PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA RUMAH SAKIT MELATI TANGERANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB ASET TETAP. relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS)

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP PADA BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

ANALISIS DEPRESIASI KENDARAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA DHARMA DI SAMARINDA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

BAB II LANDASAN TEORI

PENCATATAN DAN PERLAKUAN AKTIVA TETAP PADA PT CHAROEN POKPHAND JAYA FARM Tbk PADA TAHUN 2013

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

PERTEMUAN KEENAM. Pengertian Aktiva Tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SALWA VALENSIA FIXED ASSET. PT. Ansa Sehati S M K N E G E R I 23 J A K A R T A. XI Akuntansi I. Jalan Mawar Indah No.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

EVALUASI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT. ADHIMIX PRECAST INDONESIA

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Berwujud

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO

BAB II BAHAN RUJUKAN

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul ( Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 19 Pasal 1 UUPT No. 40/2007

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Aset Tetap Pengertian Aset Tetap

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan, hal ini. menuntut adanya kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya

Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET)

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. keharusan untuk berhubungan dengan pihak pihak lain yang terkait dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

Tinjauan Terhadap Pengelolaan Aset Tetap Pt.Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan kegiatan usaha setiap perusahaan tidak terlepas dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN ASAHAN

FIXED ASSETS. Click to edit Master subtitle style 4/25/12

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PT. GEMA KARYA ABADI

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dipercaya mengenai transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Akuntansi

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Pt.XYZ Tanjungpinang Adelyana Agness Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

Transkripsi:

PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA RUMAH SAKIT MELATI TANGERANG Oleh: 1 Ermanuri 2 Eka Putri Susanti ABSTRAK Dosen Program Studi Komputerisasi Akuntansi, Politeknik LP3I Jakarta Gedung Sentra Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450 Telp. 021-31904598 Fax. 021-31904599 Email : erm4nur1@gmail.com Setiap perusahaan yang didirikan, tujuan utamanya adalah memperoleh laba yang optimal atas investasi yang telah ditanamkan di dalam perusahaan. Salah satu bentuk investasi tersebut adalah aset tetap yang digunakan dalam kegiatan perusahaan. Besarnya penyusutan aset tetap mempengaruhi besar kecilnya laba perusahaan. Pada Rumah Sakit Melati Tangerang ini, dalam mengelola aktiva tetapnya, perhitungan penyusutannya menggunakan metode Garis Lurus. Untuk mengetahui apakah penerapan penyusutan dengan metode garis lurus ini sudah tepat atau belum maka perlu dibandingkan dengan metode penyusutan yang lain. Diantaranya adalah dibandingkan dengan metode saldo menurun ganda dan metode jumlah angka tahun. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penerapan metode penyusutan aktiva tetap pada Rumah Sakit Melati sudah tepat, yaitu dengan menggunakan metode garis lurus, karena bisa diterapkan secara konsisten. Kata Kunci : Metode Penyusutan, Aktiva Tetap, Garis Lurus PENDAHULUAN Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah perusahaan yang didirikan harus mempunyai tujuan agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui pencapaian tujuan. Suatu tujuan akan tercapai apabila perusahaan telah dikelola dengan baik, sehingga sesuai dengan harapan yang telah ditetapkan perusahaan.tujuan perusahaan adalah memperoleh laba yang sebesar-besarnya atas investasi yang telah ditanamkan di dalam perusahaan. Salah satu bentuk investasi tersebut adalah aset tetap yang digunakan dalam operasional perusahaan. Sedangkan besarnya penyusutan aset tetap mempengaruhi besar kecilnya laba yang akan diperoleh oleh perusahaan. Aktiva tetap merupakan salah satu bentuk investasi dan sebagai sarana yang mendukung lancarnya kegiatan operasional perusahaan, seperti Tanah, Gedung, Kendaraan operasional dan Peralatan Kantor. Setiap aktiva tetap biasanya memiliki masa manfaat atau pemakaian yang cukup lama, yaitu lebih dari satu tahun, sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam melakukan aktivitas selama jangka waku tertentu. Aktiva tetrap memiliki pengaruh yang cukup besar dalam laporan keuangan. Seiring berjalannya waktu, aktiva tetap akan mengalami penyusutan (kecuali tanah). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti 62

ingin membahas atau mengangkat judul yaitu : Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap pada Rumah Sakit Melati Tangerang. Rumusan Masalah Agar lebih memudahkan pembahasan dalam mencapai sasaran yang dituju, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan metode penyusutan aktiva tetap kelompok kendaraan pada Rumah Sakit Melati Tangerang? 2. Bagaimana penilaian penerapan metode penyusutan aktiva tetap kelompok kendaraan bila dibandingkan antara metode garis lurus, metode saldo menurun ganda serta metode jumlah angka tahun pada Rumah Sakit Melati Tangerang? Batasan Masalah Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah permasalahan metode penyusutan aktiva tetap hanya untuk kelompok kendaraan pada Rumah Sakit Melati pada tahun 2017. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode penyusutan aktiva tetap kelompok kendaraan pada Rumah Sakit Melati Tangerang. 2. Untuk mengetahui bagaimana penilaian penerapan metode penyusutan aktiva tetap kelompok kendaraan bila dibandingkan antara metode garis lurus, metode saldo menurun ganda serta metode jumlah angka tahun pada Rumah Sakit Melati Tangerang. METODOLOGI PENULISAN Dalam upaya memperoleh data guna penyusunan penelitian ini, maka penulis memilih metode yang bersumber dari : 1. Studi Lapangan ( Field Research ) Yaitu penelitian dengan cara mendatangi langsung ke perusahaan yang menjadi objek kajian, yaitu Rumah Sakit Melati Tangerang Banten. Adapun teknik pengambilan datanya melalui wawancara dan observasi (pengamatan) secara sistematik. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data aktiva tetap, laporan keuangan khususnya neraca dan laporan laba rugi. 2. Studi Pustaka ( Library Research ) Yaitu studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang berasal dari buku-buku dan tulisan yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas. Metode ini dimaksudkan untuk memperoleh pengertian secara teoritis sebagai bahan acuan yang mendasari data lapangan. LANDASAN TEORI Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap berdasarkan PSAK no. 16 adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, untuk digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Menurut Firdaus A. Dunia ( 2013 : 227 ) dalam bukunya Pengantar Akuntansi edisi keempat menyatakan bahwa : Aset tetap ( Plant assets atau Fixed Assets atau Property Plant and Equipment ) adalah aset yang diperoleh untuk digunakan dalam 63

kegiatan perusahaan untuk jangka waktu yang lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan nornmal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material Menurut Reeve, Warren (2010:2) yang ditulis kembali oleh Rizal Effendi (2015:233) dalam bukunya Accounting Principles menyatakan bahwa : Aset tetap (Fixed Asset) adalah yang bersifat jangka panjang atau secara relative memiliki sifat permanen serta dapat digunakan dalam jangka panjang. Menurut Mulyadi (2013:591) dalam bukunya Sistem Akuntansi menyatakan bahwa : Aktiva Tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Menurut V. Sujarweni (2015:143) dalam bukunya Sistem Akuntansi, menyatakan : Aktiva tetap adalah sumber kekayaan ekonomi yang berwujud dan digunakan perusahaan untuk melaksanakan kegiatan usahanya, seperti mesin, gedung, dan kendaraan. Berdasarkan PSAK no. 16, pencatatan nilai aktiva tetap harus sebesar harga perolehan, yang detail perolehannya ditentukan sebagai berikut : 1. Aktiva tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai a. Dicatat sebesar harga beli ditambah seluruh biaya yang dapat didistribusikan secara langsung dalam membawa aktiva. b. Setiap potongan pembelian dikurangkan dari harga pembelian. 2. Aktiva tetap yang diperoleh melalui Financial lease. Dinilai berdasarkan seluruh kewajiban angsuran pokok leasing. Pembayaran pokok dan beban bunga dicatat dan diakui secara proporsional yang berpengaruh terhadap sisa kewajiban leasing. 3. Aktiva Tetap yang diperoleh melalui pertukaran Diakui dan dicatat pada saat terjadinya pertukaran yang dinyatakan dalam berita acara pertukaran. Aktiva dicatat sebesar nilai buku aktiva tetap yang diserahkan ditambah / dikurangi jumlah uang yang dibayar / diterima. Pengelompokan Aset Tetap Menurut Muhammad Nuh dan Hamizar ( 2011 : 152 ) dalam bukunya Intermediate Accounting menyatakan bahwa aset tetap dibagi menjadi dua bagian yaitu : Dari sisi wujud harta tetap 1. Tangible Asset Adalah harta tetap yang memiliki wujud kebendaanyang nyata seperti : tanah, mesin, bangunan, peralatan, kendaraan dan lain-lain. 2. Intangible Assets Adalah harta yang tidak memiliki fisik nyata, tapi memiliki fisik nyat, tapi memiliki nilai ekonomis yang tinggi seperti : Hak Guna Bangunan (HGB), Hak Guna Usaha ( HGU ), Hak Patent, Hak Cipta, Franchise, Organization Cost, Hak Pengusahaan Hutan ( HPH ) dan lain-lain. Dari sudut disusutkan atau tidak, harta dapat dibagi menjadi : 1. Harta tetap yang disusutkan ( Depreciated Plant Asset ) yang termasuk kelompok ini adalah peralatan, gedung, kendaraan, mesin dan lain-lain. 2. Harta tetap yang tidak disusutkan ( Underpreciated Plan Asset ) yang termasuk kelompok ini adalah tanah. 64

Harta Perolehan Aset Tetap Harga perolehan aktiva tetap adalah harga yang akan dipakai sebagai dasar pelaporan nilai aktiva tetap dalam neraca perusahaan dan akan dijadikan dasar perhitungan penyusutan aktiva tetap yang bersangkutan dan diperhitungkan sebagai harta tetap yang bersangkutan dapat dipergunakan atau dimanfaatkan. Berikut ini diberikan cara perhitungan harga perolehan dari berbagai harta tetap sebagai berikut : 1. Tanah Tanah yang dimiliki oleh perusahaan untuk tempat gedung berdiri merupakan harta tetap perusahaan dan harus dicatat kedalam rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan sebaigai tempat usaha perusahaan, maka dicatat kedalam investasi jangka panjang. Harta perolehan tanah terdiri dari : harga beli, komisi pembelian, bea balik nama, biaya penelitian tanah, pajakpajak yang timbul akibat pengalihan hak kepemilikan yang dibayar oleh si pembeli, biaya perobohan bangunan biaya perataan tanah, biaya lain yang dikeluarkan untuk memperbaiki keadaan tanah. 2. Bangunan Gedung yang didapat dari hasil pembelian, harga perolehannya haruarga beli bangunan, biaya perbaikan sebelum gedung itu dipakai, komisi pembelian, bea balik nama, pajak yang menjadi tanggungan si pembeli. Bila gedung ini dibangun sendiri, maka harga perolehannya terdiri dari biaya pembuatan gedung yang terdiri dari biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya lain yang dibebankan kepada nilai gedung, biaya perencanaan, gambar dan lain-lain, biaya pengurusan ijin mendirikan bangunan ( IMB ), pajak-pajak selama pembangunan gedung, asuransi selama pembangunan gedung. 3. Mesin dan Alat-alat Harga perolehan mesin dan alat-alat adalah harga beli, pajak yang menjadi beban sipembeli, biaya angkut, asuransi dalam perjalanan, biaya pemasangan, biaya uji coba. 4. Perabot dan Alat-alat Kantor Aktiva yang masuk kedalam kelompok ini adalah kursi, meja, mesin ketik, telpon, faximile, computer, dan lain-lain. Yang menjadi harga perolehan aktiva tetap ini adalah harga beli, biaya angkut, pajak dan biaya lain yang dikeluarkan terhadap harta tetap yang bersangkutan sebelum digunakan. 5. Kendaraan Kendaraan adalah alat pengangkut yang dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan yang beroda dua atau lebih dari dua. Harga perolehan kendaraan terdiri dari harga beli kendaraan, bea balik nama, biaya angkut, pajak pertambahan nilai. Faktor-faktor yang menentukan biaya penyusutan aset tetap Menurut Rizal Efendi (2015:235) dalam bukunya Accounting Principles menyatakan bahwa faktor-faktor yang menentukan biaya ( beban ) penyusutan aset tetap bisa disebabkan oleh tiga hal, yaitu : 1. Harga Prolehan (Cost) Yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya - biaya yang lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aset dan menempatkannya agar dapat digunakan. Biaya perolehan aset tetap menurut SAK-ETAP (2009:69) meliputi : a. Harga beli, termasuk biaya hukum dan broker, bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan, 65

setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lainnya. b. Biaya-biaya yang dapat didistribusikan langsung untuk membawa aset siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen. Biayabiaya ini termasuk biaya penyiapan lahan untuk pabrik, biaya penanganan dan penywrahan awal, biaya instalasi dan perakitan dan biaya pengujian fungsionalitas. c. Estimasi biaya awal pembongkaran aset dan biaya restorasi lokasi. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan asettersebut selama periode tertentu bukan untuk menghasilkan persediaan. 2. Nilai Sisa ( Residu ) Adalah nilai taksiran realisasi penjualan aktiva tetap tersebut setelah akhir masa manfaatnya. Nilai residu ini tidak mesti ada, bisa saja harga pada saat akhir masa manfaatnya dari aktiva tetap adalah nihil. 3. Perkiraan umur ekonomis ( Usefull Live ) Adalah perkiraan seberapa lama sebuah harta tetap yang bersangkutan dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. Lamanya umur pemakaian suatu aktiva tetap sangat dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan yang dilakukan terhadap harta yang bersangkutan, kebijakan perusahaan. Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan PSAK No.16, penyusutan atau depresiasi adalah alokasi pembebanan biaya terhadap pemakaian harta tetap selama umur manfaatnya. Penyusutan atau depresiasi adalah perhitungan biaya terhadap pemakaian harta tetap di sebuah perusahaan. Bila harta tetap dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memperlancar operasional perusahaan, maka nilai ekonomis dari harta tetap yang bersangkutan akan berkurang atau menyusut. Pengurangan nilai harta tetap akibat dimanfaatkan oleh perusahaan secara kasat mata tidak bisa dilihat langsung kepada pengurangan fisik harta tetap yang bersangkutan. Oleh karena itu pengurangan nilai ini tidak bisa langsung dicatat ke rekening harta tetap yang bersangkutan. Pengurangan nilai aktiva tetap akibat disusutkan ini akan dicatat kedalam suatu rekening yang disebut Akumulasi Penyusutan Harta Tetap ( Accumulated Depreciation of Plant Asset ). Menurut Hamizar dan Muhammad Nuh dalam buku Intermediate Accounting, factor-faktor yang menyebabkan harta tetap harus disusutkan adalah : a. Faktor Fisik Harta tetap yang dipakai oleh perusahaan mempunyai daya tahan (umur manfaat) yang terbatas. Harta tetap yang bersangkutan akan mengalami aus karena dipakai (Wear and Tear) aus karena umur (Deteration and Decay) dan kerusakan-kerusakan. b. Faktor Fungsional Faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap antara lain, ketidakmampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi, sehingga perlu diganti dan karena adanya perubahan permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan atau karena adanya kemajuan teknologi sehingga aktiva tetap yang bersangkutan tidak ekonomis lagi jika dipakai. 66

Jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk perhitungan penyusutan adalah : Depreciation Expense of Plant Asset xxxxx - Accumulated Depreciation of Plant Asset - xxxxx Metode Perhitungan Penyusutan 1. Metode Garis Lurus ( Straight Line Methode ) Metode penyusutan garis lurus adalah penyusutan atau depresiasi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Dalam perhitungan penyusutan dengan metode garis lurus ini ciri-cirinya adalah jumlah beban penyusutan dari tahun ke tahun adalah sama atau tetap, sehingga banyak dari perusahaan yang menggunakan metode ini. Rumus metode garis lurus adalah : Penyusutan dengan metode ini bisa dicari dengan cara menjumlahkan semua angka dari umur ekonomis dari harta tetap yang bersangkutan. Misalnya bia umur ekonomis harta tetap adalah: a. Umur ekonomis 3 tahun, maka JAT = 3+2+1 = 6 b. Umur ekonomis 4 tahun, maka JAT = 4+3+2+1 = 10 c. Umur ekonomis 5 tahun, maka JAT = 5+4+3+2+1 = 15 Metode jumlah angka tahun dapat juga dicari dengan rumus sebagai berikut: Keterangan : JAT = Jumlah Angka Tahun N = Umur Ekonomis PEMBAHASAN Keterangan : HP = Harga Perolehan NS = Nilai Sisa ( Residu ) UE = Umur Ekonomis Atau dapat dihitung dengan prosentase sebagai berikut : Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap pada Rumah Sakit Melati Dibawah ini adalah daftar aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh Rumah Sakit Melati: Tabel.1. Daftar Aktiva Tetap Berujud 2. Metode Saldo Menurun Ganda ( Double Declining Balance ) Perhitungan dengan metode ini rumusnya adalah : 3. Metode Jumlah Angka Tahun ( The Sum of The Year Method ) Sumber : Rumah Sakit Melati Berikut ini adalah daftar jenis aktiva tetap kelompok kendaraan yang dimiliki Rumah Sakit Melati, yaitu sebagai berikut: 67

Tabel.2. Daftar Aktiva Tetap Kendaraan Sumber : Rumah Sakit Melati Tangerang Dari data kendaraan diatas, mobil Mazda dan mobil Toyota Inova sudah habis nilai bukunya. Mobil Mazda tahun 2010 Nilai Bukunya Rp.0,- dan mobil Toyota Inova tahun 2015 nilai bukunya Rp.0,- jadi tidak dimasukkan dalam perbandingan penyusutan. Daftar hasil perhitungan perbandingan Penyusutan Aktiva Tetap Metode Garis Lurus jika dibandingkan dengan Saldo Menurun Ganda dan metode Jumlah angka tahun dapat dilihat pada table 3 di bawah ini. besar, tetapi jumlah tersebut dari tahun ke tahun selalu sama, sehingga lebih mudah dalam pengerjaannya dan bisa konsisten. Tetapi untuk metode saldo menurun ganda yaitu sebesar Rp. 188.730.721 dan untuk metode jumlah angka tahun adalah sebesar Rp. 180.538.396 memang kelihatan lebih sedikit jumlah penyusutan di tahun 2017, tetapi sebenarnya di tahun-tahun awal jumlah penyusutannya sangat besar dan makin lama makin menurun. Jadi metode penyusutan garis lurus yang diterapkan di Rumah Sakit Melati sudah tepat karena bisa diterapkan dan pengerjaannya juga mudah dan bisa dilaksanakan secara konsisten. Contoh perhitungan penyusutan untuk mobil Ertiga A 1145 AK, Tanggal perolehan 07 Januari 2013 dengan harga perolehan sebesar Rp. 137.068.800,- Nilai Residu Rp.0,- dengan metoda garis lurus adalah sebagai berikut: Tabel.4. Daftar Penyusutan mobil Ertiga A 1145 AK Metode Garis Lurus ( GL ) Tabel.3. Perbandingan Metode penyusutan Garis lurus dibandingkan dengan Metode Saldo menurun ganda (SMG) dan Metode Jumlah angka tahun (JAT) Dari hasil perhitungan dapat dilihat daftar perbandingan metode penyusutan garis lurus jika dibandingkan dengan metode penyusutan saldo menurun ganda dan metode jumlah angka tahun. Untuk metode garis lurus dapat dilihat penyusutan tahun 2017 sebesar Rp. 207.207.476 dan memang kelihatan agak Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penyusutan untuk mobil Ertiga dengan metode garis lurus dari tahun ke tahun jumlahnya sama, sehingga beban penyusutan selalu sama. Dalam metode penyusutan garis lurus ini, beban penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama besar dan masing-masing tidak dipengaruhi dengan hasil atau output yang diproduksi. Metode ini lebih menekankan waktu dari pada aspek kegunaan. Metode penyusutan garis lurus ini banyak diterapkan di perusahaanperusahaan, termasuk di Rumah Sakit 68

Melati ini, karena pengaplikasiannya lebih mudah untuk diterapkan. Tabel.5. Daftar Penyusutan mobil Ertiga A 1145 AK Metode Saldo Menurun Ganda ( SMG ) sayangnya ada aturan pajak yang membatasi penggunaan metode jumlah angka tahun. Dalam pelaporan pajak, metode ini tidak bisa digunakan, sehingga jarang sekali ada perusahaan yang menggunakan metode penyusutan jumlah angka tahun dalam aplikasinya. PENUTUP Dari data diatas dapat dilihat metode penyusutan aktiva tetap bila dihitung dengan metode saldo menurun ganda. Besarnya prosentase penyusutan adalah dua kali garis lurus. Nilai buku pada setiap akhir tahun selalu menurun, sehingga menimbulkan beban penurunan pada beban penyusutan. Kelebihan dari metode ini adalah lebih hemat dari segi biaya, tetapi ada beberapa kekurangannya. Kekurangannya antara lain adalah lebih rumit dan sulit diaplikasikan ke dalam pelaksanaannya. Tabel.6. Daftar Penyusutan mobil Ertiga A 1145 AK Metode Jumlah Angka Tahun ( JAT ) Dalam metode penyusutan jumlah angka tahun, besarnya penyusutan aktiva tetap semakin menurun tiap tahunnya, dan hamper sama dengan metode penyusutan saldo menurun ganda. Tetapi dalam metode ini, penyusutannya dipercepat berdasarkan pertimbangan biaya maintenance atau perawatan, serta perbaikan aktiva tetap yang semakin lama semakin lama cenderung bertambah seiring pertambahan usia aktiva tetap itu sendiri. Kelebiha dari metode ini adalah lebih hemat dari segi biaya, namun Kesimpulan 1. Metode penyusutan yang diterapkan oleh Rumah Sakit Melati, yaitu metode penyusutan garis lurus. Jadi dari tahun ke tahun beban penyusutannya adalah sama dan selalu konsisten menggunakan metode penyusutan garis lurus. 2. Hasil perhitungan beban penyusutan tahun 2017 dengan menggunakan metode garis lurus yaitusebesar Rp. 207.207.476 sedangkan apabila dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda adalah sebesar Rp. 188.730.721 dan apabila dihitung dengan metode jumlah angka tahun adalah sebesar Rp. 180.538.396. Meskipun perhitungan dengan metode garis lurus beban penyusutan tahun 2017 kelihatan besar tetapi metode ini mudah untuk dilaksanakan dan besarnya penyusutan tiap tahun adalah sama. Sedangkan jika beban penyusutan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda dan metode jumlah angka tahun, besarnya penyusutan di awal adalah besar dan semakin lama akan semakin kecil atau menurun. Jadi Rumah Sakit Melati Tangerang menerapkan metode penyusutan aktiva tetap dengan menggunakan garis lurus adalah sudah tepat, karena lebih mudah 69

digunakan dan bisa diterapkan secara konsisten. DAFTAR PUSTAKA Dunia, A. Firdaus. Pengantar Akuntansi, Edisi keempat, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2013 Effendi, Rizal. Accounting Principles : Prinsip-prinsip Akuntansi Berbasis SAK ETAP Edisi Revisi, Jakarta : PTfindo Persada, 2015. Firdaus. Auditing Pendekatan Pemahaman Secara Komprehensif, Jakarta : Lentera Ilmu Cendekia, 2013. Mulyadi. Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Jakarta : Salemba empat, 2013. Nuh, Muhammad., dan Hamizar, Intermediate Accounting, Jakarta : Lentera Ilmu Cendekia : 2014. Sujarweni, Wiratna, V., Sistem Akuntansi, Yogyakarta : Pustaka Baru Press, 2015. 70