PROFIL LITERASI KELAUTAN SISWA SMAN 5 TANJUNGPINANG

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL LITERASI KEMARITIMAN GURU BIOLOGI DALAM PEMBELAJARAN IPA SMP NEGERI DI KABUPATEN BINTAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah

Kelautan Sebagai Tema dalam Pengembangan Media Pembelajaran Komik. pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk Siswa Kelas X

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Dari ketiga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki luas wilayah lebih dari 7,2 juta km 2 yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

LESTARI OCTAVIANI NIM

PENANGGULANGAN MASALAH PENCEMARAN SAMPAH DAERAH PESISIR SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN EKOSISTEM PESISIR DAN HUTAN MANGROVE.

VI ANALISIS DPSIR DAN KAITANNYA DENGAN NILAI EKONOMI

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA

5.1. Analisis mengenai Komponen-komponen Utama dalam Pembangunan Wilayah Pesisir

Skripsi. Oleh NURFITRIYANA NIM Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

PROFIL PERTANYAAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 6 TANJUNGPINANG PADA MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH BERDASARKAN QUESTION CATEGORY SYSTEM FOR SCIENCE

BAB I PENDAHULUAN. dimasukan kedalam kelompok Negara mega-biodiversity yang merupakan dasar dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa karena keanekaragaman hayati dan agroekosistem Indonesia

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA DI SMP SATU ATAP PULAU TUNDA

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

I. PENDAHULUAN pulau dengan luas laut sekitar 3,1 juta km 2. Wilayah pesisir dan. lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993).

Pemanfaatan jenis sumberdaya hayati pesisir dan laut seperti rumput laut dan lain-lain telah lama dilakukan oleh masyarakat nelayan Kecamatan Kupang

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Kekayaan hayati tersebut bukan hanya

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia. Selain

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETERAMPILAN MENULIS RESENSI NOVEL KARYA GOL A. GONG SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

I. PENDAHULUAN. dengan iklim tropis pada persilangan rute-rute pelayaran internasional antara

I. PENDAHULUAN. mangrove. Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan

I. PENDAHULUAN. negara Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Arif Widiyatmoko Jurusan IPA Terpadu, FMIPA Universitas Negeri Semarang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ( Pertemuan ke-6 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FORMULIR EKIVALENSI KURIKULUM BARU PENDIDIKAN SARJANA TAHUN 2015

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

92 pulau terluar. overfishing. 12 bioekoregion 11 WPP. Ancaman kerusakan sumberdaya ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang

Melestarikan habitat pesisir saat ini, untuk keuntungan di esok hari

KORELASI ANTARA PENDIDIKAN NONFORMAL DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

KEMAHIRAN MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN OBJEK BENDA BERDASARKAN TEMPAT SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 11 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dari pulau besar dan kecil dengan panjang garis pantai km

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di seluruh SMA Negeri

KEMAHIRAN MENULIS CERPEN DITINJAU DARI UNSUR INTRINSIK SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT

DATA, INFORMASI, KRITERIA, PERTIMBANGAN, PENENTUAN DAN DELIENASI ALOKASI RUANG UNTUK ZONA PERIKANAN TANGKAP DEMERSAL

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

Korelasi Kualitas Pembelajaran Geografi dan Hasil Belajar terhadap Sikap Peduli Lingkungan Siswa Kelas XII IPS SMAN 1 Ponorogo

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Darda (2009) dijelaskan secara rinci bahwa, Indonesia merupakan

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang , 2014

2016 HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONSEP EKOSISTEM D AN SIKAP SISWA TERHAD AP KONSERVASI TERUMBU KARANG D I SMK NEGERI KELAUTAN D AN PERIKANAN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. karena termasuk dalam Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Namun

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah membuat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KETERKAITAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang didominasi oleh perairan,

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya. Hal ini sesuai dengan sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 LIMBOTO PADA MATERI LINGKUNGAN HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE OUTDOOR STUDY

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Indonesia mempakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari. dapat pulih seperti minyak bumi dan gas mineral atau bahan tambang lainnya

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

BUPATI BANGKA TENGAH

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mengenal Teluk Tomini

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas terdiri dari

Untuk peningkatan taraf hidup masyarakat wilayah pesisir, maka harus dilakukan pembangunan. Namun, pembangunan tersebut harus juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GIRING QUESTION AND GETTING ANSWER

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang wilayahnya disatukan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 %

Transkripsi:

PROFIL LITERASI KELAUTAN SISWA SMAN 5 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Oleh ELVIS RUNIANTO NIM 140384205020 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2019

`

PROFIL LITERASI KELAUTAN SISWA SMAN 5 TANJUNGPINANG Elvis Runianto 1, Nur Eka Kusuma Hindrasti 2, Trisna Amelia 3 Email: runianto.elvis19@gmail.com Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil literasi kelautan siswa SMAN 5 Tanjungpinang. Penelitian ini mengunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan subjek penelitian siswa kelas XI IPA SMAN 5 Tanjungpinang Tahun ajaran 2018/2019. Data wawasan kelautan siswa dikumpul melaui tes literasi kelautan yang di ambil pada 7 prinsip dan 45 konsep dasar penting literasi kelautan yang mengacu pada (NOAA, 2013) dan wawancara sebagai instrumen pendukung. Adapun literasi kelautan pada penelitian ini adalah wawasan kelautan siswa. Data dianalisis mengunakan persentase kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa literasi kelautan siswa SMAN 5 Tanjungpinang berada pada kategori cukup dengan persentase 68%. Kata Kunci: Profil, Literasi Kelautan, SMAN 5 Tanjungpinang. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah laut lebih dari 75% yang mencapai 5.8 juta km 2, terdapat lebih dari 17.500 pulau dengan panjang garis pantai sekitar 81.000 km (Sara, 2012: 9). Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di dunia nomor 2 setelah Kanada (Lasabuda, 2013). Pada tahun 2010 populasi penduduk Indonesia mencapai lebih dari 237 juta orang. Lebih dari 80% hidup di kawasan pesisir. Letak wilayah 1

Indonesia sangat strategis baik dari politik maupun ekonomi dunia. Indonesia juga memiliki kekayaan laut begitu banyak seperti ikan, terumbu karang, mangrove, pantai, minyak bumi dan lain-lain. Letak yang strategis dan kekayaan laut yang begitu banyak tidak membuat Indonesia menjadi negara kaya. Masih banyak rakyat Indonesia mengalami kemiskinan. Indonesia mempunyai sumber daya alam yang begitu banyak terutama sumber daya laut. Kurangnya pemanfaatan dan peduli terhadap lingkungan laut ini menghambat Indonesia menjadi negara maju. Kepedulian masyarakat Indonesia tentang laut masih kurang sehingga menyebabkan lingkugan laut Indonesia dari hari ke hari semakin memburuk. Lingkungan laut Indonesia semakin tahun semakin memburuk, rusaknya sumber daya laut semakin meningkat seperti rusaknya terumbu karang, mangrove, lamun, krisis perikanan, sampah laut, alat tangkap dan pembuangan limbah ke laut. Pusat penelitian Oseanografi LIPI mengungkanpkan hanya 5% terumbu karang Indonesia sangat baik, 27% baik, 37% cukup dan 31% buruk (Sholihin, dan Ahmad, 2011). Selain rusaknya terumbu karang penelitian itu juga mengungkapkan alat tangkap yang digunakan banyak membuat kerusakan pada laut dan penangkapan ikan berlebihan semakin tahun semakin meningkat. Hal ini membuat banyak spesies hilang. Ilmuan kelautan memprediksi bahwa mayoritas biota laut akan mulai menghilang pada 2048 jika teknik penangkapan ikan secara berlebihan terus berlanjut. Tidak hanya terumbu karang yang rusak dan penangkapan ikan secara berlebihan, Indonesia juga merupakan negara kedua penyumbang sampah terbesar didunia setelah Tiongkok, setidaknya Indonesia telah membuang sampah ke laut sebesar 12.7 ton (Jambeck dkk., 2015). Banyak

penduduk Indonesia yang bertempat tinggal di daerah pesisir yang mengakibatkan banyaknya sampah di laut. Kerusakan dan pencemaran lingkungan laut sebagian besar disebabkan ulah manusia, karena kurangnya pengetahuan tentang laut. Pengetahuan tentang laut di Indonesia tidak mendapatkan porsi yang banyak dikalangan pendidikan. Perlu adanya pendidikan khusus agar dapat menambah pengetahuan tentang laut. Sistem pendidikan merupakan salah satunya cara agar menciptakan generasi mempunyai pemahaman laut yang cerdas dan kompeten. Kurikulum kemaritiman perlu diterapkan di Indonesia agar karakter maritim atau kelautan tertanam pada anak-anak usia dini hingga SMA dan sederajat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menjalin kerja sama dalam pengembangan dan penerapan kurikulum bermuatan kemaritiman nasional. LIPI juga berkontribusi dalam kurikulum kemaritiman yaitu memberi masukan tentang materi kemaritiman. Tetapi sampai tahun 2018 ini belum diluncurkan ke sekolah-sekolah. Kurikulum kemaritiman secara umum bertujuan untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik tentang kemaritiman menuju kejayaan Indonesia. Kurikulum kemaritiman diharapkan menumbuh kembangkan pemahaman tentang laut dengan baik pada generasi yang akan datang. Pemahaman tentang laut yang baik disepakati oleh para ahli kelautan seluruh dunia sebagai literasi kelautan. Pentingnya literasi kelautan telah diperhatikan pada tingkat kebijakan baik di AS maupun di Eropa. Negara-negara lain mulai memperhatikan pentingnya literasi kelautan seperti Taiwan, Yunani, Jepang, Kanada dan Belgia. Banyak jurnal-jurnal lnternasional telah diterbitkan mengenai literasi kelautan. Untuk itu 3

Indonesia segera lebih memperhatikan literasi kelautan untuk kemajuan bangsa ini. Mengigat letak wilayah Indonesia sebagai garis pantai terpanjang kedua di dunia dan juga kekayaan alam yang melimpah. Pengetahuan-pengetahuan laut dapat disisipi di mata pelajaran yang berkaitan, salah satunya mata pelajaran Biologi seperti pernyataan (Hindrasti, 2018) mata pelajaran yang paling dekat dengan ilmu kelautan adalah mata pelajaran sains. Mata pelajaran biologi adalah salah satu mata pelajaran sains yang mempelajari tentang laut yaitu pada materi ekosistem diharapkan siswa dapat menambah pengetahuan tentang literasi kelautan. Literasi kelautan dapat diartikan pemahaman pengaruh lautan terhadap manusia dan pengaruh manusia terhadap lautan (NOAA, 2013). Melihat lingkungan laut Indonesia semakin rusak mungkin dikarenakan kurangnya pemahaman tentang laut. Untuk itu diperlukan pemaham baik tentang laut agar laut tetap terjaga dan bisa dimanfaatkan tanpa merusak ekosistemnya. Profil literasi kelautan merupakan wawasan awal yang dimiliki siswa mengenai laut secara baik. pemahaman yang baik sangat penting bagi siswa kerena siswa sebagai generasi penerus bangsa yang akan manjadi pemimpin dimasa akan datang. Profil literasi kelautan sangat penting untuk diketahui karena sebagai bahan masukan untuk pemerintah daerah maupun pemerintah pusat tentang mata pelajaran laut. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik mengambil judul Profil Literasi Kelautan Siswa SMA Negeri 5 Tanjungpinang. SMAN 5 Tanjungpinang adalah salah satu sekolah yang berada di dekat laut dapat dipastikan setiap harinya berntraksi dengan laut. 4

METODE Penelitian ini dilakukan pada 72 siswa XII IPA SMAN 5 Tanjungpiang Tahun ajaran 2018/2019 dengan pendekatan penelitian deskriftif kuantitatifuntuk mendapatkan profil literasi kelautan. Adapun instrumen pada penelitian ini adalah tes literasi kelautan yang berjumlah 15 soal dan wawancara sebagai instrumen pendukung. Data utama tes literasi kelautan mengacu pada ( NOAA, 2013) yang meliputi 7 prinsip dan 45 konsep dasar penting literasi kelautan yang telah di uji coba terlebih dahulu. Adapun prinsip pertama konsep dasarnya adalah A, G, dan H. Prinsip ke- 2 C dan D, Prinsip ke- 3 konsep dasarnya H dan B, Prinsip ke- 4 konsep dasarnya A, Prinsip ke- 5 konsep dasarnya adalah C dan I, Prinsip ke- 6 konsep dasarnya adalah E dan G dan prinsip ke- 7 konsep dasarnya adalah H. Data di analisis secara persentase kuantitatif dengan predikat 0,0% - 20% sangat rendah, 20,1% - 40% rendah, 40,1% - 60% cukup, 60,1% - 80% dan 80,1% - 100% sangat tinggi ( Arikunto, 2010: 375). HASIL 1. Distribusi Literasi Kelautan Siswa XI IPA SMAN 5 Tanjungpinang Literasi kelautan siswa meliputi wawasan kelautan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan rumus yang telah diuraikan pada teknik analisis data. Kemudian diperoleh persentase wawasan kelautan yang disajikan pada Gambar 1. Di bawah ini: 5

80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 68% 19% 10% 0% 3% Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Gambar 1. Diagram Persentase Wawasan Kelautan SMAN 5 Tanjungpinang Pada Gambar. 1 bahwa wawasan kelautan siswa XI IPA SMAN 5 Tanjungpinang dari 72 siswa yang berada pada kriteria sangat rendah 3 siswa dengan persentase 3%, kriteria rendah 14 siswa dengan persentase 19%, kemudian kriteria cukup 49 siswa dengan persentase 68%, diikuti kriteria tinggi 7 siswa dengan persentase 10% dan tidak ada kriteria sangat tinggi atau 0%. Rata-rata wawasan kelautan siswa berada pada kretaria cukup dengan persentase 68 %. Dapat dikatakan literasi kelautan siswa XI IPA SMAN 5 Tanjungpinang dalam katergori cukup. berdasarkan Prinsip-prinsip literasi kelautan sebagai berikut: 6

Persentase 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Diagram Wawasan Kelautan Berdasarkan Prinsip 37% 63% 57% Gambar 2. Diagram Wawasan Kelautan Berdasarkan Prinsip Literasi Kelautan Keterangan: 1. Lautan di bumi merupakan satu kesatuan yang memiliki banyak karakteristik 2. Lautan dan kehidupan di dalamnya membentuk karakteristik bumi 3. Lautan adalah faktor penentu iklim 4. Adanya lautan adalah alasan mengapa bumi dapat ditinggali 5. Lautan memiliki kekayaan biodiversitas dan ekosistem yang besar 6. Lautan dan manusia memiliki hubungan yang tak terpisahkan 7. Lautan masih belum banyak tereksplorasi Sementara itu skor literasi kelautan berdasarkan prinsip-prinsip penting pada Gambar. 2 menunjukkan prinsip pertama, lautan di bumi merupakan satu kesatuan yang memiliki banyak karekteristik yang terdiri dari 4 soal tergolong kategori rendah hanya 37% persen siswa yang menjawab benar. Prinsip kedua, lautan dan kehidupan di dalamnya membentuk karakteristik bumi terdiri dari 2 soal, tergolong dalam kategori tinggi dengan persentase 63% siswa menjawab dengan benar. Prinsip ke tiga lautan adalah faktor penentu cuaca, terdiri dari 2 soal tergolong katergori sedang dengan persentase 59% siswa yang menjawab benar. Prinsip ke empat adanya lautan alasan mengapa bumi dapat ditinggali 15% 59% 45% 1 2 3 4 5 6 7 34% 7

terdiri dari 1 soal tergolong kategori rendah dengan persentase 15% siswa yang menjawab benar. Kemudian prinsip ke lima lautan memiliki kekayaan biodiversitas dan ekosistem yang besar terdiri dari 2 soal tergolong kategori sedang dengan persentase 59% siswa menjawab benar. Prinsip enam lautan dan manusia memiliki hubungan yang tak terpisahkan, terdiri atas 2 soal yang tergolong kategori sedang dengan persentase 45% siswa yang menjawab benar. Dan prinsip ke tujuh terdiri atas 2 soal tergolong dalam kategori rendah dengan persentase 34% siswa yang menjawab benar. Dari 7 prinsip literasi kelautan dapat diketahui prinsip yang tertinggi adalah prinsip ke dua lautan dan kehidupan di dalamnya membentuk karakteristik bumi dan prinsip terendah yaitu prinsip ke empat adanya lautan alasan mengapa bumi dapat ditinggali. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa literasi kelautan siswa SMAN 5 Tanjungpinang berada pada kategori cukup, dengan kata lain literasi kelautan siswa belum dalam kategori baik. Berdasarkan Gambar. 2 menunjukkan bahwa dari 7 prinsip literasi kelautan hanya satu prinsip yang tergolong tinggi yaitu prinsip 2 lautan dan kehidupan di dalamnya membentuk karakteristik bumi, yaitu soal nomor 5 dan 6 membahas tentang bentuk dan karakteristik bumi serta alasanya, selain pada mata pelajaran Biologi prinsip ini juga banyak berkaitan dengan mata pelajaran Geografi. 3 prinsip tergolong cukup yaitu prinsip 3,5 dan 6. Prinsip 3 lautan adalah faktor penentu iklim, yaitu soal 7 dan 8 membahas tentang iklim dan cuaca yang terdapat 8

dalam mata pelajaran Biologi dan juga Geografi. Prinsip 5 lautan memiliki kekayaan biodeversitas dan ekosistem yang besar, yaitu pada soal nomor 10 dan 11 membahas tentang bioderversitas dan ekosistem banyak terdapat pada mata pelajaran Biologi apalagi pada ekosistem. Prinsip 6 lautan memiliki hubungan yang tidak terpisahkan, yaitu pada soal nomor 12 dan 13 saol membahas dampak ketidak pedulian pada laut terdapat pada mata pelajaran Biologi dan juga ilmu sosial. 2 prinsip tergolong rendah yaitu prinsip 1 dan 7. prinsip 1 laut di bumi merupakan satu kesatuan yang memiliki banyak karakteristik, yaitu pada soal nomor 1 dan 2 soal ini tergolog sulit karena siswa harus menyebutkan luas laut dan total air laut sementara tidak ada pelajaran khusus tentang laut. Prinsip 7 lautan masih belum banyak tereksplorasi, yaitu pada soal 14 dan 15 membahas tentang laut yang telah di jelajahi manusia dan pemecahan misteri tentang laut soal ini tergolong sulit karena membahas laut secara lebih dalam. Sedangkan 1 prinsip tergolong sangat rendah yaitu prinsip ke 4 adanya lautan adalah alasan mengapa bumi di tinggali, yaitu pada nomor 9 membahas tentang oksigen sebagian besar siswa salah menjawab karena memilih oksigen sebagian besar di darat hal ini membuktikan bahwa perlu adanya mata pelajarab khusus tentang laut. Dari jabaran tersebut tidak ada prinsip yang tergolong sangat tinggi. Ada beberapa hal penyebab wawasan kelautan siswa SMAN 5 Tanjungpinang berada dalam kategori cukup, berdasarkan wawancara dengan guru Biologi SMAN 5 Tanjungpinang adalah Mata pelajaran khusus tentang laut. Di SMAN 5 Tanjungpinang pernah ada mata pelajaran lokal tentang laut, yaitu pada tahun 9

2013 tetapi sekarang tidak ada mata pelajaran khusus tentang laut di SMAN 5 Tanjungpinang, dikarenakan belum ada kurikulum berbasis kelautan dan sekolah hanya mengikuti kurikulum berasal dari pusat. Selain itu keterkaitan Materi. Tidak semua materi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kelautan hanya beberapa materi. Tetapi guru sudah mengaitkan materi biologi dengan kelautan contohnya materi alga, tentang invertebrata porifera, coelentrata, begitu juga soal vertebrata kelas pisces. Guru juga sudah menggunakan media langsung dari laut contohnya materi alga, memakai sampel langsung dari laut, materi animalia kelas pisces, membedah langsung ikan. Selain itu guru juga setuju dengan di adakan mata pelajaran khusus dengan alasan daerah kepulauan dimana potensi kelautan menjadi topik utama, mulai dari pelestarian sampai pengelohan laut. Dari hasil wawancara tersebut guru mengaitkan pengetahuan laut ke dalam mata pelajaran biologi sesuai dengan materi dan menggunakan media langsung berasal dari laut. Dapat dikatakan guru biologi SMAN 5 Tanjungpinang telah menyadari pentingnya laut untuk kehidupan berlanjut. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Literasi kelautan siswa SMAN 5 Tanjungpinang berada dalam kretaria cukup dengan rata-rata 49 siswa dengan persentase 68% hal tersebut mungkin belum ada mata pelajaran khusus tentang laut,namun guru sudah mengaitkan dengan pelajaran Biologi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik:Edisi revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hindrasti, N. E. K., 2018. Reorentasi Pembelajaran Sains Literasi Kelsutan. Jurnal Pendidikan Biologi Vol. 11 No. 02. 10

Jambeck, Jenna R., dkk. 2015. Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean. Science347(6223),768-771. https://www.iswa.org/fileadmin/user_upload/calendar_2011_03_americ ANA/Science-2015-Jambeck-768-71 2_.pdf. (19 April). Lasabuda, R. 2013. Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan dalam Perspektif Negara Kepulauan Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah Platax, 1(2), 92 101. https://doi.org/10.1016/j.egypro.2016.11. 209pp. LIPI: Kurikulum Kemaritiman Masuk Dalam Pembelajaran. 2016. Retrieved from http://www.lipi.go.id. Maolinda, Nisa., Aat Sriati, dan Ida Maryati. 2012. Hubungan Pengetahuan Dengan sikap Siswa Terhadap Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di SMAN 1 Margahayati.https://doi.org/doi:10.1201/9781420042498.ch16( 19 April 2018). NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration). 2013. Ocean Literacy: Essential Princples and Fundamental Concepls of Ocean Sciences for Learners of All Ages. Wanshington. DC : NOAA Sholihin, Ahmad, Dkk. 2011. Laut Indonesia Dalam Krisis, https://www.greenpeace.org/seasia/id/pagefiles/533771/laut%20indonesia %20dalam%20Krisis.pdf. 19 April 2018. Sara. l. 2014. Pengelolan Wilayah Pesisir. Bandung: Alfabeta. 11