Kata Pengantar. Jakarta, Desember 2011. Tim Penyusun



dokumen-dokumen yang mirip
Tanya Jawab Pelaksanaan Ujian Nasional Wednesday, 28 December :24. Kata Pengantar

TANYA-JAWAB PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL

alam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

UJIAN NASIONAL SD/MI dan SDLB SMP/MTs, SMPLB, dan SMALB SMA/MA dan SMK Tahun Pelajaran 2011/2012

Kata Pengantar. Jakarta, Januari Tim Penyusun

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAHAN PRESS RELEASE PERSIAPAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BERITA NEGARA. No.19, 2011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL. Ujian Sekolah. Ujian Nasional. SD.Ibtidaiyah. SD Luar Biasa.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 75 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERSIAPAN UJIAN NASIONAL Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

UJIAN NASIONAL bagi SD/MI/SDLB dan SMA/MA-SMP/MTs/SMPLB-SMALB-SMK

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2013 TENTANG

Sosialisasi Penyelenggaraan UJIAN NASIONAL. dipersiapkan oleh. Badan Standar Nasional Pendidikan Kementrian Pendidikan Nasional, Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2013 TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDID

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2014 TENTANG

No.1678, 2014 KEMENDIKBUD. Kelulusan. Peserta Didik. Satuan Pendidikan. Ujian Sekolah. Madrasah. Kesetaraan Ujian Nasional. Kriteria.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

UJIAN NASIONAL. SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, DAN SMK 2007/2008

UJIAN NASIONAL. SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, DAN SMK 2007/2008

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. Tahun Pelajaran 2012/2013 OLEH : KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2005/2006

NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2006/2007 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2006 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN UJIAN NASIONAL

PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL 2007/2008

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2007/2008

PANDUAN PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL PERBAIKAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG

- 1 - DRAF PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR xxx TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PANDUAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PADA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH DAN SEKOLAH LUAR BIASA KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 74 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. Tahun Pelajaran 2012/2013 OLEH : KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. Tahun Pelajaran 2012/2013 OLEH : KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. siswa kelas IX pendidikan dasar dan XII pendidikan menengah. Ujian

siswa yang terdiri: Peserta UAMBN MI : siswa Peserta UN MTs : siswa Peserta UN MA : siswa

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOSIALISASI KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

A. Latar Belakang. B. Tujuan Sosialisasi

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SMP NEGERI 3 MRANGGEN NOMOR : 870 / 083 / 2015 TENTANG

(1) PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR KEBIJAKAN DAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN

PEMERINTAH PROVINSI BALI

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. NOMOR : 067 Tahun 2012

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN DEMAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2005/2006

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN SEKOLAH SMP 1 WONOKERTO

(1) PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA NOMOR : DJ.I/452/2008 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL MADRASAH ALIYAH KEAGAMAAN (MAK)

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. NOMOR : 068 Tahun 2012

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. NOMOR : 015 Tahun 2011

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2013 TENTANG

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SOSIALISASI UJIAN NASIONAL. SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KESIAPAN JATIM DALAM UJIAN NASIONAL SMP/MTS & SMA/SMK/MA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Contoh Penyusunan PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) UJIAN PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

KEBIJAKAN DAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2008

PERUBAHAN PENYELENGGARAAN UN TAHUN 2011

UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN

PEMBUKAAN PENGANTAR KEPALA SEKOLAH AGENDA MENJELANG UNBK UJIAN PRAKTEK, USBN, UNBK DAN SNMPTN

SOSIALISASI UJIAN NASIONAL

Persiapan dan Kesiapan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

SELAMAT DATANG ORANG TUA / WALI SISWA KELAS IX SMP ISLAM TERPADU PAPB SEMARANG

PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR 0149/P/BSNP/XII/2010 TENTANG

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

PEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2010/2011

(1) PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

KATA PENGANTAR. Surabaya, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Dr. HARUN, M.Si, MM Pembina Utama Madya NIP

LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU JAWA TENGAH

INFORMASI SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) 2018

SELAMAT DATANG PADA ACARA SOSIALISASI UN DAN SNMPTN TAHUN 2015

KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KEPUTUSAN BERSAMA NOMOR 593 TAHUN 2013 NOMOR 361 TAHUN 2013 TENTANG

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Penyelenggaraan Ujian Pendidikan Kesetaraan

PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL (UN) PADA JENJANG PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

Transkripsi:

Kata Pengantar Dalam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai hasil belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, guru wajib melakukan penilaian selama dan setelah proses pembelajaran suatu kompetensi dasar atau standar kompetensi. Ujian Nasional () diselenggarakan dengan tujuan antara lain untuk mengukur pencapaian standar kompetensi lulusan peserta didik secara nasional, sebagai hasil dari proses pembelajaran dan sekaligus untuk memetakan tingkat pencapaian hasil belajar siswa pada tingkat sekolah dan daerah. Rapat Panitia Kerja DPR dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah menyepakati dan memutuskan bahwa 2012 akan dilaksanakan dengan menggunakan formula gabungan antara nilai sekolah/madrasah dan nilai, sebagaimana sudah diterapkan pada tahun 2011. Ini adalah suatu keputusan politik yang telah ditetapkan. Artinya, secara politis persoalan ada-tidaknya pada 2012 sudah terjawab. Mengapa perlu suatu keputusan politik? Sebagai sebuah kebijakan publik yang menyentuh kepentingan rakyat banyak, keputusan politik menjadi hal yang penting. Dengan keputusan politik ini diharapkan, persoalan ada atau tidak ada tidak lagi manjadi bahan perdebatan yang berulang setiap tahun, sehingga menghabiskan energi yang tidak perlu. Sudah waktunya evaluasi terhadap bukan lagi terletak pada perlu atau tidaknya, tapi pada masalah yang lebih substansial, yaitu bagaimana meningkatkan mutu penyelenggaraan dan memanfaatkan hasil dalam rangka peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan di seluruh tanah air. Peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan merupakan tuntutan yang mendesak, dalam rangka peningkatan dan pemerataan mutu SDM bangsa, yang sangat diperlukan di era globalisasi saat ini, dengan persaingan yang semakin ketat. Buku Tanya Jawab ini disusun untuk memberikan gambaran secara lebih gamblang dan utuh kepada masyarakat luas, terutama semua pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan tentang maksud, tujuan, dan penyenggaraan. Melalui buku ini diharapkan masyarakat dapat memperoleh pemahaman secara lebih merata tentang pelaksanaan tahun 2012. Buku ini disusun atas kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) selaku penyelenggara. Masukan dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan buku ini di masa depan sangat diharapkan. Semoga kehadiran buku ini bermanfaat dalam perjuangan kita ber mencerdaskan kehidupan bangsa! Jakarta, Desember 2011 Tim Penyusun 1

TANYA JAWAB PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL 1. Apa dasar hukum pelaksanaan? a. Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 58 ayat (2): Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. b. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. - Pasal 63 ayat (1): Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a. penilaian hasil belajar oleh pendidik; b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan c. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. - Pasal 66 ayat (1): Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1) butir c bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional. - Pasal 66 ayat (2): Ujian Nasional dilakukan secara obyektif, berkeadilan, dan akuntabel. - Pasal 66 ayat (3): Ujian Nasional diadakan sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyak-banyaknya dua kali dalam satu tahun pelajaran. - Pasal 68: Hasil Ujian Nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: a. pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; b. dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; c. penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan; d. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. - Pasal 69 ayat (1): Setiap peserta didik jalur formal pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan jalur nonformal kesetaraan berhak mengikuti ujian nasional dan berhak mengulanginya sepanjang belum dinyatakan lulus dari satuan pendidikan. 2

- Pasal 69 ayat (2): Setiap peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mengikuti satu kali Ujian Nasional tanpa dipungut biaya. - Pasal 69 ayat (3): Peserta didik pendidikan informal dapat mengikuti Ujian Nasional setelah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 tahun 2011 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional. 2. Apa tujuan penyelenggaraan? bertujuan menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Benarkah hasil dijadikan satu-satunya faktor penentu kelulusan? Tidak benar jika anda anggapan bahwa hasil dijadikan satu-satunya faktor penentu kelulusan adalah tidak benar. Kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan adalah: (a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran; (b) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran yang terdiri atas: (1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; (2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; (3) kelompok mata pelajaran estetika, dan (4) kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan; (c) lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan (d) lulus ujian nasional. Sejak tahun 2011 dengan telah ditetapkannya formula baru, nyata sekali bahwa hasil bukan satu-satunya faktor penentu kelulusan peserta didik dari sekolah/madrasah. 4. Mengapa ditetapkan formula baru dalam penentuan kelulusan? Penetapan dan pemberlakuan formula baru dimaksudkan untuk memenuhi harapan dan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat: supaya tidak memveto kelulusan siswa, ikut mempertimbangkan komponen proses dan hasil penilaian guru, dan mengembangkan suasana yang lebih kondusif bagi peserta didik dalam menghadapi ujian dan bagi terwujudnya hasil ujian nasional yang kredibel dan objektif, yang sangat diperlukan dalam rangka pemetaan mutu, perumusan kebijakan, fasilitasi dan pemberian bantuan kepada sekolah dan daerah, dalam rangka peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan. 3

5. Bagaimana bentuk formula 2012? Formula baru 2012 memberi pembobotan 40% untuk nilai sekolah/madrasah dan 60% untuk nilai. Nilai sekolah/madrasah diperoleh dari gabungan antara nilai ujian sekolah/madrasah dan nilai rata-rata rapor: a. untuk SD/MI dan SDLB semester 7 (tujuh) sampai dengan 11 (sebelas); b. untuk SMP/MTs, dan SMPLB semester 1 (satu) sampai dengan 5 (lima); c. untuk SMA/MA dan SMALB semester 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima); d. untuk SMK semester 1 (satu) sampai dengan 5 (lima); dengan pembobotan 60% untuk nilai US/M dan 40% untuk nilai rata-rata rapor. Nilai gabungan ini selanjutnya disebut nilai sekolah/madrasah (NS/M), yang ikut diperhitungkan dalam penentuan kelulusan. 6. Bagaimana dengan kelulusan peserta didik dalam? Kelulusan peserta didik dalam ditentukan berdasarkan nilai akhir (NA), yang diperoleh dari nilai gabungan antara nilai sekolah/madrasah (NS/M) pada mata pelajaran yang diujinasionalkan dan nilai (murni). Pembobotannya 40% untuk NS/M dari mata pelajaran yang diujinasionalkan dan 60% untuk nilai. Peserta didik SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK dinyatakan lulus apabila nilai rata-rata dari semua NA mencapai paling rendah 5,5 (lima koma lima) dan nilai setiap mata pelajaran paling rendah 4,0 (empat koma nol). 7. Apa kegunaan hasil? Hasil digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam: (a) pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; (b) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; (c) penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan; dan (d) dasar pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan dan memeratakan mutu pendidikan. 8. Siapa yang berhak mengikuti US/M dan? a. setiap peserta didik yang memenuhi syarat berhak mengikuti US/M dan. b. setiap peserta didik tunanetra, tunarungu, tunadaksa ringan, dan tunalaras yang memenuhi syarat berhak mengikuti US/M dan. c. peserta didik yang karena alasan tertentu dengan disertai bukti yang sah berhalangan mengikuti dapat mengikuti Susulan. d. peserta didik yang tidak lulus US/M dan dapat mengikuti US/M dan tahun berikutnya sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam POS US/M atau POS. 4

9. Apa persyaratan untuk mengikuti? Untuk mengikuti, peserta didik harus memenuhi persyaratan: a. telah atau pernah berada pada tahun terakhir pada suatu jenjang pendidikan di satuan pendidikan tertentu; b. memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada suatu jenjang pendidikan di satuan pendidikan tertentu mulai semester I tahun pertama sampai dengan semester I tahun terakhir; dan 10.Apa kewajiban peserta didik dalam US/M dan? a. berperilaku jujur, bekerja mandiri, dan hanya membawa alat tulis yang diperlukan pada saat ujian berlangsung; b. tidak membawa alat komunikasi dalam bentuk apapun ke dalam ruang ujian; c. tidak menggunakan soal atau jawaban yang diperoleh dengan cara tidak sah sebelum atau saat berlangsung; d. menandatangani pernyataan di tempat yang disediakan bahwa tidak akan melakukan kecurangan dalam bentuk apapun ketika berlangsung. 11.Siapa yang terlibat dalam penyelenggaraan? Dalam bentuk diagram dapat digambarkan penyelenggara dari tingkat pusat sampai dengan satuan pendidikan, unsur-unsurnya sebagai berikut: Pusat Provinsi Kab/Kota 1. BSNP 2. Kemdikbud 3. Kemenag 4. MR-PTN 1. Gubernur 2. PTN 3. Dinas Pendidikan 4. Kanwil Kemenag 5. LPMP 6. Instansi terkait 1. Bupati/Walikota 2. PT 3. Dinas Pendidikan 4. Kantor Kemenag Satuan Pendidikan 1. PT 2. Kepala Sekolah 3. Guru 4. Pengawas 12.Apakah ada Ujian Ulangan? Pada 2012 tidak ada ujian ulangan. Hal ini sebagai akibat dari penerapan formula baru dalam penentuan kelulusan. 5

13.Kapan jadwal pelaksanaan tahun 2012? JADWAL PELAKSANAAN SMA/MA No 1. 2. 3. 4. Hari dan Tanggal Senin, 16 Susulan Senin, 23 Selasa, 17 Susulan Selasa, 24 Rabu, 18 Susulan Rabu, 25 Kamis, 19 Susulan Kamis, 26 April 2012 Jam 08.00 10.00 08.00 10.00 11.00 13.00 08.00 10.00 08.00 10.00 11.00 13.00 Program IPA Indonesia Inggris Fisika Program IPS Indonesia Inggris Ekonomi Mata pelajaran Program Indonesia Inggris Asing MA Program Keagamaan Indonesia Inggris Tafsir Matematika Matematika Matematika Matematika Kimia Biologi Sosiologi Geografi Antropologi Sastra Indonesia Fikih Hadis 6

JADWAL PELAKSANAAN SMK No Hari dan Tanggal Jam Mata pelajaran 1. 2. 3. : Senin, 16 Susulan: Senin, 23 : Selasa, 17 Susulan: Selasa, 24 : Rabu, 18 Susulan: Rabu, 25 08.00 10.00 08.00 10.00 Indonesia Inggris 08.00 10.00 Matematika JADWAL PELAKSANAAN SMALB No Hari dan Tanggal Jam Mata pelajaran 1. 2. 3. : Senin, 16 Susulan: Senin, 23 : Selasa, 17 Susulan: Selasa, 24 : Rabu, 18 Susulan: Rabu, 25 08.00 10.00 Indonesia 08.00 10.00 Inggris 08.00 10.00 Matematika JADWAL PELAKSANAAN SMP/MTs, DAN SMPLB No Hari dan Tanggal Jam Mata pelajaran 1. 2. 3. 4. : Senin, 23 Susulan: Senin, 30 : Selasa, 24 Susulan: Selasa, 1 Mei 2012 : Rabu, 25 Susulan: Kamis, 3 Mei 2012 : Kamis, 26 Susulan: Jumat, 4 Mei 2012 08.00 10.00 Indonesia 08.00 10.00 Inggris 08.00 10.00 Matematika 08.00 10.00 Ilmu Pengetahuan Alam 7

JADWAL PELAKSANAAN SD/MI DAN SDLB No Hari dan Tanggal Jam Mata pelajaran 1. 2. : Senin,7 Mei 2012 Susulan: Senin, 14 Mei 2012 : Selasa,8 Mei 2012 Susulan: Selasa, 15 Mei 2012 : Rabu,9 Mei 2012 08.00 10.00 Indonesia 08.00 10.00 Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 3. 08.00 10.00 Susulan: Rabu 16 Mei 2012 Keterangan: Susulan hanya berlaku bagi peserta didik yang sakit atau berhalangan dan dibuktikan dengan surat keterangan yang sah. 14.Kapan pengumuman kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan? Sekolah/madrasah mengumumkan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan paling lambat: a. tanggal 26 Mei 2012 untuk SMA/MA dan SMK b. tanggal 2 Juni 2012 untuk SMP/MTs, SMPLB, dan SMALB c. tanggal 20 Juni 2012 untuk SD/MI dan SDLB 15.Apa perbedaan signifikan antara tahun 2011 dan tahun 2012? Perbedaan paling signifikan sedikitnya ada enam butir sebagaimana disajikan dalam tabel di bawah: No. Aspek TAH PELAJARAN 2010/2011 2011/2012 Keterangan 1. Jumlah Ada dua Peraturan Menteri 1. Permen 45 Tahun 2010 tentang Kriteria Peserta didik 2. Permen 46 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional Hanya satu Peraturan Menteri 1. Permen...Tahun 2011 tentang Kriteria Keluslusan Peserta didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/ Madrasah dan Ujian Nasional Untuk efisiensi dan memudahkan sosialisasi 8

No. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Aspek Ketentuan Umum Kriteria Kelulusan Persyaratan Peserta didik mengikuti US/M dan Hak dan Kewajiban Penyelenggara US/M Penyelenggara Kisi-kisi soal Kurang rinci Sama TAH PELAJARAN 2010/2011 2011/2012 Irisan berdasarkan kurikulum 1994, 2004, dan standar isi Menjadi lampiran Permen Lebih rinci Berdasarkan SK dan KD dalam Standar Isi Tidak menjadi lampiran Permen tetapi menjadi Keputusan BSNP 9. Sanksi Kurang tegas Lebih tegas 10. Mata Pelajaran Nama dan jumlah Nama dan jumlah Keterangan Istilah SKL diganti menjadi kisi-kisi sanksi terhadap pelanggaran dieksplisitkan Menggunakan prinsip penilaian pendidikan 11. Masa berlaku 1 Tahun Tergantung kebutuhan 16. Sebagai bagian dari evaluasi pembelajaran, bagaimanakah bentukbentuk penilaian hasil belajar yang ada di sekolah/madrasah? Berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 63 ayat (1), benrtuk-bentuk penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a. penilaian hasil belajar oleh pendidik; 9

b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan c. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian oleh pendidik dalam bentuk nilai rapor, penilaian oleh satuan pendidikan dalam bentuk nilai ujiansekolah, dan penilaian oleh pemerintah dalam bentuk nilai ujian nasional. 17. Apakah peran sekolah/madrasah dalam penentuan kelulusan siswa dalam? Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk yang diselenggarakan oleh BSNP. Sekolah/madrasah memiliki wewenang untuk menyelenggarakan ujian sekolah yang nilainya digabung dengan rata-rata nilai raport untuk menjadi nilai sekolah (NS). NS memiliki bobot 40 persen dalam menentukan kelulusan peserta didik pada setiap mata pelajaran. 18.Bagaimana penyelenggaraan Ujian Sekolah? Ujian sekolah dilaksanakan oleh sekolah untuk semua mata pelajaran. Ujian sekolah bisa berupa ujian teori dan/atau ujian praktik. 19.Dalam penyelenggaraan dengan instansi mana BSNP bekerja? Sesuai dengan PP Tahun 2005 Pasal 67 ayat (2) BSNP bekerja dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah, Perguruan Tinggi Negeri, dan Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan. 20. Apa peran dan fungsi perguruan tinggi dalam penyelenggaraan 2012? Dalam penyelenggaraan 2012, BSNP berdasarkan rekomendasi Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MR-PTNI) menetapkan perguruan tinggi sebagai koordinator pengawas penyelenggaraan Ujian Nasional di daerah untuk SMA/MA dan SMK. 21. Apa tanggungjawab PTN? Tanggungjawab PTN meliputi; (a) menjamin objektivitas dan kredibilitas pelaksanaan di wilayahnya; (b) melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Kantor Wilayah Kementrian Agama dalam penyelenggaraan ; (c) menetapkan Pengawas satuan pendidikan di setiap sekolah/madrasah penyelenggara ber Dinas Pendidikan; (d) menetapkan Pengawas ruang ujian ber dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Kantor Kementrian Agama sebagai penyelenggara 10

Kabupaten/Kota; (e) mengawasi percetakan dan pendistribusian bahan ; (f) menjaga keamanan dan kerahasiaan penggandaan dan pendistribusian bahan ;(g) menjaga keamanan dan kerahasiaan LJ yang sudah diisi oleh peserta serta bahan pendukungnya; (h) melakukan pemindaian LJ untuk SMA/MA dan SMK dengan menggunakan perangkat lunak yang ditetapkan oleh BSNP; (i) menjamin keamanan dan kerahasiaan proses pemindaian LJ; (j) menyerahkan hasil pemindaian LJ ke Penyelenggara Tingkat Pusat; (k) menerapkan prinsip kejujuran, objektivitas, dan akuntabilitas pada semua proses penyelenggaraan ; dan (l) membuat laporan pelaksanaan Tingkat Provinsi untuk disampaikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui BSNP yang berisi tentang persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. 22.Siapa yang melakukan pengawasan di ruang ujian? Pengawasan di ruang ujian dilakukan oleh tim pengawas yang terdiri dari guru-guru yang mata pelajarannya sedang tidak diujikan, diatur dengan sistem silang dalam satu kabupaten/kota, dan guru yang mata pelajarannya sedang diujikan tidak diperbolehkan berada di lokasi sekolah/madrasah penyelenggara 23.Apa sanksi bagi peserta yang melakukan kecurangan? Bagi peserta yang melanggar tata tertib diberi peringatan oleh pengawas ruang. Apabila peserta telah diberi peringatan dan tidak mengindahkan peringatan tersebut, maka pengawas ruang ujian mencatat dan mengusulkan peserta tersebut untuk dinyatakan gagal pada mata pelajaran yang diujikan tersebut. Catatan ini ditulis dalam berita acara. Bagi pengawas yang melakukan kecurangan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 24.Siapa yang menanggung biaya pelaksanaan? Biaya penyelenggaraan menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Peserta didik tidak dibebani biaya apapun dalam penyelenggaraan. 25. Apakah nilai di tingkat SMA/MA/SMK dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk perguruan tinggi? Hasil SMA/SMK/MA dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk seleksi masuk ke perguruan tinggi. Itu sebabnya mulai tahun 2011 semua proses seleksi masuk perguruan tinggi baik yang bersifat mandiri maupun nasional (SNMPTN) harus dilakukan setelah pengumuman hasil ujian nasional atau setelah peserta didik dinyatakan lulus. 11

26.Bagaimanakahproses penyusunan soal? Soal dipilih dari bank soal sesuai dengan kisi-kisi. Kisi-kisi dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Proses pengembangan soal melibatkan unsur-unsur dosen dari perguruan tinggi, guru mata pelajaran, anggota BSNP, dan pakar penilaian pendidikan. 27. Apakah setiap peserta ujian dalam satu ruang mendapatkan paket soal yang? Tidak. Dalam tahun 2012, dalam satu ruang ujian akan menerima 5 paket soal yang berbeda untuk menghindari kecurangan dan mewujudkan hasil yang jujur. 28.Mengapa diperlukan hasil yang jujur? Hasil yang jujur diperlukan untuk menentukan kelulusan peserta didik dan memetakan pencapaian kompetensi lulusan secara tepat pada sekolah/madrasan dan daerah, sebagai salah satu indikator mutu pendidikan. Berdasarkan hasil pemetaan ini, dapat dirumuskan kebijakan yang tepat pada tingkat sekolah, daerah, dan nasional untuk melakukan perbaikan-perbaikan dan pemberian bantuan, dalam rangka peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan. 29. Kenapa tidak dilaksanakan hanya pada satuan pendidikan yang telah memenuhi standar nasional? Karena hasil harus bersifat komparabel antar satuan pendidikan dan antar tahun 12