BAB II KAJIAN PUSTAKA. jenis perpustakaan memiliki kreteria dan definisi tertentu yang dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dibaca dan disimpan menurut tata susunan tertentu untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PELAYANAN JASA INFORMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bacaan yang disusun secara sistematis untuk mempermudah pengguna dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS SYARIAH UIN IMAM BONJOL PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki,1993:1.6). secara kontinu oleh pemakainya sebagai sumber informasi.

BAB II PENGADAAN BAHAN PUSTAKA

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Syamsul Alam WidyaiswaraLPMP Sulawesi Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS Pengertian Evaluasi Beberapa pengertian evaluasi yang dikemukakan oleh para ahli :

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMANFAATAN KOLEKSI TERBITAN BERKALA PADA UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI. *Hasni Lakona **Hasriani Amin **Joko

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KUALITAS PELAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Iqra Volume 07 No.02 Oktober, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia

PENGEMBANGAN KOLEKSI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI DI DIREKTORAT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

commit to user BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

2 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1990, Tambah

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

BAB II KAJIAN TEORETIS. koleksi buku adalah syarat mutlak untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan

TINJAUAN TEORITIS PADA PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

BAB II TINJAUAN BAHAN PUSTAKA

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR

Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Bilingual Pada Perpustakaan Sekolah HighScope Indonesia Bali

PROFIL PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS WIDYATAMA : PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANDUNG

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi,

Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Noerhayati (1987:1) mengatakan perpustakaan perguruan tinggi adalah

Optimalisasi Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Melalui Peran Pustakawan. Juni Wati Sri Rizki

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

Pengembangan Koleksi. Presented by Yuni Nurjanah. Pengembangan Koleksi Modul 4 by Yuni Nurjanah

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah dan Ketersediaan Koleksi untuk Kebutuhan Pengguna (User)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elin Asrofah Qobtiah, 2013

DAFTAR ISI. KATAPENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN...1 BAB IIKEANGGOTAAN... 2 BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN... 3 BAB IVPELAYANAN...

Selain ketiga pendapat di atas, Sutarno (2006 : 35) mengemukakan pendapatnya bahwa:

KETERSEDIAAN KOLEKSI TERCETAK DALAM MEMENUHI KEPUASAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN ITB

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perpustakaan Sekolah. 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan merupakan salah satu bagian penting terutama bagi

BAB II LANDASAN TEORI. dan studi. Selanjutnya pasal 8 dari Peraturan Presiden No. 20, 1961

BAB II KAJIAN TEORITIS

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Pada dasarnya seluruh perpustakaan merupakan instansi yang memiliki prosedur kerja sama, yaitu menyediakan dan memberikan pelayanan informasi kepada pengguna perpustakaan. Namun kini dalam perkembangannya masingmasing jenis perpustakaan memiliki kreteria dan definisi tertentu yang dapat membedakannya dengan perpustakaan lainnya. Salah satu jenis perpustakaan dari sekian banyak jenis perpustakaan adalah perpustakaan perguruan tinggi. Beberapa para ahli mengemukakan definisi perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi menurut Basuki (1991:51), adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berfaliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya yakni Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat). Selain itu menurut Qalyubi (2007:10), perpustakaan perguruan tinggi merupakan suatu unit pelaksana teknis (UPT) perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat, dan melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya. Sejalan dengan pernyataan sebelumnya Noerhayati (1987:1), menyatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga 6

induknya yang bersama-sama unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan melaksakan Tri Dharmanya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di dalam lingkungan perguruan tinggi yang berfungsi mengumpulkan, menyajikan, dan menyebarluaskan informasi guna membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat). 2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi harusnya memiliki tujuan yang sejalan dengan perguruan tingginya. Menjadi suatu unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, maka perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan. Menurut Qalyubi (2007:11), tujuan perpustakaan perguruan tinggi yaitu untuk: 1. Memenuhi keperluan informasi pelajar dan mahasiswa 2. Menyediakan bahan pustaka rujukan pada semua tingkat akademis 3. Menyediakan ruangan untuk pengguna 4. Menyediakan jasa peminjaman dan menyediakan jasa informasi aktif bagi pengguna. Selain itu menurut Noerhayati (1987:2), tujuan dari diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memdukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui 7

pelayanan informasi yang meliputi aspek-aspek pengumpulan informasi, pengolahan informasi, pemanfaatan informasi, dan penyebarluasan informasi. Senada dengan pernyataan-pernyataan di atas, menurut pendapat Basuki (1991:52), tujuan perpustakaan perguruan tinggi antara lain sebagai berikut : 1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi. 2. Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar. 3. Menyediakan ruangan belajar bagi pengguna perpustakaan. 4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pengguna. 5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga industri lokal. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan dari penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung kinerja dari perguruan tinggi tersebut dalam menyelenggarakan pendidikan dengan menyajikan sumber-sumber informasi ilmiah bagi seluruh sivitas perguruan tinggi tersebut. 2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Agar tujuan dari perpustakaan perguruan tinggi dapat terlaksana dengan baik, perpustakaan perguruan tinggi harus menerapkan fungsinya dengan baik. 8

Pada dasarnya fungsi utama perpustakaan perguruan tinggi adalah menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3), perpustakaan perguruan tinggi memiliki beberapa fungsi sebagai berikut : 1. Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran. 2. Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi. 3. Fungsi Riset Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang. 9

4. Fungsi Rekreasi Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat, dan daya inovasi pengguna perpustakaan. 5. Fungsi Publikasi Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tinggi yakni sivitas akademika dan staf non-akademik. 6. Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tinggi. 7. Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimiliki untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya. Sementara menurut Basuki (1991: 107), fungsi utama dari perpustakaan perguruan tinggi meliputi: 1. Fungsi deduktif, perpustakaan membantu pengembangkan potensi mahasiswa dengan system pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum pendidikan 2. Fungsi informasi, perpustakaan membantu mahasiswa dalam memperoleh informasi sebanyak-banyaknya melalui penelusuran informasi yang ada di perpustakaan 10

3. Menunjang kegiatan penelitian, dalam hal ini perpustakaan menyediakan sejumlah informasi yang diperlukan agar proses penelitian dosen, mahasiswa, dan staf non edukatif dapat dilakukan berdasar data-data yang diperoleh dari perpustakaan 4. Sebagai tempat rekreasi atau hiburan, mahasiswa dapat mengandalkan perpustakaan untuk mengurangi ketegangan setelah lelah belajar dengan bahan bacaan ringan dan menghibur yang ada di perpustakaan. Selain fungsi-fungsi yang telah dipaparkan di atas terdapat juga beberapa fungsi perpustakaan perguruan tinggi seperti yang dikemukakan oleh Noerhayati (1987:53), yang hanya membagi fungsi tersebut menjadi dua bagian yaitu: 1. Ditinjau dari segi proses pelayanannya berfungsi sebagai: pusat pengumpulan informasi, pusat pelestarian informasi, pusat pengelolaan informasi, pusat pemanfaatan informasi dan pusat penyebarluasan informasi. 2. Ditinjau dari segi program kegiatan perguruan tinggiberfungsi sebagai pusat pelayanan informasi untuk: program pendidikan dan pengajaran, program penelitian dan program pengabdian masyarakat. Bedasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, fungsi dari perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai penunjang dan pendukung proses pembelajaran dan pendidikan yang berlangsung di perguruan tinggi tersebut, serta dapat menyukseskan dan melancarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 11

2.2. Koleksi Perpustakaan 2.2.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan Bahan pustaka berupa buku dan non buku yang telah dikumpulkan oleh perpustakaan disebut koleksi perpustakaan. Koleksi tersebut sebelumnya diolah kemudian disajikan kepada pengguna sebagai penunjang pelayanan perpustakaan. Menurut Sutarno (2006:13), Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama (pilar) sebuah perpustakaan. Berbeda dengan Kohar (2003:6), menyatakan bahwa koleksi perpustakaan adalah yang mencakup berbagai format bahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternative para pemakai perpustakaan terhadap media rekam informasi. Sedangkan menurut Darmono (2001:48), koleksi perpustakaan adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk tercetak (buku, majalah, surat kabar) dan tidak tercetak (bentuk mikro, bahan audio-visual, peta). Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulakn bahwa koleksi perpustakaan merupakan seluruh bahan pustaka yang ada di perpustakaan yang disusun secara sistematis sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika dan dapat digunakan oleh semua pengguna perpustakaan tersebut. 2.2.2 Jenis Koleksi Perpustakaan Koleksi perpustakaan menempati posisi penting dalam mewujudkan fungsi perpustakaan dengan baik. Oleh karena itu perpustakaan menyediakan koleksikoleksi yang selaras dengan tujuan masing-masing lembaga induk dari perpustakaan tersebut. Adapun beberapa jenis koleksi menurut Yulia (1993:3), adalah: 12

1. Karya Cetak Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti: 1. Buku Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. berdasarkan standar dari Unesco tebal buku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan. 2. Terbitan berseri Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang termasuk dalam bahan pustaka ini adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan bulanan dan lainnya), laporan yang terbit dalam jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, tri wulanan, dan sebagainya. 2. Karya Noncetak Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang denger. Yang termasuk dalam jenis bahan pustaka ini adalah: 13

1. Rekaman suara Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. 2. Gambar hidup dan rekaman video Yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana cara menggunakan perpustakaan. 3. Bahan Grafika Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebaginya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya selid, transparasi, dan filmstrip). 4. Karya dalam Bentuk Elektronik Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM player, dan sebagainya. Menurut Darmono (2001:52), ada enam jenis koleksi perpustakaan yaitu: 1. Buku Buku merupakan koleksi yang paling umum yang dihimpun perpustakaan. Beberapa jenis buku adalah sebagai berikut: 1. Buku teks (buku wajib) Meliputi buku pedoman untuk guru dan uku teks untuk siswa yang disesuaikan dengan kurikulum. 14

2. Buku penunjang Buku jenis ini diterbitkan oleh berbagai penerbit swasta dan disyahkan oleh pemerintah sebagai penunjang buku teks utama. 3. Buku-buku jenis fiksi Untuk menanamkan, mendorong dan meningkatkan minat, serta keterampilan membaca siswa guna menambah dan memperluas pengetahuan serta meningkatkan kreativitas kegemarannya. 4. Buku populer (umum) Seperti pamphlet, klipping, brosur, karya tulis guru, siswa dan lain-lain. 2. Koleksi Referens Koleksi referens memuat informasi tertentu, tidak perlu dibaca secara keseluruhan sehingga cara penyusunannya berbeda dengan susunan buku. 3. Sumber Geografi Sumber geografi berisi informasi tentang daerah, iklim, cuaca, ketinggian tempat, bahan tambang, hutan, hasil pertanian daerah tertentu, laut, hasil laut, gunung, gurun, curah hujan untuk daerah tertentu. 4. Jenis Serial (Terbitan Berkala) Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dalam jangka waktu terbit tertentu. Pada umumnya terbitan berkala berupa majalah, Koran dan tabloid. 5. Bahan Mikro Bahan mikro adalah koleksi perpustakaan yang merupakan alih media dari buku ke dalam bentuk mikro atau bahan pustaka yang menggunakan film 15

dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan micro-reader, seperti microfilm dan mikrofice (carik mikro). 6. Bahan Pandang Dengar (Audio Visual) Bahan pandang dengar memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa jenis koleksi perpustakaan yang dapat dibedakan dari bentuk fisik dan cara penggunaan masing-masing jenis koleksi tersebut. 2.3 Kebijakan Pengembangan Koleksi Koleksi bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan tentu tidak langsung ada tanpa pengadaan bahan pustaka. Untuk itu perlu adanya pengadaan bahan pustaka yang diharapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna secara cepat, tepat dan mudah. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dalam pasal 12 ayat 1 disebutkan bahwa Koleksi perpustakaan diseleksi, diolah, disimpan, dilayankan, dan dikembangkan sesuai dengan kepentingan pemustaka dengan memperhatikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Mengacu pada ayat di atas perlu adanya kebijakan pengembangan koleksi bahan pustaka perpustakaan maupun seleksi informasi saat melakukan pengembangan koleksi bahan pustaka. Koleksi bahan pustaka yang baik pasti berasal dari pemilihan atau seleksi bahan pustaka yang baik pula. Untuk itu, maka diperlukan kebijakan yang menuntun pengembangan koleksi. Dengan adanya kebijakan pengembangan 16

koleksi, perpustakaan memiliki pegangan untuk mengembangkan koleksi bahan pustakanya. Perpustakaan harus memperhatian kualitas koleksi bahan pustaka dan menjaga koleksi bahan pustakanya tetap berimbang sehingga dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. Karena itu, pengembangan koleksi bahan pustaka harus di dasari oleh asas tertentu. Menurut Yulia (2009:4), asas yang mendasari kebijakan pengembangan koleksi adalah: 1. Kerelevanan Koleksi perpustakaan hendaknya relevan dengan aktivitas yang telah diprogramkan oleh perpustakaan sehingga memudahkan pencapaian kinerja perpustakaan yang memuaskan para stakeholders. Pustakawan harus bisa mengantisipasi perkembangan yang terjadi pada masyarakat pengguna. 2. Berorientasi Kepada Kebutuhan Pengguna Pengembangan koleksi harus ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna. Masing-masing jenis perpustakaan mempunyai pengguna yang berbeda, yang berbeda pula pola kebutuhan informasinya. Pustakawan harus bisa membaca kebutuhan berbagai kelompok pengguna yang dalam populasi yang dilayani perpustakaan. 3. Kelengkapan Koleksi perpustakaan hendaknya lengkap dalam arti terkait dengan kebutuhan para pengguna utama perpustakaan walaupun secara hakiki sudah diketahui bahwa tidak mungkin bagi sebuah perpustakaan dapat memenuhi semua kebutuhan penggunanya. Namun demikian, penting bagi sebuah perpustakaan untuk dapat mendeteksi kebutuhan sehari-hari dari 17

pengguna utama perpustakaannya sehingga dapat menjadi perpustakaan andalan para pengguna. Tentunya wajar sebuah perpustakaan akan ditinggalkan oleh penggunanya apabila apa uang dicari pengguna sering tidak bisa diperoleh di perpustakaan itu. 4. Kemutakhiran Koleksi hendaknya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir. Dengan demikian, perpustakaan harus mengadakan dan memperbarui bahan pustaka yang menjadi koleksi. Sejumlah dana rutin diperlukan oleh perpustakaan untuk membeli berbagai bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, yang jumlahnya tidak kecil mengingat semakin tingginya harga bahan pustaka yang beredar di pasaran. 5. Kerja Sama Koleksi perpustakaan sebaiknya merupakan hasil kerja sama semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yaitu antara pustakawan, Pembina perpustakaan, pimpinan bahan induk, tokoh masyarakat, guru/dosen/peneliti, dan berbagai pihak lain tergantung jenis perpustakaannya. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan pengembangan koleksi dapat berdaya guna dan berhasil guna. Pengembangan koleksi bahan pustaka merupakan istilah yang memiliki arti lebih luas dari pada pengadaan bahan pustaka. Di dalam proses pengembangan koleksi bahan pustaka terdapat kegiatan pengadaan koleksi bahan pustaka dan seleksi bahan pustaka. Menurut Basuki (1991:426), pengertian pengembangan koleksi bahan pustaka ditekankan pada pemilihan buku, pemilihan buku artinya 18

memilih buku untuk perpustakaan. pemilihan buku berarti juga proses menolak buku tertentu untuk perpustakaan. Pengertian pengembangan koleksi bahan pustaka mengalami perubahan seiring dengan perkembangan bidang ilmu perpustakaan, dimana pengembangan koleksi, pengadaan bahan pustaka dan seleksi bahan pustaka menjadi istilah-istilah kegiatan pengembangan koleksi bahan pustaka yang saling melengkapi. 2.3.1 Pedoman Penentuan Kebijakan Pengembangan Koleksi Kebijakan pengambangan koleksi erat kaitannya dengan penentuan atau seleksi koleksi bahan pustaka. Menurut Siregar (1998: 6), dalam melaksanakan seleksi bahan pustaka hendaknya memperhatikan pedoman dalam penentuan kebijakan pengembangan koleksi, antara lain: 1. Relevansi (Kesesuaian) Pemilihan dan pengadaan bahan pustaka terkait dengan kepuasan pengguna yang direlevansi dengan kebutuhan pengguna. 2. Kelengkapan Koleksi perpustakaan tidak tidak hanya terdiri dari buku-buku teks saja tetapi juga menyangkut bidang ilmu lain yang berkaitan dengan bahan penelitian. 3. Kemuktahiran Perpustakaan harus selalu mengadakan pemburuan dalam koleksi, sehingga informasi yang disajikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh kemuktahiran koleksi tersebut dapat dilihat dari tahun terbit. 19

4. Kerjasama Perlunya kerjasama yang baik dan harmonis sehingga pelaksanaan kegiatan pengembangan koleksi berjalan dengan baik. Dalam kerjasama ini melibatkan beberapa pihak yang berkompeten agar koleksi yang disajikan dapat memenuhi kebutuhan pengguna. 5. Alat Bantu Seleksi Untuk memudahkan mengetahui informasi koleksi secara lengkap hendaknya pemilihan koleksi menggunakan alat bantu yang tepat. 2.3.2 Fungsi Kebijakan Pengembangan Koleksi Kegiatan pengembangan koleksi bahan pustaka berfungsi untuk menghimpun dan menyediakan bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Bagian kegiatan tersebut sangat membutuhkan pembinaan bahan pustaka, maka penting adanya kebijakan pengembangan koleksi. Menurut Darmono (2001: 55), kebijakan pengembangan koleksi berfungsi sebagai pedoman, sarana komunikasi, dan perencanaan sebab kebijakan tersebut: 1. Menjelaskan cakupan koleksi yang telah ada dan rencana pengembangan selanjutnya, agar diketahui oleh staf perpustakaan, pemakai, administrator, dan dewan Pembina perpustakaan. 2. Memberi deskripsi yang sistis tentang strategi pengolahan dan pengembangan koleksi yang diterapkan di perpustakaan. 20

3. Menjadi pedoman bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleksi terjamin, koleksi yang responsive dan seimbang terbentung dan dana dimanfaatkan dengan sebijaksana mungkin. 4. Menjadi standar tolok ukur untuk menilai sejauh mana sasaran pengembangan koleksi tercapai. 5. Berfungsi sebagai sumber informasi dan paduan bagi staf yang baru mulai berpartisipasi dalam pengembangan koleksi. 6. Memperlancar koordinasi antar anggota staf pengadaan koleksi. Memperlancar kerjasama antar perpustakaan dalam pengembangan koleksi. 7. Membantu menjaga kontinuitas, khususnya apabila koleksi besar, serta menjadi kerangka kerja yang memperlancar transisi dari pustakawan lama ke penggantinya. 8. Membantu pustakawan menghadapi pengadaan berkenaan dengan bahan yang telah diseleksi atau ditolak. 9. Mengurangi pengaruh kolektor tertentu dan selera pribadi. 10. Membantu mempertanggung jawabkan alokasi anggaran. 11. Menjadi sarana komunikasi, baik dengan masyarakat yang dilayani maupun pihak luar lain yang memerlukan informasi mengenai tujuan dan rencana pengadaan dan pengembangan koleksi. Berdasarkan pedoman tersebut dapat dinyatakan bahwa kebijakan pengembangan koleksi bahan pustaka berfungsi sebagai ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan kegiatan pengembangan koleksi berlangsung secara terencana dan konsisten. Kebijakan pengembangan perpustakaan 21

seharusnya dituangkan dalam bentuk yang jelas sehingga tujuan dari perpustakaan berjalan dengan baik. 2.4 Kepuasan Pengguna Perpustakaan Kepuasan pengguna merupakan tolak ukur keberhasial suatu perpustakaan. Menurut Chaplin (2002: 444), satisfaction atau kepuasan adalah suatu keadaan kesenangan dan kesejahteraan disebabkan karena orang telah mencapi tujuan atau sasaran. Dan menurut Irawan (2002: 2), kata kepuasan atau satisfaction adalah kata dari bahasa latin, yaitu statis yang berarti enough atau cukup dan facare yang berarti to do atau melakukan. Jadi, produk atau jasa yang bisa memuaskan adalah produk atau jasa yang sanggup memberikan sesuatu yang dicari oleh konsumen sampai pada tingkat cukup. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan merupakan perbedaan antara kinerja yang dirasakan pengguna dengan harapan yang dimiliki pengguna. Pengguna memiliki arti yang sangat penting karena adanya pengguna merupakan faktor penting mengapa perpustakaan itu ada. Dalam UU RI No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Menurut Hermawan dan Zulfikar (2006: 13), pengguna adalah orang atau badan yang akan menggunakan perpustakaan. Dalam istilah yang lebih luas Basuki (2001: 9), menyatakan pengguna dapat dikatakan sebagai orang yang berhubungan dengan perpustakaan, baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencari informasi yang 22

dibutuhkan. Oleh sebab itu, agar kebutuhan pengguna terpenuhi penting halnya memperhatikan permintaan mereka atas koleksi bahan pustaka. Permintaaan pengguna akan bahan pustaka dapat dijadikan alat untuk mengukur kepuasan pengguna perpustakaan. Kepuasan pengguna perpustakaan sangat berpengaruh terhadap kualitas perpustakaan. Menurut Lasa (2009:155), kepuasan pengguna dipengaruhi oleh : 1. Kinerja pelayan 2. Respon terhadap keinginan pemustaka 3. Kompetensi petugas 4. Pengaksesan mudah, murah, tepat, dan cepat 5. Kualitas koleksi 6. Kesediaan alat temu kembali 7. Waktu layanan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan kepuasan pengguna perpustakaan adalah penilaian orang, kelompok, atau lembaga yang menggunakan atau memanfaatkan perpustakaan baik koleksi bahan pustaka maupun jasa layanan sebagai hasil perbandingan antara apa yang dirasakan dan apa yang diharapkan melalui pernyataan emosional. 23