BAB IV METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

III. MATERI DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang bersifat analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak yang

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan eksplorasi. Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Semarang. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret april 2011.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi Dasar Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. dan eksperimen dengan cara mengisolasi dan identifikasi mikroba endofit dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

METODELOGI PENELITIAN. Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam waktu 4

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2012 bertempat di

Koloni bakteri endofit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. metode difusi dengan teknik sumuran.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB IV METODE PENELITIAN. Merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan completely. rendomized posttest only control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB III METODE PENELITIAN. Rancanngan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Pada penelitian ini digunakan 2

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAB 4 METODE PE ELITIA

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Fraksi etanol dari kulit buah Citrus reticulata berasal dari ekstraksi bertingkat dengan menggunakan tiga macam pelarut. Secara berturut turut yaitu n-heksana, etil asetat dan etanol. Serbuk yang digunakan adalah serbuk yang sebelumnya sudah diekstraksi dengan etanol. 4.2 Objek Penelitian dan Tempat Penelitian Pada penelitian kali ini menggunakan bakteri Propionibacterium acnes yang diperoleh dari Laboraturium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri kulit buah Citrus reticulata dengan metode difusi cakram yang akan diteliti di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Malang. 4.3 Alat dan Bahan 4.3.1 Alat Uji Inkubator (Binder), Autoclave (All American), Laminar Air Flow (LAF 105/1 18), Penjepit/pinset, Cawan petri (15 ml), Blank disk (6 mm), Kapas lidi steril, Ose steril, Penggaris, Oven (Memert), Lemari pedingin, Eppendorf, Batang pengaduk, Beaker glass, Mikropipet (Socorex), Erlenmeyer (1 L), Tabung reaksi (10 ml), Blue tip (100 µl), Yellow tip (20 µl), Anaerobic Jar. 4.3.2 Bahan Uji Bahan uji yang digunakan yaitu fraksi etanol tanaman kulit buah jeruk Citrus reticulata dengan menggunakan metode maserasi. Mikroba yang digunakan untuk penelitian yaitu Propionibacterium acnes yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi dan Parasitologi Universitas Muhammadiyah Malang. 4.3.3 Peremajaan Bakteri Bakteri Propionibacterium acnes yang didapatkan dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Malang, diremajakan pada media Mueller Hinton Broth (MHB) diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. 4.3.4 Bahan Uji Antibakteri a. Mueller Hinton Broth (MHB) b. Mueller Hinton Agar (MHA) 22

23 c. Aquadest steril d. Clindamycin 2 µg/ml sebagai kontrol positif e. DMSO 2% f. Fraksi etanol Citrus reticulata 4.4 Sterilisasi Alat dan Bahan Alat yang akan digunakan sebelumnya harus disterilkan melalui tahap sterilisasi, yaitu dengan sterilisasi kering dan basah. Tujuan dari sterilisasi alat ini adalah supaya tidak terjadi kontaminasi dengan bahan atau mikroba yang mungkin saja masih menempel pada alat yang akan digunakan pada penelitian. 4.4.1 Sterilisasi Kering Sterilisasi kering biasanya menggunakan api langsung yang terdapat pada bunsen dan oven dengan suhu tinggi. Alat yang bisa disterilkan dengan menggunakan metode sterilisasi kering yaitu berbahan logam dan kaca. a. Sterilisasi dengan api langsung Metode sterilisasi ini biasanya digunakan pada alat seperti jarum ose, pinset, spatel, mulut tabung dan batang pengaduk. b. Sterilisasi dengan oven Sterilisasi dengan oven biasanya digunakan untuk alat yang tidak berskala, contohnya cawan petri, tabung reaksi. Caranya yaitu alat tersebut dimasukan kedalam oven dengan suhu 160 o C kurang lebih 2 jam. 4.4.2 Sterilisasi Basah Sterilisasi basah umumnya dilakukan menggunakan autoklaf. Alat yang disterilkan dengan autoklaf yaitu gelas ukur, erlenmeyer dan pipet tetes, serta bahan yang harus disterilkan untuk media pertumbuhan yaitu Muller Hinton Agar (MHA). Pada sterilisasi basah dilakukan pada suhu 121 o C dengan tekanan 2 atm selama 15-20 menit. 4.5 Variabel Penelitian 4.5.1 Variabel Bebas Pada penelitian ini menggunakan variabel bebasnya adalah Fraksi etanol kulit buah Citru reticulata dengan konsentrasi 25 mg/ml, 65 mg/ml, 125 mg/ml dan 250 mg/ml dan klindamisin 2 µg/ml sebagai kontrol positif.

24 4.5.2 Variabel Terikat Pada penelitian ini variabel terikat adalah diameter zona hambat yang diperoleh dari senyawa uji yang ditandai dengan adanya zona bening pada sekitar senyawa uji di media agar. Hal tersebut yang digunakan untuk menentukan hambat minimum senyawa dari fraksi etanol. 4.6 Metode Penelitian 4.6.1 Rancangan Penelitian Penelitian kali ini bersifat eksperimental dimana memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui aktivitas antibakteri dengan cara mengukur daya hambat fraksi etanol kulit buah Citrus reticulata pada bakteri Propionibacterium acnes secara in vintro dengan menggunakan metode difusi cakram. Pada penelitian ini menggunakan lima kelompok dimana masing masing diberikan perlakuan yang berbeda yaitu, Clindamycin 2 µg/ml sebagai kontrol positif, DMSO 2% sebagai kontrol negatif dan Fraksi etanol Citrus reticulata dengan konsentarsi 25 mg/ml, 65 mg/ml, 125 mg/ml dan 250 mg/ml 4.6.2 Kerangka Konseptual Preparasi Bahan Uji Preparasi Media Preparasi Bakteri Preparasi Difusi Cakram Kontrol Positif Kontrol Negatif Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3 Perlakuan 4 Analisa Data Gambar 4.1 Skema kerangka oprasional

25 4.7 Prosedur Kerja 4.7.1 Tahapan Persiapan 4.7.1.1 Persiapan Kadar Larutan Uji Kadar tiap tanaman yang digunakan untuk antibakteri pada ekstra kulit buah Citrus reticulata fraksi etanol adalah: a. Dosis 1 = Citrus reticulata 25 mg/ml b. Dosis 2 = Citrus reticulata 65 mg/ml c. Dosis 3 = Citrus reticulata 125 mg/ml d. Dosis 4 = Citrus reticulata 250 mg/ml 4.7.1.2 Pembuatan Larutan Uji Metode pembuatan konsentrasi larutan uji fraksi etanol kulit buah Citrus reticulata yang digunakan untuk bakteri Propionibacterium acnes: a. Timbang sebanyak 25 mg/mg Fraksi etanol kulit buah Citrus reticulata, kemudian larutkan dalam DMSO sebanyak 0,02 ml setelah itu tambahkan aquades steril sampai 1 ml. b. Timbang sebanyak 65 mg/ml Fraksi etanol kulit buah Citrus reticulata, kemudian larutkan dalam DMSO sebanyak 0,02 ml setelah itu tambahkan aquades steril sampai 1 ml. c. Timbang sebanyak 125 mg/ml Fraksi etanol kulit buah Citrus reticulata, kemudian larutkan dalam DMSO sebanyak 0,02 ml setelah itu tambahkan aquades steril sampai 1 ml. d. Timbang sebanyak 250 mg/ml Fraksi etanol kulit buah Citrus reticulata, kemudian larutkan dalam DMSO sebanyak 0,02 ml setelah itu tambahkan aquades steril sampai 1 ml. 4.7.1.3 Preparasi Media Pada penelitian ini digunakan dua media yaitu Mueller Hinton Agar (MHA) dan Mueller Hinton Broth (MHB). Cara pembuatan media Mueller Hinton Agar (MHA) yaitu dengan melarutkan bahan sebanyak 38 gram yang terdiri dari Beef dehydrate infusion 300 g/l, casein hydrolysate 17,5 g/l, strarch 1,5 dan agar 15 g/l. Kemudian bahan tersebut di masukan kedalam erlenmeyer kapasitas 1 L. Erlenmeyer tersebut diletakan pada hot plate setelah itu masukan magnetic stirer untuk mempercepat kelarutan, sampai didapat larutan berwarna kuning jernih.

26 Setelah itu erlenmeyer ditutup alumunium foil dan disterilkan dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121 o C. Lalu setelah itu larutan tersebut dituang pada media steril ke cawan petri steril secara aseptis. 4.7.1.4 Preparasi Bakteri Pada preparasi bakteri hal yang pertama dilakukan yaitu menyiapkan terlebih dahulu standar McFarland 0,5 yang setara dengan 1,5 x 10 8 CFU/ml. Selanjutnya dibuat suspensi bakteri dengan cara mengambil 3 4 ose bakteri yang berasal dari biakan murni yang berumur kurang dari satu minggu. Setelah itu dimasukan pada Mueller Hinton Agar (MHA). Lalu diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37 o C dan di kocok dengan kecepatan 120 rpm. Setelah 24 jam diambil 10 ml biakan dari media MHA lalu dibandingkan dengan standard Mc Farland 10 8 CFU/ml (tabung A). Pengenceran dilakukan dengan diambil 1 ml dari tabung A kemudian dilarutkan dengan Aquadest sampai 10 ml (tabung B) dengan jumlah koloni bakteri 10 7 CFU/ml, kemudian diambil 1 ml dari tabung B dilarutkan dengan MHB sampai 10 ml (tabung C), diperoleh koloni bakteri 10 6 CFU/ml. Kemudian dari tabung C dilakukan penggoresan pada media MHB yang diambil menggunakan kapas lidi steril lalu digoreskan secara merata. Lanjutkan goresan sampai habis. Setelah selesai menggores, bakteri diinkubasi pada suhu 37 O C selama 24 jam (Hafsan, dkk. 2015). 4.7.1.5 Pembuatan Standar Mc Farland Pada pembuatan standar Mc Farland pertama ambil setengah dari tabung reaksi, lalu masukan magneti stirer pada erlenmeyer untuk mempercepat pelarutan. Ditunggu sampai didapat larutan media yang berwarna kuning jernih. Lalu di masukan erlenmeyer dan ditutup dengan alumunium foil. 4.7.1.6 Pewarnaan Bakteri Uji Teknik pewarnaan bakteri uji disebut juga dengan pewarnaan gram. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk identefikasi dan memastikan tidak adanya kontaminasi pada kultur bakteri. Pada pewarnaan gram ini menggunakan objek kaca, yang dilakukan pertama yaitu membersihkan objek kaca menggunakan alkohol 96% lalu dikeringkan. Setelah itu diberi aquadest sebanyak 1 tetes pada objek kaca tersebut dan ambil biakan bakteri yang akan dilakukan pewarnaan dengan ose stril (bakteri yang akan digunakan diambil 1 koloni), setelah itu biakan

27 bakteri tersebut diratakan pada objek kaca yang sudah terdapat aquadest dan difikasi dengan api bunsen hingga kering. Bila sudah kering maka langkah selanjutnya ditetesi pewarna, yang pertama ditetesi denagn pewarna Crystal Violet lalu ditunggu 1 menit, bilas dengan aquadest. Pewarna yang kedua yaitu dengan menetesi Lugol, tunggu 1 menit dan bilas denagn aquadest. Selanjutnya langkah yang ketiga yaitu bilas dengan alkohol 96% dan dibilas lagi dengan aquadest. Terakhir ditetesi dengan pewarna Safranin dan ditunggu 1 menit kemudian bilas menggunakan aquadest, keringkan menggunakan tisu. Langkah selanjutnya yaitu diamati pada mikroskop dengan perbesaran 100 x 10. Bila bakteri tersebut tetap berawarna ungu maka termasuk golongan bakteri gram positif. Namun apabila pemberian Safranin berwarna merah maka bakteri tersebut merupakan bakteri gram negatif. 4.7.2 Tahap Pengujian 4.7.2.1 Pengujian Daya Hambat Pertumbuhan Bakteri dengan Difusi Cakram Pengujian daya hambat bakteri Propionibacterium acnes dengan difusi cakram sebagai berikut: a. Pertama siapkan tabung yang sudah berisi larutan uji dengan masing masing dosis yang telah ditentukan dan juga kotrol positif serta negatif. b. Kedua ambil bakteri yang telah diremajakan, tidak lebih dari 10 6 CFU/ml dan lakukan preparasi media. c. Setelah dilakukan preparasi media menggunakan bakteri, selanjutnya bakteri tersebut diambil dengan cara mencelupkan kapas lidi steril satu kali lalu diletakan pada tabung reaksi dengan cara memutar kapas lidi steril tujuanya agar bakteri yang dioleskan tidak terlalu banyak. Kemudian dioleskan pada Muller Hinton Agar (MHA) dan ratakan. d. Selanjutnya media Mueller Hinton Agar (MHA) yang sudah diolesi bakteri Propionibacterium acnes didiamkan kurang lebih 15 menit hingga kering. e. Kemudian menyiapkan larutan uji dengan cara mengambil ekstrak Citrus reticulata fraksi etanol menggunakan mikropipet pada konsentrasi 25 mg/ml, 65 mg/ml, 125 mg/ml dan 250 mg/ml. Lalu blank disk yang kosong ditaruh pada kaca arloji, ditetesi larutan uji 10 µl. Kemudian direndam selama 20 menit dengan pengulangan 8 kali dan dikeringkan dengan oven

28 suhu 37 o C selama 5 menit tiap setelah perendaman (sampai rendaman ke- 7). Selesai perendaman ke-8 tidak dikeringkan dalam oven tetapi hanya diangin-anginkan di dalam LAF sehingga kertas cakram tidak terlalu kering. f. Pada blank disk yang sudah berisi dosis diletakan pada permukaan Mueller Hinton Agar (MHA) dengan cara aseptis didalan Laminar Air Flow (LAF). Agar dapat diperoleh kontak yang baik, blank disk dapat ditekan dengan lembut menggunakan pinset pada permukaanya. Agar disk berjauhan maka diberi jarak sesuai persyaratan. Antibiotik yang digunakan adalah clindamycin untuk kontrol positif. g. Kemudian diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. h. Senyawa antibakteri diuji dengan cara pengamatan selama 18 jam dengan melihat adanya diameter zona hambat. Biasanya zona hambat terebut berwarna bening pada sekitaran disk kertas saring. Kemudian zona hambat yang sudah terbentuk diukur dengan menggunakan penggaris sehinggan hasilnya biasanya dalam satuan milimeter (mm). i. Dilakukan pegujian replikasi 3 kali. 4.8 Analisis Data Analisis data yang digunakan yaitu analisis data secara deskriptif dengan melakukan pengamatan pada pengukuran diameter zona hambat dari daerah yang berwarna bening di masing masing senyawa yang sudah dipsisahkan pada ektrak kulit buah Citrus reticulata fraksi etanol terhadap Propionibacterium acnes. Berikut merupakan gambar prosedur pengujian antibakteri yang akan dilakukan pada penelitian kali ini.

29 K(+) K(25mg/ml ) K(+) K(125mg/ml) K(-) K(-) K(250mg/ml) K(65mg/ml) Permukaan Mueller Hilter Agar yang sudah diberi Propionibacterium acnes Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C Dilakukan pengukuran zona hambat Dilakukan replikasi 3 kali Keterangan K(+) : Kontrol Positif (Clindamycin 2 µg) K(-) : Kontrol Negatif (DMSO 2%) K(2,5%) : Bahan Uji Konsentrasi 25 mg/ml K(6,5%) : Bahan Uji Konsentrasi 65 mg/ml K(12,5%) : Bahan Uji Konsentrasi 125 mg/ml K(25%) : Bahan Uji Konsentrasi 250 mg/ml Gambar 4.1 Prosedur Uji Anti Bakteri dengan Difusi Cakram