BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman memicu semakin berkembangnya teknologi, khususnya

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH GEOMETRI SATELIT DAN IONOSFER DALAM KESALAHAN PENENTUAN POSISI GPS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

B A B I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bab 1 pendahuluan

VARIASI KUAT SIGNAL HF AKIBAT PENGARUH IONOSFER

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menerapkan metode deskripsi analitik dan menganalisis data

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi Matahari mengalami perubahan secara periodik dalam skala waktu

METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

PENGARUH PERUBAHAN fmin TERHADAP BESARNYA FREKUENSI KERJA TERENDAH SIRKIT KOMUNIKASI RADIO HF

BAB I PENDAHULUAN. Halaman Latar Belakang

Analisis Pengaruh Lapisan Ionosfer Terhadap Komunikasi Radio Hf

PETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik

ANALISA NILAI TEC (TOTAL ELECTRON CONTENT) PADA LAPISAN IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA PENGAMATAN GPS DUA FREKUENSI

Varuliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, Pusat Sains Antariksa, LAPAN RINGKASAN

RESPON IONOSFER TERHADAP GERHANA MATAHARI 26 JANUARI 2009 DARI PENGAMATAN IONOSONDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Mulkal Razali, M.Sc

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

EFEK SINTILASI IONOSFER TERHADAP GANGGUAN KOMUNIKASI SATELIT

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

BAB 11 MICROWAVE ANTENNA. Gelombang mikro (microwave) adalah gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super

B A B IV HASIL DAN ANALISIS

Penentuan Posisi dengan GPS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tidak hanya di Bumi, cuaca juga terjadi di Antariksa. Namun, cuaca di

Sinkronisasi Sinyal RADAR Sekunder Untuk Multi Stasiun Penerima Pada Sistem Tracking 3 Dimensi Roket

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

Jurnal Geodesi Undip April 2016

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Prinsip Kerja GPS (Sumber :

ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP

ANALISA PERUBAHAN KARAKTERISTIK TEC AKIBAT LETUSAN GUNUNG MERAPI TAHUN 2010

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO

ANALISIS PENGARUH SINTILASI IONOSFER TERHADAP AKURASI PENENTUAN POSISI ABSOLUT PADA GLOBAL POSITIONING SYSTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN PREDIKSI FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF UNTUK MANAJEMEN FREKUENSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA

STUDI TENTANG CONTINUOUSLY OPERATING REFERENCE STATION GPS (Studi Kasus CORS GPS ITS) Oleh: Prasetyo Hutomo GEOMATIC ENGINEERING ITS

FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Spektrum Gelombang Elektromagnetik

2017, No Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2016 tentang Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Manajemen Frekuensi Data Pengukuran Stasiun Automatic Link Establishment (ALE) Riau

KAJIAN AWAL ABSORPSI IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA FMIN (FREKUENSI MINIMUM) DI TANJUNGSARI

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran berkomunikasi radio sangat ditentukan oleh keadaan lapisan E

POTENSI PEMANFAATAN SISTEM APRS UNTUK SARANA PENYEBARAN INFORMASI KONDISI CUACA ANTARIKSA

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS MORFOLOGI GANGGUAN SINTILASI IONOSFER DI INDONESIA

PEMANCAR&PENERIMA RADIO

BAB I PENDAHULUAN. Matahari merupakan sumber energi terbesar di Bumi. Tanpa Matahari

B A B II ATMOSFER DAN GPS

PERAN LAPISAN E IONOSFER DALAM KOMUNIKASI RADIO HF

gelombang tersebut dari pemancar ke penerima yang berdampak pada penurunan kualitas sinyal dalam sistem telekomunikasi (Yeo dkk., 2001).

ATMOSFER BUMI A BAB. Komposisi Atmosfer Bumi

PROPAGASI UMUM PEMBAGIAN BAND FREKUENSI RADIO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Memantau apa saja dengan GPS

ELECTROMAGNETIC WAVE AND ITS CHARACTERISTICS

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1 Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS (Abidin, 2007)

ANALISA NILAI TEC PADA LAPISAN IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA PENGAMATAN GPS DUA FREKUENSI PEMBIMBING EKO YULI HANDOKO, ST, MT

MENGENAL GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) SEJARAH, CARA KERJA DAN PERKEMBANGANNYA. Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang

Atmosfer Bumi. Meteorologi. Peran Atmosfer Bumi dalam Kehidupan Kita. Atmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni.

PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF PADA SIRKIT KOMUNIKASI STASIUN TETAP DENGAN STASIUN BERGERAK

FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF Di LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS AKURASI PEMETAAN FREKUENSI KRITIS LAPISAN IONOSFER REGIONAL MENGGUNAKAN METODE MULTIQUADRIC

BAB I PENDAHULUAN. (near surface exploration). Ground Penetrating Radar (GPR) atau georadar secara

PENENTUAN RENTANG FREKUENSI KERJA SIRKUIT KOMUNIKASI RADIO HF BERDASARKAN DATA JARINGAN ALE (AUTOMATIC LINK ESTBALISHMENT) NASIONAL

PROPAGASI. Oleh : Sunarto YB0USJ

BAB 10 ULTRA HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

VARIASI KETINGGIAN LAPISAN F IONOSFER PADA SAAT KEJADIAN SPREAD F

ALGORITMA TDOA UNTUK PENGUKUR JARAK ROKET MENGGUNAKAN TEKNOLOGI UHF

PENENTUAN INDEKS IONOSFER T REGIONAL (DETERMINATION OF REGIONAL IONOSPHERE INDEX T )

ANALISIS PERHITUNGAN FRESNEL ZONE WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//

BAB II TINJAUAN MENGENAI GPS DALAM SISTEM AIRBORNE LIDAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PENGOLAHAN DATA DAN HASIL. 3.1 Data yang Digunakan

On The Job Training PENGENALAN CORS (Continuously Operating Reference Station)

STUD! PENGARUH SPREAD F TERHADAP GANGGUAN KOMUNIKASI RADIO

PERBANDINGAN ANTARA MODEL TEC REGIONAL INDONESIA NEAR-REAL TIME DAN MODEL TEC GIM (GLOBAL IONOSPHERIC MAP) BERDASARKAN VARIASI HARIAN (DIURNAL)

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA

BAB III APLIKASI PEMANFAATAN BAND YANG BERBEDA PADA INSAR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang dapat kita sebut canggih adalah GPS, yaitu Global

PENENTUAN RENTANG FREKUENSI KERJA SIRKUIT KOMUNIKASI RADIO HF BERDASARKAN DATA JARINGAN AUTOMATIC LINK ESTBALISHMENT (ALE) NASIONAL

LAPISAN E SPORADIS IONOSFER GLOBAL DARI TEKNIK GPS-RO

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

Dasar- dasar Penyiaran

KEMUNCULAN LAPISAN E SEBAGAI SUMBER GANGGUAN TERHADAP KOMUNIKASI RADIO HF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE TRACKING KECEPATAN ROKET MENGGUNAKAN TRANSPONDER DOPPLER DUA-FREKUENSI (ROCKET SPEED TRACKING METHOD USING TWO-FREQUENCY DOPPLER TRANSPONDER)

KOMUNIKASI RADIO HIGH FREQUENCY JARAK DEKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 9 Komunikasi Radio

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoana Nurul Asri, 2013

2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dievaluasi, sistem ini menggunakan sistem komunikasi (Carden, et al,

Transkripsi:

Laporan Tugas Akhir BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman memicu semakin berkembangnya teknologi, khususnya di bidang telekomunikasi yang perkembangannya sangat cepat. Dalam hal ini, dunia telekomunikasi sangat berkaitan erat dengan lapisan ionosfer sebagai media yang sangat berpengaruh terhadap perambatan gelombang radio, sehingga berdampak terhadap sistem komunikasi gelombang radio dan satelit. Letak lapisan ionosfer ini sekitar 50 sampai 1000 km di atas permukaan bumi. Jumlah elektron dan ion bebas pada lapisan ionosfer ini bergantung pada besarnya intensitas radiasi matahari serta densitas gas pada lapisan tersebut. Lapisan ionosfer ini dapat dikategorikan menjadi lapisan-lapisan D, E, F1, dan F2 berdasarkan membesarnya nilai ketinggian dan densitas elektron. [1] Teknik pengamatan ionosfer dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pertama, teknik direct (in-situ) dengan menggunakan roket dan satelit. Kedua, teknik remote dengan menggunakan ionosonda, radar, dan satelit. Peralatan ionosonda memancarkan frekuensi high frequency (HF) 3-30 MHz ke ionosfer. Jangkauan pancaran gelombang ionosonda hingga ketinggian 90-600 km. Radar dengan very high frequency (VHF) digunakan untuk mengamati ketidakteraturan ionosfer lapisan E dan F. [2] Pengamatan lapisan ionosfer dapat juga menggunakan satelit GPS. Global Positioning System (GPS) merupakan sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang dapat memberikan informasi posisi, 1

Laporan Tugas Akhir BAB I 2 kecepatan tiga dimensi yang teliti, dan informasi waktu secara kontinyu diseluruh dunia. Sistem GPS ini merupakan sistem yang cukup banyak dikembangkan karena mempunyai kelebihan dalam hal efektifitas dan efisiensi. GPS yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis geodetik dual frequency. GPS jenis dual frequency digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut ketelitian yang relatif tinggi. Frekuensi yang digunakan L1 (1575.42 MHz) dan L2 (1227.60 MHz). Satelit GPS berfungsi memancarkan sinyal-sinyal gelombang elektromagnetik, kemudian melewati medium (lapisan atmosfer yaitu ionosfer dan troposfer) yang selanjutnya sinyal-sinyal tersebut diterima oleh antena receiver GPS. Pada lapisan ionosfer dan troposfer sinyal-sinyal tersebut terpengaruhi oleh partikel bermuatan (ionosfer) dan uap air (troposfer), sehingga memicu terjadinya error posisi. Selain itu ketidak-kontinyuan dalam jumlah gelombang penuh dari fase gelombang pembawa (cycle slips) dapat menyebabkan kesalahan posisi. Hal ini dapat disebabkan karena dengan sengaja mematikan dan menghidupkan receiver atau terhalangnya sinyal GPS untuk dapat masuk ke antena. Nilai kekuatan akurasi dari konfigurasi geometri satelit yang gambarkan dengan nilai Dilution of Precision (DOP) dan jenis-jenisnya yaitu Geometry Dilution of Precision (GDOP), Position (3-D) Dilution of Precision (PDOP), Horizontal Dilution of Precision (HDOP) dan Vertical Dilution of Precision (VDOP). Pada penelitian sebelumnya telah dibahas mengenai GPS geodetik dual frequency oleh saudari Neny Sri Wahyuni untuk pengamatan kemunculan fenomena sintilasi dengan judul ANALISIS DEGRADASI SINYAL GPS

Laporan Tugas Akhir BAB I 3 UNTUK DETEKSI GANGGUAN KOMUNIKASI SATELIT DI WILAYAH EKUATOR (PONTIANAK) STUDI KASUS DI LAPAN BANDUNG BIDANG IONOSFER TELEKOMUNIKASI. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini penggunaan GPS untuk mengetahui besarnya nilai kesalahan posisi dari peralatan GPS tersebut untuk wilayah Bandung. Sedangkan, penelitian sebelumnya penggunaan GPS untuk mengetahui kemunculan fenomena sintilasi yang mengganggu komunikasi satelit di wilayah ekuator (Pontianak). Dalam mengetahui besar error posisi digunakan data hasil pengukuran oleh GPS receiver berupa data dengan format RINEX (Receiver Independent Exchange). Data rinex yang dihasilkan ada 2 macam yaitu observasi dan navigasi. Data observasi merupakan data mengenai posisi lokasi pengamatan, lamanya waktu pengamatan, interval pengamatan (30 detik), jumlah satelit GPS yang terobservasi dan informasi mengenai kode-kode seperti, C1 dan P2 (pseudorange), L1/2 (carrier phase), S1/2 (signal strength) untuk setiap satelit GPS yang terobservasi saat pengamatan. Sedangkan, data navigasi merupakan data mengenai parameter ionosfer (alpha, beta), sistem waktu, data ephemeris satelit dan kesehatan satelit. [3] Kedua data tersebut yaitu observasi dan navigasi, selanjutnya diolah menggunakan software RTKPOST untuk mengetahui besarnya error posisi dan selanjutnya diolah menggunakan software Microsoft excel. Dengan adanya penganalisaan terhadap error posisi GPS tersebut, maka akan dapat meningkatkan keakuratan posisi.

Laporan Tugas Akhir BAB I 4 Atas dasar tersebut, penulis mengambil judul ANALISIS ERROR POSISI GPS BERDASARKAN DATA RINEX (RECEIVER INDEPENDENT EXCHANGE) AREA BANDUNG STUDI KASUS DI BIDANG IONOSFER DAN TELEKOMUNIKASI LAPAN BANDUNG. Penulis menggunakan metode studi kasus ini untuk membantu agar dalam penganalisaan menjadi lebih mudah. B. Perumusan Masalah Dari uraian di atas, maka terdapat permasalahan yang dapat dikaji lebih lanjut yaitu bagaimana mengetahui besar nilai error posisi GPS dan penyebabnya berdasarkan data rinex sejalan dengan berpengaruhnya kondisi ionosfer dan berdampak terhadap error posisi GPS. C. Tujuan Penulisan Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah: a. Dapat mengetahui besarnya nilai error posisi. b. Dapat membandingkan nilai error posisi yang menggunakan koreksi ionosfer dengan non koreksi ionosfer, sehingga diketahui kondisi keduanya. c. Dapat mengetahui bahwa geometri satelit berpengaruh terhadap keakuratan posisi GPS.

Laporan Tugas Akhir BAB I 5 D. Manfaat Penulisan Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan tugas akhir dengan topik ini adalah: 1. Menjelaskan kepada pembaca atau masyarakat umum tentang bagaimana cara pengukuran error posisi GPS dan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi besarnya error posisi GPS. 2. Dapat digunakan sebagai bahan referensi pada mata kuliah komunikasi satelit. 3. Dengan menganalisa error posisi GPS dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi tersebut, sehingga data posisi lebih akurat. E. Batasan Masalah Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis membatasi permasalahan yang dibahas, meliputi: 1. Tugas akhir ini tidak membahas cara kerja dari alat GPS-Receiver yang digunakan secara detail hanya secara garis besar saja. 2. Hanya membahas tentang pengolahan data yang dihasilkan oleh GPS-Receiver di area Bandung yang selanjutnya dapat diolah menggunakan software RTKPOST untuk mengetahui nilai error-nya. 3. Tidak membahas secara mendetail perangkat-perangkat tentang satelit GPS baik di sisi kirim dan terima GPS serta tidak membahas secara mendetail software aplikasi yang digunakan. 4. Pada geometri satelit hanya melihat parameter GDOP. 5. Hanya membahas pengukuran error posisi single frequency (L1 = 1.5 GHz).

Laporan Tugas Akhir BAB I 6 6. Model koreksi yang digunakan untuk koreksi ionosfer yaitu model Klobuchar dan model koreksi troposfer yang digunakan yaitu model Saastamoinen. 7. Penelitian dilaksanakan di Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa (PUSFATSAINSA) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bidang Ionosfer dan Telekomunikasi. Data yang akan dibahas dan dianalisa adalah data sinyal GPS dari area Bandung dan data GPS tersebut merupakan data pada bulan Oktober 2010 untuk tanggal 10 Oktober sampai 16 Oktober. F. Kaitan Judul Dengan Bidang Telekomunikasi Global Positioning System (GPS) merupakan sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit navigasi yang dapat difungsikan sebagai sarana penelitian ionosfer. Kondisi lapisan ionosfer dapat memperbesar error pada pengukuran posisi GPS. Tugas akhir dengan topik ANALISIS ERROR POSISI GPS BERDASARKAN DATA RINEX (RECEIVER INDEPENDENT EXCHANGE) AREA BANDUNG STUDI KASUS DI BIDANG IONOSFER DAN TELEKOMUNIKASI LAPAN BANDUNG berkaitan dengan teknik telekomunikasi di bidang komunikasi satelit. Tugas akhir ini akan membahas analisa mengenai error posisi berdasarkan data rinex sejalan dengan berpengaruhnya kondisi ionosfer dan berdampak terhadap besarnya error posisi.

Laporan Tugas Akhir BAB I 7 G. Metode Penelitian 1. Penulis menjalankan metode pengumpulan data dalam penulisan laporan tugas akhir melalui: a. Metode Observasi Studi observasi dilakukan dengan melakukan pengumpulan data yang ada pada receiver sistem penerima GPS yang sudah terpasang di stasiun pengamat, Lapan Bandung. b. Metode Interview Penulis melakukan interview kepada pembimbing lapangan dan dosen pembimbing dalam penguasaan materi. 2. Parameter dan Pengumpulan Data a. Parameter Parameter yang digunakan dan diamati adalah pemantauan error posisi yang dipengaruhi oleh aktivitas matahari. Pemantauan error posisi GPS ini direpresentasikan dengan posisi dan Geometry Dilution of Precision (GDOP). b. Pengumpulan Data Data yang diperlukan adalah data mengenai nilai-nilai posisi dan Geometry Dilution of Precision (GDOP). Data tersebut diperoleh dengan observasi langsung dari perangkat GPS receiver (data primer). 3. Metode Analisa Metode analisa yang dilakukan pada Tugas Akhir ini adalah dengan menganalisa nilai dari parameter-parameter data observasi dan navigasi yang

Laporan Tugas Akhir BAB I 8 dihasilkan dari pengolahan menggunakan software RTKPOST dan RTKPLOT yaitu posisi dan Geometry Dilution of Precision (GDOP). Langkah awal dalam penganalisaan tugas akhir ini yaitu setelah data observasi dan navigasi dikompilasi menggunakan software RTKPOST yang kemudian hasilnya dapat langsung diplot. Hasil plot data ini akan memunculkan beberapa parameter yang nantinya akan dilakukan penganalisaan yaitu posisi. Parameter Geometry Dilution of Precision (GDOP) diplot dengan software RTKPLOT. Untuk parameter posisi diantaranya menggambarkan besarnya error posisi untuk arah utara, timur dan barat. Dapat dibandingkan untuk kondisi koreksi ionosfer dengan non koreksi ionosfer. Selanjutnya, nilai dari geometri satelit (GDOP) akan menggambarkan bagaimana pengaruhnya terhadap error posisi. 4. Metode perencanaan ini digunakan untuk mendapatkan rancangan Tugas Akhir (TA) yang akan disusun. Adapun flowchartnya digambarkan sebagai berikut :

Laporan Tugas Akhir BAB I 9 Mulai Pengumpulan data dari perangkat GPS berupa data observasi dan navigasi Plot error posisi menggunakan software RTKPOST Analisa Data (nilai error posisi, penyebab error posisi) Kesimpulan Selesai Gambar 1.1 Flow chart rencana rancangan pembuatan Tugas Akhir Dari flow chart di atas, pengumpulan data diperoleh langsung dari peralatan GPS receiver (data primer). Data yang dikumpulkan merupakan data bulan Oktober 2010 untuk waktu satu minggu yaitu tanggal 10 16 Oktober 2010. Data yang akan dianalisis tersebut ada dua jenis yaitu data observasi dan data navigasi. Pengolahan data akan dilakukan untuk dua

Laporan Tugas Akhir BAB I 10 kondisi yaitu koreksi ionosfer dan non koreksi ionosfer menggunakan software RTKPOST. Untuk melihat nilai error-nya dapat dilihat menggunakan software MS. Excel. Langkah awal penganalisaan yaitu membandingkan nilai error posisi dikaitkan dengan keadaan koreksi dan non koreksi menggunakan grafik. Kemudian, penganalisaan terjadinya error posisi dapat dikarenakan geometri satelit (GDOP), makin kecil nilai GDOP maka makin kecil nilai DOP dan makin baik untuk pengukuran GPS. Dengan mengecilnya nilai GDOP akan sebanding dengan makin banyaknya satelit navigasi yang terobservasi. Untuk langkah selanjutnya yaitu pengambilan kesimpulan dari hasil analisa yang dilakukan dan selesai.