KOMITE-KOMITE DIBAWAH PENGAWASAN DIREKSI

dokumen-dokumen yang mirip
KOMITE-KOMITE DI BAWAH DIREKSI

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

MANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk

KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO

TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

Bank Danamon Laporan Tahunan Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan

LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

KOMITE TATA KELOLA TERINTEGRASI

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142 /PMK.010/2009 TENTANG MANAJEMEN RISIKO LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

2 d. bahwa untuk mengelola eksposur risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf a, konglomerasi keuangan perlu menerapkan manajemen risiko secara terinteg

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

LAMPIRAN VII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN.

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR :.../POJK.03/2017 TENTANG RENCANA AKSI (RECOVERY PLAN) BAGI BANK SISTEMIK

BAB II PROSES BISNIS. 11 Sumber: Dendawijaya, 2005: 55.

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN

1/15/2016. Mitigasi Risiko dan Tata Kelola Konglomerasi Keuangan

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

- 1 - TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM

I. PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA UMUM. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dari masing-masing pilar tersebut diuraikan sebagai berikut:

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2016 TAHUN 2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 65 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

7. Memastikan sistem pengendalian internal telah diterapkan sesuai ketentuan.

2017, No Tahun 2008 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4867); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jas

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

Kesimpulan. Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria / indikator penilaian tersebut diatas, disimpulkan bahwa :

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

No. 13/ 23 /DPNP Jakarta, 25 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

KOMITE-KOMITE EKSEKUTIF DIREKSI

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN GRUP SUMITOMO MITSUI BANKING CORPORATION 2016

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

NO NAMA PEMEGANG SAHAM PROSETASE JUMLAH SAHAM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM

KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 6/ 9 /PBI/2004 TENTANG TINDAK LANJUT PENGAWASAN DAN PENETAPAN STATUS BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 14/37/DPNP Jakarta, 27 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/25/PBI/2001 TENTANG PENETAPAN STATUS BANK DAN PENYERAHAN BANK KEPADA BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /POJK.03/2017 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM


RANCANGAN POJK PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM

- 1 - SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO DAN PEMENUHAN CAPITAL EQUIVALENCY MAINTAINED ASSETS

2016, No.267.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

- 1 - UMUM. Mengingat

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Nama Jabatan Periode Jabatan. Ilham Ikhsan Anggota (Pihak Independen) Tjen Lestari Anggota (Pihak Independen)

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/10 /PBI/2003 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM KEGIATAN PENYERTAAN MODAL GUBERNUR BANK INDONESIA,

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.03/2018

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Likuiditas

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN Posisi Laporan : Maret 2017

ANALISIS PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULAN. Analisis secara Individu

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan

Manajemen Risiko. Pendukung Bisnis

Maret Nilai outstanding kewajiban dan komitmen / nilai tagihan kontraktual 23,402,794 8,973,782 26,284,848 10,112,101

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai kegiatan penanganan atas

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN Posisi Laporan : Juni 2017

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN Posisi Laporan : September 2017

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

Transkripsi:

KOMITE-KOMITE DIBAWAH PENGAWASAN DIREKSI Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi PT Bank MNC Internasional Tbk membentuk komite-komite dalam rangka membantu Direksi terkait efektivitas dan efisiensi termasuk dalam hal pengambilan keputusan strategi terhadap aktivitas operasional Perseroan. Komite-komite dibawah Direksi adalah sebagai berikut : 1. Komite Aset dan Liabilitas (ALCO) 2. Komite Manajemen Risiko 3. Komite Manajemen Risiko Terintegrasi 4. Komite Pengarah Teknologi Informasi 5. Komite Special Asset Management 6. Komite Kredit 7. Komite Tata Kelola Produk 8. Tim Penanganan Kasus Karyawan KOMITE ASET DAN LIABILITIS (ALCO) Komite Aset dan Liabilitis dibentuk oleh Direksi melalui Keputusan No. SKEP- 005/MNCB/DIR/02/2017 tanggal 9 Februari 2017. 1 Ketua Presiden Direktur 2 Anggota Direktur Keuangan 3 Anggota (Tanpa Hak Suara) Direktur Kepatuhan 4 Anggota Consumer Lending Business Head 5 Anggota Funding Business Head 6 Anggota Wholesale & SME Business Head 7 Anggota Risk Management Group Head 8 Anggota (Sekretaris) Treasury & Financial Institution Group Head 9 Anggota Financial Control Group Head

1. Mengawasi dan mencermati kondisi ekonomi dan pasar keuangan, valuta asing, suku bunga serta pasar modal yang dapat mempengaruhi jalannya perencanaan dan skenario bisnis Bank. 2. Pengembangan, kaji ulang dan modifikasi strategi ALM, rencana permodalan dan dividen, termasuk dampak kondisi pasar terhadap Bank. 3. Mengevaluasi posisi risiko pasar dan strategi ALM guna memastikan bahwa hasil risk taking position Bank telah konsisten dengan tujuan pengelolaan risiko pasar (risiko suku bunga dan nilai tukar). 4. Mengkaji ulang penetapan harga (pricing) aktiva dan pasiva untuk memastikan bahwa harga tersebut dapat mengoptimalkan hasil penanaman dana, meminimumkan biaya dana dan memelihara struktur neraca Bank, sesuai dengan strategi ALM Bank. 5. Mengkaji ulang deviasi antara hasil aktual dengan proyeksi anggaran dan rencana bisnis Bank. 6. Menetapkan batas minimum arus kas yang harus dijaga dalam rangka Pengelolaan risiko likuiditas. 7. Memberikan arahan, rekomendasi dan monitoring terhadap posisi assets dan liabilities dalam neraca Bank, termasuk target pencapaian dan perkembangan neraca, struktur penggunaan likuiditas, hutang dari pasar modal, tingkat pengembalian dari seluruh asset bisnis dan analisa kompetitif DPK pada seluruh segmen bisnis. 8. Menentukan dan menyetujui perencanaan likuiditas dan pendanaan Bank serta penggunaannya termasuk menetapkan limit kewenangan dan limit risiko serta target rasio likuiditas dan market triggers. ALCO melakukan review terhadap adanya proposal dan rencana perubahan terhadap parameter-parameter ini dan memutuskan langkah-langkah yang akan diambil terhadap adanya pelampauan limit. 9. Menetapkan pelaksanaan serta mengkaji hasil stress test yang dilakukan terhadap kondisi likuiditas Bank dan memasukkan hasilnya ke dalam perencanaan likuiditas dan pendanaan Bank. 10. Menetapkan business transfer pricing melalui penetapan tingkat pool rate atau funds transfer pricing. 11. Menetapkan dan mengkaji ulang kebijakan terkait ALM, termasuk kewenangan memutus, pengecualian atas kebijakan dan rencana contingency.

KOMITE MANAJEMEN RISIKO Komite Manajemen Risiko dibentuk oleh Direksi melalui Keputusan No. SKEP- 004/MNCB/DIR/01/2017 tanggal 26 Januari 2017. 1 Ketua Presiden Direktur 2 Anggota Direktur Keuangan 3 Anggota Direktur Kepatuhan 4 Anggota Direktur Operasional & Teknologi 5 Anggota Direktur SDM & General Services 6 Anggota Consumer Lending Business Head 7 Anggota Funding Business Head 8 Anggota Wholesale & SME Business Head 9 Anggota Special Asset & Recovery Management Head 10 Anggota Compliance Group Head 11 Anggota (Sekretaris) Risk Management Group Head 12 Anggota Internal Audit Group Head 1. Menyusun kebijakan Manajemen Risiko serta perubahannya, termasuk strategi Manajemen Risiko, tingkat risiko yang diambil ( risk appetite) dan toleransi risiko ( risk tolerance), kerangka Manajemen Risiko serta rencana contingency untuk mengantisipasi setiap perubahan sebagai akibat dari perkembangan usaha maupun adanya perubahan kondisi eksternal. 2. Menyempurnakan proses Manajemen Risiko secara berkala maupun bersifat insidentil sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal dan internal Bank yang mempengaruhi kecukupan permodalan, profil risiko Bank dan tidak efektifnya penerapan Manajemen Risiko berdasarkan hasil evaluasi. 3. Menetapkan kebijakan dan/atau keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal, seperti pelampauan ekspansi usaha yang signifikan dibandingkan dengan rencana bisnis Bank yang telah ditetapkan sebelumnya atau pengambilan posisi atau eksposur risiko yang melampaui limit yang telah ditetapkan. 4. Mengembangkan budaya Manajemen Risiko termasuk kesadaran risiko pada seluruh jenjang organisasi.

KOMITE MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI Komite Manajemen Risiko Terintegrasi Konglomerasi dibentuk berdasarkan Keputusan Direksi tanggal 10 Desember 2015. 1 Ketua Direktur yan membawahi Fungsi Kepatuhan Integrated Risk Entitas Utama (MNC Bank) 2 Anggota Direktur yang ditunjuk dari setiap anak perusahaan 3 Anggota Executive Officer Executive Officer di Satuan Kerja Manajemen Risiko Terintegrasi Tugas dan Tanggung Jawab Komite 1. Memberikan rekomendasi kepada Direksi Entitas Utama terkait penyusunan kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi; dan 2. Memberikan rekomendasi kepada Direksi Entitas Utama terkait perbaikan atau penyempurnaan kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan KOMITE PENGARAH TEKNOLOGI INFORMASI Komite Pengarah Teknologi Informasi dibentuk oleh Direksi melalui Keputusan No. SKEP- 014/MNCB/DIR/10/2017 tanggal 12 Oktober 2017. 1 Ketua Direktur Operasional dan Teknologi 2 Anggota Presiden Direktur 3 Anggota Direktur Keuangan 4 Anggota Direktur Kepatuhan 5 Anggota Consumer Lending Business Head 6 Anggota Funding Business Head 7 Anggota (Sekretaris) Information & Technology Group Head 8 Anggota Credit Administration Group Head 9 Anggota Channels & Centralized Banking Operation Group Head

1. Menyiapkan dan merekomendasikan kepada Direksi proposal tentang IT Business Plan pada setiap tahun anggaran dan IT Blue Print minimal untuk 5 (tahun) kedepan. 2. Mengusulkan dan merekomendasikan kepada Direksi atas usulan suatu project atau kegiatan atau inisiatif Information Technology baru (baik perangkat keras, perangkat lunak dan pendukung Information Technology yang tepat guna bagi Bank) baik yang sudah dianggarkan maupun yang belum dianggarkan, untuk dilaksanakan dengan ketentuan batasan limit biaya yang berlaku. 3. Merumuskan kebijakan, standar dan prosedur IT. 4. Mengusulkan dan merekomendasikan kecukupan dan alokasi sumber daya yang dimiliki Bank. 5. Mengevaluasi secara berkala seluruh pelaksanaan rencana IT yang sudah ditetapkan dan biaya-biaya yang terealisasi berkenaan dengan IT serta memutuskan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk pelaksanaan berikutnya. 6. Membahas current issue seputar IT terkini sehingga dapat dilakuan perubahan dimana perlu yang akan meningkatkan pertumbuhan bisnis. KOMITE SPECIAL ASSET MANAGEMENT Komite Special Asset Management dibentuk oleh Direksi melalui Keputusan No. SKEP- 001/MNCB/DIR/01/2017 tanggal 18 Januari 2017. 1 Ketua Presiden Direktur 2 Anggota Direktur Operasional & Teknologi 3 Anggota Direktur Keuangan 4 Anggota (Tanpa Hak Suara) Direktur Kepatuhan 5 Anggota SAM Business Head 6 Anggota (Sekretaris) Special Asset Management & Recovery Group Head 1. Mengevaluasi debitur yang masuk dalam watch list atau early alert yang ditetapkan oleh Komite Kredit, khususnya terkait pelaksanaan butir 3.e. di bawah.

2. Menetapkan dan menyetujui strategi pemulihan kualitas kredit dengan cara penyelamatan dan/atau penyelesaian kredit bermasalah, termasuk hapus buku dan hapus tagih, serta memastikan strategi tersebut tepat dan dapat dieksekusi. 3. Menetapkan dan memutus usulan terkait penanganan kredit bermasalah, termasuk namun tidak terbatas mengenai : a. akselerasi penurunan tingkat kualitas (kolektibilitas) kredit bermasalah; b. kolektibilitas kredit bermasalah, termasuk perbaikan tingkat kolektibilitas kredit bermasalah; c. penyelamatan dan/atau penyelesaian kredit bermasalah, termasuk restrukturisasi, hapus buku dan hapus tagih; d. penyediaan cadangan kredit bermasalah, termasuk CKPN sesuai peraturan yang berlaku; e. menetapkan manajemen bersama (bantuan teknis) antara SAM Group dan tim bisnis terkait lending, khususnya untuk kualitas kredit kolektibilitas 2 yang masuk dalam kategori high priority watch list accounts; f. AYDA dan pengelolaannya. 4. Menetapkan kebijakan dan/atau prosedur penanganan kredit bermasalah, termasuk pengelolaan AYDA, serta memastikan kebijakan dan prosedur tersebut diimplementasikan secara benar dan sesuai ketentuan. 5. Menetapkan debitur dan langkah litigasi atau jalur hukum yang akan ditempuh atas debitur dimaksud. 6. Memantau proses litigasi tersebut di atas dan menetapkan langkah selanjutnya. 7. Memantau dan menetapkan pelaksanaan lelang atas agunan debitur. 8. Mengevaluasi hasil penanganan kredit bermasalah (recovery). KOMITE KREDIT Komite Kredit dibentuk oleh Direksi melalui Keputusan No. SKEP-002/MNCB/DIR/04/2018 tanggal 19 April 2018. 1 Ketua merangkap anggota Presiden Direktur 2 Anggota Direktur 3 Anggota EVP Funding & Lending Business Head 4 Anggota * Direktur Kepatuhan 5 Anggota Consumer Lending Business Head 6 Anggota Business Strategy & Planning Group Head 7 Anggota (Sekretaris) * Risk Management Group Head *Tanpa hak suara khusus dalam agenda pemberian kredit

1. Kewenangan terkait bidang perkreditan, termasuk dalam proses pemberian kredit : a. Menetapkan batas kewenangan memutus kredit, termasuk kewenangan memutus kredit di Kantor Cabang. b. Menetapkan arah dan strategi, serta kebijakan dan prosedur, termasuk risk tolerance dan risk appetite, serta metodologi dalam bidang perkreditan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, pengembangan bisnis, dan profitabilitas. c. Mengevaluasi pelaksanaan kebijakan, prosedur, pengelolaan risiko kredit, dan peraturan perundang-undangan yang terkait bidang perkreditan. d. Mengevaluasi dan memberikan persetujuan atas proposal kredit yang diajukan sesuai dengan batas kewenangan memutus kredit yang telah ditetapkan. e. Mengevaluasi pengelolaan portofolio kredit yang diberikan dan kecukupan agunan atau jaminan bagi setiap debitur, termasuk tetapi tidak terbatas terhadap hal-hal berikut: pertumbuhan dan kualitas portofolio kredit yang diberikan secara keseluruhan maupun per jenis kredit dan target market; efektivitas pelaksanaan kewenangan memutus kredit; kepatuhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain peraturan BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit) dan Penilaian Kualitas Aset. f. Mengevaluasi watch list atau early alert dan menetapkan langkah penanganan atas kredit dalam watch list tersebut agar kualitas kredit tidak memburuk. g. Menetapkan kualitas kredit (kolektibilitas) dari setiap debitur yang diajukan oleh unit bisnis, tidak termasuk kualitas kredit bermasalah. h. Mengevaluasi dan menetapkan debitur yang harus direstrukturisasi serta memastikan restrukturisasi dilaksanakan oleh pejabat yang tidak terlibat dalam proses pemberian kredit. i. Anggota Komite dengan hak suara harus mempertimbangkan setiap masukan dari Anggota Komite tanpa hak suara, termasuk dari RMG Head. KOMITE TATA KELOLA PRODUK Komite Tata Kelola Produk dibentuk oleh Direksi melalui Keputusan No. SKEP- 011/MNCB/DIR/IV/2017 tanggal 25 April 2017. 1 Ketua Presiden Direktur 2 Anggota Direktur Operasional & Teknologi 3 Anggota Direktur Keuangan 4 Anggota Direktur Kepatuhan 5 Anggota Business Head * 6 Anggota Risk Management Group Head

7 Anggota Compliance Group Head 8 Anggota Branch, Electronic Channel & Centralized Banking Operation Group Head 9 Anggota Credit Review Group Head** *Sesuai produk dan aktivitas yang diajukan **Sesuai segment (hanya untuk produk perkreditan) 1. Memberikan persetujuan atas Produk dan Aktivitas Baru, Program Produk (PPD), kebijakan dan prosedur terkait Produk dan Aktivitas Baru, termasuk perubahannya, kecuali kebijakan dan prosedur perkreditan. 2. Menetapkan kecukupan PPD, kebijakan dan prosedur Produk dan Aktivitas Baru, collaterals, material pemasaran, serta persetujuan internal dan eksternal yang diperlukan sebelum Produk dan Aktivitas Baru diluncurkan atau dipasarkan. 3. Menetapkan kewenangan dan proses terkait Produk dan Aktivitas Baru, termasuk infrastruktur yang diperlukan. 4. Memberikan persetujuan atas budget dan seluruh biaya yang dibutuhkan. 5. Menetapkan kesesuaian strategi bisnis dengan strategi Bank secara keseluruhan. 6. Memantau pelaksanaan penyusunan Produk dan Aktivitas Baru, pelaksanaanya, serta mengevaluasi kinerja Produk dan Aktivitas Baru sesuai ketetapan Komite. 7. Menetapkan Pengelolaan risiko dan control sesuai standard Pengelolaan risiko Bank, termasuk Key Risk Indicators (KRIs) untuk setiap Produk dan Aktivitas Baru. TIM PENANGANAN KASUS KARYAWAN Tim Penanganan Kasus Karyawan (TPKK) dibentuk oleh Direksi melalui Keputusan No. SKEP- 016D/BABP/DIR/11-14 tanggal 17 November 2014. Struktur dan Keanggotaan Tim 1 Ketua Direktur SDM & General Services 2 Anggota Presiden Direktur 3 Anggota Direktur Kepatuhan 4 Anggota Direktur Operasional & Teknologi 6 Sekretaris Human Resources Group Head Kewenangan dan Tanggung Jawab Tim 1. Mengkaji dan menganalisa hasil penyidikan dan penyelidikan dari penyelidik.

2. Membuat risalah atas pemerikasaan yang akan dipakai sebagai dasar pertimbangan dalam penetapan sanksi. 3. Membuat keputusan sanksi kepada karyawan yang terbukti melakukan pelanggaran dan/atau kecurangan.