MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang yang berlokasi di kandang B dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan selama 89 hari dari tanggal 12 November 2010 09 Februari 2011. Materi Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor domba lokal betina dara lepas sapih dengan umur sekitar 2-3 bulan yang mempunyai rata-rata bobot badan 9,79+1,97 kg. Domba tersebut merupakan peranakan silang antara domba pejantan Garut dan domba Ekor Tipis dari Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J), Fakultas Peternakan IPB, Jawa Barat. Gambar 2.Ternak domba yang digunakan. Pakan dan Perlakuan Ransum yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas rumput lapang dan konsentrat yaitu jagung, onggok, bungkil kelapa, molases, CPO, CaCO 3, premix, urea, garam, dan DCP. Proporsi ransum komplit tersebut diberikan sebesar 5% dari bobot badan domba dalam bentuk BK. Rasio konsentrat:hijauan pada ransum yang diberikan menggunakan perbandingan 40:60 pada ransum P1 dan P2, 30:70 pada 18
ransum P3. Ransum dan air minum diberikan secara adlibitum. Adapun komposisi ransum dan kandungan zat makanannya terdapat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Komposisi Ransum Perlakuan. Bahan Perlakuan P1 P2 P3 ---------------------%-------------------- Rumput 40 40 30 Konsentrat 60 60 70 Jagung 11,0 7,4 32,0 Onggok 14,1 15,0 12,0 Bungkil Kelapa 31,1 31,0 21,0 CaCO 3 2,9 1,0 0,2 DCP 0,0 0,2 0,3 Garam 0,3 0,2 0,1 Premix 0,2 0,2 0,1 Urea 0,4 1,0 1,1 CPO 0,0 2,0 2,2 Molases 0,0 2,0 1,0 Total 100 100 100 Keterangan : P1 = Ransum TDN 65%, PK 14%. P2 = Ransum TDN 70%, PK 14%. P3 = Ransum TDN 75%, PK 14%.(Berdasarkan Perhitungan Formulasi Ransum) Perlakuan dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan kadar level energi (TDN) yang terkandung di dalam ransum. Ketiga jenis ransum tersebut diberikan kepada 3 kelompok domba yang berbeda dengan masing-masing 4 ulangan yang dicobakan pada 12 ekor domba betina. Tiga ransum tersebut yaitu: P1 = TDN 65% dan PK 14% P2 = TDN 70%dan PK 14% P3 = TDN 75%dan PK 14% 19
Tabel 2. Kandungan Zat Makanan Ransum Perlakuan (%BK). Zat Makanan Rumput Ransum P1 Ransum P2 Ransum P3 --------------------------------------%----------------------------------- Bahan Kering 19,01 89,37 88,62 88,37 Protein Kasar 11,84 16,43 22,06 18,25 Lemak Kasar 5,37 10,45 13,81 8,22 Serat Kasar 23,20 6,95 7,64 6,28 BETN 53,87 54,74 43,0 59,69 TDN * 56,2 74,0 79,46 81,48 Ca 0,32 1,95 1,21 0,8 P 0,05 0,16 0,07 0,15 Hasil Analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, dan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, IPB (2011). P1 = Ransum TDN 65%, PK 14%. P2 = Ransum TDN 70%, PK 14%. P3 = Ransum TDN 75%, PK 14%. BK = Bahan Kering, LK = Lemak Kasar, PK = Protein Kasar, SK = Serat Kasar. *Perhitungan Menurut Wardeh (1981) Kandang dan Peralatan Kandang yang digunakan adalah kandang panggung, yang didalamnya terdapat kandang individu berjumlah 24 buah. Penelitian ini menggunakan 12 buah kandang individu dengan luasan kandang berukuran 125x55 cm dan terbuat dari besi. Tempat pakan dan minum yang digunakan terbuat dari bahan plastik sebanyak 12 buah yang ditempatkan pada setiap kandang. Untuk penerangan digunakan lampu neon dengan jumlah sesuai kebutuhan. Penimbangan pakan dan sisa pakan digunakan timbangan elektrik merk Weston kapasitas 5 kg kepekaan 1 g, dan penimbangan untuk domba digunakan timbangan gantung merk Victoria kapasitas 50 kg dengan kepekaan 0,1 kg. Metode Prosedur Pemeliharaan Pemeliharaan domba dilakukan selama 89 hari dalam kandang individu. Sebelum dilakukan penelitian, domba ditimbang bobot badannya terlebih dahulu. Penimbangan domba berikutnya dilakukan setiap 2 minggu sekali untuk mengetahui perubahan bobot badannya. Penimbangan dilakukan sebanyak 6 kali sejak dimulainya penelitian (12 November 2011) sampai 9 Februari 2012. Jumlah sisa 20
ransum perlakuan didapat dari ransum yang tersisa di tempat pakan dan yang tercecer di kandang. Tahap pemeliharaan meliputi pemberian ransum sesuai masingmasing perlakuan pada pukul 08.00 WIB dan 15.00 WIB untuk pemberian pakan konsentrat, pukul 09.00 WIB dan 16.00 WIB untuk rumput lapang. Gambar 3. Kandang Yang Digunakan Selama Penelitian. Gambar 4. Pemberian Ransum Hijauan dan Konsentrat Selama Perlakuan. Analisis Proksimat Ransum Perlakuan dan Perhitungan TDN Sampel ransum yang terdiri dari rumput dan konsentrat masing-masing perlakuan kemudian dilakukan analisis proksimat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan dan Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, IPB untuk mengetahui kandungan zat makanan dalam ransum. Kandungan zat makanan dalam ransum yang dianalisis adalah kadar bahan kering (BK), protein kasar (PK), lemak kasar (LK), dan serat kasar (SK) seperti yang telah dilampirkan pada Tabel 2. 21
Untuk kandungan TDN dalam ransum, nilainya diketahui dengan perhitungan matematis menurut petunjuk Wardeh (1981) berdasarkan hasil analisis proksimat bahan pakan. Kandungan TDN dalam ransum dihitung menggunakan rumus : % TDN Rumput = 1,6899 + (1,3844 x %PK) (0,8279 x %LK) + (0,3673 x %SK) + (0,7526 x %BETN) % TDN Bahan Pakan = 2,6407 + ( 0,6964 x %PK) + (1,2159 x %LK) ( 0,1043 Konsentrat x %SK) + (0,9194 x %BETN) Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Model matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Y ij = μ + τ i + ε ij Keterangan : Y ij = Respon ransum ke-i dan ulangan ke-j μ = Rataan umum τ i = Efek pemberian ransum ke-i (1, 2, 3) ε ij = Galat ransum ke-i dan ulangan ke-j (1, 2, 3, 4) perlakuan Peubah yang Diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini, yaitu: 1. Konsumsi BK Ransum (g/ekor/hari) Konsumsi BK ransum dihitung dari selisih pemberian rumput dan konsentrat dikurangi sisa pakan yang tidak dimakan. Jumlah konsumsi BK dihitung berdasarkan: Konsumsi BK (g) = Konsumsi ransum segar (g) x Kadar BK dalam ransum (%) Konsumsi bahan kering ransum dihitung sejak dimulainya pemeliharan sampai dengan akhir penelitian, yaitu hari ke 89. 2. Konsumsi Zat Makanan dalam Ransum (g/ekor/hari) Konsumsi zat makanan ransum (PK, LK, SK, Ca, dan P) dihitung berdasarkan: KZM = % ZM x KBK 22
KZM = Konsumsi zat makanan (PK/LK/SK/TDN/Ca/P) (g) %ZM = Kandungan zat makanan dalam BK ransum (%) KBK = Konsumsi BK ransum (g) 3. Performa bakalan induk domba Performa bakalan induk domba mencakup bobot badan, perubahan bobot badan, dan efisiensi ransum yang dikonsumsi dan income over feed cost (IOFC). Bobot badan awal dan akhir domba didapat dari penimbangan selama pemeliharaan. Pertambahan bobot badan diperoleh dari bobot badan akhir pemeliharaan dikurangi bobot badan awal domba. Pertambahan bobot badandihitung berdasarkan: PBB = BTi BTo PBB = Pertambahan Bobot Badan (kg) BTi = Bobot Badan Akhir (kg) BTo = Bobot Badan Awal (kg) Untuk efisiensi penggunaan ransum diperoleh dari perbandingan jumlah pertambahan bobot badan masing-masing perlakuan dengan ransum yang dikonsumsi. Nilai efisiensi penggunaan ransum dihitung berdasarkan: ER= PBB KBK ER = Efisiensi penggunaan ransum PBB = Pertambahan bobot badan (g) KBK = Konsumsi bahan kering (g) Nilai IOFC diperoleh dari selisih biaya pakan dengan harga jual domba. Nilai IOFC penggunaan ransum dihitung berdasarkan: IOFC= BP HJ IOFC = Income Over Feed Cost (Rp./kg) BP = Biaya pakan (Rp./kg) HJ = Harga jual (Rp./kg) 23
Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Jika terdapat perbedaan yang signifikan terhadap masing-masing peubah, dilanjutkan dengan uji Kontras Orthogonal (Steel dan Torrie, 1993). 24