1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) pada tahun 2012 jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 32/1.000 Kelahiran Hidup (KH). Sementara target yang akan dicapai sesuai kesepakatan MDGs tahun 2015, angka kematian bayi menjadi 23/1.000 kelahiran hidup (Prasetyawati, 2012). Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,75/1.000 KH, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu sebesar 10,34/1.000 KH (Dinkes Jateng, 2012). Angka kematian bayi tertinggi adalah Kabupaten Rembang sebesar 21,97/1.000 KH, sedangkan terendah adalah Kota Surakarta sebesar 3,63/1.000 KH. Di Kota Semarang sendiri menduduki peringkat ke-5 yaitu 12,15/1.000 KH (Profil Jateng, 2011). Menurut Dinas Kesehatan Kota Semarang (2012), Angka Kematian Bayi dan Balita di Kota Semarang pencapaiannya cenderung menurun namun masih diatas target Provinsi yaitu 9,0/1.000 KH, pada tahun 2011 AKB : 12,15 /1.000 KH (314 kasus) dan pada tahun 2012 AKB sebanyak 10,67/1.000 KH (293 kasus). Di Semarang penyakit penyebab kematian kelompok umur perinatal yaitu sebanyak 62,8%, neonatal sebanyak 14,33% dan kelompok umur bayi (29 hari-11 bulan) sebanyak 22,87% dari
2 293 kasus. Penyebab kematian terbesar adalah asfiksia (33,18%), BBLR (26,61%), ikterus (2,65%), tetanus neonatorum (2,65%), infeksi tali pusat (1,32%) dan lain-lain (33,62%). Puskesmas Bangetayu merupakan penyumbang angka kematian neonatal sebanyak 12 kasus (4,09%) yang salah satu penyebab kematian neonatalnya adalah infeksi tali pusat. Pada masa neonatus sangat rawan oleh karena itu memerlukan penyesuaian fisiologis agar bayi diluar kandungan dapat hidup sebaikbaiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Infeksi tali pusat dan tetanus neonatorum dapat terjadi karena dalam perawatan tali pusat yang tidak bersih dan benar (Riksani, 2012:76). Salah satu upaya untuk mengatasi masalah dalam mengurangi angka kematian bayi karena infeksi tali pusat dan tetanus neonatorum antara lain adalah setiap kehamilan diberikan toksoid tetanus yang sangat bermanfaat untuk mencegah tetanus neonatorum selain itu seharusnyanya sterilitas harus diperhatikan benar pada waktu pemotongan tali pusat demikian pula perawatan tali pusat selanjutnya (Sodikin, 2009:76-79). Dalam hal ini peran serta dukungan keluarga sangat berpengaruh pada saat ibu menjadi orang tua baru karena ibu akan mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi seperti memandikan bayi, perawatan tali pusat, menggendong dan menyusui bayi (Sulistyawati, 2009). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Deviana pada tahun 2011 yaitu sebagian besar ibu di Rumah Bersalin Citra Insani mempunyai
3 pengetahuan cukup tentang perawatan tali pusat yaitu 52,4% dan mempunyai pengetahuan kurang 21,4%. Rendahnya pengetahuan tentang perawatan tali pusat dapat menjadi faktor penyebab tingginya angka kematian akibat infeksi tali pusat. Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di wilayah Puskesmas Bangetayu dengan cara wawancara kepada beberapa ibu nifas yang mempunyai kegiatan merawat tali pusat bayinya sendiri mengatakan bahwa keluarga sering menyarankan untuk merawat tali pusat dengan benar, memberi perhatian saat ibu kesulitan merawat tali pusat bayinya dan keluarga acuh tak acuh saat ibu sedang merawat tali pusat.
4 Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga dengan Praktik Perawatan Tali Pusat di Wilayah Puskesmas Bangetayu Kota Semarang. B. Rumusan masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Adakah hubungan dukungan keluarga dengan praktik perawatan tali pusat di wilayah Puskesmas Bangetayu Kota Semarang? C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan praktik perawatan tali pusat 2. Tujuan khusus a. Mendiskripsikan dukungan keluarga instrumental pada ibu nifas b. Mendiskripsikan dukungan keluarga informasional pada ibu nifas c. Mendiskripsikan dukungan keluarga penilaian pada ibu nifas d. Mendiskripsikan dukungan keluarga emosional pada ibu nifas e. Mendiskripsikan praktik perawatan tali pusat f. Menganalisis hubungan dukungan keluarga instrumental dengan praktik perawatan tali pusat
5 g. Menganalisis hubungan dukungan keluarga informasional dengan praktik perawatan tali pusat h. Menganalisis hubungan dukungan keluarga penilaian/penghargaan dengan praktik perawatan tali pusat i. Menganalisis hubungan dukungan keluarga emosional dengan praktik perawatan tali pusat D. Manfaat penelitian 1. Bagi tenaga kesehatan (Bidan) Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan masukan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan, untuk mengembangkan pendidikan kesehatan (penyuluhan) bagi masyarakat sebagai upaya menurunkan angka kematian bayi (AKB). 2. Bagi institusi pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang sebagai bacaan pustaka dan sebagai referensi tambahan untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta kontribusi bagi petugas kesehatan dan masyarakat di Desa Bangetayu Kota Semarang yaitu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam melakukan perawatan tali pusat yang benar.
6 4. Bagi peneliti atau mahasiswa Meningkatkan wawasan dan keilmuan di bidang kesehatan dalam rangka memenuhi tuntutan IPTEK. E. Keaslian penelitian Tabel : 1.1 Keaslian penelitian No. Judul, Nama, Tahun Sasaran Variabel yang diteliti Metode Hasil 1. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di BPS Sriwahyuni Kota Semarang Murtinah, 2010 Ibu nifas ibu nifas tentang perawatan bayi baru lahir Deskriptif Dari 30 ibu nifas, 20 orang (66,7%) berpengetahun cukup tentang perawatan tali pusat, 29 oang (96,7%) berpengetahuan kurang tentang pengertian tali pusat, 13 orang (43,3%) berpengetahuan cukup tentang tujuan perawatan tali pusat, 23 orang (76,7%) berpengetahuan baik tentang cara perawatan tali pusat dan 13 orang. (43,3%) berpengetahuan kurang tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali pusat.
7 2. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Pada Bayi Usia 7-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kedung Mundu Nita Yuliana, 2011 Ibu nifas Dukungan keluarga dengan pemberian ASI ekslusif Observasi Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI 3. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap tentang Perawatan tali pusat di RB Citra Insani Semarang Deviana Fatmasari 2011 Ibu post partum Pengetahuan dan sikap terhadap perawatan tali pusat analitik Sebagian besar ibu di Rumah Bersalin Citra Insani mempunyai pengetahuan cukup tentang perawatan tali pusat sebanyak 22 responden (52,4%), dan sebagian besar ibu di Rumah BersalinCitra Insani mempunyai sikap mendukung terhadap perawatan tali pusat sebanyak 27 responden 64,5% Perbedaan penelitian yang sebelumnya dengan penelitian sekarang adalah variabel independen penelitian ini dukungan keluarga dengan praktik perawatan tali pusat, sedangkan pada penelitian Nita Yuliana walaupun variabel independennya sama, akan tetapi variabel dependennya berbeda. Selain itu, pada penelitian ini menggunakan metode penelitian yaitu deskriptif correlation yang belum digunakan oleh penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini tahun, waktu dan tempat penelitian juga berbeda.