Agustus Forum Group Discussion (FGD) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. FGD Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

dokumen-dokumen yang mirip
HARAPAN PELAKU USAHA KEPADA PEMERINTAH BARU

INDONESIAN MINING INSTITUTE

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

Legal Aspect on Coal Mining Industry Pasca UU Minerba dan Penuntasan RTRW

Indonesia Negeri Kaya Minyak dan Gas?

KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TRANSPARANSI PENDAPATAN NEGARA DAN PENDAPATAN DAERAH

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN BATUBARA YANG DICAIRKAN SEBAGAI BAHAN BAKAR LAIN

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Kerangka Acuan. Semiloka Pelaksanaan Transparansi dan Upaya Perbaikan Tata Kelola Industri Ekstraktif di Indonesia

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

HASIL SURVEI PERTAMBANGAN KABUPATEN DAN PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2015

RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

BAB 4: PELAKSANAAN DAN TATA KELOLA MP3EI

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA

Dini Hariyanti.

Inception Report. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan

Oleh Rangga Prakoso dan Iwan Subarkah

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA

Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-03/M.

Ditulis oleh David Dwiarto Kamis, 21 Februari :41 - Terakhir Diperbaharui Kamis, 21 Februari :47

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

Pernyataan Pers Bersama, Presiden RI dan Presiden Federasi Rusia, Rusia, 18 Mei 2016 Rabu, 18 Mei 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas, Jakarta, 7 April 2011 Kamis, 07 April 2011

LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU

Jakarta, 15 Desember 2015 YANG SAYA HORMATI ;

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI SULAWESI UTARA MASA PERSIDANGAN II TAHUN DESEMBER 2017

Perkembangan RAN/RAD - GRK

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA KEDAULATAN ENERGI

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-26/M.

Ministry of National Development Planning/ National Development Planning Agency (BAPPENAS)

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

PENGESAHAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) PT PLN (PERSERO)

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Kontribusi Ekonomi Nasional Industri Ekstraktif *) Sekretariat EITI

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-47/M.EKON/07/2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS. Jakarta, 25 September 2015

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016

PAPARAN PUBLIK. PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. Balai Kartini, Jakarta Rabu 25 April 2018

PEMERINTAH DIGUGAT PERUSAHAAN TAMBANG INDIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

KEYNOTE SPEECH BIMBINGAN TEKNIS REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

Rembuk Integritas Nasional Integritas Tak Ternilai

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BUKU PANDUAN

Laporan Delegasi Indonesia pada High-level Dialogue Regional Economic Cooperation and Integration, UN-ESCAP 21 April 2017

Sambutan Presiden RI pada Sidang Paripurna I Dewan Energi Nasional, Jakarta, 7 Maret 2012 Rabu, 07 Maret 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/411/KEP/ /2013

RENCANA STRATEGIS. Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung. Tahun (Perubahan)

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

LAPORAN KEMAJUAN PENERAPAN GREEN COMPUTING DI PROVINSI JAWA BARAT

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG TIM NASIONAL PENINGKATAN EKSPOR DAN PENINGKATAN INVESTASI

TINJAUAN KRITIS TERHADAP KEBIJAKAN BATUBARA NASIONAL (KBN) Oleh: Jeffrey Mulyono Ketua Umum APBI-ICMA

Prospek dan Tantangan Batubara Indonesia

2015, No Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang

EITI Dalam Rangka Pembangunan Berkelanjutan Yang Transparan dan Akuntabel

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

Deputi Urusan Ketenagatistrikan

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN REP. KOREA. 6 MARET 2009 Jumat, 06 Maret 2009

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional

Oleh Rangga Prakoso. Batasan Ekspor Mineral Diperlonggar

Transkripsi:

August Highlights FGD Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pertemuan Dengan KADIN Membahas Terkait Kelanjutan Isu PPM Rapat Identifikasi Daftar Perusahaan Untuk Imbal Dagang dengan Korsel Forum Group Discussion (FGD) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Focus Group Discussion terkait percepatan pemulihan lingkungan pasca tambang yang dipimpin langsung Menteri Lingkungan Hidup & Kehutanan, Siti Nurbaya. FGD yang digelar Kamis (15/08) di salah satu hotel di daerah Slipi, Jakarta Barat dalam kaitan dengan rencana pemerintah menerbitkan instruksi presiden (Inpres) untuk percepatan pemulihan kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan. Hendra Sinadia selaku Direktur Eksekutif APBI, Komite Lingkungan APBI yang diwakili oleh Delma Azrin dan Sari Kusuma dalam rapat yang juga dihadiri oleh wakil-wakil dari IMA, PERHAPI, serta beberapa perusahaan antara lain PT Kaltim Prima Coal, PT Berau Coal. Masukan yang disampaikan oleh APBI antara lain masukan tentang masih adanya tumpang tindih peraturan antara KLHK dengan KESDM. Tidak hanya itu APBI- ICMA juga memberikan masukan terkait tentang kepastian hukum, rehabilitasi Daerah aliran Sungai (DAS) dan reklamasi lahan kompensasi juga menjadi sorotan dalam diskusi yang juga dihadiri Direktur Jendral Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono. Setelah menerima masukan dari asosiasi (yang diundang seperti APBI, IMA, dan PERHAPI), dan kementerian terkait, selanjutnya KLHK akan melakukan satu seri FGD terakhir dengan para NGO untuk mendapatkan masukan. Selanjutnya masukan dari FGD ini akan menjadi bahan pertimbangan atas draft Inpres yang akan disampaikan kepada Presiden. 1

Workshop Life Cycle Assessment PROPER Masih terkait lingkungan, APBI Learning Center mengadakan workshop Batasan Ruang Lingkup LCA pada Program Penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). Workshop yang digelar di Sekretariat APBI, Jumat (16/08) ini dalam rangka penilaian beyond compliance PROPER Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dr. Kiman Siregar selaku Ketua Umum ILCAN dan akademisi M. Sony Abfertiawan dari Institut Teknologi Bogor (ITB) memberikan paparan terkait Batasan ruang lingkup LCA Proper pada industri pertambangan batubara sebagai acuan dalam penilaian beyond compliance PROPER. Ada 20 peserta yang merupakan anggota APBI hadir di acara ini. Pertemuan Dengan KADIN Sebagai tindak lanjut atas rencana penetapan biaya Program Pemberdayaan Masyarakat, APBI mengadakan pertemuan dengan KADIN. Bersama dengan IMA, APBI membahas rencana yang akan diterapkan Kementerian ESDM tersebut dengan Wakil Ketua KADIN Bidang CSR dan Persaingan Usaha, Suryani Motik, Rabu (14/08). Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari masukan lintas asosiasi tentang pentingnya pemerintah mengkaji kembali pelaksanaan PPM sebelum ditetapkannya besaran biaya berdasarkan persentase. Kadin, APBI dan IMA selaras dalam pemikiran untuk memajukan pentingnya FGD sebelum ditetapkan besaran persentase 2% oleh pemerintah. FGD sendiri akan lebih menitikberatkan pada PPM yang tepat guna dan sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDG s). FGD CORE Indonesia Beyond 2019 CORE (Center of Reform on Economics) Indonesia, sebuah lembaga think-tank kajian ekonomi, mengadakan Focus Group Discussion dengan tema Indonesia Beyond 2019 Memacu Sektor Unggulan 2020-2024 pada tanggal 7 bertempat di Hotel Mercure Jakarta. FGD dilakukan untuk mendorong kemajuan ekonomi Indonesia, dibutuhkan strategi & kebijakan yang tepat dari para pengambil kebijakan dengan memperhatikan aspirasi dari para pelaku usaha. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan yang dihasilkan bersifat komprehensif & penuh terobosan sehingga benar-benar mampu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam kesempatan ini Hendra Sinadia Direktur Eksekutif APBI-ICMA menjadi narasumber dalam FGD yang diadakan CORE ini. Acara FGD CORE ini dipimpin langsung oleh Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal. Beberapa narasumber yang hadir dalam FGD CORE ini antara lain Direktur Eksekutif API-IMA Joko Widajatno, Ketua IAGI Singgih Widagdo, Budi Santoso dari PERHAPI dan beberapa narasumber lainnya. 2

Pembahasan Percepatan Hilirisasi Batubara Bersama DEN Dewan Energi Nasional (DEN) Selasa (14/08) membahas percepatan hilirisasi atau nilai tambah batubara. Bersama dengan APBI dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Nasional Batubara (Tekmira) Balitbang ESDM membahas prospek dan strategi pengembangan bisnis batubara sebagai bahan baku dan bahan bakar sektor industri. Dari APBI, pembahasan ini diwakili Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia. xxx Seminar Pemanfaatan Batubara Sebagai Sumber Energi Strategis Nasional Sementara itu Komisi IV DPR RI juga membahas mengenai produksi batubara, Senin(12/08). Bersama dengan Mantan Dirjen Minerba 2005-2009, Simon Sembiring, perwakilan dari Publish What You Pay (PWYP),CIRUSS serta akademisi mengulas tentang oversupply batubara yang terjadi seperti sekarang ini. Angka produksi saat ini melebihi dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) maupun Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dimana produksi saat ini sudah mencapai 489 ton dari target 400 ton. Para pembicara juga mengkritisi ekspor batubara yang lebih banyak ketimbang penggunaan dalam negeri. Penggunaan batubara dalam negeri harus lebih dimaksimalkan lagi. Kampanye energi terbarukan selayaknya tidak diterima mentahmentah dan hanya menjadi Indonesia hanya sebagai target market. Contohnya, seperti solar panel yang harganya berkisar Rp.7000/kwh. Harga tersebut berbanding jauh jika dibandingkan dengan harga batubara yang hanya Rp.831/kwh. Rapat Internal Komite Pajak APBI-ICMA Komite Pajak, Investasi dan Keuangan APBI, Senin (19/08) menggelar pertemuan untuk membahas PMK No. 81 tahun 2009 tentang Pembentukan atau Pemupukan Dana Cadangan yang boleh dikurangkan sebagai biaya. Rapat ini untuk meminta masukan anggota terkait permintaan pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam hal ini Direktorat Peraturan Perpajakan 2 yang sedang mereview kembali PMK 81/2009 dimana cadangan biaya reklamasi masuk dalam dana cadangan yang boleh dikurangkan sebagai biaya. Adapun tujuan dari review tersebut adalah melihat mengupdate PMK 81/2009 dengan perkembangan regulasi/kebijakan di sektor-sektor lain termasuk di sektor Mineral dan Batubara setelah diundangkannya UU No. 4/2009. Adapun hasil tersebut antara lain, penambahan keterangan reklamasi dan pasca tambang pada pasal 1d PMK No. 81/2009. Selain itu Komite Pajak, Investasi dan Keuangan APBI juga membahas agenda kedepan termasuk mengadakan mini seminar (Tax Gathering) di bulan September mendatang yang akan mengundang para anggota. 3

FGD Kementerian Perekonomian tentang Aturan yang Menghambat Investasi APBI memenuhi undangan dari Bidang Koordinasi dan Perniagaan Industri Kementerian Perekonomian (22/9). Rapat yang dipimpin oleh Ihsan Zulkarnaen selaku Asisten Deputi Pengembangan Investasi untuk membahas terkait pertauran apa saja yang sekiranya menghambat masukanya investasi khususnya di bidang Minerba. APBI yang diwakili oleh Gita Mahyarani selaku Deputi Direktur Eksekutif APBI memberikan masukannya ada beberapa aturan yang selayaknya dikaji kembali seperti penggunaan kapal nasional yang akan diberlakukan pada tahun 2020, dan terkait dengan pengolahan FABA. High-Level Dialogue on Sustainable Development and Climate Change Kegiatan diskusi/dialog dengan tema Deepening Regional Cooperation on Sustainable Development and Climate Change - Future Collaboration. Acara ini diadakan oleh Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim (UKP-PPI) yang dipimpin Rachmat Witoelar di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta. Acara ini bekerja sama dengan Griffith University, Australia dan Universitas Indonesia. Dialog pagi ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang kebijakan yang terkait dengan perubahan iklim di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik. Tujuan lainnya adalah untuk berbagi informasi tentang peran dari masing-masing pihak dalam mengatasi perubahan iklim juga untuk mencapai target Sustainable Development Goals Rapat Pembahasan Identifikasi Daftar Perusahaan Dalam rangka Imbal Dagang dengan Korea Selatan xxx Kementerian Perdagangan mengundang beberapa perusahaan batubara untuk menjajaki rencana kerjasama imbal dagang pemerintah RI dengan Korea Selatan, dimana pemerintah RI akan membeli beberapa pesawat tempur dari Korsel yang pembayarannya secara barter dengan komoditas termasuk batubara. Beberapa perusahaan batubara menyampaikan masukannya agar proses imbal dagang ini bisa berjalan dengan lancar seperti kalori batubara yang dibutuhkan Korea Selatan harus lebih jelas, kontinuitas perusahaan batubara yang bisa suplai batubara serta kemampuan kapasitas produksi perusahaan batubara yang akan ikut serta dalam imbal dagang ini. 4

Kunjungan Chairman Australian Mining, Infrastructure Energy & Resources Chamber Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia menerima kunjungan Chairman Australian Mining, Infrastructure Energy & Resources Chamber in Indonesia (AUSMINCHAM), Oka Simanjuntak. Kunjungan (16/8) ini untuk membuka kerjasama APBI-ICMA dengan AUSMINCHAM. Kunjungan delegasi AFMA (Asean Federation of Mining Association) Delegasi AFMA (Asean Federation of Mining Association) Kamis, 8 berkunjung ke Sekretariat APBI. Delegasi AFMA yang hadir antara lain president AFMA Mr. Dato' Seri Dr Mohd Ajib Anuar, Secretary General Mr Muhamad Nor Muhamad, Ms Nelia Halcon dan Mr.Lutfi Hamidee Abd Latif dan diterima oleh Hendra Sinadia,Direktur Eksekutif APBI-ICMA. Dalam kesempatan tersebut delegasi AFMA menyampaikan tujuan utama AFMA antara lain untuk mendukung kerjasama diantara para anggota, mempromosikan diseminasi dan pertukaran informasi mengenai kebijakan dan regulasi pertambangan di negara masing-masing, mendukung riset dan studi atas subjek-subjek yang relevan untuk pengembangan industri mineral, mengadopsi langkah-langkah untuk melindungi industri mineral (termasuk batubara) di Asia Tenggara Kunjungan JCOAL dan JOGMEC JCOAL dan JOGMEC yang merupakan institusi jepang yang membawahi bidang batubara, minyak dan gas datang mengunjungi APBI-ICMA untuk mencari informasi terkini terkait dengan perindustrian khususnya batubara, karena Jepang merupakan salah satu pengimpor batubara kalori tinggi dari Indonesia. Adapun hal hal yang ingin diketahui ialah tentang prospek transportasi pengangkutan batubara di Indonesia mulai dari darat, kereta api, hingga laut/ dengan kapal, lalu yang kedua ialah terkait dengan target produksi batubara Indonesia yang menurut RUEN dan RPJMN akan dipatok 400 juta ton yang mana jumlah tersebut sangat rendah dibandingkan dengan aktual realisasi produksi batubara nasional. Selanjutnya JCOAL akan mengadakan mini-seminar pada tanggal 5 September di APBI-ICMA. 5

MEMPERKENALKAN ANGGOTA BARU APBI-ICMA Merupakan salah satu perusahaan kontraktor yang berada di bawah payung ABM Investama Group Kami ucapkan selamat bergabung sebagai Anggota Mining Service di APBI-ICMA Gedung TMT 2, 3rd Floor. Jl. Cilandak KKO, No. 1, Jakarta 12560 T : +6221 2997 6866 E : info@ciptakridatama.co.id W: www.ciptakridatama.co.id Secretariat APBI-ICMA Menara Kuningan Building,1 st Floor, Suite A, M & N Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-7 Kav. 5 Jakarta Selatan 12940 - INDONESIA secretariat@apbi-icma.org +62-21 3001 5935 +62-21 3001 2477 6