III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2018 sampai November 2018

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial terdiri dari 2 faktor dengan 3

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang, Laboratorium Bioteknologi Universitas

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur pelaksanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap preparasi dan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Kimia Universitas

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III BAHAN DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

I. METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

METODE. Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

2. MATERI DAN METODA Pelaksanaan Penelitian Materi Bahan Alat Metoda Penelitian Pendahuluan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

III. METODE PENELITIAN. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016-Januari 2017.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah rumput laut

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen di bidang Ilmu Teknologi pangan.

METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Produksi Kelanting MT,

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODA PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2015 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2018 sampai November 2018 di Laboratarium Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat yang digunakan pada penelitian kali ini adalah yaitu timbangan analitik merk Pioner ohaus, baskom, gunting, spatula, thermometer, blender merk Miyako, kain saring, cabinet dryer, gelas ukur, baker glass, saringan, loyang, cawan petri, waterbath merk Digital Termostal, texture analyzer EZ Test tipe EZ-SX merk Shimadzu, oven merk WTC Binder 7200 tipe E53 no. 89749, handrefractometer, colour reader CR-10 merk Konica Minolta, mortal-martil dan pipet tetes. 3.2.2 Bahan Bahan baku utama adalah rumput laut kering jenis Euchema cottonii berbentuk silinder bercabang yang dipanen dari Kabupaten Sumenep, Madura, umur panen 45 hari. Bahan yang digunakan untuk ekstraksi karagenan adalah air kelapa hijau tua dari Pasar Singosari, Isopropanol teknis 80%, dan aquades. Bahan untuk selai lembaran labu kuning adalah labu kuning, karagenan hasil ekstraksi, asam sitrat, gula, maizena, gula pasir, asam sitrat, air dan margarin. 3.3 Metode Penelitian Penelitian Tahap I Penelitian tahap ini meliputi proses ekstraksi karagenan dengan rumput laut menggunakan rancangan acak kelompok yang disusun secara faktorial, terdiri atas 21

22 dua faktor. Faktor pertama adalah variasi rasio rumput laut:air kelapa, sedangkan faktor kedua adalah lama waktu ekstraksi. Level I: Rasio rumput laut (gr):air kelapa (ml) (L) L1: 1:10 L2: 1:15 L3: 1:20 Level 2: Lama Waktu Ekstraksi (menit) (T) T1: 60 menit T2: 90 menit T3: 120 menit Tabel 1. Matriks Kombinasi Perlakuan L/T T1 T2 T3 L1 L1T1 L1T2 L1T3 L2 L2T1 L2T2 L2T3 L3 L3T1 L3T2 L3T3 L1T1: rasio rumput laut:air kelapa (1:10) dan lama waktu ekstraksi 60 menit L2T1: rasio rumput laut:air kelapa (1:15) dan lama waktu ekstraksi 60 menit L3T1: rasio rumput laut:air kelapa (1:20) dan lama waktu ekstraksi 60 menit L1T2: rasio rumput laut:air kelapa (1:10) dan lama waktu ekstraksi 90 menit L2T2: rasio rumput laut:air kelapa (1:15) dan lama waktu ekstraksi 90 menit L3T2: rasio rumput laut:air kelapa (1:20) dan lama waktu ekstraksi 90 menit L1T3: rasio rumput laut:air kelapa (1:10) dan lama waktu ekstraksi 120 menit L2T3: rasio rumput laut:air kelapa (1:15) dan lama waktu ekstraksi 120 menit L3T3: rasio rumput laut:air kelapa (1:20) dan lama waktu ekstraksi 120 menit

23 Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga total percobaan yang akan dilakukan sebanyak 27. Parameter yang akan diamati pada karagenan hasil ekstraksi rumput laut Eucheuma catonii adalah rendemen, kekuatan gel, viskositas, kadar abu dan kadar air. Kemudian dilakukan penentuan perlakuan terbaik berdasarkan metode modus, yakni sampel yang sering muncul dalam parameter. Peneitian Tahap II Penelitian tahap dua merupakan proses aplikasi karagenan pada selai lembaran labu kuning. Karagenan yang diaplikasikan yaitu perlakuan terbaik karagenan hasil ekstraksi yang nantinya akan di bandingkan dengan selai lembaran dengan karagenan komersil. Selanjutnya pada selai lembaran akan dilakukan pengamatan terhadap kekuatan gel, kadar air, warna, serta uji organoleptik meliputi kenampakan, rasa, tekstur, dan kesukaan. Kemudian uji kesukaan berdasarkan hasil penilaian panelis. 3.4 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu ekstraksi karagenan dari rumput laut jenis Euchema Cottonii, tahap kedua yakni proses pembuatan selai lembaran dengan penambahan gelling agent sesuai perlakuan dengan berbagai konsentrasi. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian kualitas yang terdapat pada selai lembar buah labu kuning.

24 3.4.1 Ekstraksi Karagenan Bahan baku disiapkan dengan menggunakan metode Distantina dkk. (2012) yang telah dimodifikasi. 1. Rumput laut Eucheuma cottonii dikeringkan dengan panas matahari sampai kadar air rumput laut konstan. 2. Rumput laut dipotong kecil-kecil dengan ukuran ±1 cm menggunakan gunting. 3. Potongan rumput laut ditimbang 20 gram dan direndam dalam akuades 1 : 30 (gram/ml) selama 15 menit. 4. Setelah mengembang, rumput laut disaring dengan kain saring dan siap untuk digunakan. 5. Rumput laut basah dimasukkan dalam erlenmeyer yang berisi pelarut air kelapa. Rumput laut diekstraksi dengan cara dipanaskan dalam waterbath pada suhu 90 o C selama waktu perlakuan (60 menit, 90 menit dan 120 menit). 6. Setelah itu, sampel disaring menggunakan kain saring ditampung dalam erlenmeyer berisi isopropanol teknis dengan perbandingan rumput laut dan isopropanol (1:2). 7. Pengendapan dengan isopropanol dilakukan selama 30 menit. 8. Sampel diletakkan dalam loyang dan dikeringkan menggunakan kabinet pada suhu 60 o C selama 24 jam sampai diperoleh karagenan murni kering. 3.4.2 Pembuatan Bubur Labu Kuning Pembuatan bubur labu kuning mengacu pada Andriani (2008) dengan sedikit modifikasi dengan penambahan air. Persiapan dilakukan dengan memilih

25 labu kuning dengan kualitas yang baik (warna kulit kuning kehijauan). Labu kuning dipotong-potong, dipisahkan jonjot dan biji, kemudian dikupas kulitnya, dicuci, dan dikukus selama 15 menit. Daging labu kuning kemudian dihancurkan dengan menggunakan blender. Saat penghancuran ditambahakan air dengan rasio buah dan air 1:1. Penghancuran dilakukan sampai didapat bubur labu kuning yang halus. 3.4.3 Pembuatan Selai Lembaran Proses pembuatan selai lembaran mengacu pada Ramadhan (2011). Pembuatan selai lembaran diawali dengan pencampuran bubur labu kuning dengan asam sitrat 0,1 g dan gula 20 g, dimasak dengan suhu 90 o C selama 5 menit. Selanjutnya ditambahkan maizena 2,1 g dan karagenan sesuai dengan perlakuan dimasak selama 10 menit dengan suhu 90 o C. Kemudian adonan dicetak didalam loyang yang telah diolesi margarin 1 g dan didinginkan selama 1 jam, setelah itu dimasukkkan kedalam oven selama 6 jam dengan suhu 60 o C. Kemudian dipotong dengan ukuran 8,5 x 8,5 cm dan ketebalan 0,5 cm sehingga didapat selai lembaran.

26 Rumput Laut Perendaman, t = 48 jam (Perganitan air @ t=4 jam) Pengeringan Matahari (t=+ 6 jam) Pemotongan (p=+ 1 cm) Rumput Laut (g): Aquades (ml) 1:30 Penimbangan (@ 20 g) Perendaman (t=+ 15 menit) Rumput Laut Basah Gambar 1. Diagram Alir Persiapan Rumput Laut (Distantina, 2012) yang telah dimodifikasi

27 Rumput Laut Basah Air Kelapa (ml)(1:10,1:15,1:20) Ekstraksi T=90 o C, lama waktu ( 60 menit, 90 menit, 120 menit) Penyaringan Ampas Filtrat Isopropanol (ml) 1:2 Pengendapan (t=30 menit) Penyaringan Ampas Filtrat Pencucian dengan aquades Pengeringan (oven T=60 o C dan t= 24 jam) Karagenan Analisa 1. Rendemen 2. Kadar air 3. Kadar abu 4. Viskositas 5. Kekuatan Gel Gambar 2. Diagram Alir Ekstraksi Rumput Laut (Distantina, 2012) yang telah dimodifikasi

28 Labu Kuning Pemotongan labu kuning menggunakan pisau Pemisahan jonjot dan biji Jonjot dan Biji Labu kuning tanpa biji Pengupasan labu kuning Kulit Daging buah Labu kuning Pencucian dan pengukusan (t=15 menit) Penghancuran dengan blender dengan rasio air:buah (1:1) Bubur Labu Kuning Gambar 3. Pembuatan Bubur Labu Kuning (Andriyani,2008)

29 Asam sitrat 1 g+gula 20 g Bubur labu kuning 100 g Pemasakan, T=90 o C, t=5 menit Penambahan maizena 2,1 g, karagenan L3T3 Pemasakan t=10 menit, T=90 o C Pencetakan dalam loyang (16 cm x 16 cm) yang telah dioles margarin Pendinginan 1 jam Pemotongan (8,5 cm x 8,5 cm, tebal 0,5 cm) Selai Lembaran Analisa 1. Kekuatan Gel 2. Kadar air 3. TPT 4. Warna 5. Uji Organoleptik Gambar 4. Diagram Alir Pembuatan Selai Lembaran Labu Kuning (Utari,2016).

30 3.5 Parameter Penelitian Analisa yang dilakukan pada penelitian ekstraksi karagenan meliputi analisa rendemen, kekuatan gel, viskositas, kadar air dan kadar abu. Sedangkan analisa pada pembuatan selai lembaran labu kuning mencakup kekuatan gel, kadar air, total padatan terlarut, warna dan uji organoleptik (kekenyalan, kenampakan dan rasa). 3.5.1 Analisa Rendemen (AOAC,2005) Rendemen karagenan merupakan rasio bobot karagenan murni kering terhadap bobot rumput laut kering. Perhitungan rendemen adalah sebagai berikut: Rendemen (%) = Berat karagenan kering x 100% Berat rumput laut kering 3.5.2 Kekuatan Gel Kekuatan gel menjadi parameter utama dari kualitas karagenan yang dihasilkan. Kekuatan gel sangat dipengaruhi oleh perlakuan yang dilakukan sebelum dan selama proses ekstraksi serta dipengaruhi oleh jenis rumput laut yang diekstraksi. Dalam prakteknya gel strenght sangat penting untuk menentukan tingkat penerimaan konsumen terlalu rendah atau terlalu keras. Berikut cara mengukur gell strenght agar dengan Nikansui Texture Analyzer: a. Sampel ditimbang sebanyak 1,5 g b. Aquades ditambahkan kurang lebih 65 ml c. Sampel dimasukkan dalam panci d. Sampel disimpan pada lemari pendingin dengan suhu 20 C selama minimal 10 jam e. Sampel dikelarkan dari lemari pendingin f. Sampel diletakkan pada jarum penusuk atau penekan.

31 g. Setting mengenai kedalaman tusukan. h. Tanda pengukuran ditekan, kemudian alat jarum menusuk kedalam sampel 3.5.3 Viskositas dan terbaca kedalam komponen. a. Sampel ditimbang sebanyak 1,5 g b. Aquades ditambahkan kurang lebih 65 ml c. Panci berisi sampel dipanaskan hingga suhu 75 o C d. Viscometer dipasang dengan menyesuaikan mata ikan berada di tengah e. Spindle no.2 dipilih dan dipasang pada viscometer f. Viscometer diatur hingga spindle tercelup dalam panic berisi sampel g. Tombol on/off ditekan untuk memulai proses pengukuran viskositas h. Tombol motor on/off ditekan untuk menghentikan proses pengukuran viskositas 3.5.4 Analisa Kadar Air (Soedarmadji dkk., 2007) a. Sampel ditimbang 1-2 gram dalam cawan porselen yang sudah diketahui bobotnya. b. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105 o C selam 3-5 jam. c. Sampel didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang, panaskan dalam oven lagi selama 2 jam dan didinginkan lagi dalam desikator lalu ditimbang (Perlakuan ini diulangi sampai taercapai berat konstan yakni selisih penimbangan berturut-turut kurang dari 0,02 gram). d. Kadar air dihitung dengan rumus : i. Kadar air (%) = (berat bahan + cawan) berat akhir x 100% berat bahan

32 3.5.5 Analisa Kadar Abu (AOAC, 2005) a. Cawan porselen dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 1 jam. b. Cawan porselen didinginkan selama 15 menit dalam desikator, dan ditimbang. c. Sampel dimasukkan 1,5-2 gram, kemudian dimasukkan ke dalam tanur yang suhunya 600 o C selama 3 jam. d. Cawan didinginkan di luar tanur sampai suhu ±120 o C, dimasukkan dalam desikator. e. Cawan dan abu ditimbang sehingga didapat berat konstan. f. Kadar abu dihitung dengan rumus: g. Kadar Abu (%) = Berat akhir x 100% Berat sampel 3.5.6 Total Padatan Terlarut Analisa total padatan terlarut dilakukan dengan menghaluskan sampel terlebih dahulu sebanyak 1 gr kemudian dilarutkan dengan akuades sebanyak 10 ml. Kemudian ambil 1 ml sampel dengan pipet tetes dan letakkan pada alat hand refractometer. Lihat hasil analisa skala total padatan terlarut. 3.5.7 Analisa Warna (Asyikeen dkk., 2012) Analisa warna dilakukan dengan menempelkan sampel pada sensor colur reader dan menekan tombol pada alat tersebut kemudian melihat hasil Analisa warna untuk skala L (kecerahan), a+ (kemerahan) dan b+ (kekuningan). 3.5.8 Uji Organoleptik Uji organoleptik yang dilakukan adalah uji hedonik. Uji hedonik dilakukan dengan menggunakan panelis tidak terlatih dari mahasiswa sebanyak 30 orang dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap selai

33 lembaran labu kuning. Uji organoleptik dilakukan terhadap rasa, warna dan tekstur (kekenyalan). Skor Kekenyalan Rasa Kenampakan 1 Sangat tidak kenyal Sangat tidak enak Sangat tidak menarik 2 Tidak kenyal Tidak enak Tidak menarik 3 Cukup kenyal Cukup enak Cukup menarik 4 Kenyal Enak Menarik 5 Sangat kenyal Sangat enak Sangat menarik