BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 2.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan keputusan, interpretasi data, dan kesimpulan berdasarkan angkaangka

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

lapangan (empiris) dapat diperoleh. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 adalah penelitian inferensial. Analisis

C. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009)

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan (kausal) antara dua variabel. Hubungan kausalitas dalam hal ini mengacu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti. Angka-angka yang terkumpul sebagai hasil penelitian kemudian

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dengan dua variabel X dan Y. Kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka dan analisis menggunakan statistik. subjek dari mana data dapat diperoleh. 30

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

Skala Prokrastinasi Akademik. Ciri-Ciri Prokrastinasi Ferrari (dalam Ghufron 2014: ) menyatakan bahwa perilaku prokrastinasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu. menggunakan angka-angka untuk menyimpulkan hasil penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat di Jalan Balam No. 13 Sukajadi Pekanbaru. Wika Pekanbaru, data-data tersebut menyangkut : 1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

BAB III METODE PENELITIAN. (Suryabrata, 2004). Sedangkan menurut Winarsunu (2006), variabel diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sumbernya diamati dan dicatat pertama kalinya oleh peneliti. 1

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Hos Cokroaminoto Ruko Grogol C2, Pekalongan. Alasan dipilihnya toko

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan bagian metode penelitian yang terdiri atas metode penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel penelitian, pengembangan instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data penelitian, validitas dan reliabilitas serta pengolahan data. A. Desain Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk mengukur derajat hubungan antara tiga variabel yaitu prokrastinasi akademik, tingkat stres mahasiswa dan konsep diri mahasiswa; sehingga desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian korelasional. Variabel tingkat stres dan konsep diri termasuk ke dalam independen variabel atau variabel bebas dan perilaku prokrastinasi akademik termasuk ke dalam dependen variabel atau variabel terikat. Adapun skema model penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: X 1 Y X 2 Gambar 3. 1 Skema Desain Penelitian Keterangan : X 1 = Stres X 2 = Konsep Diri 45

46 Y = Prokrastinasi Akademik B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut dan dapat bersifat terbatas dan tidak terbatas (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Psikologi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang aktif sebagai mahasiswa. Populasi dalam penelitian, yaitu mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan rincian sebagai berikut : Tabel 3.1 Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung No Fakultas Populasi 1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 102 2 Fakultas Psikologi 82 3 Fakultas Dakwah dan Komunikasi 90 4 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 74 Jumlah 348 2. Sampel Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diteliti (Sugiyono, 2013). Sampel yang diambil dan diteliti dalam penelitian harus mewakili populasi untuk mendapatkan hasil informasi bahkan kesimpulan yang sesuai tentang objek penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu sampling insidental. Teknik pengambilan sampel secara insidental merupakan teknik penentu sampel secara kebetulan atau siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan

47 peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2013). Alasan pegambilan sampel kebetulan/insidental dikarenakan mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung sedang libur dari perkuliahan dan penelitian ini menggunakan sampel mahasiswa yang sedang mengikuti semester pendek (SP). Dengan menggunakan teknik kebetulan/insidental mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data dari setiap mahasiswa yang ditemui sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi. C. Definisi Operasional Variabel Penelitian Penelitian ini memiliki tiga variabel penelitian yaitu tingkat stres, konsep diri, dan perilaku prokrastinasi Penjelasan mengenai definisi konseptual dan operasional tiap variabel adalah sebagai berikut : 1. Variabel Prokrastinasi Akademik Fiore (2006, dalam Catrunada, 2008) menjelaskan secara etimologis prokrastinasi adalah suatu mekanisme untuk mengatasi kecemasan yang berhubungan dengan bagaimana cara memulai atau melengkapi suatu pekerjaan dan dalam hal membuat keputusan. Ferrari, dkk (1995), mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu dan dapat diukur dan diamati dari ciri-ciri tertentu : 1) Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi. Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapi harus segera diselesaikan dan berguna bagi akademiknya, akan tetapi dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau munundanunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika ia sudah mulai mengerjakan sebelumnya. 2) Keterlambatan dalam mengerjakan tugas akademik. Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi memperlakukan waktu yang lebih lama dari pada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas. Seorang prokrastinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang

48 tidak dibutuhkan dalam penyelesaian tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. 3) Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Seorang prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seseorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana-rencana yang telah dia tentukan sendiri. 4) Melakukan aktifitas lain yang lebih menyenangkan dari pada melakukan tugas yang harus dikerjakan. Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktifitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran, majalah, atau buku cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan-jalan, sehingga menyita waktu yang dimiliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikan. 2. Variabel Tingkat stres Menurut Santrock (2003) stres merupakan respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres (stressor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya (coping). Tingkat stres adalah dampak-dampak yang muncul dari respon individu berdasarkan kemampuan yang ada pada diri individu untuk menghadapi stressor yang mengacu pada skor alat ukur. Tingkat stres pada penelitian ini menggunakan indikator yang mengacu pada teori Sarafino (2008), yaitu : a. Aspek Biologis, ada beberapa gejala fisik yang dirasakan ketika seseorang sedang mengalami stres, diantaranya adalah sakit kepala yang berlebihan, tidur menjadi tidak nyenyak, gangguan pencernaan, hilangnya nafsu makan, gangguan kulit, dan produksi keringat yang berlebihan di seluruh tubuh. b. Aspek Psikologis, ada 3 gejala psikologis yang dirasakan ketika seseorang sedang mengalami stres. Ketika gejala tersebut adalah gejala kognisi, gejala emosi, dan gejala tingkah laku.

49 1) Gejala kognisi, gangguan daya ingat (menurunnya daya ingat, mudah lupa dengan suatu hal), perhatian dan konsentrasi yang berkurang sehingga seseorang tidak fokus dalam melakukan suatu hal, merupakan gejala-gejala yang muncul pada aspek gejala kognisi 2) Gejala emosi, mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala sesuatu, merasa sedih dan depresi merupakan gejala-gejala yang muncul pada aspek gejala emosi. 3) Gejala tingkah laku, tingkah laku negatif yang muncul ketika seseorang mengalami stres pada aspek gejala tingkah laku adalah mudah menyalahkan orang lain dan mencari kesalahan orang lain, suka melanggar norma karena dia tidak bisa mengontrol perbuatannya dan bersikap tak acuh pada lingkungan, dan suka melakukan penundaan pekerjaan. 3. Variabel Konsep Diri Konsep diri merupakan cara bagaimana seseorang bereaksi terhadap dirinya sendiri dan konsep diri ini mengandung pengertian tentang bagaimana orang berfikir tentang dirinya sendiri, bagaimana orang berusaha dengan berbagai cara untuk menyempurnakan dan mempertahankan diri (Suryabrata, 1995). Definisi operasional variabel konsep diri merujuk pada pendapat Mustikawati (2013), yaitu penilaian diri individu terhadap dirinya dan penilaian individu terhadap dirinya berdasarkan pandangan orang lain. Individu yang dimaksud adalah mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam aspek-aspek berikut : a. Konsep diri fisik (perceptual/physical self-concept), dengan indikator yaitu penilaian diri dan penilaian orang lain terhadap kondisi fisik : 1) Penilaian terhadap fisik; 2) Penilaian diri berdasarkan pendapat orang lain terhadap kondisi fisik; b. Konsep diri psikis (conceptual/psychological self-concept), dengan idikator, yaitu karakteristik : 1) Karakteristik yang khas; 2) Kemampuan diri di masa sekarang 3) Ketidakmampuan di masa sekarang

50 4) Kemampuan di masa depan 5) Ketidakmampuan di masa depan 6) Kualitas penyesuaian hidup c. Sikap (Attitudinal), dengan indikator, yaitu : 1) Perasaan tentang diri 2) Sikap seeorang terhadap keberadaan diri 3) Sikap terhadap keberhargaan 4) Sikap terhadap kebanggaan 5) Sikap terhadap kehinaan; D. Hipotesis Statistik Penelitian Teknik analisis statistik yang digunakan adalah statistik non-parametrik dengan menggunakan uji korelasi Multivariate. Adapun hipotesis statistiknya adalah: H 0 : r xy = 0 : Tidak terdapat hubungan antara prokrastinasi akademik dengan tingkat stres dan konsep diri mahasiswa. H 1 : r xy 0 : Terdapat hubungan antara prokrastinasi akademik dengan tingkat stres dan konsep diri mahasiswa. Kriteria uji signifikansi H 0 dilakukan dengan cara membandingkan nilai α dengan P value. H 0 ditolak jika P value < α dengan taraf signifikansi α = 0,05. E. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Jenis instrumen Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala model Likert dengan nama skala tingkat stres, skala konsep diri dan skala prokrastinasi akademik. 2. Pengembangan kisi-kisi instrumen a. Skala stres Skala stres ini merupakan kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan stres yang dialami mahasiswa berdasarkan gejala-gejala fisik dan psikologis akibat stres menurut Sarafino (2008). Dalam skala ini subjek diminta

51 untuk memilih salah satu dari lima kemungkinan jawaban (SS = sangat sesuai, S = sesuai, KS = kurang sesuai, TS = tidak sesuai, dan STS = sangat tidak sesuai) yang terdapat pada setiap item yang dirasakan paling sesuai dengan dirinya. Kisi-kisi mengenai alat ukur tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.2 Kisi-kisi Skala Tingkat Stres Dimensi Indikator Pertanyaan Total Sakit Kepala 2,10 2 Gangguan tidur 3,11 2 Aspek Fisik Gangguan Pencernaan 4,14 2 Gangguan makan 1,12 2 Ganguan kulit 22,27 2 Produksi keringat berlebih 5,25 2 Gejala Kognisi Gangguan daya ingat 16,18 2 Gangguan perhatian dan konsentrasi 8,13 2 Cemas 6,9 2 Gejala Emosi Kesedihan yang berlebihan 19,21 2 Marah 20,24 2 Kurang bersosialisasi 17,28 2 Gejala Tingkah Suka mencari kesalahan orang lain 15,23 2 Laku Perilaku negatif meningkat 7,26 2 Jumlah 28 Item-item dalam skala di atas mengukur tingkat stres, dimana setiap item memiliki aturan skoring sebagai berikut : Tabel 3.3 Ketentuan Skor item Skala Stres NO Alternatif Jawaban Skor 1 Sangat Sesuai (SS) 5 2 Sesuai (S) 4 3 Kurang Sesuai (KS) 3

52 4 Tidak Sesuai (TS) 2 5 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 b. Skala Konsep Diri Skala konsep diri ini, merupakan kuesioner yang berisi pernyataanpernyataan yang mengungkapkan konsep diri pada mahasiswa. Skala konsep diri ini, merujuk pada pendapat Mustikawati (2013). Dalam skala ini subjek diminta untuk memilih salah satu dari lima kemungkinan jawaban (SS = sangat sesuai, S = sesuai, KS = kurang sesuai, TS = tidak sesuai, dan STS = sangat tidak sesuai) yang terdapat pada setiap item yang dirasakan paling sesuai dengan dirinya. Kisi-kisi mengenai alat ukur tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.4 Kisi-kisi Skala Konsep Diri Aspek Indikator Pertanyaan Total Fisik Psikis Sikap Penilaian diri terhadap fisik 1,2,19 3 Penilaian diri berdasarkan pendapat orang lain terhadap kondisi fisik 3,21 2 Karakteristik diri yang khas 4,7,8 3 Kemampuan diri di masa sekarang 9,10,12 Ketidakmampuan diri di masa sekarang 13,14 Kemampuan diri di masa depan 18,29 Ketidakmampuan diri di masa depan 31 Kualitas penyesuaian hidup 11,22,23 3 Perasaan tentang diri 6,16,20 3 Sikap terhadap keberadaan diri 24,25,28 Sikap terhadap keberhargaan diri 5,17,30 3 2 2 1 3 3

53 Sikap terhadap kebanggan diri 26,32,33 3 Sikap terhadap kehinaan diri 15,27,34 3 Jumlah 34 Item-item dalam skala di atas mengukur konsep diri, dimana setiap item memiliki aturan skoring sebagai berikut : Tabel 3.5 Ketentuan Skor item Skala Konsep Diri NO Alternatif Jawaban Skor 1 Sangat Sesuai (SS) 1 2 Sesuai (S) 2 3 Kurang Sesuai (KS) 3 4 Tidak Sesuai (TS) 4 5 Sangat Tidak Sesuai (STS) 5 c. Prokrastinasi Akademik Skala prokrastinasi akademik ini, merupakan kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Skala prokrastinasi akademik ini, mengacu pada teori Ferrari (1995). Dalam skala ini subjek diminta untuk memilih salah satu dari lima kemungkinan jawaban (SS = sangat sesuai, S = sesuai, KS = kurang sesuai, TS = tidak sesuai, dan STS = sangat tidak sesuai) yang terdapat pada setiap item yang dirasakan paling sesuai dengan dirinya. Kisi-kisi mengenai alat ukur tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.6 Kisi-kisi Skala Prokrastinasi Akademik Aspek Indikator Pertanyaan Total Penundaan untuk 1. Menunda mengerjakan 1,3,23,32,33 5 memulai maupun tugas akademik menyelesaikan pekerjaan 2. Menunda belajar 4,20,25 3 pada tugas yang dihadapi menghadapi ujian

54 Aspek Indikator Pertanyaan Total Keterlambatan dalam mengerjakan tugas akademik Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan 1. Lambat mengerjakan tugas akademik 5,13,15,30 4 2. Tidak dapat mengefektifkan waktu 9,16,18,28,34 5 1. Tidak sanggup tepat waktu 2,6,8,12,21 5 2. Tidak memenuhi jadwal 17,24,22,29 4 1. Bermain 7,11,19,26 4 2. Mencari hiburan 10,14,27,31,25 5 Jumlah 35 Item-item dalam skala di atas mengukur perilaku prokrastinasi akademik, dimana setiap item memiliki aturan skoring sebagai berikut : Tabel 3.7 Ketentuan Skor item Skala Prokrastinasi Akademik NO Alternatif Jawaban Skor 1 Sangat Sesuai (SS) 5 2 Sesuai (S) 4 3 Kurang Sesuai (KS) 3 4 Tidak Sesuai (TS) 2 5 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 3. Validitas dan Relialibitas Alat Ukur 1. Uji Validitas Validitas dalam penelitian ini diperoleh dari hasil perhitungan korelasi antara skor masing-masing dimensi skala dengan skor total skala. Uji validitas bertujuan untuk menunjukkan tingkat validitas angket yang dipergunakan dalam penelitian. Arikunto (2002), menyatakan bahwa sebuah instrumen dinyatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel secara tepat.

55 Pengujian validitas instrumen tingkat stres, konsep diri dan prokrastinasi akademik adalah dengan menghitung koefisien korelasi skor setiap butir item dengan skor total, dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Hasil uji validitas dari skala tingkat stres, konsep diri dan prokrastinasi akademik adalah sebagai berikut: Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Skala Stres Item No item Jumlah Valid 1,2,3,4,5,6,7,9,11,12,14,15,17,19,20,21,22,24,25,25,27, 22 28,29,30,31,32,33,34,35 Tidak Valid 8,10,13,16,18,23 6 Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Skala Konsep Diri Item No item Jumlah Valid 1,2,3,5,6,7,8,9,10,12,14,15,16,17,18,19,20,21,22, 29 23,24,25,25,27,29,30,32,33,34,35 Tidak Valid 4,11,13,28,31 5 Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Skala Prokrastinasi Akademik Item No item Jumlah Valid 1,2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,15,21,22,23,24,25, 28 25,27,28,29,30,32,33,34,35 Tidak Valid 6,16,17,18,19,20,31 7 2. Reliabilitas Reliabilitas menurut Azwar (2003) merupakan sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Adapun prinsip umum dalam menginterpretasi koefisien reliabilitas, menggunaklan kualifikasi Guillford (1987), sebagai berikut Tabel 3.11 Klasifikasi Korelasi Guillford (1987) Koefisien korelasi Keterangan

56 0,00-0,19 Korelasi sangat rendah 0, 20-0,39 Korelasi rendah 0,40-0,59 Korelasi sedang 0,60-0,79 Korelasi tinggi 0,80-0,99 Korelasi sangat tinggi 1,00 Korelasi sempurna Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus Cronbach s Alpha dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Berdasarkan pengolahan statistik diperoleh reliabilitas dari variabel tingkat stres, konsep diri dan prokrastinasi akademik yaitu sebagai beriku : a. Reliabilitas skala tingkat stres yaitu 0,911 (reliabilitas sangat tinggi) 0,911 memiliki arti bahwa 91% variasi skor dapat menunjukkan perbedaan performa antara subjek yang memiliki karakter stabil dan subjek yang tidak stabil dan dapat diprediksikan bahwa 91% alat ukur ini dapat menghasilkan skor yang konsisten jika diujikan dalam kelompok yang memiliki karakteristik yang sama. 9% dari perbedaan skor yang diperoleh menunjukkan adanya variasi error atau kesalahan dalam pengukuran (dapat dilihat pada lampiran). b. Reliabilitas skala konsep diri yaitu 0,941 (reliabilitas sangat tinggi) 0,941 memiliki arti bahwa 94% variasi skor dapat menunjukkan perbedaan performa antara subjek yang memiliki karakter stabil dan subjek yang tidak stabil dan dapat diprediksikan bahwa 94% alat ukur ini dapat menghasilkan skor yang konsisten jika diujikan dalam kelompok yang memiliki karakteristik yang sama. 6% dari perbedaan skor yang diperoleh menunjukkan adanya variasi error atau kesalahan dalam pengukuran (dapat dilihat pada lampiran). c. Reliabilitas perilaku prokrastinasi akademik yaitu 0,925 (reliabilitas sangat tinggi) 0,925 memiliki arti bahwa 92% variasi skor dapat menunjukkan perbedaan performa antara subjek yang memiliki karakter stabil dan subjek yang tidak stabil dan dapat diprediksikan bahwa 92% alat ukur ini dapat menghasilkan skor yang konsisten jika diujikan dalam kelompok yang memiliki karakteristik yang sama. 8% dari perbedaan skor yang diperoleh

57 menunjukkan adanya variasi error atau kesalahan dalam pengukuran (dapat dilihat pada lampiran). 3. Interprestasi Skor Menurut Azwar (2003, hlm. 105) sebagai suatu hasil ukur berupa angka (kuantitatif), skor skala memerlukan suatu norma pembanding agar dapat diinterpretasikan secara kualitatif. Adapun kategorisasi yang digunakan oleh peneliti adalah kategori berdasar model distribusi normal hal ini didasari oleh suatu asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasi dan diasumsikan pula bahwa skor subjek dalam populasinya terdistribusi secara normal. Lebih spesifik lagi, kategorisasi yang dijadikan dasar interpretasi adalah kategori berdasarkan jenjang (ordinal). Kategorisasi ini menurut Azwar (2003, hlm. 106), bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur. Adapun tabel norma yang akan digunakan pada interpretasi ini adalah: Tabel 3.12 Norma Interpretasi Skor Z < 0 Z 0 Interpretasi Level tingkat stres/konsep diri/prokrastinasi akademik rendah Level tingkat stres/konsep diri/prokrastinasi akademik tinggi F. Prosedur Penelitian Prosedur penelitan ditempuh melalui empat tahapan yaitu: tahap persiapan, pelaksanaan, pengolahan data dan penyusunan laporan. Penjabaran dari tiga tahapan tersebut disajikan sebagai berikut: 1. Tahap persiapan a. Mencari fenomena dan permasalahan

58 b. Melakukan observasi langsung ke lapangan c. Melakukan wawancara dengan mahasiswa dan alumni d. Menentukan ruang lingkup permasalahan e. Melakukan studi kepustakaan untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai variabel-variabel penelitian. 2. Tahap pengambilan data a. Mempersiapkan tempat untuk pengambilan data b. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan c. Menghitung jumlah populasi d. Mempersiapkan kuesioner pada responden penelitian e. Memeriksa kelengkapan identitas dan jawaban dari responden penelitian 3. Tahap pengolahan data a. Melakukan skoring dan tabulasi data b. Menganalisis data yang diperoleh dan menganalisa hasil yang berdasarkan teori. 4. Tahap penulisan laporan a. Menyusun laporan mengenai seluruh hasil penelitian b. Melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan terhadap laporan hasil penelitian sebagai suatu bentuk penanggung jawaban dari penelitian yang dilakukan. G. Pengolahan Data Langkah-langkah pengolahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian, baik yang berkenaan dengan hubungan stres dengan perilaku prokrastinasi akademik, hubungan konsep diri dengan perilaku prokrastinasi akademik serta seberapa besar kontribusi stres dan konsep diri dengan perilaku prokrastinasi akademik. 1. Analisis Korelasi Sederhana

59 Analisis korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan dua variabel yaitu hubungan antara stres dengan perilaku prokrastinasi akademik dan konsep diri dengan perilaku prokrastinasi akademik. Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan uji statistik bivariate. Hal ini dikarenakan data yang diperoleh adalah data yang berskala ordinal, kemudian pengujian yang akan diteliti adalah pengujian korelasional antar dua variabel yaitu mengetahui hubungan antara variabel stres dengan perilaku prokrastinasi akademik serta hubungan antara konsep diri dengan perilaku prokrastinasi akademik dan teknik statistik berbentuk non parametrik. Teknik analisis data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 16.0 for windows. 2. Korelasi Parsial Korelasi parsial merupakan suatu metode pengukuran keeratan hubungan (korelasi) antara variabel bebas dan variabel terikat dengan mengontrol salah satu variabel bebas untuk melihat korelasi natural antara variabel yang tidak terkontrol. Analisis korelasi parsial (partial correlation) melibatkan dua variabel. Satu buah variabel yang dianggap berpengaruh akan dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol). 3. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen (X 1, X 2,...X n ) dengan variabel dependen Y, yaitu untuk melihat hubungan antara stres dan konsep diri dengan perilaku prokrastinasi akademik. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik multivariate. Hal ini dikarenakan data yang diperoleh adalah data yang berskala ordinal, kemudian pengujian yang akan diteliti adalah pengujian korelasional antar variabel, dan teknik statistik berbentuk non parametrik. Teknik analisis data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 16.0 for windows.

60