BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya kehidupan manusia sangatlah kompleks dengan berbagai masalah-masalah kehidupan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1977:109) dalam bukunya Teori Kesusastraan berpendapat

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. refleksinya terhadap gejala-gejala sosial disekitarnya. Adanya imajinasi pada

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. hanya dilakukan oleh manusia (Chaer, 2007:239). pihak pendengar atau pembaca (Chaer, 2009:189).

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Karya sastra tidak mungkin tercipta jika para penulis tidak mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. 1 i

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena seorang penulis itu memiliki kepekaan terhadap hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL KEMBARA KARYA PRADANA BOY ZTF DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS NILAI RELIGIUS NOVEL WO AI NI, ALLAH KARYA VANNY CHRISMA W. DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

menyampaikan pesan cerita kepada pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra.

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1)

BAB III Metode Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan yaitu bulan Januari sampai Mei 2016.

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya kehidupan manusia sangatlah kompleks dengan berbagai masalah-masalah kehidupan. Kehidupan yang kompleks tersebut terdapat beberapa permasalahan kehidupan yang mencakup hubungan antarmasyarakat, antarmanusia, manusia dengan Tuhannya, dan antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Bagi seorang pengarang yang peka terhadap permasalahan-permasalahan tersebut, dengan hasil perenungan, penghayatan, dan hasil imajinasinya, kemudian menuangkan gagasan/ idenya tersebut dalam karya sastra. Dalam mempelajari bidang sastra tidak terlepas dengan kajian-kajian serta proses terbentuknya suatu karya sastra. Karya sastra yang dikaji biasanya berkaitan dengan kehidupan sosial. Karya sastra sering dijadikan gambaran peristiwa kehidupan yang ada di masyarakat. Khususnya dalam bidang keagamaan, banyak karya sastra modern maupun yang sastra klasik yang menanamkan di dalamnya nilai religiuisitas. Sehingga banyak karya sastra yang memiliki aspek religiusitas yang terkandung dalam karya-karya sastra. Kehidupan masyarakat indonesia yang sering diangkat dalam sebuah karya sastra contohnya novel sering disebut-sebut mampu menggambarkan kehidupan keagamaan masyarakat Indonesia. Pembahasan keagamaan menjadi pembahasan hangat di masyarakat untuk bisa dijadikan sebuah imajinasi pada karya sastra hasil karyanya. Aspek religius yang ditanamkan sering kali mampu menjadi sebuah bahasan materi pembelajaran siswa. Supaya siswa tidak hanya mampu membaca, namun mampu menginterpretasikan makna yang terkandung dalam novel tersebut. Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sastra merupakan segala sesuatu yang ditulis dan dicetak. Selain itu, karya sastra juga merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi ( Wellek dan Warren, 1990:3-4). Novel sebagai salah satu bentuk karya sastra dapat dengan bebas berbicara tentang kehidupan yang dialami oleh manusia dengan berbagai peraturan dan norma-norma dalam interaksinya dengan lingkungan sehingga dalam karya sastra (novel) terdapat makna tertentu tentang kehidupan. 1

2 Selain itu, sastra dapat berfungsi sebagai karya seni yang bisa digunakan sebagai sarana menghibur diri pembaca. Hal ini sesuai dengan pendapat Warren (dalam Nurgiyantoro, 1995:3) yang menyatakan bahwa membaca sebuah karya sastra fiksi berarti menikmati cerita dan menghibur diri untuk memperoleh kepuasan batin. Membahas masalah karya sastra, ada beberapa masalah yang muncul, antara lain kurangnya kemampuan pembaca dalam memahami karya sastra yang bersifat kompleks, unik, dan tak langsung dalam pengungkapannya. Hal inilah antara lain yang menyebabkan sulitnya pembaca dalam menafsirkan karya sastra. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nurgiyantoro (1993:31-32) yang menyatakan bahwa salah satu penyebab sulitnya pembaca dalam menafsirkan karya sastra, yaitu dikarenakan novel merupakan sebuah struktur yang kompleks, unik, serta mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu bukti-bukti hasil kerja analisis. Penelitian ini memiliki peran penting yakni sebagai pengembangan penelitian karya sastra dan pengembangan pembelajaran sastra di sekolah menengah. Penelitian ini mampu mengkaji nilai yang terkandung dalam novel bukan hanya memahami isi bacaan yang ada dalam novel. Aspek religiusitas yang ada dalam novel mampu menjadi sebuah bahan pembelajaran sastra yang menarik. Menarik untuk dikaji bukan hanya dibaca serta mampu mengambil nilai positif yang ada dalam novel khususnya aspek religi yang baik untuk kepribadian siswa. Karya sastra yang dipilih yang memiliki aspek religi mampu menjadikan teladan peneliti-peneliti selanjutnya untuk menganalisis novel yang sejenis, bukan hanya novel tentang percintaan saja. Siswa juga mampu memilih novel yang memiliki bobot nilai keagamaan yang ada di dalamnya. Nilai religiusitas merupakan dasar pandangan hidup bagi seseorang dalam menghadapi segala persoalan hidup. Religius adalah konsep keagamaan yang menyebabkan manusia bersikap sesuai dengan perintah Tuhannya. Religiusitas lebih melihat aspek yang ada di dalam lubuk hati atau pribadi seseorang dalam menjalankan kewajiban agamanya (Mangunwijaya, 1988:12). Nilai religiusitas yang terdapat dalam karya sastra dapat memberi contoh kepada masyarakat untuk

3 menjalani kehidupan dengan berpatokan pada ajaran agama. Dengan demikian, nilai religiusitas dalam karya sastra dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap perilaku moral pembaca dan masyarakat meskipun pengaruhnya hanya sedikit. Di dalam kehidupan manusia tidak pernah luput dari suatu masalah. Tidak jarang manusia mengalami kekosongan jiwa, kekacauan berpikir dan bahkan stress karena tidak mampu mengatasi masalah yang dialaminya. Dalam hal ini karya sastra dapat berperan untuk membantu sebagai katarsis/ pencerahan, serta sebagai sarana pembelajaran sehingga dapat diambil manfaat dan pelajaran dalam kehidupan. Hal ini sesuai pendapat Haji Saleh (dalam Semi, 1993:20) mengatakan bahwa tugas pertama sastra adalah sebagai alat penting bagi pemikir-pemikir untuk menggerakkan pembaca kepada kenyataan dan menolongnya mengambil suatu keputusan bila mengalami masalah. Selain itu, dewasa ini banyak masyarakat yang jauh dari sifat-sifat kemanusiaan, lupa terhadap kewajiban-kewajiban hidupnya, bersikap masa bodoh terhadap permasalahan yang terjadi di sekelilingnya. Dalam hal ini melalui karya sastra (novel) diharapkan dapat digunakan untuk menyadarkan masyarakat (pembaca) untuk kembali pada jalan yang benar. Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner, yang dibangun melalui berbagai unsur instrinsik seperti peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya tentu saja juga bersifat imajiner. Namun, perlu juga dicatat bahwa dalam dunia kesusastraan terdapat suatu bentuk karya sastra yang mendasarkan diri pada fakta. Tokoh novel muncul dari kalimat-kalimat yang mendeskripsikannya. Kebenaran dalam dunia fiksi merupakan kebenaran yang sesuai dengan keyakinan pengarang, kebenaran yang diyakini keabsahannya sesuai dengan pandangannya terhadap masalah (Nurgiyantoro, 1995:4). Novel Bait-bait Multazam merupakan salah satu novel yang bernuansa religius yang bagus untuk perkembangan akhlak dan agama para remaja, khususnya pelajar SMA. Pelajar SMA merupakan anak-anak berusia remaja yang masih dalam tahap pencarian jati diri mereka. Jika mereka membaca novel yang mengandung nilai

4 religius, jati diri yang ada pada anak tersebut adalah jati diri yang kuat yang berpegang pada agama dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang buruk. Pengarang novel Bait-bait Multazam ini adalah Abidah El Khalieqy. Seorang pengarang wanita yang karya-karyanya tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga dikenal hingga ke Mancanegara. Banyak penghargaan yang telah beliau dapatkan, salah satunya dinobatkan sebagai Sepuluh Muslimah Kreatif oleh majalah Noor (2010). Karya-karyanya, terutama cerpen dan novel telah dikaji serta dijadikan bahan penelitian dalam penulisan skripsi, tesis, dan disertasi di berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan luar negeri yang jumlahnya lebih dari 100 buah. Jumlah karyanya yang dikajipun akan bertambah dengan diadakannya pengkajian terhadap novel Baitbait Multazam. Novel Bait-bait Multazam karya Abidah El Khalieqy adalah novel yang diterbitkan oleh Bunyan di Yogyakarta, cetakan pertama pada tahun 2015 dengan tebal halaman yaitu 338. Melalui novel tersebut, pelajar SMA diharapkan dapat mengambil pesan dari peristiwa Henry Toga Sinaga. Pesan dari kehidupan Henry sebagi seorang mualaf yaitu agar tetap memperjuangkan semaksimal mungkin untuk hal baik yang kita inginkan dengan tetap berpegang teguh pada agama Islam. Novel ini menceritakan suatu perjalanan Henry yang berlatar belakang agama Kristen, yang kemudian menemukan Islam sebagai jalan keimanannya yang terus diperdalam olehnya. Henry belajar ilmu agama Islam dari nol. Imannya terus diuji namun, ia dengan sabar melangkah dan terus memperdalam ilmu agama, bahkan hingga ke Suriah. Alangkah bijak apabila novel ini digunakan sebagai media atau bahan pembelajaran sastra di sekolah, khususnya SMA. Pengajaran sastra merupakan bagian dari pendidikan. Oleh karena itu, pengajaran sastra harus dikaitkan dengan tujuan pendidikan (Septiningsih. 2008:48). Berikut ini alasan peneliti lebih lanjut mengangkat permasalahan dalam novel untuk menemukan nilai-nilai religiusitas maupun penerapannya dalam pembelajaran sastra pada jenjang SMA. Pertama, novel yang dipilih oleh peneliti merupakan novel yang memiliki aspek religiusitas yang mampu dikaji untuk penelitian selanjutnya mampu diterapkan dalam pembelajaran siswa. Kedua penulis menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca dalam jenjang sekolah menengah dan memiliki alur

5 cerita yang menarik untuk dikupas lebih detail lagi. Ketiga, bahasa yang santun mampu mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Keempat, aspek religiusitas mampu diambil dan diteladani oleh siswa-siswa sebagai salah satu cara pembentukan karakter siswa. Kelima, novel-novel berbobot literer mampu menjadi bahan ajar sastra yang mendidik bukan hanya untuk dibaca. Keenam, siswa mampu memilih bahan bacaannya karena sudah mengetahui bacaanbacaan yang baik untuk dibaca bukan hanya novel percintaan saja. Ketujuh, guru juga lebih bisa kreatif memilih novel yang sesuai dengan jenjang siswa dan nilainilai yang ada di dalamnya. B. PEMBATASAN MASALAH Pembatasan masalah ini bertujuan agar permasalan yang dibahas tidak keluar dari pembahasannya. Pada penelitian ini hanya dibatasi dengan latar sosiokultural pengarang, strukur yang membangun dalam novel Bait-bait Multazam Karya Abidah El Khalieqy dan aspek religiusitas yang terdapat dalam novel Bait-bait Multazam Karya Abidah El Khalieqy. C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu: 1. Bagaimana latar sosiokultural pengarang dalam novel Bait-bait Multazam Karya Abidah El Khalieqy? 2. Bagaimana struktur yang membangun karya sastra dalam novel Bait-bait Multazam Karya Abidah El Khalieqy? 3. Bagaimana wujud aspek religiusitas yang terdapat dalam novel Bait-bait Multazam Karya Abidah El Khalieqy? 4. Bagaimana implementasi hasil penelitian ini dalam pembelajaran sastra di SMA?

6 D. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan latar sosiokultural pengarang yang ada dalam novel Bait-bait Multazam Karya Abidah El Khalieqy 2. Mendekripsikan struktur yang membangun karya sastra dalam novel Bait-bait Multazam Karya Abidah El Khalieqy 3. Mendeskripsikan wujud aspek religiusitas yang terdapat dalam novel Bait-bait Multazam Karya Abidah El Khalieqy 4. Mendeskripsikan implementasi hasil penelitian ini dalam pembelajaran sastra di SMA E. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat praktis dan manfaat teoretis. 1. Manfaat teoretis a. Sebagai bahan acuan peneliti lain untuk mengadakan penelitian terhadap karya sastra. b. Sebagai bahan pembanding peneliti lain untuk mengadakan penelitian terhadap karya sastra. 2. Manfaat praktis a. Memberi kontribusi kepada guru dan siswa dalam memahami karya sastra. b. Memberikan wawasan bagi peneliti selanjutnya pada bidang sosiologi sastra.