputusan Menteri BUMN No 117 Tahun 2000 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada BUMN. Dengan dibuatnya kebijakan ini, maka BUMN merupakan perusahaan yang pertama menerapkan prinsip good corporate governance di Indonesia dan membuatnya dalam bentuk keputusan. Suatu sistem tata kelola perusahaan yang baik hendaknya dimiliki oleh setiap perusahaan yang telah berdiri, dimana tugas dan tanggung jawab berjalan seiring usaha dan target dalam pencapaian laba. Jika tata kelola dari suatu perusahaan berjalan dengan baik atau tertata berdasarkan prinsip-prinsip good corporate governance maka kinerja keuangan dari perusahaan tersebut tentu akan berjalan dengan keuntungan yang maksimal dimana hal ini juga merupakan suatu faktor yang akan menambah bahkan bisa mengurangi nilai dari perusahaan tersebut apabila corporate governance dan kinerja perusahaan saling bertentangan.

Harahap (2011 : 304,305) menyatakan bahwa rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang mengambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut Operating Ratio. Beberapa jenis rasio rentabilitas dapat dikemukakan sebagai berikut : margin laba (profit laba), asset turn over (return on asset), return on investment (return on equity), return on asset, basic earning power (BEP), earning per share, dan contribution margin. Hanafi dan Halim (1996 : 104) menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Ini merupakan salah satu alasan utama bahwa peroperasian suatu perusahaan dioperasikan guna mendatangkan laba semaksimal mungkin kepada para pemegang saham. ROE menunjukan seberapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik, oleh karena itu jika semakin besar ROE yang berhasil dicapai maka semakin besar mendatangkan keuntungan bagi para pemegang saham. Dimana hal ini tentu juga berpengaruh secara tidak langsung terhadap nilai perusahaan (good value). Penerapan sistem good corporate governance diharapkan dapat mencapai nilai perusahaan. Mekanisme good corporate governance juga diharapkan dapat memonitor para manajer perusahaan agar dapat lebih efektif dan efesien dalam menumbuhkan kinerja perusahaan serta nilai perusahaan nantinya. Jadi jika perusahaan dapat menerapkan sistem good corporate governance maka kinerja perusahaan dapat berjalan ke arah yang lebih baik lagi dimana jikalau kinerja

perusahaan berjalan dengan efektif dan efisien maka kinerja keuangan akan bertumbuh dengan maksimal, hal ini akan berpengaruh secara langsung terhadap pembagian dividen yang meningkat kepada para shareholders dan tentunya terjadinya kenaikan harga saham perusahaan sebagai indikator dari nilai perusahaan. Dari latar belakang di atas, hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka pokok permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah good corporate governance mampu memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris yang cukup untuk membuktikan hal berikut : 1. Untuk mengetahui apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui apakah good corporate governance mampu memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terhadap beberapa pihak, antara lain : 1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan berpikir, pengetahuan yang lebih dalam lagi tentang pengaruh good corporate governance terhadap hubungannya dengan kinerja keuangan serta nilai perusahaan. 2. Bagi lembaga atau perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang nantinya dapat menjadi referensi dalam mengetahui apakah good corporate governance dan kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 3. Bagi peneliti selanjutnya, kiranya hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan sumber pengetahuan yang dapat direferensikan terhadap penelitian yang berkaitan dengan judul yang sedang diteliti saat ini.