BAB I PENDAHULUAN. terbatas pada pengolahan bijinya, kemudian diolah menjadi. beranekaragam produk makanan ringan dan bumbu masakan.

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN KULIT KACANG TANAH DAN RUMEN SAPI UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN PENAMBAHAN JAMUR TRICHODERMA (Trichoderma sp.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan bahan kimia yang

I. PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kulit kacang hijau dan pecahan-pecahan tauge kacang hijau (Christiana, 2012). Tauge

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi

UKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan salah satu spesies jamur

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian pengaruh nisbah C/N campuran feses sapi perah dan jerami

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pemanfaatan gulma tanaman pangan sebagai pakan ternak. peternakan. Gulma tanaman pangan mempunyai potensi untuk dapat

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

I. PENDAHULUAN. peningkatan ketersediaan bahan pakan. Bahan-bahan pakan konvensional yang

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

I. PENDAHULUAN. kebutuhan unsur hara tanaman. Dibanding pupuk organik, pupuk kimia pada

BAB I PENDAHULUAN. pertanian seperti wortel, kentang, dan kubis yang merupakan sayur sisa panen

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. jerami padi dan feses sapi perah dengan berbagai tingkat nisbah C/N disajikan pada

I. PENDAHULUAN. sebagai salah satu matapencaharian masyarakat pedesaan. Sapi biasanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi pemakaian pestisida. Limbah padat (feses) dapat diolah. menjadi pupuk kompos dan limbah cair (urine) dapat juga diolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah

I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein dan mineral yang baik, dengan kandungan kalium,

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. pakan ternak. Produksi limbah perkebunan berlimpah, harganya murah, serta tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendek, yaitu pada umur 4-5 minggu berat badannya dapat mencapai 1,2-1,9 kg

BAB I PENDAHULUAN. banyak dapat diubah menjadi pupuk organik yang bermanfaat untuk. pertanian yang dapat memberikan unsur hara dalam tanah.

I. PENDAHULUAN. Pengembangan ternak ruminansia di Indonesia akan sulit dilakukan jika hanya

I. PENDAHULUAN. tanpa ikut berubah di akhir reaksi (Agustrina dan Handayani, 2006). Molekul

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

I. PENDAHULUAN. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktifitas. banyak populasi jasad mikro (fungi) dalam tanah (Lubis, 2008).

I. PENDAHULUAN. masyarakat meningkat pula. Namun, perlu dipikirkan efek samping yang

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al.,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu pengekspor buah nanas yang menempati posisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pencacahan sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. serangan hama karena buahnya yang berupa polong berada dalam tanah.

IV PEMBAHASAN. 4.1 Kandungan Protein Produk Limbah Udang Hasil Fermentasi Bacillus licheniformis Dilanjutkan oleh Saccharomyces cereviseae

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. zat kimia lain seperti etanol, aseton, dan asam-asam organik sehingga. memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi (Gunam et al., 2004).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk buatan adalah bahan tertentu buatan manusia baik dari bahan alami

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan NDF. dengan konsumsi (Parakkasi,1999). Rataan nilai kecernaan NDF pada domba

HASIL DAN PEMBAHSAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Peggunaan Probiotik terhadap ph

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebutuhan daging di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

TEKNIK PENGOMPOSAN KERTAS BEKAS DAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN STARTER CAIRAN RUMEN SAPI

KAJIAN KEPUSTAKAAN. diduga tidak memiliki atau sedikit sekali nilai ekonominya (Merkel, 1981). Limbah

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai industri seperti makanan, minuman, kosmetik, kimia dan

I. PENDAHULUAN. Saat ini kelangkaan pupuk menjadi suatu masalah di Indonesia. Harga pupuk

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang tidak baik bagi manusia. Tumpukan sampah. tersebut jika dibiarkan dapat menimbulkan pencemaran, penyakit serta

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

TINJAUAN PUSTAKA. diambil bagian utamanya, telah mengalami pengolahan, dan sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus tanpa diikuti upaya pemulihan kesuburannya. Menurut Bekti

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai

PENGARUH METODE PENGOLAHAN KULIT PISANG BATU (Musa brachyarpa) TERHADAP KANDUNGAN NDF, ADF, SELULOSA, HEMISELULOSA, LIGNIN DAN SILIKA SKRIPSI

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin luas.

BAB I PENDAHULUAN. rumen dalam menghasilkan produk metabiolit rumen (VFA, N-NH3 maupun protein

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk

PENGARUH EM4 (EFFECTIVE MICROORGANISME) TERHADAP PRODUKSI BIOGAS MENGGUNAKAN BAHAN BAKU KOTORAN SAPI

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015 PENGARUH PENAMBAHAN EM BUATAN DAN KOMERSIL PADA FERMENTASI PUPUK CAIR BERBAHAN BAKU LIMBAH KULIT BUAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Jamur Tiram. digunakan. Jenis dan komposisi media akan menentukan kecepatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. besar. Total penjualan protease di dunia mencapai 50-60%. Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sudah tidak layak jual atau busuk (Sudradjat, 2006).

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsentrasi NH3. protein dan non protein nitrogen (NPN). Amonia merupakan bentuk senyawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejauh ini pemanfaatan kacang tanah (Arachis hypogaea) masih terbatas pada pengolahan bijinya, kemudian diolah menjadi beranekaragam produk makanan ringan dan bumbu masakan. Sedangkan, untuk kulitnya belum dimanfaatkan secara maksimal, padahal kulit kacang tanah memiliki kandungan makronutrien yang belum banyak dimanfaatkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan limbah kulit kacang tanah yang melimpah menjadi pupuk organik. Seperti halnya limbah kulit kacang, isi rumen sapi merupakan limbah dari rumah pemotongan hewan (RPH) yang belum banyak dimanfaatkan. Isi rumen sapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk organik cair karena rumen sapi mengandung senyawa sellulosa dan lignin. Kulit kacang tanah terdapat senyawa selulosa, hemiselulosa, kitin dan lignin (Prasetyo, 2013). Senyawa tersebut dapat digunakan untuk membuat pupuk organik dengan bantuan enzim selullase, hemisesulase yang terdapat di rumen sapi serta enzim chitinase yang ada di jamur Tricoderma. Isi rumen sapi adalah limbah padat yang diperoleh dari rumah potong hewan. Isi rumen sapi memiliki kandungan protein yang berasal dari protein mikroba dan protein pakan, yang dapat disintesis oleh mikroba 1

2 (Darsono, 2011). Isi rumen sapi mengandung senyawa sellulosa, lignin dan mempunyai enzim selullase, hemiselullase dan bakteri Lumbricus (bakteri asam laktat). Jamur Trichoderma sp mempunyai kemampuan sebagai jasad pengurai seresah disebabkan karena kemampuan untuk menghasilkan enzim chitinase dan selulase yang dapat menguraikan kitin, lignin dan sellulosa yang tinggi menjadi senyawa yang lebih sederhana (Widyastuti et al, 1998). Dalam proses inokulasi, fungi mengubah senyawa-senyawa yang ada di dalam substrat untuk pertumbuhan dan pembentukan protein, sehingga hasil inokulasi merupakan bahan pakan dengan kandungan protein yang lebih tinggi. Selain itu terjadi juga perombakan senyawa senyawa kompleks menjadi sederhana, perombakan ini terjadi karena proses fermentasi, fungi memproduksi enzim yang melakukan perombakan terhadap senyawa kompleks. Keuntungan ganda diperoleh dari inokulasi limbah dengan jamur Trichoderma sp yaitu kandungan protein meningkat dan enzim yang diproduksi fungi membantu dalam kecernaan bahan (Rukhmani, 2005). Senyawa yang ada pada kulit kacang tanah dan rumen sapi dapat dipecah menjadi unsur N, P dan K dengan cara memecah senyawa selulosa dan hemiselulosa digunakan enzim selullase dan hemisellulase yang terdapat pada isi rumen sapi, sehingga didapatkan unsur fosfat (P). Sedangkan senyawa sellulosa dan lignin dapat dipecah oleh enzim yang terdapat pada jamur Trichoderma yaitu dengan enzim chitinase dan

3 sellulase sehingga diperoleh unsur kalium (K). Unsur nitrogen diperoleh dari mikroorganisme yang terdapat dalam rumen sapi yaitu bakteri Lumbricus (bakteri asam laktat), mikroba ini menghidrolisis protein menjadi peptida dan asam amino yang selanjutnya didegradasi menjadi amoniak. Amoniak merupakan senyawa N utama yang dibebaskan dalam dekomposisi pupuk organik. Dari uraian permasalahan diatas maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul PEMANFAATAN KULIT KACANG TANAH DAN RUMEN SAPI UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN PENAMBAHAN JAMUR TRICHODERMA (Trichoderma sp.). B. Pembatasan Masalah Berdasarkan berbagai masalah yang ada harus dibuat pembatasan masalah supaya permasalahan yang akan dibahas tidak melebar. Oleh karena itu, peneliti membahas masalah sebagai berikut : 1. Subjek penelitian Subjek penelitian adalah kulit kacang tanah dan rumen sapi. 2. Objek penelitian Pupuk organik cair dari kulit kacang tanah dan rumen sapi. 3. Parameter penelitian

4 Parameter dalam penelitian ini adalah uji kandungan makronutrien ( N, P dan K ) pada pupuk organik cair dengan waktu 4 minggu dalam fermentasi. C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana Kandungan Makronutrien (N, P dan K) Pupuk Organik Cair Dari Kulit Kacang Tanah dan Rumen Sapi Dengan Penambahan Jamur Trichoderma (Trichodherma sp.). D. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui kandungan makronutrien (N, P dan K) pupuk organik cair dari kulit kacang tanah dan rumen sapi dengan penambahan jamur Trichoderma (Trichodherma sp.). E. Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakan penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat diantaranya : 1. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, dapat mengetahui kandungan makronutrien (N, P dan K) dari pupuk organik cair dari kulit kacang tanah dan rumen sapi dengan penambahan jamur Trichoderma (Trichoderma sp.) b. Bagi masyarakat, khususnya dalam bidang pertanian dan peternakan, hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi

5 tentang pemanfaatan kulit kacang tanah dan rumen sapi sebagai pupuk cair yang digunakan sebagai pupuk organik dalam pertanian. 2. Manfaat IPTEK Memberikan gambaran tentang pengaruh kulit kacang tanah dan rumen sapi untuk di jadikan pupuk organik cair.