Oleh NURUL UMMI AKHINAH NIM:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. Metode One Day One Ayat Pada Santri Dalam Menghafal Al Qur an Di

BAB V PENUTUP. ini yang berjudul Pelaksanaan Metode Tasmi dan Muraja ah dalam. Menghafal Al-Qur an di SD Islam Al-Azhaar Kedungwaru

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB IV PENUTUP. 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami

DAFTAR PUSTAKA. al- Fauzan, Saleh, Fikih Sehari-hari, Jakarta: Gema Insani Press, 2005.

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

BAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI

DAFTAR PUSTAKA. Anwar, Moch. Idochi Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB VI PENUTUP. Sebagai akhir pembahasan dari penelitian yang berjudul Upaya Guru. 1. Upaya Guru PAI dalam Perencanaan untuk Meningkatkan Kegiatan

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... BAB I PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Rasulullah di Masa kini, Jogjakarta: IRCiSoD. 2006

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, Zainal, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB V PENUTUP. 1. Metode menghafal yang digunakan oleh SDIT Ukhuwah Banjarmasin. ialah metode talaqqi yaitu metode yang digunakan guru dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 3. Ibid., hlm. 5.

DAFTAR RUJUKAN. Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam,Jakarta: Bumi Aksara, Nazarudin, Manajemen Pembelajaran, Yogyakarta: Teras, 2007.

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB V PENUTUP A. SIMPULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

DAFTAR PUSTAKA. Abi Bakar, Imam Taqyuddin bin Muhammad al-husaini, Kifayatul Ahyar, Terj. H. Moh Rifa I, Semarang : Toha Putra, 1978

DAFTAR PUSTAKA. Agil Said Siraj et. AL. Pesantren Masa Depan; Wacana Pemberdayaan Dan Transformasi Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999)

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2005), hlm. 23. Penerbit Diponegoro, 2008), hlm Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. on the principles and values of Islam pendidikan Islam diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Maman dan Muhibbin, Sambas Ali, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian, Bandung : CV Pustaka Setia, 2007.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Jogjakarta: Diva Press, 2012), hlm. 13. (Jogjakarta: Diva Press, 2009), hlm. 85. hlm. 52.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

Pedoman Wawancara. A. Kepala Sekolah Islamic Boarding School SMP Muhammadiyah Apa latar belakang ibu membuat progam Islamic Boarding School SMP

BAB V PENUTUP. ustadz dalam mata pelajaran fiqih pada Pondok Pesantren Al-Ikhlas Negara Desa. 1. Peran ustadz sebelum kegiatan pembelajaran

TINGKAT KESADARAN HUKUM ISTERI DALAM PERKARA CERAI GUGAT S K R I P S I

SKRIPSI. Oleh: Mochamad Zaenal karim NIM

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Metode Menghafal Pondok Pesantren Tah{fi>z{ Al Qur an. Shohihuddin Surabaya dan Pondok Pesantren Modern Al Azhar Gresik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang pembelajaran tahfizh

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

NASKAH PUBLIKASI TESIS

METODE TAHFIDZUL QUR AN PROGRAM IBTIDAIYYAH PONDOK PESANTREN IMAM BUKHARI SURAKARTA 2008/2009

DAFTAR PUSTAKA. A. M, Sardirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : CV. Rajawali, 1986).

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENDUKUNGPELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS MADRASAH (MBM)DI SD MA ARIF JOGOSARI PANDAAN KABUPATEN PASURUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan

BAB V PENUTUP. 1. Pendapat ulama Muhammadiyah dan Nahd atul Ulama (NU) di kota. Banjarmasin tentang harta bersama.

DAFTAR PUSTAKA. Abdillah Muhammad Bin Ismail, Imam Abi, Hadist Shokhih Bukhori juz 1, Semarang : Toha Putra, tt

BAB V PENUTUP. tentang Studi Komparasi Pelaksanaan Metode At-Tartil di TPQ Asy- Syafi iyah Candi Sidoarjo dan TPQ Ar-Roisiyah Gedangan Sidoarjo.

BAB III METODE PENELITIAN

HAFALAN AL-QUR AN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL IHSAN TANJUNGSARI NGESREP NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN 2014

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Ahmadi, Abu, dan Widodo Supriyono Psikologi Belajar. (Jakarta : PT. Rineka

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan keseluruhan uraian yang telah dikemukakan diatas, dapat. diambil kesimpulan bahwa:

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, dan setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TESIS Program Studi Magister Agama Islam

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM HADITS (Studi terhadap Kumpulan Hadits dalam Kitab Al-Jami Bulughul Maram) SKRIPSI

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. seorang anak tidak akan pernah cukup belajar di sekolah atau madrasah saja, akan

PEDOMAN INTERVIEW. 1. Bagaimana sejarah berdirinya madrasah ini? 4. Bagaimana struktur organisasi madrasah ini?

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Achmadi, Islam Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2005.

2. Pelaksanaan evaluasi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mata

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE THORIQATU TAKRIRY

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM PEMBINAAN TENAGA EDUKATIF (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Paron Ngawi) TESIS. Program Studi Magister Ilmu Agama.

BAB I PENDAHULUAN. secara dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. dalam berbagai dimensi kehidupan.sudah sangat jelas bahwa dalam Al-Qur an

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang paling penting karena yang mampu memahami, meneladani, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik.

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) TUNA LARAS BHINA PUTERA BANJARSARI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

DAFTAR PUSTAKA. Abror, Abd. Rachman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993, Cet. IV.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. sebagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah. Berikut peneliti cantumkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional , 2008b, Panduan Penyusunan Program Kerja PBKL,

DAFTAR PUSTAKA. Josef Riwu Kaho.MPA.Ilmu Sosial Dasar.Surabaya. Usaha Nasional. 1986

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR RUJUKAN. Aminuddin dkk Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum. Bogor: Ghalia Indonesia.

METODE HAFALAN AL QUR AN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU IBNU UMAR DAN SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS BOYOLALI TAHUN 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan

Transkripsi:

PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIZ AL-QUR AN (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN DAARUL QURAN SURAKARTA DAN PONDOK PESANTREN TARUNA AL-QUR AN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada Program Studi Magister Pendidikan Islam Oleh NURUL UMMI AKHINAH NIM:0100160019 PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 1

2

3

4

PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIZ AL-QUR AN (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN DAARUL QURAN SURAKARTA DAN PONDOK PESANTREN TARUNA AL-QUR AN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017) ABSTRAK Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga tempat memperdalam agama Islam yang dipercaya masyarakat mampu meningkatkkan kecerdasan rakyat dan kepribadian bangsa. Mereka biasanya menyelenggarakan pendidikan formal sekaligus pendidikan Islam yang mempunyai program unggulan masing masing dan salah satunya adalah program tahfiz al-qur an. Pondok pesantren tersebut akan di teliti karena lembaga pendidikan ini berupaya dapat mencapai target pendidikan dengan maksimal dengan di dukung oleh program tahfiz al- Qur an. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan menjabarkan data-data yang terkumpul sebagai ruang lingkup penelitian dan termasuk jenis penelitian lapangan. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis. Datadata dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumntasi, observasi dan wawancara. Semua data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan teknis dokumentasi, observasi dan wawancara. Semua data yang telah di kumpulkan dengan berbagai teknik diatur, diurutkan, dikelompokkan dan di katagorikan sehingga dapat ditemukan data-data yang sesuai dengan penelitian. Temuan hasil penelitian ini ada 2 yaitu: 1).Pelaksanaan Program Tahfiz al-qur an di Pesantren Daarul Qur an Surakarta Dan Taruna Al-Qur an Yogyakarta meliputi (a) Perencanan program Tahfiz al-qur an di pondok pesantren Daarul Qur an dengan target hafalan 15 juz dalam waktu 4 tahun sedangkan di pondok pesantren Taruna Al-Qur an dengan target 30 juz dalam waktu 3 tahun (b) Pelaksanan Program di dua pesantren tersebut dalam menyiapkan hafalan yang akan di setorkan santri kepada guru sama-sama menggunakan Metode wahdah, sima i, Menghafal Per Hari Satu Halaman, Bin nazar, Fahmul Mahfuzh, sedangkan dalam strategi menghafal yaitu menggunakan sistem fardli/ individu. Pentashihan Hafalan para santri mentashihkan hafalan menggunakan metode sorogan/ talaqi. Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta terdiri dari dua kali setoran sedangkan Pondok Pesantren Taruna Al-Qur an 4-5 kali. 3) evalausi program tahfzih menujukan hasil bahwa di pesantren daarul qur an Surakarta 68,9 % santri tidak mencapai target sedangkan di Pesantren Taruna Al-Qur an Yogyakarta 10, 8 % santri tidak lulus target.(c) tahap pemeliharaan bacaan dengan murāja ah. Hasil temuan 2) faktor pendukung dan penghambat a) Faktor Pendukung di Pesantren Daarul Qur an meliputi yaitu pengampu halāqah Daarul Qur an, faktor usia santri yang ideal, faktor fasilitas. Adapun faktor pendukung di Pondok Pesantren Taruna Al- Qur an Yogyakarta yaitu meliputi optimalisasi pengampu tahfiz, input yang terseleksi dengan baik. b) Faktor Penghambat di Daarul Qur an Surakartat meliputi: mengalami kekosongan ustadz selama 3 bulan, keadaan santri, Belum tersediannya perumahan ustadz, dekat dengan TPS, sedangkan Faktor Penghambat di Pesantren Taruna Al-Qur an yaitu Sumua ustadz yang mengampu 1

halāqah belum ada yang mempunyai ijasah sanad, Banyaknya target dan pelaksanaan program tahfiz yang monoton menjadikan santri bosan Keywords: Program, Tahfiz al-qur'an, Pelaksanaan, Pondok Pesantren ABSTRACT Boarding schools is a place of deepening Islamic community which is believed to increase the people's intelligence and personality of the nation. They usually organize formal education while Islamic education which has a flagship program of each and one of them is tahfiz al-quran. Boarding schools will be in thorough because this institution copes can hit a target with a maximum education with a program supported by tahfiz al-quran. This research included in qualitative research with outlines data that accumulated as the scope of the study and included the kind of field research. The data already collected and then analyzed. Data was collected using the dokumntasi technique, observation and interview. All of the data that have been collected with the use of technical documentation, observation and interview. All the data that has been collected by a variety of techniques organized, sorted, grouped and in katagorikan so it can be found in the appropriate data with research. The findings of this research there are 2:1). Program execution Tahfiz al-quran at Pesantren Daarul Qur'an Surakarta and Yogyakarta city Qur'an Cadets include (a) the program planning Tahfiz al-quran in boarding schools with a target of memorizing the Qur'an Daarul 15 juz in time for 4 years while in the lodge boarding a midshipman with the Qur'an 30 juz within 3 years (b) implementation of the programme in two pesantren in preparing rote to be setorkan students to the teacher the same method using Unity, sima'i, Memorizing one page Per day, Votive, Fahmul bin Mahfooz, whereas in memorizing strategy i.e. use fardli system/individual. Memorizing the rote method using Naat mentashihkan sorogan/talaqi. Boarding schools Daarul Qur'an Surakarta consists of two times the deposit while boarding schools Midshipman Qur'an 4-5 times. 3) evalausi tahfzih program demonstrating the results that the qur'an daarul boarding school in Surakarta 68.9% of students do not reach the target while at the boarding school Midshipman Qur'an Yogyakarta 10, 8% of students do not pass the target. (c) the maintenance stage readings with murāja ah. Results 2) factor endowments and inhibitor a) factor endowments in a Islamic boarding school include the Qur'an namely Daarul halaqoh educates Daarul Quran, Naat is ideal age factor, factor in the facility. As for the supporting factors in boarding schools Midshipman Qur'an Yogyakarta i.e. include optimization of input, which educates tahfiz selected properly. b Inhibitor Factor) in Qur'an Daarul Surakartat include: experiencing the emptiness of ustadz for 3 months, the State of the students, not the availability of housing ustadz, near the polling stations, while the Factors Restricting Midshipman at Pesantren Al-Qur'an namely ustadz Sumua that halaqoh educates no one has ijasah the need, the number of targets and the implementation of a monotonous tahfiz program makes students bored. Keywords: Program. Tahfiz al-quran. Implementation. Boarding Schools 2

1. PENDAHULUAN Al-Qur an yang mengandung seluruh ilmu pengetahuan adalah salah satu karunia Allah yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia. Karunia ini tidak mungkin didapat oleh manusia tanpa melalui proses yang panjang dan proses itu diantaranya adalah pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu fenomena sosial yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan orang tua yaitu ayah dan ibu, pendidikan (guru), lingkungan, dan masyarakat itu sendiri. Di antara sebab kebahagiaan keluarga muslim dan yang biasanya hilang dari pandangan saat ini adalah keterikatan keluarga mereka dengan al- Qur an, khususnya jika anak-anak mereka termasuk penghafal al-qur an. Membiasakan anak-anaknya untuk menghafal al-qur an dari semenjak kecil adalah salah satu upaya mendidik anak dengan baik. Sehingga bisa menyesuaikan diri dengan zaman, dibarengi dengan pondasi yang kuat diikat dengan agamanya. Apalagi usia menginjak remaja yakni usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang sangat memerlukan pondasi agama. Usia SMP adalah masa awal remaja. Mereka banyak mengalami perubahan, baik jasmaniah maupun ruhaniah. Mereka yang sebelum masa remaja menurut perkataan orang tua, kini sering mulai suka membantah. Yang biasanya rajin untuk berangkat mengaji, mulai tampak malas mengaji. Usia yang labil ini kadang membuat orang tua kualahan dalam mengatasi anaknya. Salah satu usaha nyata untuk memelihara kemurnian al-qur an adalah dengan menghafalkannya. Karena menghafalkan al-qur an merupakan suatu pekerjaan yang sangat mulia di hadapan manusia dan di hadapan Allah SWT. Tidak ada suatu kitab pun di dunia ini yang dihafal oleh puluhan ribu orang di dalam hati mereka, kecuali al-qur an yang telah dimudahkan oleh Allah SWT untuk diingat dan dihafal. Q.S. al-qomar: 17 Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-qur an untuk pelajaran maka adakah orang yang mengambil pelajaran? 1. 1 Soenarjo, dkk, Al-Qurān dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 879. 3

Di era sekarang ini, tidak sedikit orang tua yang saat ini mempercayakan anaknya untuk belajar di lembaga pondok pesantren, terutamanya pondok pesantren yang mempunyai program unggulan tahfiz al- Qur an. Orang tua rela melepas kebersamaan dengan anak-anaknya agar mereka berada di lingkungan yang kondusif untuk menghafal al-qur an dan menjadi seorang anak yang mempunyai akhlak mulia. 2 Pondok pesantren tahfiz pada umumnya mempunyai target hafalan yang harus dicapai oleh para santri sebagai acuan keberhasilan suatu program utama pondok pesantren tahfiz al-qur an. Pondok Pesantren Daarul Qur an setingkat SMP mempunyai target minimal 15 juz yang harus ditempuh selama 4 tahun dan Pondok Pesantren Taruna Qur an setingkat SMP mempunyai target 30 juz untuk putra dan 15 juz untuk putri yang ditempuh dalam waktu 3 tahun. Usia ideal untuk menghafal adalah berkisar antara usia 5 tahun sampai usia belum dewasa. Menurut Ahsin W. Al-Hafizh adalah pada usia antara 6 sampai 21 tahun. 3 Seorang anak pada tingkat sekolah tingkat pertama rata-rata memiliki umur 12-15 tahun. Usia tersebut merupakan usia yang sangat ideal bagi seseorang untuk menghafal al-qur an. Terhadap target yang telah ditentukan oleh masing-masing pondok pesantren tersebut, ada beberapa anak yang tidak naik kelas dikarenakan tidak mencapai target. Dan hal tersebut sudah pernah dilakukan di Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta sejak tahun 2010, 4 dan Pondok Pesantren Taruna Qur an yang setiap tahun ada siswa yang tidak naik kelas karena tidak mencapai target. 5 Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan, maka penulis tertarik untuk meneliti secara lebih mendalam dan menyeluruh tentang keberadaan Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta dan Pondok Pesantren 2 Hasil Wawancara dengan Bunda Mirza selaku Ketua Komite Daarul Qur an Surakarta pada Hari Senin, 16 Januari 2017 Pukul 15.00. 3 Ahsin W Alhafidz, Bimbingan Praktis Mengahafal al-qur an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 58. 4 Hasil Wawancara dengan Ustāż Slamet selaku Mas ul Tahfiz Daarul Qur an Surakarta pada Hari Senin, 23 Januari 2017 Pukul 17.00. 5 Hasil Wawancara dengan Ustāż Muhammad Badawi selaku Walisantri Taruna Qur an Yogyakarta pada Hari Minggu, 1 Januari 2017 Pukul 17.00. 4

Taruna Qur an Yogyakarta dalam hal pembibitan penghafal al-qur an yang mana tanpa mengesampingkan pendidikan formal. Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan program tahfiz al-qur an di Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta dan Pondok Pesantren Taruna Qur an Yogyakarta? 2) Apa saja faktor pendukung dan penghambat bagi pelaksanaan program tahfiz di Pondok Pesantren Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta dan Pondok Pesantren Taruna Qur an Yogyakarta? Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan program tahfiz di Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta dan Pondok Pesantren Taruna Qur an Yogyakarta dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program tahfiz di Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta dan Pondok Pesantren Taruna Qur an Yogyakarta. 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), berupa penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif non statistik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan etnografi yaitu menurut Le Clompte dan Schensul etnografi adalah metode penelitian yang berguna untuk menemukan pengetahuan yang terdapat atau terkandung dalam suatu budaya atau komunitas tertentu. 6 Obyek penelitian yang diteliti adalah Pondok Pesantren Daarul Quran Surakarta dan Pondok Pesantren Taruna Qur an Yogyakarta. Adapun subyek penelitian yang akan diteliti adalah Kepala Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta dan Taruna Qur an Yogyakarta, Mas ul tahfiz Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta dan Taruna Qur an Yogyakarta, Musyrifah tahfiz Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta dan Taruna Qur an Yogyakarta, dan santri Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta dan Taruna Qur an Yogyakarta. 6 Marguerite G. Lodico, dkk, Methods in Educational Research From Theory to Practice, (San Fransisco: Jossey Bass, 2006), hlm. 268. 5

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: metode wawancara, metode observasi dan metode dokumentasi. Adapun analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman yang meliputi empat komponen yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. 7 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Program Tahfiz Al-Qur an di Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta berjalan sekitar satu semester. Berdasarkan uraian mengenai program tahfiz maka pada bab IV ini akan dilakukan analisis tentang pelaksanaan program tahfiz Al-Qur an berdasarkan teori yang telah di paparkan pada bab II sebagai berikut: Materi Program Tahfiz Al-Qur an Target selama empat tahun di Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta adalah 15 juz, di awal tahun santri harus masuk kelas takhasus yaitu untuk tahsinul qur an, kelancaran membaca Al-Qur an serta menghafal juz 30 serta surat pilihan. Dan setiap tahun santri wajib menimal 5 juz. Hal ini di lakukan dalam upaya target minimal yang dapat di tetapkan oleh pondok dapat terealisasikan. Adapun target santri di Pesantren Daarul Qur an Surakarta yaitu apabila kategori maksimal kelas takhasus diharapkan dapat menghafal juz 30, surat pilihan dan al-baqoroh, di kelas VII dapat menghafal juz 2, 5-7, 5 juz, kelas VIII dapat menghafal juz 7, 5-12, 5 dan ketika kelas IX semester satu sudah dapat mengahafal juz 15 sehingga di semester dua kelas kelas IX anak anak dapat fokus dengan UAN dan murāja ah 15 juz sehingga para santri mempunyai hafalan yang kuat dan mutqin. 7 Miles Mattew B dan Michael Huberrman, Analisis Data Kualitatif, Terjemah: Tjejeb Rohendi, (Jakarta: UI-Pres, 1992), hlm. 11. 6

Berdasarkan temuan di lapangan dari team tahfiz Pondok Pesantren Daarul Qur an telah merancang target tersebut dalam bentuk buku mutāba ah tahfiz yang sudah di design setiap hari anak-anak harus mampu menghafal satu halaman setiap harinya. Akan tetapi hal tersebut tidak berjalan secara efektif dan banyak target yang tidak terlampaui terutama disebabkan oleh kemampuan anak yang berbeda beda dan santri Daaarul Qur an Surakarta tergolong dalam tingaktan umum karena dalam menghafal tidak dibatasi jumlah ayat yang akan dihafalnya, akan tetapi tingkatan ini hanya dikhususkan bagi orang-orang yang tidak mampu menempuh tingkatan-tingkatan hafalan Al-Qur an sebelumnya. Dalam pratek dan teori di dalam menyusun target tidak sesui dengan teori yang ada disebabkan anak-anak yang tidak hanya fokus menghafal akan tetapi diimbangi dengan kegiatan serta pelajaran umum lainnya yang merujuk pada kuriulum dinas. Metode Tahfiz Adapun metode dan strategi lain yang dilakukan oleh santri Daarul Qur an Surakarta adalah: Metode wahdah, Metode sima I, Menghafal per hari satu halaman, Metode muraja ah, Metode bin nazar, Metode Fahmul Mahfuzh, Strategi Tahfizul Qur an Adapun strategi dalam menghafal Al-Qur an yang dilakukam oleh guru yaitu dengan mengetahui dan memahami tingkatan-tingktan di dalam menghafal Al-Qur an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Dan sistem hafalan yang digunakan yaitu menggunakan strategi sistem fardli/ individu. Dimana santri menghafal Al-Qur an dengan mandiri dan tidak dilakukan bersama-sama. 3.2 Pelaksanaan Program Tahfiz Al-Qur an Di Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta Pelaksanaan Program tahfiz Al-Qur an di pondok pesantren Daarul Qur an Surakarta menjalankannya sesui dengan fungsi managemnt itu sendri diantaraya adalah : 7

Kelas persiapan ini santri di berikan mata pelajaran penunjang hafalan seperti materi tahsin, tajwid dan binnazhor. Pada tahap ini, para santri mempersiapkan tambahan hafalan yang akan ditashihkan pada usatdz. Dalam usaha untuk menambah hafalan baru, para santri menggunakan metode yang berbeda satu sama lain. Ada yang menggunakan metode wahdah, metode sima i, menghafal per hari satu halaman, metode bin nazar, metode fahmul mahfuzh, dalam strategi menghafal yaitu menggunakan sistem fardli/ individu. Metode menghafal Al-Qur an yang diterapkan sangat fleksibel. Namun demikian, siswa harus menyetorkan hafalannya sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dalam jadwal kegiatan santri ada kegiatan yang bernama jam wajib bersaam Al-Qur an yang dilaksanakan ada jam 21.00-22.00. Tahapan Pentashihan Hafalan Para santri mentashihkan hafalannya kepada guru. Aktivitas menghafal dan mengulang hafalan Al-Qur an di bawah bimbingan ustadz halāqah, menggunakan metode sorogan. Metode Sorogan adalah cara dalam proses belajar membaca atau menghafal Al-Qur an, dimana seorang murid memperdengarkan bacaan atau hafalannya kepada instruktur dengan berhadapan secara langsung (face to face). Walaupun metode dalam menghafal dan mengulang hafalan di bawah bimbingan guru diseragamkan, akan tetapi dalam hal kuantitas hafalan setiap siswa dan siswi memiliki kemampuan yag berbeda. Oleh karena itu, guru tidak langsung menentukan berapa halaman yang harus disetorkan (tambahan hafalan) perharinya. Metode yang diterapkan oleh pengampu tahfiz yaitu metode talaqqi. Penggunaan metode yang tepat dalam menghafal Al-Qur an memudahkan siswa untuk cepat menghafal Al-Qur an. Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan program tahfiz. Keberhasilan program tahfiz Al-Qur an bisa dilihat pada hasil akhir evaluasi. 8

Tahap pemeliharaan hafalan Dalam hal ini Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta dalam rangka pemeliharan hafalan maka dibuat kegiatan yang bernama murāja ah dan tasmi Murāja ah mandiri dilakukan santri pada pukul 15.15-16.00 dan 17.00-18.00 berdasarkan teori bab II Abu Hurri Al-Qosimi jika seseorang hanya mengandalkan murāja ah mandiri saja, biasanya tidak akan bertahan lama. Rata-rata seseorang hanya mampu istiqomah (konsisten) sekitar sepekan atau bahkan kurang dari itu. Oleh sebab itu di Daarul Qur an Surakarta ada waktu murāja ah kepada ustadz yaitu pukul 18.15-20.00. berdasarkan teori tersebut, Jika hafalan seseorang akan disimak temannya saja harus melakukan persiapan, maka ketika akan disimak oleh gurunya ia akan lebih mematangkan hafalan tersebut. Jika murāja ah dengan guru berjalan dengan baik, maka secara otomatis murāja ah pribadi sudah berjalan. Jika hafalan seseorang termasuk bagus ketika disimak oleh gurunya, maka biasanya hafalan seseorang tersebut akan menjadi kuat. Selain itu murāja ah dengan teman di wujudkan dengan kegiatan tasmi yaitu setiap ahad pagi yaitu 5 juz/ santri. Murāja ah dengan teman, berdasarkan teori di bab II murāja ah dengan teman mempunyai banyak manfaat, diantaranya adalah seseorang akan mempersiapkan hafalan yang akan disimak oleh temannya, yang berarti murāja ah secara pribadi mesti dilakukannya. Begitu juga jika sebagian orang sedang tertimpa rasa malas maka yang lain akan memotivasinya, atau yang bersangkutan akan termotivasi secara tidak langsung ketika melihat teman-temannya rajin melakukan murāja ah. Dan yang harus kita ketahui, setan pun akan lebih sulit menggoda seseorang yang hidup secara berjama ah (bersama-sama). Evaluasi Program Tahfiz Beberapa evaluasi yang dilakukan di Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta yaitu: Evalausi harian dilaksanakan melalui setoran perorangan, Evalausi perkembangan perpekan dan perbulan dengan bertujuan untuk 9

mengetahui perkembangan hafalan secara berkesinambungan, Evaluasi melalui ujian semesteran Evalausi program tahfiz di pondok Pesantren Daarul Qur an Putra Surakarat di lakukan dalam bentuk evaluasi harian dilaksanakan melalui setoran perorangan, perkembangan perbulan terutama dalam tahsinul Qur an dan evaluasi persemester yang dilaksanakan sebelum ujian semester dari diknas. Selain itu ada beberapa kegiatan pendukung program tahfiz di Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta meliputi tahsin bacaan santri setiap seminggu satu kali, tasmī mingguan. Berdasarkan penjabaran bab III kita melihat beberapa faktor pendukung dan penghambat menghafal Al-Qur an di Pondok Pesantren Daarul Qur an Surakarta beberapa hasil yang kurang positif dan tidak memuaskan karena dari data yang telah diperoleh pada program tahfiz pada tahun ajaran 2016/2017 154 telah diperoleh data sebanyak 106 santri dengan prosentase 68,9 % santri tidak mencapai target, 27 santri mencapai target dengan prosentase 17,5% dan 21 santri melebihi target dengan prosentase 13,6%. Oleh sebab itu program tahfiz dapat dikatakan berjalan tidak efektif karena tingkat pencapaian tahfiz ada 75% hal ini berdasarkan teori bab 2 yaitu menurut E mulyasa yang yang mengatakan bahwa keberhasilan belajar dikatakan sukses jika terajadi perubahan yang positif pada perilaku pada seluruh peserta didik setidak tidaknya 75%. 3.3 Program Tahfiz Al-Qur an di Pondok Pesantren Taruna Al-Qur an Yogyakarta Penelitian ini di lakukan di Pondok Pesantren Taruna Al-Qur an Yogyakarta berjalan sekitar satu semester. Berdasarkan uraian mengenai pelaksanaan program tahfiz maka pada bab IV ini akan di lakukan analisis tentang pelaksanaan program tahfiz Al-Qur an berdasarkan teori yang telah di paparkan pada bab II sebagai berikut: Materi Hafalan Target selama tiga tahun di Pondok Pesantren Taruna Al-Qur an Yogyakarta adalah 30 juz. Pondok Pesantren Taruna Al-Qur an 10

Yogyakarta berusaha agar semua santri dapat memenuhi target yang telah ditetapkan. Walaupun kita melihat kemampuan setiap santri berbeda beda satu dengan yang lain namun dengan adanya seleksi santri baru yang masuk dari 170 pendaftar hanya 30-35 yang di terima maka input tersaring memiliki kemampuan hafalan yang lebih. dengan adanya target hafalan setiap pengampu dapat mengevaluasi dengan cara menentukan prosestase hafalan yang harus di capai setiap minggunnya, sehingga memudahkan dalam merealisasi tujuan dari program tahfiz. Dalam penyususnan target setiap minggu kurikulum menyusunnya dalam bentuk kartu mutabā ah atau yang di sebut mukoror. Metode Menghafal Metode yang digunakan di Pesantren Taruna Al-Qur an Yogyakarta meliputi: Metode Talāqi, Metode talqin, Metode Wahdah, Metode Gabungan, Menghafal Per Halaman, Metode Fahmul Mahfuzh, Metode Murāja ah, Metode bin nazar 4. PENUTUP Berdasarkan uraian dari bab I-IV dengan berdasarkan rumusan masalah dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Perencanaan disusun oleh tim pengajar halāqah tahfiz dengan mengadakan rapat setiap dua pekan sekali untuk merencanakan kegiatan yang meliputi tasmi mingguan oleh santri kelas 3, lomba MHQ, renacana pelaksanaan ujian tahfiz dan wisuda al-qur an. Perencanaan dibuat dalam membuat target hafalan 15 juz dalam waktu 4 tahun yang diwujudkan dalam buku mutāba ah santri yang sudah terdapat halaman keberapa santri harus menghafal. Perencanaan berupa buku mutāba ah yang telah disusun dapat dijadikan pedoman. Dilakukan oleh santri sebelum ia mentashihkan hafalannya kepada guru, dengan menggunakan beberapa metode diantaranya Metode wahdah, Metode sima i, Menghafal Per Hari Satu Halaman, Metode Bin nazar, 11

Metode Fahmul Mahfuzh, dalam strategi menghafal yaitu menggunakan sistem fardli/ individu. Pada tahap ini, para santri mentashihkan hafalannya kepada guru. Aktivitas menghafal dan mengulang hafalan al-qur an dibawah bimbingan ustadz halāqah, menggunakan metode sorogan/ talaqqi Waktu setorannya yaitu dua kali ziyadah ba da subuh yaitu pada pukul 05.00-06.00 dan murāja ah pada pukul 18.30-20.00 Kepada pengurus yayasan Pondok Pesantren Pesantren Daarul Qur an Surakarta dan Pondok Pesantren Taruna Qur an Yogyakarta: Menyediakan fasilitas perumahan untuk pengampu tahfiz sehingga diharapkan pengampu tahfiz lebih fokus dan dapat mengoptimalkan pelaksanaan program tahfiz al-qur an, Mengadakan pembinaan terkait metode di dalam menghafal al-qur an agar tujuan dari program pelaksanaan tahfiz al- Qur an dapat berjalan dengan maksimal, Mengadakan pembinaan hafalan dan akademik kepada para pengajar sehingga pengampu halāqah tahfiz bertambah kualitas hafalan dan keilmuannya. Kepada para pengampu halaqoh tahfiz Pesantren Pondok Pesantren Pesantren Daarul Qur an Surakarta dan Pondok Pesantren Taruna Qur an Yogyakarta, kepada para pengampu hafalan di harapkan selalu memberikan kepada setiap santri motivasi untuk menghafal al-qur an, meningkatkan kedisiplinan di dalam mengajar yaitu dengan datang mengajar dengan tepat waktu dan menertipkan barisan supaya pembelaran berjalan kondusif, saat mengajar hendaknya didasari dengan rasa ikhlas, sabar dan tanggung jawab karena menjadi suri tauladan bagi santri-santrinya, tegas dalam memberikan sanksi bagi santri yang melanggar peraturan dan tidak tertib agar santri tidak mengulangi kesalahan lagi DAFTAR PUSTAKA Alfatoni, Sabit. 2010. Teknik Menghafal al-qur ān. Semarang: Ghiyas Putra. Al-Hafidz, Ahsin W. 2005. Bimbingan Praktis Menghafal al-qur ān. Jakarta: Bumi Aksara. 12

Al-Hajiri, Hamdan Hamud. 2009. Agar Anak Mudah Menghafal Al-Qur an, terj. Hisyam Ubaidillah Bukkar cet. I. Jakarta: Dar as-sunnah Press. Al-Jumbulati, Ali. 1994. Perbandingan Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta. Al-Khlmlaf, Abd al-wahab. 1972. Ilm Ushul al-fiqh. Jakarta: Majlis al- Ala al- Indonesia li al-da wah al-islamiyah. Al-Qattan, Manna Khlmil. 2011. Studi Ilmu-ilmu al-qur ān. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa. Amrullah, Fahmi. 2008. Ilmu Al-Qurān untuk Pemula. Jakarta: Artha Rivera. An-Naisyabury, Abu Husein Muslim Ibnu Hajjaj Al-Qusyairy. 1992. Shohih Muslim, Jilid III, Kitab Fadhailul Qur ān. Istanbul : Daarul As-Sujud. Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2014. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Ash Shabuny, Muhammad Aly. 1984. Pengantar Study al-qur ān (At-Tibyan). Bandung: PT.Al-Ma arif. Ash-Shiddieqy, M. Hasbi. 1994. Sejarah dan Pengantar Ilmu Tafsir/a1- Qur ān. Jakarta : PT. Bulan Bintang. As-Sunaidi, Salman bin Umar. 2010. Metode Warisan Nabi Mengikat Makna al- Qur ān. Klaten: Ines Media. As-Suyuthi, Jalaluddin Abdurrahman. 1979. Al-Itqan Fi Ulumil Qur ān Beirut: Dar Al-Fikr Badwilan, Ahmad Salim. 2009. Panduan Cara Menghafal Al-Qur an dan Rahasia-Rahasia Keajaibannya, terj. Rusli. Yogyakarta: Diva Press. Dawud, Sunan Abi. Bab Hadits no. 1474, Juz 1. Furchan, Arif. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 13

Hadi, Sutrisno. 1989. Metode Research. Yogyakarta: Andi Offset. Herry, Bahirul Amali. 2012. Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal al-qurān. Yogyakarta: Pro-U Media Huberrman, Michael dan Miles Mattew B. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemah: Tjejeb Rohendi. Jakarta: UI-Pres. Husain, Sayyid Muhammad. 1992. Mengungkapkan Rahasia al-qur ān. Bandung: Mizan Anggota IKAPI. Kementerian Agama RI. 1978. al-qur ān dan Terjemahan. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsiran al-qur ān. Lodico, Marguerite G, dkk. 2006. Methods in Educational Research From Theory to Practice. San Fransisco: Jossey Bass. Moleong, Lexy J. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhadjir, Noeng. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. Muhtar. 2003. Desain Pembelajaran PAI. Jakarta: Misaka Galiza. Muhyidin, Muhammad. 2004. Mengajar Anak Berakhlak al-qur ān. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nashr, Muhammad Musa. 2010. Wasiat Rasul Kepada Pembaca dan Penghafal al- Qur ān. Jakarta: Al-Qowam. Nawabuddin, Abul Rabbi. 2000. Metode Efektif Menghafal al-qur ān. Jakarta: CV. Tri Daya Inti. Nawabudin, Abdurrab. 2005. Teknik Menghafal al-qur an. Bandung: Sinar Baru, 2005. Pusat Pembinaan Pengembangan Bahasa. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rauf, Abdul Aziz Abdul. 2004. Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur ān Da iyah. Bandung: PT Syaamil Cipta Media. Rauf, Abdul Aziz Abdul. 2004. Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur ān Da iyah. Bandung: PT Syaamil Cipta Media. Razak, Nasrudin. 1997. Dienul Islam. Bandung: PT. Alma arif. 14

Riyadh, Sa ad. 2007. Agar Anak Mencintai dan Hafal Al-Qur ān. Bandung; Irsyad Baitus Salam. Rusman, 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21). Bandung: Alfabeta. Rusyd, Raisya Maula Ibnu. 2015. Panduan Tahsin, Tajwid, dan Tahfizh untuk Pemula. Yogyakarta: Saufa. Sa dullah, 2008. 9 cara praktis menghafal Al Qur an. Jakarta : Gema Insani. Satroepoetro, Santoso. 1982. Pelaksanaan Latihan. Jakarta: Gramedia. Siagian, P. Sondang. 1985. Filsafat Administrasi. Jakarta: Gunung Agung. Soenarjo, dkk. 1989. Al-Qur ān dan Terjemahnya. Semarang: Toha Putra. Sugianto, Ilham Agus. 2004. Kiat Praktis Menghafal al-qurān. Bandung: Mujahid Press. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tjokromidjojo, Bintoro. 2000. Teori Strategi Pembangunan Nasional. Jakarta: P.T Gunung Agung. Ulaiwah, Muna Said. 2011. Kisahku Dalam Menghafal al- Qur ān. Jakarta: Pustaka al-kautsar. Ulwan, Abdullah Nashih. 1990. Pendidikan Anak, Pendidikan, Khalilullah Masykur Hakim. Bandung: Remaja Rosdakarya. Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wahid, Wiwi Alawiyah. 2012. Cara Cepat Bisa Menghafal Al- Qur ān. Yogyakarta: Diva Press. Wijaya, Ahsin. 2009. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an. Jakarta: Amzah. Yasya, Imam Abu Zakaria. 2015. At-Tibyan Adab Penghafal al-qur an. Sukaharjo: Al-Qowam. Yunus, Mahmud. 1990. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung. 15