BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabelnya dapat diidentifikasi dan diukur dengan alat-alat yang objektif.

BAB 3 METODA PENELITIAN. industri penghasil bahan baku sektor pertambangan yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tempat penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel bebas net profit margin, return on asset,

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Data yang diperlukan dalam penulisan Skripsi yang berjudul Analisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODE PENELITIAN. acuan dan pedoman untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan.

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengguji hipotesis sehingga termasuk dalam

BAB III METODI PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Bali pada tahun

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Juli Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu tahun Subyek pada penelitian ini adalah laporan keuangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat (listing) di

BAB IV METODE PENELITIAN. yang bertujuan sebagai ilmu terapan. Sedangkan menurut tingkat eksplanatorinya

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia yang diambil dari website Data diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini tipe penelitian yang digunakan bersifat explanatory

audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Daftar Efek Syariah

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Milik

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu dengan objek penelitian yang difokuskan pada Perusahaan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah semua perusahaan BUMN Go Public yang tercatat di

BAB 3 METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan tahun 2010-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini menguji pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. September 2016 sampai dengan Februari pendukung yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian.

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. dan price earning ratio sebagai variabel dependen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi. manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

BAB IV METODE PENELITIAN. karena menggunakan data kuantitatif dengan pendekatan statistik

BAB III. Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini adalah pada bulan Maret 2015 bulan Desember 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI. yang diteliti, maka dapat dikategorikan sebagai Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan

BAB III METODE PENELITIAN. yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Dan Ruang Lingkup Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode waktu dalam penelitian ini adalah lima tahun yaitu dari tahun 2012-2016. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi dengan rasio keuangan dari laporan keuangan tahunan perusahaan makanan dan minuman periode 2012-2016. Rasio keuangan dalam penelitian ini yaitu current ratio, debt to asset ratio dan return on assets. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif yang menekankan pada rumusan masalah asosiatif dengan hubungan kausal. Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2017:11). 47

48 Menurut Sugiyono (2017:61) rumusan masalah asosiatif yaitu, suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan kausal yaitu, hubungan yang bersifat sebab akibat, jadi disini ada variabel bebas (variabel yang mempengaruhi) dan variabel terikat (variabel yang dipengaruhi). C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek itu (Sugiyono, 2017:119). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 18 perusahaan. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel yang digunakan

49 adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2017:120-126). Kriteria pemilihan sampel perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016 berdasarkan purposive sampling adalah : a. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2012-2016. b. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan tahunan secara lengkap selama periode penelitian (2012-2016) dan ketersediaan data terkait variabel-variabel dalam penelitian ini. c. Perusahaan tersebut memiliki laba yang positif selama periode 2012-2016 dan menyajikannya dalam bentuk mata uang rupiah. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016 yang dapat dijadikan sampel penelitian sebanyak 12 perusahaan dari jumlah populasi sebanyak 18 perusahaan. Hasil pemilihan sampel dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel III.1 Hasil Pemilihan Sampel No. Keterangan Jumlah 1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 18 2. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diluar tahun penelitian yaitu (4) tahun 2017. 3. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu 14 tahun 2012-2016. 5. Perusahaan yang tidak memiliki laba positif selama periode 2012-2016. (2) Laporan keuangan tahunan perusahaan yang sesuai 6. 12 dengan kriteria penelitian. Sumber : Data diolah peneliti (2018)

50 D. Jenis Dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dengan menggunakan sumber data sekunder, dalam bentuk laporan tahunan dan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2016. Sumber data diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017:64). Penelitian ini mempunyai empat variabel yaitu current ratio (X1), debt to asset ratio (X2), return on assets (X3) dan pertumbuhan laba (Y). Berikut ini adalah penjelasan secara singkat dari setiap variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini : 1. Variabel Terikat Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017:64). Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba.

51 a. Definisi Konseptual Menurut Simorangkir (2015:238) pertumbuhan laba adalah perubahan persentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. Adanya pertumbuhan laba dalam suatu perusahaan juga dapat menunjukan bahwa pihak-pihak manajemen telah berhasil dalam mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien. b. Definisi Operasional Laba yang digunakan untuk perhitungan adalah laba bersih setelah pajak. Menurut Harahap (2013:301) rumus pertumbuhan laba yaitu : Y = Keterangan : Y = Pertumbuhan laba Yt Y t Y t-1 Y t-1 = Laba bersih setelah pajak periode tertentu X 100 Yt-1 = Laba bersih setelah pajak periode sebelumnya 2. Variabel Bebas Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus dan prediktor. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2017:64). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu :

52 a. Current Ratio 1) Definisi Konseptual Current ratio merupakan perhitungan yang mempertimbangkan hubungan relatif antara aktiva lancar dengan utang lancar untuk masing-masing perusahaan (Harahap, 2013:245). 2) Definisi Operasional Menurut Harahap (dalam Umam dan Herry, 2017:53) current ratio dapat diukur dengan rumus : Current Ratio = Current Assets Current Liabilities X 100 b. Debt To Asset Ratio 1) Definisi Konseptual Debt to asset ratio mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai aktiva perusahaan (Sudana, 2011:20). 2) Definisi Operasional Menurut Kasmir (2016:156) rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut : Debt To Asset Ratio = Total Debt Total Assets X 100 c. Return On Assets 1) Definisi Konseptual Return on assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak (Sudana, 2011:22).

53 2) Definisi Operasional Menurut Sudana (2011:22) ROA dihitung dengan rumus : ROA = Earning After Taxes Total Assets X 100 Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini : Tabel III.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Konsep Rumus Current Ratio Debt To Asset Ratio Return On Assets Pertumbuhan Laba Rasio ini mempertimbangkan hubungan relatif antara aktiva lancar dengan utang lancar untuk masingmasing perusahaan Rasio ini mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai aktiva perusahaan. ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Pertumbuhan laba adalah perubahan persentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. CR = DAR = ROA = YY = Sumber : Data diolah peneliti (Dari berbagai sumber, 2018) Current Assets Current Liabilities Total Debt Total Assets X 100 Earning After Taxes Total Assets Y t Y t-1 Y t-1 X 100 X 100 X 100 F. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah sumber data terkumpul. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program aplikasi Eviews 9.

54 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Statistik deskriptif dapat dilakukan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel dan populasi. Penyajian data dalam statistik deskriptif melalui perhitungan mean, maksimum, minimum dan standar deviasi (Sugiyono, 2017:200). 2. Analisis Data a. Analisis Data Panel Analisis data dalam penelitian ini menggunakan data panel. Menurut Ghozali dan Dwi (2013:231) data panel merupakan gabungan dari data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section). Kemudian pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan model regresi data panel. 1) Metode Estimasi Model Regresi Data Panel Menurut Ghozali dan Dwi (2013:252) ada tiga pendekatan dalam metode estimasi model regresi data panel, yaitu : a) Pendekatan Regresi Biasa (Common Effect Model) Pendekatan ini adalah pendekatan yang paling sederhana dalam pengolahan data panel karena hanya mengkombinasikan data time series dan data cross section. Pada model ini

55 pendekatannya mengabaikan dimensi waktu dan ruang yang dimiliki oleh data panel. Metode ini bisa menggunakan pendekatan Ordinary Least Square atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data panel (Ghozali dan Dwi, 2013:252). b) Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect Model) Model ini mengasumsikan bahwa intersep dari setiap perusahaan memiliki kemungkinan berbeda. Perbedaaan ini dapat disebabkan oleh karakteristik khusus dari masing-masing perusahaan, misalnya gaya manajerial atau filosofi manajerial. Model ini menunjukkan meskipun intersep bervariasi antarindividu, setiap intersep individu tersebut tidak bervariasi sepanjang waktu (time invariant). Dalam model ini diasumsikan bahwa koefisien slope dari regresor tidak bervariasi antarindividu maupun antarwaktu (Ghozali, 2013:261) c) Pendekatan Efek Random (Random Effect Model) Efek random digunakan untuk mengatasi kelemahan metode efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami ketidakpastian. Metode efek random menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan antarwaktu dan antarobjek. Pendekatan ini berasal dari pengertian bahwa variabel gangguan (error/residual) terdiri

56 dari dua komponen, yaitu variabel gangguan secara menyeluruh dimana terdiri dari kombinasi time series dan cross section serta gangguan secara individu (Ghozali dan Dwi, 2013:285). 2) Pemilihan Model Estimasi Untuk memilih model yang paling tepat dalam mengelola data panel. Terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan, yaitu : a) Uji Chow Menurut Ghozali dan Dwi (2013:269) uji chow digunakan untuk menentukan model common effect atau fixed effect yang paling tepat untuk digunakan dalam mengestimasi data panel. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa berikut : Ho : Common Effect Model Ha : Fixed Effect Model b) Uji Hausman Menurut Ghozali dan Dwi (2013:289) uji hausman digunakan untuk memilih pendekatan model mana yang sesuai dengan data sebenarnya, dimana bentuk pendekatan yang akan dibandingkan dalam pengujian ini adalah antara fixed effect dan random effect. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai berikut : Ho : Random Effect Model Ha : Fixed Effect Model

57 c) Uji Lagrange Multiplier Menurut Basuki (2016:277) uji LM merupakan pengujian statistik dengan menggunakan nilai chi square untuk mengetahui apakah random effect model lebih baik dari pada common effect model. Hipotesis yang dibentuk dalam LM test adalah sebagai berikut : Ho : Common Effect Model Ha : Random Effect Model b. Analisis Regresi Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Menurut Nazir (2014:410) analisis regresi berganda adalah suatu hubungan fungsional antara satu variabel terikat dengan lebih dari satu variabel bebas yang ingin diestimasikan. Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : Y = β0 + β1x1 + β2x2 + β3x3 + e Keterangan : Y : Variabel terikat (pertumbuhan laba) β0 : Konstanta (intercept) β1, β2, β3, : Koefisien regresi X1 : Current ratio X2 : Debt to asset ratio X3 : Return on assets e : Standar error (variabel penggangu) 3. Pengujian Asumsi Klasik

58 Analisis regresi memerlukan dipenuhinya berbagai asumsi agar model dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik. Namun, tidak jarang peneliti menghadapi masalah dalam modelnya. Berbagai masalah yang sering dijumpai dalam analisis regresi dan korelasi adalah multikolinearitas, heterokedastisitas, autokorelasi dan normalitas (Winarno, 2015:5.1). a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antarvariabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi hubungan yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas. Jika antar variabel bebas terjadi multikolinearitas sempurna, maka koefisien regresi variabel bebas tidak dapat ditentukan dan nilai standard error menjadi tak terhingga. Jika multikolinearitas antar variabel bebas tidak sempurna tetapi tinggi, maka koefisien regresi variable bebas dapat ditentukan, tetapi memiliki nilai standard error tinggi yang berarti nilai koefisien regresi tidak dapat diestimasi dengan tepat (Ghozali dan Dwi, 2013: 77). Menurut Ghozali dan Dwi (2013:79) kondisi terjadinya multikolinearitas yang tinggi antar variabel bebas dapat ditunjukkan dengan beberapa cara dibawah ini : 1. Nilai R 2 tinggi, tetapi hanya sedikit (bahkan tidak ada) variabel bebas yang signifikan.

59 2. Dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel bebas. Apabila koefisiennya rendah (< 0,80), maka tidak terdapat multikolinearitas. 3. Dengan melakukan auxilary regression. Multikolinearitas timbul karena satu atau lebih variabel bebas berkorelasi secara linier dengan variabel bebas lainnya. Salah satu cara menentukan variabel bebas mana yang berhubungan dengan variabel bebas lainnya adalah dengan meregres setiap variabel bebas terhadap variabel bebas sisanya dan menghitung nilai R 2. 4. Variance Inflation Factor (VIF) ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai cutoff yang umum digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi dan apabila nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikoliniertas antar variabel bebas dalam model regresi. Dalam penelitian ini, uji multikolinearitas dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel bebas. Apabila koefisiennya rendah (< 0,80), maka tidak terdapat multikolinearitas. b. Uji Heterokedastisitas

60 Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heterokedastisitas. Masalah heterokedastisitas umumnya terjadi pada data silang (cross section) dibanding data runtut waktu (time series). Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dengan uji statistik white. Keputusan terjadi atau tidaknya heterokedastisitas pada model regresi adalah dengan melihat nilai probabilitas Chi-square dari Obs*R-squared. Apabila nilai probabilitas Chi-square dari Obs*R-squared lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 (5%) maka artinya tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan apabila nilai probabilitas Chi-square dari Obs*R-squared lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 (5%) berarti terjadi heteroskedastisitas (Ghozali dan Dwi, 2013:106). c. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali dan Dwi (2013:137) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antarkesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

61 Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan menggunakan uji lagrange multiplier. Jika nilai probabilitas Chi-square dari Obs*R-squared lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 (5%) maka tidak terjadi autokorelasi, sedangkan apabila nilai probabilitas Chi-square dari Obs*R-squared lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 (5%) berarti terjadi autokorelasi (Ghozali dan Dwi, 2013:144). d. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali dan Dwi, 2013:165). Uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan melihat nilai Jarque-Bare (J-B) dan juga nilai probabilitasnya. Uji JB didistribusi dengan X 2 dengan derajat bebas (degree of freedom) sebesar 2. Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika nilai J-B < 2 dan nilai probability > 0,05 (5%) maka data terdistribusi normal, jika nilai J-B > 2 dan nilai probability < 0,05 (5%) maka data tidak terdistribusi normal (Ghozali dan Dwi, 2013:168). 4. Uji Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Sedangkan secara statistik hipotesis diartikan sebagai penyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan

62 data yang diperoleh dari sampel penelitian (Sugiyono, 2017:213). Dalam penelitian ini bentuk pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji dua pihak (two tail test). Adapun untuk menguji signifikan tidaknya dari setiap hipotesis digunakan uji signifikan parameter individual (uji statistik t). Uji statistik t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh satu variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel bebas lainnya konstan. (Ghozali dan Dwi, 2013:62). Uji statistik t dalam penelitian ini menggunakan probabilitas signifikansi 0,05 (α = 5%). Hipotesis asosiatif : Ho : variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Ha : variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut : Ho diterima jika probabilitas signifikansi > 0,05. Ha diterima jika probabilitas signifikansi < 0,05. 5. Koefisien Determinasi Menurut Ghozali dan Dwi (2013:59) koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat.

63 Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross-section) relatif lebih rendah karena adanya variasi yang besar antara masingmasing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas, maka nilai R 2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpegaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Menggunakan nilai adjusted R 2 lebih baik pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R 2, nilai adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel bebas ditambahkan ke dalam model regresi.